Anda di halaman 1dari 18

SEMIKONDUKTOR

Makalah Ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Elektronika Dasar II

Dosen Pengampu

: Alimatu Fatmawati, M.Pd.

Disusun oleh

: Kelompok II

Anggota

: - Dewi Astuti
- Dewi Lestari
- Lisa Mariantika
- Wahyu Siswanto

Program Studi

: Pendidikan Fisika

Semester

: IVA

Mata Kuliah

: Elektronika Dasar II

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP NURUL HUDA
SUKARAJA BUAY MADANG OKU TIMUR
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Semikonduktor ini, meskipun masih banyak kekurangan.
Makalah ini kami buat untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi
peserta diskusi pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
kamimengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu
kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Elektronika Dassar II, Alimatu Fatmawati, M.Pd. yang telah memberikan
bimbingan dan saran yang berharga dalam penyusunan makalah ini
sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini dari
segi penyusunan maupun dari segi materi. Tidak ada gading yang tak
retak, demikian pula dengan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan setiap kritik dan saran yang bersifat membangun, yang
dapat memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.

Sukaraja, Maret 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR
ISI...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. .. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah............................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
2.1 Pengertian Semikonduktor............................................................ 3
2.2 Prinsip Dasar Semikonduktor........................................................ 4
2.3 Susunan Atom Semikonduktor...................................................... 4
2.4 Doping Semikonduktor................................................................. 5
2.5 Bahan dasar semikonduktor.......................................................... 6
2.6 Cara Kerja Semikonduktor............................................................ 9
2.7 Macam-Macam Semikonduktor..................................................... 11
2.8 Alat
Semikonduktor........................................................................ 13

BAB III
PENUTUP........................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan ................................................................................. .. 18
3.2 Saran............................................................................................ .. 18

DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................ 19

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apabila kita berbicara tentang elektronika maka tidak akan lepas dari
semikonduktor. Memang pada awal kelahirannya elektronika didefenisikan
sebagai cabang ilmu listrik yang mempelajari pergerakan muatan didalam
gas ataupun vakum. Penerapannya sendiri juga menggunakan komponenkomponen yang utamanya memanfaat keduamedium ini, yang dikenal
sebagai Vacuum Tube. Akan tetapi sejak ditemukannya transistor, terjadi
perubahan tren dimana penggunaan semikonduktor sebagai pengganti
material komponen semakin populer dikalangan praktisi elektronika.
Puncaknya adalah saat ditemukannya Rangkaian Terpadu (Integrated
Circuit ) pada akhir dekade 50-an yang telah menyederhanakan berbagai
rangkaian yang sebelumnya berukuran besar menjadi sangat kecil. Selain
itu penggunaan material semikonduktor juga memberikan fleksibilitas
dalam penerapannya.
Material semikonduktor, seperti juga material-material lainnya terdiri atas
atom-atom yang berukuran sangat kecil. Atom-atom ini terdiri atas
nukleus (inti) yang dikelilingi oleh sejumlah elektron. Nukleus sendiri
terdiri atas neutron dan proton. Proton bermuatan positif, elektron
bermuatan negatif, sedangkan neutron netral. Elektron-elektron yang
mengelilingi nukleus ini tersebar pada beberapa lapisan kulit dengan
jarak tertentu dari nukleus, dimana energinya semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya jarak dari setiap lapisan kulit terhadap nukleus.
Elektron pada lapisan terluar disebut elektron valensi. Aktifitas kimiawi
dari sebuah unsur terutama ditentukan oleh jumlah elektron valensi ini.
Dalam perkembanganya semikonduktor menjadi bahan yang sangat
penting, terutama dalam dunia ektronika. Semikonduktor merupakan
elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan IC
(Integrated Circuit).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.

Apakah pengertian semikonduktor?

2.

Apa prinsip dasar semikonduktor?

3.

Bagaimana susunan atom dan doping semikonduktor?

4.

Apa saja bahan dasar semikonduktor?

5.

Bagaimana cara kerja semikonduktor?

6.

Apa saja macam-macam semikonduktor?

7.

1.3

Alat semikonduktor?

Tujuan

Tujuan dari makalah ini agar peserta diskusi atau pembaca dapat mengetahui:
1.

