Anda di halaman 1dari 20

Islam adalah agama yang diturunkan Allah untuk

menjadi rahmat bagi sekalian manusia.Karena itu, umat


Islam harus menjadi rahmat bagi seluruh alam. Setiap
muslim harus berusaha mewujudkan persaudaraan dengan
seluruh manusia, tanpa memandang bangsa, agama, suku,
ras, atau faktor-faktor primordial lainnya.
(A. SETUJU
B. TIDAK SETUJU)
Jawab

Jawabannya B Tidak Setuju, memang pada premis pertama


adalah benar yakni Umat Islam harus menjadi rahmat bagi
seluruh alam namun pada premis berikutnya musti cermati
seksama yakni pada bagian Setiap muslim harus berusaha
mewujudkan persaudaraan dengan seluruh manusia,
tanpa memandang bangsa, agama, suku, ras, atau faktorfaktor primordial lainnya pada bagian ini Muslim harus
menaati rambu rambu yang diberikan Allah kepada Ummat
Muslim.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di
luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya
(menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai
apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari
mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati
mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami
terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu
memahaminya. (QS. Ali Imran[3]: 118)

Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal


mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada

kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu,


mereka berkata: Kami beriman; dan apabila mereka
menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah
bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada
mereka): Matilah kamu karena kemarahanmu itu.
Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (QS. Ali
Imran[3]: 119)

Tentang sebab turunnya ayat di atas, Ibnu Abbas


menjelaskan, Ada beberapa orang kaum muslimin yang menjalin
hubungan dekat dengan beberapa orang Yahudi mengingat
mereka adalah tetangga dan orang-orang yang pernah saling
bersumpah untuk saling mewarisi di masa jahiliyyah lalu Allah
menurunkan ayat yang berisi larangan menjadikan orang-orang
Yahudi sebagai teman dekat karena dikhawatirkan menjadi sebab
munculnya godaan iman. Ayat yang dimaksudkan adalah ayat di
atas. (Riwayat Ibnu Abi hatim dengan sanad yang hasan).

Dalam ayat ini terkandung larangan keras untuk simpati dan


memihak kepada orang-orang kafir, karena yang dimaksud
bithonah dalam ayat tersebut adalah orang-orang dekat yang
mengetahui berbagai hal yang bersifat rahasia. Bithonah diambil
dari kata-kata bathnun yang merupakan kebalikan dari zhahir
yang berarti yang nampak. Sedangkan Imam Bukhari mengatakan
bahwa yang dimaksud dengan bithonah adalah orang-orang yang
sering menemui karena sudah akrab. Kata Ibnu Hajar, penjelasan
tersebut merupakan pendapat Abu Ubaidah (Fathul Bari, 13/202,
lihat Jami Tafsir min Kutub al Ahadits, 1/396)

Tentang makna bithonah, Zamakhsyari mengatakan bahwa


bithonah adalah orang kepercayaan dan orang pilihan, tempat
untuk menceritakan hal-hal yang pribadi karena merasa percaya
dengan orang tersebut (Tafsir al Kasysyaf, 1/406, lihat Tafsir al
Qasimi, 2/441 cetakan Darul Hadits Kairo)

Dengan ayat ini, Allah melarang orang-orang yang beriman


untuk menjadikan orang-orang kafir baik Yahudi ataupun ahlu
ahwa (pengekor hawa nafsu, ahli bidah) sebagai orang-orang

dekat yang menjadi tempat bermusyawarah dan mengadukan


permasalahan.

Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, Seseorang itu mengikuti


agama teman dekatnya. (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Hakim dan
dinilai shahih oleh Hakim serta disetujui oleh adz Dzahabi.
Demikian juga dinilai shahih oleh an Nawawi, dll)

Diriwayatkan dari Ibnu Masud, beliau mengatakan, Nilailah


seseorang dengan teman dekatnya.

Setelah itu Allah menjelaskan sebab dilarangnya menjalin


kedekatan dengan mereka. Mereka selalu mencurahkan segala
daya upaya untuk menyengsarakan kalian. Dengan kata lain, jika
mereka tidak memerangi kalian secara terang-terangan maka
mereka tidak pernah kenal lelah membuat tipu daya untuk kalian.

Ketika menjelaskan potongan ayat ini, Muqatil bin Hayyan


mengatakan, Mereka hendak menyesatkan kalian sebagaimana
mereka telah sesat. Maka Allah melarang orang-orang beriman
untuk memasukkan orang-orang munafik dengan meninggalkan
orang-orang yang beriman ke dalam rumah atau menjadikan
mereka sebagai orang dekat. (Riwayat Ibnu Abi Hatim dengan
sanad yang hasan).

Dalam konteks kehidupan modern saat ini pun situasinya


tidak berubah, kepentingan politik Ummat Muslim dan Kafir
pastilah akan selalu bertumbukan, kadangkala karena terlalu
akrab dan terbawa perasaan emosional menyebabkan sebagian
Ummat Muslim yang lemah Worldview Islamnya terperdaya dan
malah mendukung kepentingan politik mereka. Ummat Islam
membangun peradabannya dengan konsep way of life jadi beda
dengan barat yang secular, mau masuk Toilet saja Islam bawa

agama, apa lagi masalah persahabatan dan politik tentu agama


tidak mungkin di lepas.

