Anda di halaman 1dari 15

Penjernihan Air dengan Metode Sedimentassi

MODUL:

PENJERNIHAN AIR
DENGAN METODE
SEDIMENTASI

I.

DESKRIPSI SINGKAT

ir merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia,


karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air
juga banyak mendapat pencemaran. Adapun berbagai jenis

pencemar air berasal dari:


a. Sumber domestik (rumah tangga), perkampungan, kota, pasar,
jalan, dan sebagainya.
b. Sumber non-domestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan,
perikanan, serta sumber-sumber lainnya.
Semua bahan pencemar diatas secara langsung ataupun tidak
langsung akan mempengaruhi kualitas air. Berbagai usaha telah
banyak dilakukan agar kehadiran pencemaran terhadap air dapat
dihindari atau setidaknya diminimalkan.

1 / MI-5A

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

Penjernihan Air dengan Metode Sedimentassi


Masalah

pencemaran

serta

efisiensi

penggunaan

sumber

air

merupakan masalah pokok, mengingat keadaan perairan alami di


banyak

negara

kuantitasnya.

cenderung

Beragam

menurun,

kondisi

badan

baik

kualitas

perairan

maupun

menyebabkan

manusia berupaya mencari ragam solusi baik dengan teknologi


tinggi untuk penyediaan air bersih skala besar maupun teknologi
sederhana yang bersifat individual treatment, yang secara teknis
tidak membutuhkan biaya tinggi, bahan-bahan bakunya mudah
diperoleh dan setiap orang bisa mengaplikasikannya.
II.

TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah

mengikuti

materi

pelatihan

ini,

peserta

mampu

mempraktikkan pengolahan air dengan metode sedimentasi.


B. Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu :
1. Menjelaskan

metode

pengolahan

air

dengan

cara

sedimentasi, yang didahului dengan proses koagulasi dan


flokulasi.
2. Mempraktikkan pengolahan air dengan cara sedimentasi,
yang didahului dengan proses koagulasi dan flokulasi.
III.

POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas mengenai paket penjernihan air
secara sedimentasi secara lengkap, dimulai dari penyiapan alat dan
bahan sampai langkah kerjanya.
1. Pengertian
2. Konsep dasar
3. Teknik pembuatan paket penjernihan air dengan metode
sedimentasi yang didahului dengan flokulasi dan koagulasi

2 / MI-5A

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

Penjernihan Air dengan Metode Sedimentassi


4. Penggunaan/pengoperasian paket penjernihan air dengan
metode sedimentasi yang didahului dengan flokulasi dan
koagulasi
5. Pemeliharaan

paket

penjernihan

air

dengan

metode

sedimentasi yang didahului dengan flokulasi dan koagulasi


IV.

BAHAN BELAJAR
1. Kepmenkes Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syaratsyarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum
2. Power

point

materi

Penjernihan

Air

dengan

Metode

Sedimentasi
3. Alat peraga Penjernihan Air dengan Metode Sedimentasi
4. Modul Penjernihan Air dengan Metode Sedimentasi
5. Alat dan bahan praktik
V.

LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN


Berikut

disampaikan

langkah-langkah

kegiatan

dalam

proses

pembelajaran materi ini.


Langkah 1.
Pengkondisian
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hanga. Apabila
belum pernah menyampaikan sesi di kelas ini, mulailah dengan
perkenalan.

Perkenalkan

diri

dengan

menyebutkan

nama

lengkap, instansi tempat bekerja, dan materi yang akan


disampaikan.
2. Sampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan
yang akan disampaikan, sebaiknya menggunakan bahan tayang.