Apa itu semikonduktor

2.

Prinsip dasar semikonduktor

3.

Susunan atom dan doping semikonduktor

4.

Bahan dasar dan cara kerja semikonduktor

5.

Terjadinya semikonduktor ekstrinsik tipe n da tipe p

6.

Alat-alat dari semikonduktor

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Semikonduktor


a. Pengertian Umum
Disebut semikonduktor atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan
konduktor murni. Bahan ini sifatnya berada diantara insulator dan konduktor.
Bahan-bahan logam seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai konduktor yang
baik sebab logam memiliki susunan atom yang sedemikian rupa, sehingga
elektronnya dapat bergerak bebas.
b. Pengertian Khusus
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang
berada diantara insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat
sebagai insulator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada
temperatur ruangan besifat sebagai konduktor. (K. Muller 1986).
Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan suatu bahanuntuk
menghantarkan arus listrik. Jika suatu beda potensial listrik ditempatkan pada

ujung- ujung sebuah konduktor, muatan-muatanbergeraknya akan berpindah,


menghasilkan arus listrik. Konduktivitas listrik () didefinsikan
sebagai ratio dari rapat arus (J) terhadap kuat medan listrik (E):

Pada beberapa jenis bahan dimungkinkan terdapat konduktivitas listrik yang


anisotropik. Lawan dari konduktivitas listrik adalah resistivitas listrik atau biasa
disebutsebagai resistivitas saja, yaitu:

Insulator adalah materi yang dapat mencegah penghantaran panas,


ataupun muatan listrik. Lawan dari insulator, adalah konduktor, yaitu materi yang
dapat menghantar panas untuk sejenis polimer, silikone.

2.2 Prinsip Dasar Semikonduktor


Semikonduktror mempunyai sifat kekonduksian diantara konduktor dan
isolator. Contoh bahan semikonduktror ialah Silikon, Germanium,
Plumbum Sulfida, Gallium Arsenida, Indium Antimi dadan Selenium.
Bahan-bahan yang mempunyai sifat semikonduktif memiliki nilai
hambatan jenis () antara konduktor dan isolator yaitu 10-6 - 104 ohm.
Medan konduktivitas sebesar 10-6 - 104 ohm-2 m-2 dengan energi gap yang
lebih kecil dari 6 eV. Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh
elektron untuk memecahkan ikatan kovalen sehingga dapat berpindah
jalur dari jalur valensi ke jalur konduksi. Bahan dasar semikonduktor dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
Trivalent, memiliki atom dengan jumlah electron valensi 3 buah,
contoh: Boron (B), Gallium (Ga), dan Indium (In) .
Tetravalent, memiliki atom dengan jumlah electron valensi 4 buah
seperti: Silikon (Si), dan Germanium (Ge).
Pentavalent, memiliki atom dengan jumlah electron valensi 5 buah,
contoh: Fosfor (P), Arsenikum (As), dan Antimon (Sb).

2.3 Susunan Atom Semikonduktor


Bahan semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah Silicon
(Si),Germanium (Ge) dan Galium Arsenida (GaAs). Germanium dahulu adalah bahan
satu-satunya yang dikenal untuk membuat komponen semikonduktor. Namun

belakangan,silikon menjadi popular setelah ditemukan cara mengekstrak bahan ini


dari alam. Silikonmerupakan bahan terbanyak ke dua yang ada dibumi setelah
oksigen (O2).
Struktur atom kristal silikon, satu inti atom (nucleus) masing-masing memiliki 4
elektron valensi. Ikatan inti atom yang stabil adalah jika dikelilingi oleh 8 elektron,
sehingga 4 buah elektron atom kristal tersebut membentuk ikatan kovalen dengan
ion-ion atom tetangganya pada suhu yang sangat rendah (0K). Struktur atom
silikon divisualisasikan seperti pada gambar berikut:

Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu inti atom
keinti atom yang lain. Pada kondisi demikian, bahan semikonduktor bersifat
isolator karena tidak ada elektron yang dapat berpindah untuk menghantarkan
listrik. Pada suhu kamar, ada beberapa ikatan kovalen yang lepas karena energi
panas, sehingga memungkinkan elektron terlepas dari ikatannya. Namun hanya
beberapa jumlah kecil yang dapat terlepas, sehingga tidak memungkinkan untuk
menjadi konduktor yang baik.
Ahli-ahli fisika terutama yang menguasai fisika quantum pada masa itu mencoba
memberikan doping pada bahan semikonduktor ini. Pemberian doping dimaksudkan
untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih banyak dan
permanen, yang diharapkan akan dapat menghantarkan listrik.

