Anda di halaman 1dari 5

MODUL 01 PRAKTIKUM FISIKA TERMAL

EFISIENSI MESIN:
PENENTUAN NILAI EFISIENSI MESIN UAP
PANAS
Alya Mutiara Firdausyi
Diva Alwi Tama
Bintang Pradana
Suryana

10214050
10214009
10214094
10214027

Praktikum
: 14 September 2016
Pengumpulan : 21 September 2016
1. TUJUAN
a. Mengukur panas yang mengalir melalui air dalam satu siklus.
b. Mengukur kerja yang dilakukan tiap siklus.
c. Menentukan efisiensi dari mesin uap panas.
2. ALAT DAN BAHAN
a. 1 Cooling Water
b. 1 Termometer
c. 1 Bejana
d. 1 Power Supply
e. 1 Pompa air
f. 1 Dinamometer
g. 4 Pole adapter kabel
h. 1 Voltmeter
i. 1 Amperemeter
j. 1 Transformer
k. 1 Mesin uap panas
l. 1 Stopwatch
3. DASAR TEORI
Mesin uap adalah mesin yang menggunakan uap sebagai fluida untuk
dikonversi menjadi energi gerak. Ada beberapa jenis mesin uap, ada yang
menggunakan turbin dan ada yang menggunakan piston untuk penggeraknya.
Mesin uap banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari salah satunya pada
pembangkit listrik tenaga panasbumi (PLTP) yang menggunakan mesin uap
turbin. Kerja dari mesin uap ideal memiliki persamaan dan efisiensinya dapat
dihitung dengan persamaan dibawah ini:
Q1 = Q2 + W .......(1)

=
Keterangan:
Q1 : Kalor masuk
Q2 : Kalor keluar
W : Kerja Sistem

: Efisiensi

W
Q1

......... (2)

Mesin uap panas tidak menunjukkan sifat ideal seperti yang dijelaskan
tersebut karena dioptimasi untuk kebutuhan pembelajaran. Bagian transparan
dari mesin memungkinkan observasi pada saat pengoperasian dan pada bagian
kop silinder tidak terdapat insulator termal. Selain itu, bagian dari energi listrik
yang diberikan juga hilang dalam bentuk konduksi dan radiasi panas.
Pada praktikum kali ini kita menggunakan mesin uap panas menggunakan
penggerak piston. Piston bergerak karena adanya tekanan dari uap. Uap tersebut
timbul dari air yang dipanaskan dengan pemberian arus listrik. Daya listrik yang
diberikan dikalikan dengan waktu dan merupakan kalor masuk dari sistem mesin
uap panas (Q1). Panas Q2 ditransfer ke cooling water dari mesin uap panas yang
menyebabkan kenaikkan temperatur air. Akan tetapi, kenaikkan temperatur juga
disebabkan oleh gaya gesek piston dalam silinder. Gaya gesek ini perlu
diperhitungkan sebagai bagian dari kerja mekanik pada kesetimbangan energi.
Daya yang ditransfer ke cooling water ditentukan dari perubahan temperatur T :

P=c

V
T ......... (3)
t

Keterangan :
c = 4.185 J g-1 K-1 : Kapasitas kalor spesifik air
= 1 g cm-3
: Massa jenis air
/
: Volume flow rate dari cooling water
T
: Perbedaan temperatur air
P
: Daya
Dari persamaan tersebut diperoleh nilai panas yang ditransfer ke cooling water
yaitu:

Q' 2=

P
f

..............(4)

Gambar 1: Set up percobaan mesin uap panas [1]

4. DATA
Berdasarkan percobaan untuk pengerjaan tanpa beban diperoleh data sebagai
berikut.
U (V)
I (A)
f (Hz)
T (C)
10.04
10
35
2.5
13.64
13.5
60
4.5
11.88
11.5
48
3
15.41
14.5
67
4
15.31
15.27
70
4.5
16.92
16.52
81
7
Tabel 1. Hasil pengukuran untuk pengerjaan tanpa beban.

Percobaan kedua yang merupakan pengerjaan dengan Prony Brake tidak


dilakukan karena waktu tidak cukup.
5. ANALISIS
[1] Tabel data yang diperoleh dari pengolahan data pengerjaan tanpa beban
adalah sebagai berikut.
V (ml)
P
Q2'
W (Joule)
350
30.625
0.875
3675
340
53.55
0.8925
6426
340
35.7
0.74375
4284
370
51.8
0.773134
6216
340
53.55
0.765
6426
340
83.3
1.028395
9996
Tabel 2. Nilai perhitungan dari perngerjaan tanpa beban.

[2] Data efisiensi pada pengerjaan tanpa beban dari data yang peroleh adalah
sebagai berikut.
T1 (Kelvin)
301
304
303.5
304
303.5
304

T2 (Kelvin)
303.5
307
308
308.5
307.5
311

(%)
0.823723
0.977199
1.461039
1.458671
1.300813
2.250804

[3] Grafik kecepatan rotasi f sebagai fungsi tegangan pemanas


percobaan pengerjaan tanpa beban adalah sebagai berikut.

U untuk

Grafik Pengerjaan Tanpa Beban


90
80
70
60
50

f (Hz)

40
30
20
10
0

10

11

12

13

14

15

16

17

18

U (V)
Gambar 2. Grafik f terhadap U pada pengerjaan tanpa beban.

[4] Karena percobaan dengan menggunakan Prony Break tidak dilakukan maka
tidak dapat diplot grafik kecepatan rotasi sebagai fungsi torsi N untuk
percobaan pengerjaan dengan Prony Break.
[5] Grafik W terhadap f pada percobaan pengukuran tanpa beban adalah sebagai
berikut.

Grafik W terhadap f
12000
10000
8000
W (J)

6000
4000
2000
0
30

40

50

60

70

80

90

f (Hz)
Gambar 3. Grafik W terhadap f pada pengerjaan tanpa beban
.

Grafik Q terhadap f dan pengerjaan dengan menggunakan Prony Brake tidak


dapat diplotkan karena percobaan tersebut tidak dilakukan.
6. KESIMPULAN

[1] Jumlah panas pada satu siklus dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan (1) yang data sebelumnya sudah diperoleh dari hasil pengukuran.
Data pengukuran kali ini dapat dilihat pada Tabel 2.
[2] Kerja yang dilakukan dalam satu siklus yang dilakukan pada percobaan kali
ini dapat dilihat di Tabel 1.
[3] Efisiensi dari mesin uap panas dapat dihitung setelah kita mengetahui kalor
dan kerja yang diperoleh dari hasil pengukuran dan dihitung dengan
menggunakan persamaan (2) atau dengan persamaan berikut.

=1

T1
T2

7. REFERENSI
[1] Modul 01 Praktikum Fisika Termal, Efisiensi Mesin : Penentuan Nilai Efisiensi
Mesin Uap Panas.

Anda mungkin juga menyukai