3 / MI-5A

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

Penjernihan Air dengan Metode Sedimentassi


Langkah 2.
Diskusi Singkat tentang Topik (brain storming)
Fasilitator

berusaha

menggali

pendapat/pemahaman

peserta

dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta terkait


dengan materi yang akan disampaikan, sehingga dapat diketahui
sejauh mana pengetahuan peserta terhadap materi yang akan
disampaikan. Sebaiknya tuliskan kata kunci pendapat mereka pada
kertas flipchart atau metaplan.
Langkah 3.
Penyampain Materi
1. Fasilitator menyampaikan paparan materi sesuai urutan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan
tayang. Kaitkan juga dengan pendapat atau pemahaman yang
dikemukakan oleh peserta agar mereka merasa dihargai.
2. Sebelum melanjutkan pokok bahasan berikutnya, fasilitator
akan menanyakan apakah peserta memahami pokok bahasan
yang baru saja disampaikan dan memberi kesempatan untuk
tanya jawab.
3. Memberi

demonstrasi

peralatan

dan

bahan

yang

akan

digunakan.
Langkah 4.
Praktek
1. Fasilitator mengajak seluruh peserta untuk melakukan praktek
pembuatan paket pengolahan air secara flokulasi, koagulasi dan
sedimentasi ini di Ruang Workshop yang telah disediakan oleh
Bapelkes Lemahabang.
2. Peserta akan dibimbing dalam melakukan praktek sesuai dengan
materi yang dipraktekkan di Ruang Workshop.

4 / MI-5A

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

Penjernihan Air dengan Metode Sedimentassi

Langkah 5.
Implementasi
1. Fasilitator atau Tim Pembimbing akan mengajak seluruh peserta
ke Lapangan untuk mengimplementasikan paket pengolahan
yang sudah dibuat dan dipraktekkan dalam materi pelatihan.
2. Peserta akan dipandu oleh Tim dalam melakukan implementasi
di lapangan sesuai dengan rencana yang disusun.
Langkah 6.
Refleksi dan Rangkuman
1. Fasilitator mengajak seluruh peserta untuk melakukan refleksi
bersama

tentang

pembahasan

materi

ini.

Apakah

tujuan

pembelajaran yang ditetapkan sudah tercapai ?


2. Dilanjutkan dengan menutup sesi ini dengan memberikan
apresiasi keterlibatan aktif seluruh peserta.

5 / MI-5A

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

Penjernihan Air dengan Metode Sedimentassi

VI.

URAIAN MATERI
1. Pendahuluan
Air

merupakan

sumber

bagi

kehidupan.

Sering

kita

mendengar bumi disebut sebagai planet biru, karena air menutupi


3/4 permukaan bumi. Secara volume hal ini sangat besar, namun
tidak jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air dalam
hal ini air bersih, terutama saat musim kemarau.

Pada musim

kemarau, secara kuantitas air akan berkurang dan secara kualitas


air

lebih

bau

dan

tercemar

karena

konsentrasi

kotorannya

meningkat.
Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita
harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya
yang kita miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama
kuantitasnya

masih

banyak

kita

masih

dapat

berupaya

menjernihkan air kotor tersebut menjadi air bersih yang layak


pakai.
Air adalah sumber daya yang tidak akan pernah habis. Air
termasuk dalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Dalam modul ini dibahas pengolahan air secara sedimentasi, yaitu
pengendapan

partikel-partikel

kotoran

dalam

air

baik

secara

manual maupun terkondisikan, sehingga air yang terpisahkan akan


jernih dan dapat digunakan untuk aktivitas

sehari-hari oleh

manusia.
Beberapa

tahapan

yang

merupapak

rangkaian

proses

pemurnian air adalah:


1. Screening

berfungsi

untuk

memisahkan

air

dari

sampah-

berukuran besar.
2. Koagulasi dan flokulasi yaitu proses penginjeksian koagulan
(pembantu proses pengendapan), dimana terjadi kontak stabil
antara bahan baku dengan koagulan, yang menyebabkan

6 / MI-5A

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

Penjernihan Air dengan Metode Sedimentassi


terbentuknya

flok

partikel

berukuran

besar

dan

mudah

mengendap secara gravitasi.


3. Sedimentasi
pemisahan

yaitu

proses

pengendapan

flok

partikel

dan

kotoran/warna, sehingga air terolah akan jernih

(supernatan) dan endapan yang terjadi dibuang atau digunakan


ulang (concentrate). Hal ini dilakukan secara gravitasi.
4. Filtrasi

yaitu

proses

penyaringan

partikel

tersisa

dengan

menggunakan media tertentu (kain, plastik, saringan pasir


lambat, saringan pasir cepat, media lainnya yang sesuai).