2.4 Doping Semikonduktor


Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah sifat
elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan
menambah sejumlah kecil ketidakmurnian. Ketidak murnian ini disebut dopant.
Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan konduktivitasnya
dengan faktor lebih besar dari satu milyar. Dalam sirkuit terpadu modern,
misalnya, polycrystalline silicon didop-berat seringkali digunakan sebagai
pengganti logam. (J.G.Bednarz 1986).
Doping dalam produksi semikonduktor, doping menunjuk ke proses yang bertujuan
menambah ketidakmurnian (impuritya) kepada semikonduktor sangat murni (juga
disebut intrinsik) dalam rangka mengubah sifat listriknya. Ketidakmurnian ini
tergantung dari jenis semikonduktor. Pemberian doping dimaksudkan untuk
mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih banyak dan permanen,
yang diharapkan akan dapat mengahantarkan listrik.
Beberapa dopant biasanya ditambahkan ketika boule ditumbuhkan, memberikan
setiap wafer doping awal yang hampir seragam. Untuk membedakan unsur sirkuit,

wilayah terpilih (biasanya dikontrol oleh photolithografi) didop lebih lanjut dengan
Proses difusi atau implantasi ion, metode kedua lebih populer dalam produksi skala
besar karena kemudahan pengontrolannya.
Jumlah atom dopant yang dibutuhkan untuk menciptakan sebuah perbedaan dalam
kemampuan sebuah semikonduktor sangat kecil. Bila sejumlah kecil atom dopant
ditambahkan (dalam order 1 setiap 100.000.000 atom), doping ini disebut rendah
atau ringan. Ketika lebih banyak atom dopant ditambahkan (dalam order 10.000)
doping ini disebut sebagai berat atau tinggi. Hal ini ditunjukkan sebagai n - untuk
dopant tipe-n atau p+ untuk doping tipe-p.

2.5 Bahan dasar semikonduktor


a. Persiapan bahan semikonduktor
Semikonduktor dengan properti elektronik yang dapat diprediksi dan handal
diperlukan untuk produksi massa. Tingkat kemurnian kimia
yang diperlukan sangat tinggi karena adanya ketidaksempurnaan, bahkan dalam
proporsi sangat kecil dapat memiliki efek besar pada properti dari material. Kristal
dengan tingkat kesempurnaan yang tinggi juga diperlukan, karena kesalahan dalam
struktur kristal (seperti di slokasi, kembaran, danretak tumpukan) menganggu
properti semikonduktivitas dari material. Retakan kristal merupakan penyebab
utama rusaknya perangkat semikonduktor. Semakin besar kristal, semakin sulit
mencapai kesempurnaan yang diperlukan. Proses produksi massa saat ini
menggunakan ingot (bahan dasar) kristal dengan diameter antara 4 12 inci ( 30
cm) yang ditumbuhkan sebagai silinder kemudian di iris menjadi wafer .
Karena diperlukannya tingkat kemurnian kimia dan kesempurnaan struktur kristal
untuk membuat perangkat semikonduktor, metode khusus telah dikembangkan
untuk memproduksi bahan semikonduktor awal. Sebuah teknik untuk mencapai
kemurnian tinggi termasuk pertumbuhan kristal menggunakan proses Czochralski.
Langkah tambahan yang dapat digunakan untuk lebih meningkatkan kemurnian
dikenal sebagai perbaikan zona.Dalam perbaikan zona, sebagian dari kristal padat
dicairkan. Impuritas cenderung berkonsentrasi di daerah yang dicairkan, sedangkan
material yang diinginkan mengkristal kembali sehingga menghasilkan bahan lebih
murni dan kristal dengan lebih sedikit kesalahan.
b.