Manusia adalah makhluk yang relatif, sedangkan Allah


SWT adalah Yang Maha Mutlak. Karena itu, setiap
pendapat manusia adalah relatif, sehingga tidak boleh
memutlakkan pendapatnya. Jadi, hanya Allah yang tahu
akan kebenaran yang hakiki. Manusia tidak tahu dengan
pasti suatu kebenaran, sehingga tidak boleh menyatakan
yang lain sebagai sesat atau kafir. Masalah sesat atau
kafir adalah urusan Allah, dan serahkan saja kepada Allah.
(A. SETUJU B.TIDAK SETUJU)
Jawab

Jawanbannya B Tidak Setuju, paham ini berbahaya karena


berangkat dari pemikiran seperti inilah kemudiam ada orang yang
berani menghalalkan nikah sejenis (homosexual) dan kemudian
menyandarkannya ke Quran. Dengan mengatakan di Quran tidak
dilarang secara tegas kawin sesama jenis, kita juga boleh jawab di
Quran juga tidak dilarang secara tegas kawin dengan Ayam atau
Monyet kenapa tidak sekalian menghalalkan hal tesebut??.
Hakikatnya pada tataran wujud/eksistensi (ontology)
memang manusia Relatif dalam artian wujudnya tidak mandiri
(berdiri sendiri), tetapi tergantung pada penciptanya karena arti
dari Relative berarti bergantung kepada sesuatu, sementara
Tuhan adalah absolute , wujud mandiri yang selalu ada (Qaim
binafshi) tidak tergantung kepada wujud yang lain
Akan tetapi masalah wujud/eksistensi Ontologis ini tidak
terkait dengan masalah pemahaman (Epistomologi). Wujud
manusia yang relative tidak membuat manusia untuk tidak dapat
memahami sesuatu, seperti contoh 2x2= 4 adalah pengetahuan
yang absolute kebenarannya. Dan Manusia dapat memahami dan
memastikan kebenaran yang absolute ini. Tuhan tentu
mengetahui bahwa dirinya adalah Tuhan dan pengetahuan Tuhan
ini pasti absolute. Dan Manusia yang relative dapat mengetahui
bahwa Tuhan itu adalah Tuhan sekaligus memahami wahyu yang
Tuhan Turunkan. Manusia memahami maksud dari wahyu Tuhan

bukan berarti manusia bermetamorfosa menjadi Tuhan, sama


seperti kita paham dan mengerti isi pidato Bung Tomo yang
terkenal dengan Pekik Takbirnya apa otomatis kita semua jadi
Bung Tomo??
Manusia bisa mengetahui kebenaran dengan wahyu yang
diberikan Tuhan, mustahil Tuhan menurunkan wahyu yang tidak
dapat dipahami makhluknya. Dari wahyu inilah Ummat Muslim
mengenal Konsep Haq dan Bathil mengenal mana yang sesat
mana yang lurus dan mengidentifikasi mana yang Iman mana
yang Kafir. Seperti di abadikan Quran ketika Ibrahim bisa
mengenali dan memvonis kesesatan kaumnya.





Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada
bapaknya, Aazar, Pantaskah kamu menjadikan berhalaberhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat
kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata AlAnaam: 74

Islam artinya damai, dan Islam adalah agama yang


mengajarkan perdamaian, karena itu Islam melarang
umatnya untuk melakukan tindak kekerasan atas nama
agama. (A. SETUJU
B. TIDAK SETUJU).
Jawab
Jawaban B. Tidak Setuju, Ummat Muslim dalam melakukan
apapun motif utamanya (niat) harus untuk Allah barulah aksi
perbuatan tersebut menajadi Amal.
Islam datang memang
Agama damai namun musuh-musuh Islam tentu tidak akan
tinggal diam melihat Islam membesar dan menebar kedamaian
dalam standart Islam, Salah satu konsep Agama Islam yang kerap
membuat konflik ialah Konsep Amar Ma`ruf Nahi Munkar. Konsep
ini tidak dapat di tawar tawar karena inilah syarat dari Allah bagi
Ummat Muslim agar dapat disebut Ummat Terbaik jika tidak
malapetakalah yang akan terjadi.

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan


untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka,
di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali Imran : 110)

Tentu dalam melaksanakan Amar Ma`ruf tersebut pastilah


terjadi gesekan yang tidak mungkin terhindarkan yang menuntut
Ummat Islam bersikap tegas. Kisah Nabi Muhammad menyantuni
Yahudi tua yang selalu meyakitinya tentu sudah sangat masyhur,
Namun ada sisi lain dari Baginda Rasul yang kita lupakan, yakni
kalo menyangkut amar ma`ruf sikap Nabi tegas, hal ini dibuktikan
apabila Sejumlah inidividu Yahudi membuat kericuhan dan
menyebarkan permusuhan. Fanhash, seorang Ahbar (Rabbi)
Yahudi, menghina Allah dan al-Quran di hadapan Abu Bakar (Ibnu
Ishaq, Jilid 2 hal. 134); Ka`ab bin al-Asyraf, pemuka Bani Nadhir,
merusak kios-kios di pasar baru milik kaum Muslim (as-Samhudi,
Wafa al-Wafa, Jilid 1 hal. 539); Sallam bin Misykam, pemuka Bani
Nadhir, sempat menjamu Abu Sufyan di rumahnya dalam perang
Sawiq dan memberi informasi penting tentang kaum Muslim (Ibnu
Ishaq, Jilid 3 hal. 4).

