Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada
bapaknya, Aazar, Pantaskah kamu menjadikan berhalaberhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat
kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata AlAnaam: 74
Seandainya
Allah
tidak
membenturkan
antara
sebahagian manusia dengan sebahagian yang lain, pasti
rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang
dicurahkan) atas semesta alam. [Al-Baqarah: 251]
10
Semua Agama Baik itu hanya retorika semata yang setelah di uji
hancur lebur.
Islam menghargai kebebasan beragama. Dalam alQuran dikatakan, tidak ada paksaan untuk memeluk suatu
agama. Al-Quran juga menyatakan, siapa yang mau
beriman, silakan beriman, dan siapa yang mau kafir,
silakan kafir. Karena itu, umat Islam tidak boleh
memaksakan agamanya kepada orang lain dan harus
menjamin kebebasan beragama, apapun agamanya,
sehingga umat Islam tidak boleh melarang keberadaan
satu aliran keagamaan tertentu. (A. SETUJU B. TIDAK
SETUJU).
Jawab
Jawabannya adalah B. Tidak Setuju pada premis pertama
Islam menghargai kebebasan beragama. Dalam al-Quran
dikatakan, tidak ada paksaan untuk memeluk suatu
agama. Al-Quran juga menyatakan, siapa yang mau
beriman, silakan beriman, dan siapa yang mau kafir,
silakan kafir. Karena itu, umat Islam tidak boleh
memaksakan agamanya kepada orang lain dan harus
menjamin kebebasan beragama, apapun agamanya, pada
Premis masih bisa di terima, Toleransi Islam memang Luar biasa,
karena Haq dan Kewajiban orang Kafir telah di akomodir oleh
Islam. Dan ini sulit ditemukan pada agama lain, inilah kenapa
Hindu tetap mayoritas di India padahal Kerajaan Islam di Tanah
Hindustan bisa saja memaksakan konversi Agama kepada
Masyarakat Hindu India seperti nasib malang Ummat Muslim di
Andalusia (Spanyol) yang habis di bantai oleh Genosida Katholik.
Namun ini tidak ditempuh oleh Kerajaan Islam di India karena
memang Islam tidak ada jalan untuk kesana. Namun pada premis
berikutnya sehingga umat Islam tidak boleh melarang
keberadaan satu aliran keagamaan tertentu ini harus di
cermati mendalam.
Islam adalah agama yang Cinta Tauhid dan tentu tidak ada
kejahatan yang lebih munkar kecuali Syirik, oleh sebab itu dalam
Islam berbagai Kemusyikan tidak boleh di propagandakan ke
Masyarakat itulah Worldview Islam. Makanya Negara Semi Islam
seperti di Malaysia atau Negara Islam Brunei semua acara
11
12
13
Dari hal ini jelas Kata Kristen adalah pemberian dari orang
Romawi bahkan awalnya bersifat peyoratif (menghina) makanya
di buat apologinya di 1 Ptr 4:16. Jadi Kristen bukan sebutan yang
keluar dari mulut Jesus bandingkan dengan kata Islam yang jelas
di sahkan sebagai Agama oleh Allah seperti dalam surah AlMaidah ayat 3
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging
babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah,
yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan
diterkam
binatang
buas,
kecuali
yang
sempat
kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih
untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan
anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut
kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah KU-RIDHOI ISLAM itu jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa
sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Dan ini di akui oleh Prof Cantwell Smith, bahwa Islam satu
satunya agama yang namanya tercantum dalam kita Sucinya.
Dan begitu juga Credo atao Syahadat yang disusun jauh dari
masa Jesus dan terus berubah pula. Misalnya Syahadat Nicea,
Konsili Efesus, tahun 431, melarang perubahan apa pun pada
Syahadat Nicea, dengan ancaman kutukan Gereja (anathema).
Namun, Konsili Kalsedon, tahun 451, mengubah Syahadat
Nicea. Kutukan terhadap Arius dihapuskan dan yang cukup fatal
ialah pada waktu Konsili Toledo III di Spanyol tahun 589, Gereja
Barat melakukan tambahan frasa dan Putra (Filioque) pada
penggal kalimat dan akan Roh Kudus yang berasal dari Bapa.
14
15
16
yang
sampai
pada
Rasulullah
saw
maka kaum
Muslimin
tidak
menghadapi masalah dalam penyebutan nama Tuhan.
