Anda di halaman 1dari 4

A.

DEFINISI THYPUS ABDOMINALIS

Typhoid fever (Demam Tifoid) yang biasa juga disebut typhus atau types oleh orang awam,
merupakan penyakit yang disebabkan bakteri Salmonella Enterica, khususnya turunannya yaitu
Salmonella Typhi (S. Typhi) yang menyerang bagian saluran pencernaan (Anonim_a, 2009).
Typhus merupakan penyakit infeksi menular yang dapat terjadi pada anak maupun orang
dewasa. Tetapi demam tifoid lebih sering menyerang anak. Walaupun gejala yang dialami anak
lebih ringan daripada orang dewasa. Menurut Darmowandowo, selama terjadi infeksi bakteri S.
typhi bermultiplikasi dalam sel fagositik mononuklear dan secara berkelanjutan dilepaskan ke
aliran darah (Anonim_b, 2007).

Daftar pustaka:
(Suriadi, 2006 : 283 dan Ngastiyah, 2005 : 238).
Maymul, Sri. Thypus Abdominalis. Diakses dari
http://digilip.unimus.ac.id/files/disk1/136/jtptunimus-gdl-srymaymuly-6770-1-baby.pdf pada
tanggal 16 Juli 2013
B. ETIOLOGI THYPUS ABDOMINALIS

Penyakit Typhus Abdominalis disebabkan oleh kuman Salmonella thyposa/Eberthella


typhosa basil gram negatif yang bergerak dengan rambut getar dan tidak berspora dengan
masa inkubasi 10-20 hari (Suriadi, 2001 : 282). Sampai saat ini diketahui bahwa kuman ini
hanya menyerang manusia. Kuman ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia
maupun suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu 70 0C maupun oleh antiseptik.
Sampai saat ini diketahui bahwa kuman ini hanya menyerang manusia.
Salmonella typhosa mempunyai 3 macam antigen, yaitu :
a.

Antigen O : Onne Hauch : Somatik antigen (tidak menyebar)

b. Antigen H : Hauch (menyebar), terdapat pada flagella dan bersifat termolabil


c.

Antigen V1 : kapsul, merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan melindungi O

antigen terhadap fagositosis.


Ketiga jenis antigen tersebut di dalam tubuh manusia akan menimbulkan pembentukan tiga
macam antibodi yang lazim disebut Aglutinin. Ada 3 tipe spesis utama pada salmonela
yaitu : salmonella typosa (satu serotip), salmonella choleraesius (satu serotipe) dan
salmonella enteretidis (lebih dari 1500 serotipe) (Rampengan, 2008 : 47).
Kuman penyebab penyakit ini adalah kuman salmonella thyposa, yang dapat menular dengan
mudah melalui 5 F yaitu : food ( makanan ), fingers (jari tangan/kuku ), fomitus ( muntah ),
fly ( lalat ), dan melalui feses.
Daftar pustaka :
Mansjoer, Arief. Thypus Abdominalis : Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 2. Jakarta;
2008. Hal: 227-230.

C. PATOGENESIS THYPUS ABDOMINALIS


Penularan Salmonella Typhy terjadi melalui mulut oleh makanan yang tercemar.
Sebagian kuman akan di musnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus
halus, mencapai jaringan limpoid dan ber kembang biak.
Proses penyakit di bagi dalam 3 fase :
Salmonela typhi melalui air dan makanan yang terkontaminasi masuk keadalam
tubuh dengan mekanisme penyakitnya sebagai berikut:
1.
Infasi terhadap jaringan limpoid intestinal dan proliferasi bacteri. Fase ini
berlangsung 2 minggu; asimpthomatis.\
2.
Infasi aliran darah bacteraemia menyebabkan meningkatnya suhu tubuh. Terjadi
reaksi imunologi sampai fase berikutnya dalam 10 hari. Kultur darah dan urine positif
selama periode febris. Antibodi S.Typhy tampak dalam darah. Test widal positif pada
akhir fase ini.
3.
Lokalisasi bacteri dalam jaringan limfoid intestinal nodus masenterik gall bladder,
hati, limpa. Terjadi nekrosis lokal reaksi hipersentifitas antigen antibodi.
Daftar pustaka :
Lynda Juall Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis
edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

D. PERUBAHAN METABOLIC
Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan :
a.

Darah tepi
Pada penderita demam tifoid bisa didapatkan anemia, jumlah leukosit normal, bisa

menurun atau meningkat, mungkin didapatkan trombositopenia dan hitung jenis biasanya
normal atau sedikit, mungkin didapatkan aneosinofilia dan limfositosis relatif, terutama pada
fase lanjut.
b. Pemeriksaan untuk kultur (biakan)
Diagnosis pasti demam tifoid dapat ditegakkan bila ditemukan bakteri S. typhi dalam biakan
dari darah, urine, feses, sumsum tulang, cairan duodenum atau dari rose spots. Berkaitan
dengan patogenesis penyakit, maka bakteri akan lebih mudah ditemukan dalam darah dan
sumsum tulang pada awal penyakit, sedangkan pada stadium berikutnya di dalam urine dan
feses.
Hasil biakan yang positif memastikan demam tifoid akan tetapi hasil negatif tidak
menyingkirkan demam tifoid, karena hasilnya tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil biakan meliputi jumlah darah yang diambil, perbandingan volume
darah dari media empedu, dan waktu pengambilan darah.
Volume 10-15 ml dianjurkan untuk anak besar, sedangkan pada anak kecil dibutuhkan 2-4
ml.Sedangkan volume sumsum tulang yang dibutuhkan untuk kultur hanya sekitar 0.5-1
ml.Bakteri dalam sumsum tulang ini juga lebih sedikit dipengaruhi oleh antibiotika daripada
bakteri dalam darah. Biakan empedu terdapat basil Salmonella typhosa urine dan tinja, jika
pemeriksaan selama 2 kali berturut-turut tidak didaptkan basil salmonella typhosa pada urin
dan tinja, maka pasien dinyatakan sembuh.
c.

Pemeriksaan widal

Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin). Prinsip uji
Widal adalah memeriksa reaksi antara antibodi aglutinin dalam serum penderita yang telah
mengalami pengenceran berbeda-beda terhadap antigen somatik (O) dan flagela (H) yang
ditambahkan dalam jumlah yang sama sehingga terjadi aglutinasi. Aglutinin yang spesifik
terhadap salmonella typhi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada

orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi
salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah
untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid.
Daftar pustaka :
Dr.T.H Rampengan,DSAK & Dr. I.R Laurentz,DSAK (1997), Penyakit Infeksi Tropik
pada Anak,EGC, Jakarta.

Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Thypus Abdominalis adalah infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan
dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran yang
2.

disebabkan bakteri Salmonella Enterica yang sering menyerang anak-anak.


Etiologi penyakit : kuman Salmonella thyposa/Eberthella typhosa basil gram negatif

3.

yang bergerak dengan rambut getar dan tidak berspora dengan masa inkubasi 10-20 hari.
Patofisiologi : Infasi terhadap jaringan limpoid intestinal dan proliferasi bacteri, Infasi
aliran darah bacteraemia, bacteri dalam jaringan limfoid intestinal nodus masenterik gall

4.

bladder, hati, limpa.


Perubahan Metabolic : darah tepi, pemeriksaan untuk kultur (biakan), pemeriksaan
widal.

Anda mungkin juga menyukai