Sikap permusuhan yang digalang para pemuka agama dan


tokoh masyarakat Yahudi ini semakin dipertajam oleh para
penyair. `Ashma binti Marwan, Abu `Afak, dan Ka`ab bin al-Asyraf
adalah penyair-penyair terkemuka Yahudi yang hampir tidak
pernah berhenti menggunakan kekuatan lisannya untuk
melontarkan bait-bait yang menghina Islam dan sosok Nabi Saw.

Nabi Saw menghadapi para penyair ini dengan sikap tegas,


karena mereka orang-orang berpengaruh di masyarakat. Nabi
Saw memerintahkan mereka dihukum mati. Terlebih Ka`ab bin alAsyraf yang menyampaikan simpatinya secara langsung dan

terbuka kepada Quraisy setelah kekalahan mereka di Badar.


Bahkan, ia terus mengobarkan dendam agar segera bangkit dan
menyiapkan perang besar melawan Madinah. (Prof Dr Muhammad
bin Faris, an-Naby wa Yahud al-Madinah, h. 101-120).

Permusuhan Yahudi semakin meluas dan dilakukan


berkelompok. Kasus pelecehan terhadap seorang Muslimah di
pasar Bani Qainuqa` berujung pada terbunuhnya pemuda Muslim
yang membelanya, Bani Qainuqa` menggalang solidaritas dan
menantang secara terbuka, Hai Muhammad, jangan lekas
bangga hanya karena berhasil membunuh beberapa orang
Quraisy. Mereka itu hanyalah orang-orang liar yang tidak pandai
berperang. Demi Allah, jika kami yang engkau perangi, maka
engkau akan merasakan kehebatan kami. Engkau tidak akan
pernah merasakan lawan sekuat kami! (Ibnu Ishaq, Jilid 2 hal.
129). Dalam kondisi seperti itu, Nabi saw pun bersikap tegas.
Tantangan Bani Qainuqa dijawab dengan tegas. Mereka
diperangi.

Yahudi Bani Quraizhah melakukan pengkhianatan terhadap


negara. Klan terakhir Yahudi ini berkhianat dengan mendukung
pasukan musuh (Ahzab) dalam perang Khandaq. Menghadapi
permusuhan kolektif ini, Nabi Saw tidak punya pilihan selain
menghukum mereka secara kolektif. Bani Qainuqa` dan Bani
Nadhir diusir dari Madinah. Sedang Bani Quraizhah, semua
lelakinya yang sanggup berperang dieksekusi. Itulah toleransi
Nabi Muhammad saw terhadap.
Jadi dalam amar ma`ruf nahi munkar ketika face to face
dengan KeBathilan Clash fisik sesuatu yang tidak dapat
dihindarkan namun tentu ada aturan yang ketat untuk ini, Karena
Ummat Muslim tidak akan bersikap seperti Joshua dalam Versi
Jewish Bible yang haus darah dan tak kenal ampun dalam
membantai musuh-musuhnya ( Mereka menumpas dengan mata
pedang segala sesuatu yang di dalam kota itu, baik laki-laki
maupun perempuan, baik tua maupun muda, sampai kepada
lembu, domba dan keledai. Yosua, 6:21. Teks Bibel versi
Lembaga Alkitab Indonesia, 2007). Pertempuran Haq dan Bathil
inipun ditegaskan oleh Allah

Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang


batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan
serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu
disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak
layak bagi-Nya). Al-Anbiya 18

Seandainya
Allah
tidak
membenturkan
antara
sebahagian manusia dengan sebahagian yang lain, pasti
rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang
dicurahkan) atas semesta alam. [Al-Baqarah: 251]

Konsep Amar Ma`ruf Nahi Munkar inilah yang kemudian


dipertegas oleh Luqman, yang satu paket dengan Sholat, sebuah
isyarat bahwa semakin khusyuk Sholat seseorang maka semangat
dan aksi Ama Ma`ruf Nahi Munkarnya akan semakin tinggi dan
membara di lapangan dan di akhir kalimat nasehatnya kepada
anaknya Luqman menutup dengan kata SABAR karena jika
berhadapan dengan kebathilan pasti tercipta konflik yang bukan
tidak mungkin berujung pada pertumpahan darah.

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah [manusia]


mengerjakan yang baik dan cegahlah [mereka] dari
perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diwajibkan [oleh Allah]. (Luqman 16)

Islam memerintahkan umatnya untuk menghormati


pemeluk agama lain dan berbuat baik terhadap mereka,

sebab pada intinya semua agama mengajarkan kebaikan.


(A. SETUJU B.TIDAK SETUJU).
Jawab
Jawab B. Tidak Setuju ada dua premis disini yakni pertama
Islam memerintahkan umatnya untuk menghormati
pemeluk agama lain dan berbuat baik terhadap mereka
pada hal ini masih bisa diterima dengan catatan tentunya, namun
pada Premis berikutnya berlaku hal yang sangat extreme sebab
pada intinya semua agama mengajarkan kebaikan hal ini
sangat serius, karena kebaikan dalam Worldview Islam tidak sama
dengan Worldview agama lain, dalam Islam Hal Baik atau
kebaikan yang utama adalah TAUHID, tentu ini tidak akan diterima
oleh agama lain, Islam memandang menikah itu baik tapi di
ajaran agama lain justeru seballiknya.