Macam-macam Badan Semikonduktor dan Penggunaannya


N
o

Nama
Semikonduktor

Penggunaannya

Barium Titinate (Ba

Termistor (PTC)

Ti)

Bismut Telurida (Bi2


Te3)

Konversi termo elektrik

Cadmium sulfide (Cd


S)

Sel Fotokonduktif

Gallium arsenide
(Ga As)

Dioda, transistor, laser, led,


generator gelombang dan
Mikro

Germanium (Ge)

Diode dan transistor

Indium antimonida
(In Sb)

Magnetoresistor,
piezoresistor detektor dan
radiasi inframerah

Indium arsenida (In


As)

Piezoresistor

Silikon (Si)

Diode, transistor dan IC

Silikon Carbida (Si


Cb)

Varistor

1
0

Seng Sulfida (Zn S)

Perangkat penerangan
elektro

1
1

Germanium Silikon
(Ge Si)

Pembangkitan
termoelektrik

1
2

Selenium (Se)

Rectifier

Aluminium Stibium

Diode penerangan

(Al Sb)

1
4

Gallium pospor (Ga


P)

Diode penerangan

1
5

Indium pospor (In P)

Filter inframerah

1
6

Tembaga Oksida

Rectifier

1
7

Plumbun Sulfur (Pb


S)

Foto sel

1
8

Plumbun Selenium
(Pb Se)

Foto sel

1
9

Indium Stibium (In


Sb)

Detektor inframerah, filter


inframerah dan generator
Hall

Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si
dan nomor atom 14, merupakan unsur terbanyak kedua di bumi.Senyawa yang
dibentuk bersifat paramagnetik. Unsur kimia ini ditemukan oleh (Jons Jakob
Berzelius 1923). silikon hampir 25,7% mengikut berat. Biasanya dalam bentuk
silikon dioksida (silika) dan silikat. Silikon sering digunakan untuk membuat serat
optik dan dalam operasi plastik digunakan untuk mengisi bagian tubuh pasien
dalam bentuk silikon.

2.6 Cara Kerja Semikonduktor


Dalam kinerja semikonduktor kami mengambil transistor sebagai contoh dari cara
kerja semikonduktor.
Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang serupa; keduanya
mengatur jumlah aliran arus listrik. Untuk mengerti cara kerja semikonduktor,
misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika sepasang konduktor dimasukan

kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat dibawah


tegangan elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen), tidak
akan ada arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan
(chargecarriers). Sehingga air murni dianggap sebagai isolator . Jika sedikit garam
dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir, karena sejumlah
pembawa muatan bebas (mobile carriers, ion) terbentuk. Menaikan konsentrasi
garam akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak. Garam dapur sendiri
adalah non-konduktor (isolator ), karena pembawa muatanya tidak bebas.
Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit
pencemar ditambahkan, seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang dinamakan
doping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak mengacaukan tata letak
kristal silikon, Arsenik akan memberikan electron bebas dan hasilnya
memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5
elektron valensi di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4 elektron valensi.
Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan (oleh
kelebihan elektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk
negatif, karena pembawa muatannya adalah elektron yang bermuatan negatif)
telah terbentuk.
Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat
semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron valensi di orbit
paling luarnya, pembawa muatan yang baru, dinamakan "lubang" (hole, pembawa
muatan positif), akan terbentuk di dalam tata letak kristal silikon.
Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan
oleh emisi thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen.
Karena itu, tabung hampa tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).
Dapat disimak bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling tolakmenolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa muatan ini
akan terdistribusi secara merata di dalam materi semikonduktor. Namun di dalam
sebuah transistor bipolar (atau diode junction) dimana sebuah semikonduktor tipep dan sebuah semikonduktor tipe-n dibuat dalam satu keping silikon, pembawapembawa muatan ini cenderung berpindah ke arah sambungan P-N tersebut
(perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n), karena tertarik oleh muatan
yang berlawanan dari seberangnya.
Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas
dari materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon tetap dipertahankan.
Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki jumlah doping
yang lebih besar dibandingkan dengan terminal basis. Rasio perbandingan antara
doping emiter dan basis adalah satu dari banyak faktor yang menentukan sifat
penguatan arus (current gain) dari transistor tersebut.

Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat kecil, dalam
ukuran satu berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan
semikonduktor. Dalam sebuah metal, populasi pembawa muatan adalah sangat
tinggi; satu pembawa muatan untuk setiap atom.