2. Konsep Dasar
Sebelum merancang sebuah paket pengolahan air bersih
secara sedimentasi, perlu kiranya kita memahami apa yang ada di
dalam bahan baku air itu sendiri (air sungai misalnya). Air sungai
biasanya berwarna tergantung dari input pencemar yang ada di
sekitarnya. Apabila lingkungan sungai tersebut adalah lingkungan
industri, tak heran apabila sungai berpotensi limbah dan berwarna
hitam/hijau.

Beberapa sungai yang berwarna coklat dengan

kadar TDS yang cukup diprediksi sanggup menjadi bahan baku


dalam paket pengolahan air bersih secara sedimentasi yang akan
dibahas dalam modul ini.
Pengertian sedimentasi (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
adalah pengendapan atau hal mengendapkan benda padat krn
pengaruh gaya berat.

Oleh karena itu metode yang dibahas

dalam modul ini adalah mengendapkan partikel kotoran dalam air


baku, sehingga tercipta supernatant yang jernih dan siap pakai
untuk aktivitas manusia
Lebih jauh mengenai sedimentasi. Ukuran partikel di dalam
air beragam besarnya.
dengan

sendirinya

ia

Ada yang berukuran makro sehingga


sanggup

mengendapkan

diri

dan

menghasilkan air jernih sebagai supernatannya, adapula partikel


berukuran mikro yang membutuhkan bantuan khusus dalam

7 / MI-5A

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

Penjernihan Air dengan Metode Sedimentassi


pengendapannya.

Proses

inilah

yang

dinamakan

dengan

koagulasi dan flokulasi.


Koagulasi dan flokulasi merupakan rangkaian proses tak
terputuskan yang dikenakan ke air baku siap olah, berupa proses
pengumpulan partikel halus yang tidak dapat diendapkan secara
gravitasi sehingga menjadi partikel berukuran besar
diendapkan

secara

gravitasi,

melalui

dan siap

penambahan

bahan

koagulan.
Adapun bahan koagulan yang sering digunakan adalah :

AL2(SO4)3 yang dikenal dengan Tawas

Fero sulfat

Feri sulfat

Fero klorida

Feri klorida

Poli Alumunium Klorida (yang lebih dikenal dengan PAC)


Dikenal pula beberapa jenis koagulan tambahan seperti

Magni Floc, Aqua Floc dan Super Floc yang merupakan koagulan
tingkat tinggi, yang memberikan hasil dengan tingkat kejernihan
lebih tinggi, kecepatan sedimentasi lebih tinggi dan waktu
sedimentasi lebih cepat.
Koagulasi merupakan proses destabilisasi partikel dalam air
dengan bantuan senyawa (koagulan).
Rizal Amir dan James Nobelia Isnaniawardhana dinyatakan
bahwa dosis optimum koagulan pengolahan air Sungai Celeueur
sebesar 20 mg/L dengan parameter pengukuran pH, warna,
kekeruhan, dan TSS.

Pada dosis optimum ini pH berada pada

nilai 6.25, terjadi penyisihan warna sebesar 83.27%, kekeruhan


92.47% dan TSS sebesar 70.57%.

8 / MI-5A

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

Penjernihan Air dengan Metode Sedimentassi


3. Teknik

Pengolahan

Air

Sumur

dengan

Metode

Sedimentasi
Beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam pengolahan
dengan metode ini sebagai berikut :
1.

Pemilihan air baku merupakan tingkat kesuksesan pengolahan


dengan metode ini. Pengecekan awal dilakukan terhadap pH,
TSS, kekeruhan dan pemantauan warna air baku.

Sebagai

referensi, Sungai Cileueur memiliki kekeruhan sebesar 43.4


NTU, TSS 187,75 mg/L dan TDS 44,73 mg/L.
Oleh sebab itu, sebaiknya sumber air atau air baku yang tepat
berasal dari :

Air sungai yang tidak tercemar limbah, berwarna tidak


hitam, cenderung cokelat, dengan kandungan CO2 dan
HCO3- yang tidak terlalu mencolok.