Bahkan dalam ajaran Bhairawa Tantra berlaku ajaran yang


sangat keji dan sadis yakni sbb:

Kepercayaan Siwa-Budha Bhairawa Tantra ini menghasilkan


bentuk ritual yang disebut sebagai upacara Pancamakara atau
lebih dikenal dengan upacara Ma-lima. Menurut S. Wojowasito,
bentuk upacara (ritual) dari sekte ini sangat mengerikan . Ritual
ma lima terdiri dari matsiya (memakan ikan gembung beracun),
manuya (minum darah dan memakan daging gadis yang dijadikan
kurban), madya (meminum minuman keras hingga mabuk),
mutra (menari sampai ekstase), dan maithuna (ritual seks
massal di tanah lapang yang disebut setra)
Adityawarman, seorang Radja dari kerajaan Melayu (yang
menjadi menantu raja Majapahit) menerima penasbihannya di
tengah-tengah lapangan bangkai, sambil duduk di atas timbunan
bangkai, tertawa minum darah, menghadapkan kurban manusia
yang menghamburkan bau busuk, tetapi bagi Adityawarman
sangat semerbak baunya . Proses ini jelas tergambar dalam
patung Adityawarman di museum nasional yang digambarkan
tengah memegang cawan darah, gelas anggur dan ratusan
tengkorak yang mengalungi hampir semua bagian tubuhnya.
(http://inpasonline.com/new/peran-islam-dalampemberadaban-masyarakat-jawa/ )
Lihatlah bahwa kebaikan dalam setiap agama itu berbeda
beda, jadi tidak benar semua agama mengajarkan kebaikan.

10

Semua Agama Baik itu hanya retorika semata yang setelah di uji
hancur lebur.

Islam menghargai kebebasan beragama. Dalam alQuran dikatakan, tidak ada paksaan untuk memeluk suatu
agama. Al-Quran juga menyatakan, siapa yang mau
beriman, silakan beriman, dan siapa yang mau kafir,
silakan kafir. Karena itu, umat Islam tidak boleh
memaksakan agamanya kepada orang lain dan harus
menjamin kebebasan beragama, apapun agamanya,
sehingga umat Islam tidak boleh melarang keberadaan
satu aliran keagamaan tertentu. (A. SETUJU B. TIDAK
SETUJU).
Jawab
Jawabannya adalah B. Tidak Setuju pada premis pertama
Islam menghargai kebebasan beragama. Dalam al-Quran
dikatakan, tidak ada paksaan untuk memeluk suatu
agama. Al-Quran juga menyatakan, siapa yang mau
beriman, silakan beriman, dan siapa yang mau kafir,
silakan kafir. Karena itu, umat Islam tidak boleh
memaksakan agamanya kepada orang lain dan harus
menjamin kebebasan beragama, apapun agamanya, pada
Premis masih bisa di terima, Toleransi Islam memang Luar biasa,
karena Haq dan Kewajiban orang Kafir telah di akomodir oleh
Islam. Dan ini sulit ditemukan pada agama lain, inilah kenapa
Hindu tetap mayoritas di India padahal Kerajaan Islam di Tanah
Hindustan bisa saja memaksakan konversi Agama kepada
Masyarakat Hindu India seperti nasib malang Ummat Muslim di
Andalusia (Spanyol) yang habis di bantai oleh Genosida Katholik.
Namun ini tidak ditempuh oleh Kerajaan Islam di India karena
memang Islam tidak ada jalan untuk kesana. Namun pada premis
berikutnya sehingga umat Islam tidak boleh melarang
keberadaan satu aliran keagamaan tertentu ini harus di
cermati mendalam.
Islam adalah agama yang Cinta Tauhid dan tentu tidak ada
kejahatan yang lebih munkar kecuali Syirik, oleh sebab itu dalam
Islam berbagai Kemusyikan tidak boleh di propagandakan ke
Masyarakat itulah Worldview Islam. Makanya Negara Semi Islam
seperti di Malaysia atau Negara Islam Brunei semua acara

11

penceramah di Tv atau Media hanya boleh Agama Islam selain


Islam tidak boleh.
Mungkin ada yang mengatakan tidak adil karena adil dalam
benak mereka adalah sama rata atau 50:50 , Adil dalam Islam
berbeda, Konsep Adil dalam Islam ialah meletakkan sesuatu pada
tempatnya atau biasa di sebut Proposional.
Ilustrasinya apa mungkin seorang Pelacur kita izinkan
berkampanye bahwa dengan melacur adalah cara praktis
mendapat Uang atau juga para koruptor kita fasilitasi di media
mengatakan Korupsi cara cepat menjadi kaya?? Tentu tidak !
begitulah juga Kemusrikan tidak mungkin kita mengizinkan orang
mengkampanyekan Kemusyrikan secara terbuka karena itu sama
saja memfasilitasi manusia menuju neraka.