2.7 Macam-Macam Semikonduktor

a. Semikonduktor Intrinsik
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor murni tanpa adanya
bahan pengotor. Silikon dan Germanium merupakan dua jenis
semikonduktor yang sangat penting dalam elektronika. Keduanya terletak
pada golongan IVA dalam tabel periodik dan mempunyai elektron valensi
empat. Struktur kristal silikon dan germanium berbentuk tetrahedral
dengan setiap atom memakai bersama sebuah elektron valensi dengan
atom-atom tetangganya.
Energi yang diperlukan untuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah
sebesar 1,1 eV untuk silikon dan 0,7 eV untuk germanium. Pada
temperatur ruang (300K), sejumlah elektron mempunyai energi yang
cukup besar untuk melepaskan diri dari ikatan dan tereksitasi dari pita
valensi ke pita konduksi menjadi elektron bebas. Besarya energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron dari pita valensi kepita konduksi ini
disebut energi terlarang (energy gap). Jika sebuah ikatan kovalent
terputus, maka akan terjadi kekosongan atau lubang (hole). Pada daerah
dimana terjadi kekosongan akan terdapat kelebihan muatan positif, dan
daerah yang ditempati electron bebas mempunyai kelebihan muatan
negatif. Kedua muatan inilah yang memberikan kontribusi adanya aliran
listrik pada semikonduktor murni. Jika elektron valensi dari ikatan kovalen
yang lain mengisi lubang tersebut, maka akan terjadi lubang baru
ditempat yang lain dan seolah-olah sebuah muatan positif bergerak dari
lubang yang lama ke lubang baru.
Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut sebagai arus drift dapat
dituliskan sebagai berikut Peristiwa hantaran listrik pada semikonduktor
adalah akibat adanya dua partikel masing-masing bermuatan positif dan
negatif yang bergerak dengan arah yang berlawanan akibat adanya
pengaruh medan listrik. Akibat adanya dua pembawa muatan tersebut,

besarnya rapat arus dinyatakan sebagai konduktivitas. Karena timbulnya


lubang dan elektron terjadi secara serentak, maka pada semikonduktor
murni, besar energi yang dibutuhkan untuk membentuk pasangan
elektron dan hole pada semikonduktor intrinsik ditentukan oleh jarak
celah energi antara pita valensi dengan pita konduksi semakin jauh
jaraknya maka semakin besar energi yang dibutuhkan untuk membentuk
elektron hole sebagai pembawa muatan.
b. Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang prosesnya melalui
proses pendopingan atau pengotoran bahan atom tertentu pada bahan
semikondultor untuk menaikkan daya hantar semikonduktor. Terdapat dua
tipe dalam semikonduktor ekstrinsik yaitu semikonduktor tipe n dan
semikonduktor tipe p.
1. Semikonduktor tipe n
Semikonduktor tipe n dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil
atom pengotor pentavalent pada silikon murni. Atom-atom pengotor
(dopan) ini mempunyai lima elektron valensi sehingga secara efektif
memiliki muatan sebesar +5q. Saat sebuah atom pentavalent menempati
posisi atom silikon dalam kisi kristal, hanya empat elektron valensi yang
dapat membentuk ikatan kovalent lengkap, dan tersisa sebuah elektron
yang tidak berpasangan. Dengan adanya energi thermal yang kecil saja,
sisa elektron ini akan menjadi electron bebas dan siap menjadi pembawa
muatan dalam proses hantaran listrik. Material yang dihasilkan dari proses
pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-n, karena menghasilkan
pembawa muatan negatif dari kristal yang netral. Dan karena atom
pengotor memberikan elektron, maka atom pengotor ini disebut sebagai
atom donor.

2. Semikonduktor Tipe p
Dengan cara yang sama seperti pada semikonduktor tipe n,
semikonduktor tipe p dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil
atom pengotor trivalent pada semikonduktor murni, misalnya: silikon
murni. Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai tiga elektron valensi
sehingga secara efektif hanya dapat membentuk tiga ikatan kovalen. Saat
sebuah atom trivalen menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal,
terbentuk tiga ikatan kovalen lengkap, dan tersisa sebuah muatan positif

dari atom silikon yang tidak berpasangan yangdisebut lubang (hole).