Umat Islam juga tidak berbeda pendapat tentang
nama Tuhan, bahwa nama Tuhan yang sebenarnya
ialah Allah. Dengan demikian, "nama Tuhan", yakni
"Allah"
juga
bersifat
otentik
dan
final,
karena
menemukan
sandaran
yang
kuat,
dari
sanad
mutawatir yang sampai kepada Rasulullah saw. Umat
Islam
tidak
melakukan
'spekulasi
filosofis'
untuk
menyebut
nama
Allah ( konsep
Judaism
(agama
Yahudi), nama Tuhan tidak dapat diketahui dengan
pasti. Kaum Yahudi modern hanya menduga-duga,
bahwa
nama Tuhan
mereka
adalah
Yahweh.
The
Concise
Oxford
Dictionary
of World
Religions
menjelaskan 'Yahweh' sebagai "The God of Judaism as
the
tetragrammaton
YHWH,
may
have
been
pronounced. By orthodox and many other Jews, Gods
name is never articulated, least of all in the Jewish
liturgy." (Lihat, John Bowker (ed), The Concise Oxford
Dictionary of World Religions, (Oxford University Press,
2000). Dr. D. L. Baker, menulis, bahwa "kata nama
yang paling penting dalam PL ialah ( yhwh), nama
Allah Israel, yang ditemukan kurang lebih 6823 kali
dalam
PL.
Nama
tsb
mungkin
dulu
diucapkan
Yahweh, tetapi menurut tradisi Yahudi , nama yang
Mahasuci itu tidak boleh diucapkan untuk menghindari
kemungkinan
pelanggaran perintah
ketiga
(Jangan
menyebut nama , Allahmu, dengan sembarangan
(Kel, 20:7). Oleh sebab itu, setiap kali terdapat kata
dalam Alkitab, orang Yahudi membacanya dengan
kata ( adonay) Tuhan. (
(Dr. D.L. Baker et.al.,
Pengantar Bahasa Ibrani, Jakarta: BPK, 2004), hal. 52.)
Spekulasi Yahudi tentang nama Tuhan ini kemudian
berdampak pada konsepsi Kristen tentang nama Tuhan
17
yang
beragam, sesuai dengan tradisi dan budaya
setempat. Di Timur Tengah, kaum Kristen menyebut
"Alloh"
sama
dengan
orang
Islam;
di
Indonesia
melafazkan nama Tuhannya menjadi "Allah"; dan di
Barat kaum Kristen menyebut Tuhan mereka dengan
"God" atau "Lord". Ini juga yang kemudian dibawa
dalam berbagai terjemahan al-Quran dalam bahasa
Inggris. Karena
tidak
memiliki tradisi
sanad
dan
adanya problem otentisitas Kitab Sucinya, maka kaum
Yahudi
tidak
tahu
dengan pasti
bagaimana
cara
melafazkan nama Tuhannya yang semuanya tertulis
dalam empat huruf mati 'YHWH'. Tentang problem
otentisitas Kitab Suci Yahudi yang juga dijadikan
oleh kaum Kristen sebagai Perjanjian Lama-nya Th. C.
Vriezen menulis: Ada beberapa kesulitan yang harus
kita hadapi jika hendak membahas bahan sejarah
Perjanjian Lama secara bertanggung jawab. Sebab
yang utama ialah bahwa proses sejarah ada banyak
sumber kuno yang diterbitkan ulang atau diredaksi
(diolah kembali oleh penyadur). Proses penyaduran
turun-temurun itu ada untung ruginya. Salah satu
keuntungannya ialah bahwa sumber-sumber kuno itu
dipertahankan
dan
tidak
hilang
atau
terlupakan.
Namun,
ada kerugiannya
yaitu
adanya
banyak
penambahan dan perubahan yang secara bertahap
dimasukkan ke dalam naskah, sehingga sekarang sulit
sekali untuk menentukan bagian mana dalam naskah
historis itu yang orisinal (asli) dan bagian mana yang
merupakan sisipan. (Th.C.Vriezen, Agama Israel Kuno,
(Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 2001), hal. 7. Richard
Elliot Friedman juga menulis: It is a strange fact
that we
have
never
known
with
certainty
who
produced the book that has played a central role in
our civilization Five Book of Moses It is one of the
oldest puzzles in the world. (Richard Elliot Friedman,
Who Wrote the Bible, (New York: Perennial Library,
1989). )
18
19
20