Umat Islam diperintahkan untuk bersikap kritis


terhadap berita yang dibawa oleh kaum Ahlul Kitab,
meskipun sebenarnya agama Ahlul Kitab (Yahudi dan
Kristen) memiliki akar yang sama dengan Islam, karena
sama-sama sebagai agama samawi yang berasal dari Nabi
Ibrahim a.s. (Abrahamic Religions). Apalagi, umat Islam
juga diperintahkan untuk mengimani Taurat dan Injil yang
dibawa oleh Nabi Musa dan Isa a.s. (A. SETUJU B. TIDAK
SETUJU)
Jawab

Jawabannya adalah B. Tidak Setuju, perlu dicermati yang


mewarisi ajaran Nabi Ibrahim hanyalah Islam, sedang yang lain
Cuma numpang nama saja, hal ini juga dipertegas oleh Quran.

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang


Kristen, akan tetapi dia adalah seorang Muslim dan sekali-kali
bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.(Ali Imran:
67)

12

Memang benar Ummat Muslim di wajibkan


mengimani
Taurat dan Injil namun jangan lupa bahwa Quran juga datang
sebagai pengkoreksi atas distorsi yang terjadi kepada Taurat dan
Injil. Kristen atau Yahudi bukanlah ajaran dari Nabi Ibrahim apalahi
Isa dan Musa. Prof Al Attas menjelaskan
Hence Christianity, by virtue of its being created by
man, gradually developed its system of rituals by
assimilation from other cultures and traditions as well as
originating its own fabrications; and through successive
stages clarified its creeds such as those at Nicea,
Constantinople and Chalcedon.(Islam and Secular)

Islam dalam penjabaran Guru Besar Bangsa Melayu Prof Dr


SMN Al Attas adalah agama yang sudah mapan sejak awal, Islam
tidak lahir dari sejarah, besar di sejarah dan akhirnya Tua di
Sejarah. Hal Hal yang fundamental dalam Islam telah baku dari
awal kemunculannya, Syahadat dalam Islam dari zaman Nabi
Muhammad masih sama sampai Abad 21 ini ya tetap
Asyhadu an Laa Ilaaha Illallah Wa Asyhadu Anna
Muhammadan Rasuulullah. tidak ada perubahan sedikit pun,
dan Sholat sebagai ibadah ritual Umat Muslim pun tetap sejak
zaman Nabi Muhammad hidup, tidak ada orang Muslim yang
Sholat Shubuhnya 5 rakaat dan Isya 2 rakaat dan klo Tahiyat
semua orang Muslim pasti mengacungkan jari telunjuk bukan jari
manis apalagi jari tengah. Dan nama Islam sendiri sebagai
Agama adalah langsung pemberian dari Allah beda dengan
Agama lain yang namanya pemberian Manusia.
Seperti Kristen misalnya yang di disinggung Prof Al-Attas,
Kata Kristen setidaknya muncul 3 kali dalam perjanjian Baru
Kisah Para Rasul 11 : 26 : Mereka tinggal bersamasama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil
mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu
untuk pertama kalinya disebut Kristen
Kisah Para Rasul 26 : 28 : Jawab Agripa: Hampirhampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!

13

1 Petrus 4 : 16 : Tetapi, jika ia menderita sebagai


orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan
hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.

Dari hal ini jelas Kata Kristen adalah pemberian dari orang
Romawi bahkan awalnya bersifat peyoratif (menghina) makanya
di buat apologinya di 1 Ptr 4:16. Jadi Kristen bukan sebutan yang
keluar dari mulut Jesus bandingkan dengan kata Islam yang jelas
di sahkan sebagai Agama oleh Allah seperti dalam surah AlMaidah ayat 3








Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging
babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah,
yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan
diterkam
binatang
buas,
kecuali
yang
sempat
kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih
untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan
anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut
kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah KU-RIDHOI ISLAM itu jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa
sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Dan ini di akui oleh Prof Cantwell Smith, bahwa Islam satu
satunya agama yang namanya tercantum dalam kita Sucinya.
Dan begitu juga Credo atao Syahadat yang disusun jauh dari
masa Jesus dan terus berubah pula. Misalnya Syahadat Nicea,
Konsili Efesus, tahun 431, melarang perubahan apa pun pada
Syahadat Nicea, dengan ancaman kutukan Gereja (anathema).
Namun, Konsili Kalsedon, tahun 451, mengubah Syahadat
Nicea. Kutukan terhadap Arius dihapuskan dan yang cukup fatal
ialah pada waktu Konsili Toledo III di Spanyol tahun 589, Gereja
Barat melakukan tambahan frasa dan Putra (Filioque) pada
penggal kalimat dan akan Roh Kudus yang berasal dari Bapa.

14

Penambahan itu dimaksudkan untuk menekankan keilahian dan


kesetaraan antara Putra dengan Bapa. Paus, yang mulanya
menolak
penambahan
itu,
akhirnya
menerima
dan
mendukungnya. Namun, Gereja Timur (Ortodoks) menolak, karena
melanggar Konsili Efesus. Penambahan ini kemudian menjadi
penyebab utama terjadinya skismaperpecahanantara dua
Gereja (Barat dan Timur) pada abad ke-11.