Air sungai cenderung jernih yang memliki kosentrasi


partikel tinggi (keruh)

2.

Air sumur yang partikel kotorannya tinggi (keruh)

Proses koagulasi-flokulasi menggunakan alum/tawas akan


efektif pada pH air berkisar antara 4.5-8 (Reynolds, 1982)
dan kondisi ini menunjang proses koagulasi dan flokulasi
karena biasanya koagulan dapat efektif bekerja pada pH
netral (Anggriani, 2008).

3.

Beberapa proses membutuhkan bak/tandon dengan ukuran


yang

berbeda

dan

alat

pengaduk

yang

kestabilan

pengadukannya baik
4.

Sebisa mungkin mengoptimalkan daya endap diri partikel


kotoran

dalam

air,

namun

jika

tidak

mampu

perlu

ditambahkan koagulan
5.

Mengusahakan kontruksi yang sederhana, kuat dan murah

6.

Mengusahakan sistem yang dapat digunakan dan diterima


masyarakat setempat

9 / MI-5A

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

Penjernihan Air dengan Metode Sedimentassi


3.1.

Bahan

1.

Bak (terbuat dari beton atau plastik)

2.

Ember besar

3.

Kayu Pengaduk

4.

Pipa

5.

Keran

6.

Lem

7.

Isoplast keras

8.

Tawas (dapat dibeli di Toko Kimia)

9.

Tablet Klor (dapat dibeli di Toko Kimia)

3.2.

Peralatan

1.

Bak/tandon besar 1 paket

2.

Bak/ember besar 2 buah

3.

Pengaduk kayu 2 buah

4.

Pipa

5.

Keran 3 buah

6.

Lem pipa

7.

Gergaji/cutter

8.

Palu

9.

Alat pertukangan lain

Dengan segala keterbatasan peralatan yang ada, kita dapat saja


menggunakan

potensi

barang/alat

yang

telah

ada,

dengan

beberapa modifikasi yang diatur di lapangan.


3.3.

Pembuatan

1.

Siapkan 1 bak besar berukuran 2 m x 1 m x 1,25 m

2.

Buat bafel penyangga di dalam Tangki Sedimentasi yang


tingginya sama dengan tinggi air

3.

Pasangkan

pipa

sungai/sumur.

inlet

untuk

mengalirkan

air

baku

Pipa inlet ini bisa disambungkan dengan

pompa dari air sungai/sumur untuk meringankan beban


manusia.

10 / MI-5A

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

Penjernihan Air dengan Metode Sedimentassi


4.

Pasangkan pipa inlet (untuk pengaliran supernatan/air jernih


menuju bak penampungan air terolah)

5.

Pasangkan pipa outlet (buangan lumpur endapan), menuju


saluran buangan

6.

Pasangkan

pengaduk.

Pengaduk

bisa

berupa

pengaduk

manual (digerakkan oleh tenaga manusia) ataupun pengaduk


motorik (digerakkan oleh motor listrik).
7.

Adapun dasar tangki sedimentasi merupakan dasar dengan


kemiringan tertentu, 1 m panjang lantai turun 10 cm. Hal ini
untuk mempermudah proses pengendapan dan sekaligus
menjadi tempat penyimpanan lumpur endapan (hasil olahan).

8.

Siapkan 2 buah ember berukuran besar untuk tempat


penampungan air terolah.
terhubung

dengan

pipa

Kedua ember dibuat saling


(seperti

bejana

berhubungan).

Pasangkan pengaduk.

11 / MI-5A

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

Penjernihan Air dengan Metode Sedimentassi

+ Tawas kg

Pengadukan stabil dengan


kecepatan konstan
Inlet bahan baku
air Sungai/Sumur

Air terolah

Lumpur dikeluarkan

Tampak Samping

inlet
Outlet air
terolah

outlet lumpur

Tampak Atas
Gambar 1. Tangki Sedimentasi

+ Klor tablet
Inlet air dari
Tangki Sedimentasi

Outlet
Air Terolah yang sudah
diklorinasi dan siap pakai

Gambar 2. Tangki Penampungan Air Terolah

12 / MI-5A

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

Penjernihan Air dengan Metode Sedimentassi


3.4.
1.