Material yang dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor
tipe p. Karena atom pengotor menerima elektron, maka atom pengotor ini
disebut sebagai atom aseptor (acceptor).

2.8 Alat Semikonduktor


Alat Semikonduktor atau semiconductor devices, adalah sejumlah komponen
elektronik yang menggunakan sifat-sifat
materi semikonduktor,yaitu Silikon, Germanium, dan Gallium Arsenide. Alat-alat
semikonduktor jaman sekarang telah menggantikan alat thermionik (sepertitabung
hampa). Alat-alat semikonduktor ini menggunakan konduksi elektronik
dalam bentuk padat(solid state), bukannya bentuk hampa (vacuum state)
atau bentuk gas(gaseous state). Alat-alat semikonduktor dapat ditemukan dalam
bentuk-bentuk dicrete (potongan) seperti transistor, diode, dain lain-lain, atau
dapat juga ditemukan sebagai bentuk terintegrasi dalam jumlah yang sangat
besar (jutaan) dalam satu keping Silikon yang dinamakan Sirkuit terpadu (IC).
adapun jenis IC yang bertegangan tinggi ( High Voltage IC ) adalah IC berdaya
monolitik bertegangan tinggi dengan menggunakan struktur bebas-pengancing
dielektrik yang unik. Penggerak motor chip tunggal ( single chip motor
driver ), gate driver dan IC pencitraan ultrasound untuk aplikasi industri, konsumen
dan medis.
Dasar alat semikonduktor
Bila sebuah semikonduktor murni dan tidak ter"eksitasi" oleh sebuah input
sepertimedan listrik dia mengijinkan hanya jumlah sangat kecilarus listrik untuk
berada dalam dirinya, dan ia merupakan sebuah insulator. Alasan utama mengapa
semikonduktor begitu berguna adalah konduktivitassemikonduktor yang dapat
dimanipulasi dengan menambahkan ketidakmurnian (doping, dengan pemberian
sebuah medan listrik, dikenaicahaya, atau dengan cara lain. CCD, sebagai contoh,
unit utama dalamkamera digital, bergantung pada kenyataan bahwa konduktivitas
semikonduktor meningkat denganterkenanya sinar. Operasi transistortergantung
konduktivitas semikonduktor yang dapat ditingkatkan dengan hadirnya sebuah
medan listrik.
Konduksi arus dalam sebuahsemikonduktor terjadi melalui elektron yang
dapat bergerak atau bebas danlubang. Lubang bukan partikel asli; dalam keadaan
yang membutuhkan pengetahuan fisika semikonduktor untuk dapat mengerti:
sebuah lubang adalah ketiadaan sebuahelektron. Ketiadaan ini, atau lubang ini,
dapat diperlakukan sebagai muatan-positif yang merupakan lawan dari elektron
yang bermuatan-negatif. Untuk mudahnya penjelasan "elektron bebas" disebut

"elektron", tetapi harus dimengerti bahwa mayoritas elektron dalam benda padat,
tidak bebas, tidak menyumbang kepada konduktivitas.
Bila sebuah kristal semikonduktor murni sempurna, tanpa ketidakmurnian, dan
ditaruh disuhu yang mendekatinol mutlak dengan tanpa "eksitasi" (yaitu, medan
listrik atau cahaya), dia tidak akan berisi elektron bebas dan tidak ada lubang,
dan oleh karenaitu akan menjadi sebuah insulator sempurna. Pada suhu
ruangan, eksitasi panas memproduksi beberapa elektron bebas dan lubang dalam
pasangan-pasangan, tetapi kebanyakan semikonduktor pada suhu ruangan adalah
insulator untuk kegunaan praktikum.
Sebagai contoh aplikasi Semikonduktor yaitu; dioda dan transistor.
1. Dioda
Jika dua tipe bahan semikonduktor ini dilekatkan, maka akan didapat sambungan
P-N (p-n junction) yang dikenal sebagai dioda. Pada pembuatannya memang
material tipe P dan tipe N bukan disambung secara harpiah,melainkan dari satu
bahan (monolithic) dengan memberi doping (impurity material) yang berbeda. Jika
diberi tegangan maju (forward bias), dimana tegangan sisi P lebih besar darisisi N,
elektron dengan mudah dapat mengalir dari sisi N mengisi kekosongan elektron
(hole) di sisi P. Sebaliknya jika diberi tegangan balik (reverse bias), dapat dipahami
tidak ada elektron yang dapat mengalir dari sisi N mengisi hole di sisi P, karena
tegangan potensial di sisi N lebih tinggi. Dioda akan hanya dapat mengalirkan arus
satu arah saja, sehingga dipakai untuk aplikasi rangkaian penyearah (rectifier).
Dioda, Zener, LED, dan Varactor.
Dioda Bertegangan Tinggi (High Voltage Diodes)
Menyediakan jajaran produk dioda daya yang serbaguna termasuk tipe dioda kaca
dengan keandalan yang tinggi, perangkat pelindung tekanan tegangan
(surge suppression) untuk melindungi peralatan elektronik (terutama dalam
aplikasi otomotif) dan jenis bertegangan tinggi untuk pengoperasian tampilan pada
frekuensi tinggi. Tersedia dalam bentuk axial lead, press-fit dan paket pemasangan
permukaan (surfacemount).

2. Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau
sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik,
dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan ( junction). Sambungan itu


membentuk transistor PNP maupun NPN. Ujung-ujung terminalnya berturut-turut
disebut emitor, base dan kolektor. Base selalu berada di tengah, di antara emitor
dan kolektor. Transistor ini disebut transistor bipolar, karena struktur dan prinsip
kerjanya tergantung dari perpindahan elektron di kutup negatif mengisi
kekurangan elektron (hole) di kutup positif. bi = 2 dan polar = kutup. (William
Schockley pada tahun 1951) adalah seseorang yang pertama kali menemukan
transistor bipolar.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang
di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal
lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik
modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat
sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa
sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.

Cara Kerja Transistor


Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar
transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect
transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya
menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk
membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu
daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini
dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus
utama tersebut.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa
muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus
listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di
kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis
memotong arah arus listrik utama). Ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat
dirubah dengan perubahan teganganyang diberikan, untuk mengubah ketebalan
kanal konduksi tersebut.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Semikonduktor merupakan bahan dengan konduktivitas listrik yang
berada diantara insulator dan konduktor. Semikonduktor bersifat sebagai
insulator pada temperatur yang sangat rendah (mendekati 0oK), namun
pada temperatur ruangan (sekitar 30oK) besifat sebagai konduktor. Bahan
dasar semikonduktor dapat digolongkan atas tiga jenis yaitu Trivalent,
Tetravalent, dan Pentavalent yang masih murni (semikonduktor intrinsik),
namun setelah pendopingan atau mengotoran, muncullah semikonduktor
baru yaitu semikonduktor ekstrinsik (tak murni) yang memiliki dua tipe
yaitu semikonduktor tipe n dan semikonduktor tipe p. Semikonduktor
ekstrinsik inilah yang digunakan sebagai bahan dasar elektronika seperti
dioda, transistor, Integrated Circuit dan lain sebagainya.

3.2 Saran
Kegunaan bahan semikonduktor sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya dalam dunia medis saja yang membutuhkan bahan semikonduktor,
akan tetapi sanggatlah penting juga dalam elektronika, karena bahan
semikonduktor (misalnya silikon dan germanium), hanya memerlukan sedikit saja
bahan doping atau campuran untuk mengubah bahan semikonduktor agar dapat
dipergunakan. Oleh karena itu, mari kita sebagai mahasiswa kejuruan fisika
mempelajari kehebatan-kehebatan bahan semikonduktor, mungkin kita nanti bisa
menciptakan alat dari bahan tersebut dan berguna dalam elektronika.

DAFTAR PUSTAKA

- http://www.scribd.com/doc/51137880/Makalah-semikonduktor (diakses
pada tanggal 16-03-2013).

- http://putry-wahyuni.blogspot.com/2012_05_01_archive.html (diakses
pada tanggal 16-03-2013).
- http://www.scribd.com/doc/48264847/MAKALAH-Semi-Semikonduktor (
diakses pada tanggal 17-03-2013).

Anda mungkin juga menyukai