Perbedaan pendapat adalah hal yang alami dalam


kehidupan manusia. Karena itu, wajar saja jika dalam
Islam juga terjadi perbedaan dalam penafsiran al-Quran.
Tidak boleh setiap kelompok merasa benar sendiri dengan
pendapatnya dan menghakimi pendapat lain sebagai salah
atau sesat. (A. SETUJU B. TIDAK SETUJU)
Jawab

Jawaban B. Tidak Setuju, Penafsiran Quran harus di


lakukan sesuai kaidah yang sudah di tetapkan, harus
memperrhatikan siyaq, sibaq dan lihaq jadi sama seperti
mengoperasi jantung, tidak semua bisa mealukukannya harus
mengikuti prosedur yang ada agar tidak terjadi malpraktik. Jika
Pakem Pakem tersebut di langgar tentu akan keluar hasil yang
melenceng dari jalur yang ada, dan Manusia yang di anugrahi
Allah Aqal tentu dapat menilai kesesatan tersebut dan ini bukan
masalah merasa benar sendiri atau tidak tapi inilah wujud
Istiqomah.
Perbedaan tafsir antar para Ulama hanya sedikit mereka
lebih banyak bersepakatnya ketimbang bedanya. Kalaupun ada
perbedaan itu hanya muncul di dalam hal-hal yang Furu bukan
Ushul (pokok) sehingga jatunya ke masalah Ijthihad bukan Haq
dan Bathil. Perbedaaan masalah furu ini mucul disebabkan
adanya ayat ayat Quran yang bersifat Mutasyabihat dan
Muhkamat. Dan juga perlu dingat bahwa perbedaan tafsir antar
Ulama berbeda dengan Relativitas Tafsir, karena bagi Relativitas
Tafsir penafsiran yang absolute itu tidak ada, karena bagi mereka
mustahi manusia bisa memahami apa kehendak Allah yang
absolute.

15

Sedangkan dalam Perbedaan Tafsir Ulama kita tidaklah


demikian, kehendak Allah dapat dipahami dan diketahui melalui
wahyunya yang turun dengan bahasa yang jelas dan terang yang
di pahami manusia. Namun lafaz wahyu yang turun tersebut
kadang ada mengandung beberapa makna nah disinilah pintu
Ijhtihad terbuka. Para Ulama tidak ada yang berbeda pendapat
dalam hal hal yang Qatiy tsubut dan dilalah hanya pada Zanny
Tsubut dan dilalah Ulama berbeda pendapat. Dan perbedaan
inipun bukan perbedaan yang tidak diketahui sama sekali
maknanya, melainkan perbedaan variatif (ikhtilaaf tanawwu)
yang masih bisa dicari mana yang rajah dan tidak.

Tuhan adalah satu. Tuhan punya banyak nama. Setiap


manusia memanggil dan menyebut Tuhannya sesuai
dengan tradisi dan pemahamannya terhadap Tuhan itu.
Masalah nama Tuhan tidak perlu dipersoalkan, sebab yang
penting semua pemeluk agama menyembah Tuhan yang
sama. (A. SETUJU B. TIDAK SETUJU)
jawaban

Jawabannya adalah B Tidak Setuju. Tuhan, dalam Islam,


dikenal dengan nama Allah. Lafaz 'Allah' dibaca dengan
bacaan yang tertentu. Kata "Allah" tidak boleh diucapkan
sembarangan, tetapi harus sesuai dengan yang dicontohkan
Rasulullah saw, sebagaimana bacaan-bacaan ayat-ayat dalam
al-Quran. ( Salah satu syarat qiraah yang sahih dalam
al-Quran adalah bahwa bacaan itu harus ditetapkan
berdasarkan sanad yang mutawatir atau shahih, bukan
berdasarkan
spekulasi
akal.
Qiraat ditetapkan
berdasarkan sanad-sanadnya sampai kepada Rasulullah
saw. Karena itu, ketika bertemu dengan huruf Alif
Lam Lam ha (Allah), orang Islam pasti akan membaca
dengan "Alloh", bukan "Allah". Ketika bertemu dengan
huruf Alif Lam Mim, maka akan dibaca dengan "Alim
Lam Mim" dengan panjang pendek tertentu. Tentang
ilmul Qiraat bisa dilihat dalam berbagai Kitab Ulumul
Qur'an.
Ali As-Shabuni, misalnya, menulis bahwa
qiraat "tsabitatun
bi
asanidiha
ila
Rasulillahi
shallallahu 'alaihi wa sallam". (Lihat, Muhammad Ali

16

as-Shabuni, at-Tibyan fi Ulumil Quran, (Beirut: Darul


Irsyad, 1970), hal. 249). Tradisi Islam dalam qiraat
berdasarkan
sanad
ini
sangat
menarik
jika
dibandingkan dengan tradisi Yahudi-Kristen yang tidak
mengenal 'sanad' sehingga mereka kehilangan jejak
untuk
menentukan bagaimana
membaca
satu
manuskrip,
termasuk
dalam
mengucapkan
nama
Tuhannya. ) Dengan adanya
ilmul
qiraat
yang
berdasarkan
pada
sanad