Penggunaan
Pemakai mengalirkan air baku menuju bak sedimentasi
dengan

cara

menyalakan

pompa

(apabila

pengaliran

dilakukan secara motorik) atau mengisi bak secara manual.


2.

Pemakai memasukkan tawas yang sudah dicampur dengan air


(50 gram tawas 2 Liter air bersih) ke dalam bak dan
pengadukan dilakukan secara konstan
a. Pertama dilakukan pengadukan dengan cepat, 50 putaran
per menit, selama 10 menit
b. Selanjutnya dilakukan pengadukan dengan lambat, 10-20
putaran per menit, selama 15 menit.

Pada saat ini,

pengadukan dilakukan secara konstan untuk menjamin


pembentukan flok ukuran besar sehingga siap mengendap
alamiah.

Pengadukan dilakukan searah, untuk menjamin

optimalnya penempelan flok mikro dan menjaga flok


makro tidak berubah bentuknya.
3. Tahap berikutnya adalah mendiamkan air tersebut agar
terjadi proses pengendapan (sedimentasi) secara alamiah.
Tidak boleh ada gangguan apapun dalam proses ini, seperti
getaran akibat pengadukan lainnya, penambahan zat-zat lain
dll)
4. Proses

berikutnya

merupakan

pemisahan

air

terolah

(supernatant) melalui outlet yang sudah disiapkan. Pemakai


harus

memperhatikan

tidak

terikutnya

endapan

yang

terbentuk.
5. Endapan yang terbentuk merupakan kumpulan flok yang
sebenarnya masih bisa dimanfaatkan kembali dalam proses
pengolahan berikutnya. Untuk itu tidak perlu dibuang.
6. Apabila

supernatant

sudah

dipisahkan,

maka

pemakai

membubuhkan desinfektan (berupa tablet/bubuk/cair) dan


kemudian

diaduk.

Adapun

dosis

optimum

desinfektan

disesuaikan dengan bahan baku air yang digunakan. Intinya

13 / MI-5A

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

Penjernihan Air dengan Metode Sedimentassi


sisa klor yang diperbolehkan tidak kurang dari 5 mg/L atau
air masih sedikit berbau klor.
7. Perlunya

memiliki

pH

meter

dan

TDS

meter

untuk

pengecekan minimal guna memastikan konsentrasi TDS dan


besarnya pH air terolah, karena pH yang tidak sesuai dapat
menyebabkan beberapa masalah pada manusia (pH terlalu
asam membuat kulit iritasi dan pH terlalu basa akan
menyebabkan penggunaan sabun yang boros)
8. Selama proses pengolahan ini, pemakai perlu menggunakan
alat pelindung diri seperti baju kerja dan sarung tangan.
3.5. Pemeliharaan
1. Tangki

Sedimentasi

perlu

disikat

untuk

menghindari

penebalan kotoran akibat flok yang bersifat kimiawi.


2. Tangki

Supernatan

perlu

dibersihkan

untuk

menjaga

kejernihan air olahan.


3. Peralatan yang digunakan untuk menakar dan membubuhkan
zat kimia sebaiknya terbuat dari bahan tahan karat dan perlu
dibersihkan setiap habis digunakan.
3.6.

Keuntungan

1. Kontruksi tangki yang sederhana dan mudah dilaksanakan


sendiri

tanpa

memerlukan

persyaratan

khusus,

dapat

menggunakan tangki atau bak yang sudah ada.


2. Biaya yang diperlukan cukup terjangkau oleh masyarakat.
3.7.

Kerugian

1. Apabila menggunakan sistem pengadukan manual dengan


tenaga manusia, maka perlu kesabaran dari penggunanya
2. Diperlukan upaya ujicoba untuk menentukan dosis zat kimia
yang dibutuhkan supaya pembubuhannya optimal.

14 / MI-5A

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

Penjernihan Air dengan Metode Sedimentassi


VII. REFERENSI
Reynolds, Tom D. (1982), Unit Operations and Processes in Environmental
Engineering, Wadsworth Inc., California.

15 / MI-5A

Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan

Materi Inti

Anda mungkin juga menyukai