yang
sampai
pada
Rasulullah
saw

maka kaum
Muslimin
tidak
menghadapi masalah dalam penyebutan nama Tuhan.
Umat Islam juga tidak berbeda pendapat tentang
nama Tuhan, bahwa nama Tuhan yang sebenarnya
ialah Allah. Dengan demikian, "nama Tuhan", yakni
"Allah"
juga
bersifat
otentik
dan
final,
karena
menemukan
sandaran
yang
kuat,
dari
sanad
mutawatir yang sampai kepada Rasulullah saw. Umat
Islam
tidak
melakukan
'spekulasi
filosofis'
untuk
menyebut
nama
Allah ( konsep
Judaism
(agama
Yahudi), nama Tuhan tidak dapat diketahui dengan
pasti. Kaum Yahudi modern hanya menduga-duga,
bahwa
nama Tuhan
mereka
adalah
Yahweh.
The
Concise
Oxford
Dictionary
of World
Religions
menjelaskan 'Yahweh' sebagai "The God of Judaism as
the
tetragrammaton
YHWH,
may
have
been
pronounced. By orthodox and many other Jews, Gods
name is never articulated, least of all in the Jewish
liturgy." (Lihat, John Bowker (ed), The Concise Oxford
Dictionary of World Religions, (Oxford University Press,
2000). Dr. D. L. Baker, menulis, bahwa "kata nama
yang paling penting dalam PL ialah ( yhwh), nama
Allah Israel, yang ditemukan kurang lebih 6823 kali
dalam
PL.
Nama
tsb
mungkin
dulu
diucapkan
Yahweh, tetapi menurut tradisi Yahudi , nama yang
Mahasuci itu tidak boleh diucapkan untuk menghindari
kemungkinan
pelanggaran perintah
ketiga
(Jangan
menyebut nama , Allahmu, dengan sembarangan
(Kel, 20:7). Oleh sebab itu, setiap kali terdapat kata
dalam Alkitab, orang Yahudi membacanya dengan
kata ( adonay) Tuhan. (
(Dr. D.L. Baker et.al.,
Pengantar Bahasa Ibrani, Jakarta: BPK, 2004), hal. 52.)
Spekulasi Yahudi tentang nama Tuhan ini kemudian
berdampak pada konsepsi Kristen tentang nama Tuhan

17

yang
beragam, sesuai dengan tradisi dan budaya
setempat. Di Timur Tengah, kaum Kristen menyebut
"Alloh"
sama
dengan
orang
Islam;
di
Indonesia
melafazkan nama Tuhannya menjadi "Allah"; dan di
Barat kaum Kristen menyebut Tuhan mereka dengan
"God" atau "Lord". Ini juga yang kemudian dibawa
dalam berbagai terjemahan al-Quran dalam bahasa
Inggris. Karena
tidak
memiliki tradisi
sanad
dan
adanya problem otentisitas Kitab Sucinya, maka kaum
Yahudi
tidak
tahu
dengan pasti
bagaimana
cara
melafazkan nama Tuhannya yang semuanya tertulis
dalam empat huruf mati 'YHWH'. Tentang problem
otentisitas Kitab Suci Yahudi yang juga dijadikan
oleh kaum Kristen sebagai Perjanjian Lama-nya Th. C.
Vriezen menulis: Ada beberapa kesulitan yang harus
kita hadapi jika hendak membahas bahan sejarah
Perjanjian Lama secara bertanggung jawab. Sebab
yang utama ialah bahwa proses sejarah ada banyak
sumber kuno yang diterbitkan ulang atau diredaksi
(diolah kembali oleh penyadur). Proses penyaduran
turun-temurun itu ada untung ruginya. Salah satu
keuntungannya ialah bahwa sumber-sumber kuno itu
dipertahankan
dan
tidak
hilang
atau
terlupakan.
Namun,
ada kerugiannya
yaitu
adanya
banyak
penambahan dan perubahan yang secara bertahap
dimasukkan ke dalam naskah, sehingga sekarang sulit
sekali untuk menentukan bagian mana dalam naskah
historis itu yang orisinal (asli) dan bagian mana yang
merupakan sisipan. (Th.C.Vriezen, Agama Israel Kuno,
(Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 2001), hal. 7. Richard
Elliot Friedman juga menulis: It is a strange fact
that we
have
never
known
with
certainty
who
produced the book that has played a central role in
our civilization Five Book of Moses It is one of the
oldest puzzles in the world. (Richard Elliot Friedman,
Who Wrote the Bible, (New York: Perennial Library,
1989). )

Karena nama itu sudah dikenalkan langsung oleh Allah


SWT melalui al-Quran, dan diajarkan langsung cara
melafalkannya oleh Nabi Muhammad saw. Dalam konsepsi
Islam, Allah adalah nama diri (proper name) dari Dzat Yang

18

Maha Kuasa ( Karena dalam konsep Islam Allah adalah


nama
diri
dari
Dzat
Yang Maha
Kuasa,
maka
seharusnya,
lafaz
Allah
dalam
al-Quran
tidak
diterjemahkan
ke
dalam
sebutan
lain,
baik
diterjemahkan dengan "Tuhan", "God", atau "Lord".
Beberapa terjemahan al-Quran bahasa Inggris telah
menerjemahkan lafaz Allah menjadi God. Misalnya,
Abdullah Yusuf Ali dalam The Holy Qur'an -menerjemahkan "Bismillah" dengan "In the name of
God".
Begitu
juga, "Alhamdulillah"
diterjemahkan
dengan "Praise be to God", dan "Qul Huwallahu ahad"
diterjemahkan dengan "Say: He is God, the One and
Only", juga ayat " Innaniy Anallahu La ilaha illa Ana
fa'budniy wa
aqimish
shalata
li
dzikriy"
juga
diterjemahkan "Verily, I am God: there is no god but
I; so serve thou Me (only) and establish regular
prayer for celebrating My praise." (QS 20:14). )
yang
memiliki nama dan sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat Allah dan
nama-nama-Nya pun
sudah
dijelaskan dalam
al-Quran,
sehingga tidak memberikan kesempatan kepada terjadinya
spekulasi akal dalam masalah ini. Tuhan orang Islam adalah
jelas, yakni Allah, yang SATU, tidak beranak dan tidak
diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang serupa
dengan Dia. (QS 112). Dan syahadat Islam pun begitu jelas:
"La ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah" -- Tidak ada
tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah".
Syahadat Islam ini juga bersifat final dan tidak mengalami
perubahan sejak zaman Rasulullah saw sampai Hari Kiamat.
Kaum Muslim di seluruh dunia dengan latar belakang
budaya dan bahasa yang berbeda juga menyebut dan
mengucapkan nama Allah dengan cara yang sama.
Karena
itu,
umat
Islam
praktis tidak mengalami
perbedaan yang mendasar dalam masalah konsep 'Tuhan'.
Karen Armstrong menulis dalam bukunya: "al-Quran sangat
mewaspadai spekulasi teologis, mengesampingkannya sebagai
zhanna, yaitu menduga-duga tentang sesuatu yang tak
mungkin diketahui atau dibuktikan oleh siapa pun. Doktrin
Kristen tentang Inkarnasi dan Trinitas tampaknya merupakan
contoh pertama zhanna dan tidak mengherankan jika umat
Muslim memandang ajaran-ajaran itu sebagai penghujatan."(
Karen Armstrong, Sejarah Tuhan (Terj), (Bandung: Mizan,
2001), hal. 199-200. )

19

Sedang dalam konsep agama Budha, misalnya, seorang


Buddhis memiliki enam keyakinan yang disebut Sad-saddha, yang
terdiri dari keyakinan tentang adanya: (1) Tuhan Yang Maha Esa
(2) Tri Ratna (3) Bodhisattva, Arahat dan para Buddha, (4) Hukum
Kasunyatan (5) Kitab Suci Tri Pitaka, dan (6) Nirvana. Buddha
tidak menyebut nama Tuhannya dengan sebutan tertentu.
Tentang "Tuhan Yang Maha Esa" tidak dijelaskan nama-Nya secara
khusus. Dalam buku Be Buddhist Be Happy, misalnya, ditulis:
"Seorang umat Buddha meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa
yang dikenal dengan sbeutan: "Atthi Ajatam Abhutam Akatam
Asamkatam", yang artinya: Sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak
dijelmakan, tidak diciptakan, Yang Mutlak. Tuhan Yang Maha Esa
di dalam agama Buddha adalah Anatman (Tanpa Aku), suatu yang
tidak berpribadi, suatu yang tidak dapat digambarkan dalam
bentuk apa pun. Hal ini diungkapkan dalam Kitab Suci Udana VIII
ayat 3. Seorang Buddhis meyakini Tuhan Yang Maha Esa sebagai
yang mendasari kehidupan dan alam semesta, dan juga sebagai
tujuan atau cita-citanya yang tertinggi atau tujuan hidup
akhirnya, yakni yang akan dipahami sepenuhnya bila telah
tercapai Nirvana." (Lihat, Jo Priastana, Be Buddhist Be Happy,
(Jakarta: Yasodhara Puteri Jakarta, 2005), hal. 28-29.
Agama Hindu, disamping memiliki konsep ketuhanan yang
khas. Tentang Hindu, Alain Danielou, menulis dalam bukunya,
Gods of India: Hindu Polytheism, (New York: Inner Traditions
International, 1985): "Hinduism, or rather the "eternal religion"
(sanata dharma), as it calls irself, recognizes for each age and
each country a new form of revelation and for each man,
according to his stage of development, a different path of
realization, a different of worship, a different morality, different
rituals, different gods." (hal. x). Kaum Hindu Bali menyebut Tuhan
Yang Maha Esa sebagai "Ida Sang Hyang Widhi Wasa", sedangkan
kaum Hindu India lebih suka menyebut "Brahman".
Sedang statement Tuhan yang sama justeru memicu
kontroversi baru, dari mana tau sama?? Semetara Konsep Sama
justru karena ada Konsep Beda. Konsep Keselamatan dalam tiap
agama justeru beda beda.

20

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka


sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia
di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Ali Imran [3]:
85)
Dalam al Tafsir al Muyassar disebutkan, Barangsiapa yang
mencari agama selain agama Islam; yang maknanya adalah
berserah diri kepada Allah dengan tauhid, tunduk kepada-Nya
dengan ketaatan dan penghambaan, serta tunduk kepada
Rasulullah
dengan
mengimaninya,
mengikutinya
dan
mencintainya lahir dan batin, maka tidak akan diterima agama itu
darinya dan di akhirat termasuk orang yang rugi, tidak
mendapatkan bagian untuk dirinya.
Sedang konsep keselamatan dalam Kristen ialah tiada
keselamatan di luar gereja atau kristus, Yesus Kristus adalah satusatunya pengantara keselamatan Ilahi dan tidak ada orang yang
bisa ke Bapa selain melalui Yesus. Jadi Konsep Tuhan yang sama
adalah murni utopia semata dari orang orang yang tidak kuat
menghadapi perbedaan.

Anda mungkin juga menyukai