Anda di halaman 1dari 7

2.

3 KATARAK
2.3.1 Definisi
Katarak adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa yang menyebabkan turunnya tajam
penglihatan dengan atau tanpa gangguan fungsional pada pasien 1. Katarak menyebabkan
penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena lensa yang keruh menyebakan cahaya sulit
untuk mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina2.
2.3.2 Epidemiologi
Menurut World Health Organisation (WHO), katarak merupakan penyebab utama
kebutaan dan gangguan penglihatan di dunia. Pada tahun 2002 WHO memperkirakan katarak
menyebabkan kebutaan reversible lebih dari 17 juta (47,8%) dari 37 juta populasi penderita
kebutaan di dunia dan jumlah ini diprediksi akan mencapai 40 juta pada tahun 2020. Katarak
mengenai hampir 20.5 juta penduduk Amerika dengan usia 40 tahun dan usia lanjut atau
sekitar 1 dari 6 orang pada rentang usia tersebut2.
2.3.3 Klasifikasi katarak
Berdasarkan usia katarak dapat diklasifikasikan dalam :
1. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun
2. Katarak juvenil, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun
3. Katarak senil, katarak setelah usia 50 tahun3.

Katarak Senil
Katarak ini yang terjadi pada usia lanjut yang diawali dengan terjadinya kekeruhan
pada lensa, kemudian terjadi pembengkakan pada lensa dan diakhiri dengan hilangnya
transparansi dari lensa2. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Katarak
senilis dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe utama ;
1. Katarak Nuklear
Katarak nuklear adalah sklerosis dan penguningan yang berlebihan pada lensa. Lensa
secara fisiologis mengalami sklerosis dan penguningan sesuai pertambahan umur, namun hal
ini tidaj berpengaruh banyak pada fungsi visual. Katarak nulear terjadi apabila sklerosis dan
penguningan lensa sudah berlebihan. Cara mengevaluasi katarak nuklear adalah dengan
menggunakan slitlamp biomicroscope dan memeriksa refleks warna merah dengan dilatasi
pupil.
Ciri-ciri katarak nuklear :

Perkembangannya lambat
Biasanya bilateral dan mungkin simetris
Menyebabkan penurunan penglihatan jauh dibandingkan penglihatan dekat
Pada stadium awal, karena proses pengerasan dari nuklear lensa, seringkali terjadi
peningkatan indeks refraksi lensa yang berakibat terjadi myopic shift pada refraksi
(myopia lentikular).

2. Katarak kortikal
Kekeruhan pada korteks lensa. Perubahan hidrasi serat lensa menyebabkan
terbentuknya celah-celah dalam pola radial di sekeliling daerah ekuator. Katarak ini
cenderung bilateral, tetapi sering asimetrik. Derajat gangguan fungsi penglihatan bervariasi,
tergantung seberapa dekat kekeruhan lensa dengan sumbu penglihatan.
3. Katarak subkapsular posterior

Kekeruhan terdapat pada korteks di dekat kapsul posterior bagian sentral. Di awal
perkembangannya, katarak ini cenderung menimbulkan gangguan penglihatan karena adanya
keterlibatan sumbu penglihatan. Gejala-gejala umum antara lain glare dan penurunan
penglihatan pada kondisi pencahayaan yang terang. Kekeruhan lensa disini dapat timbul
akibat trauma, penggunaan kortikosteroid (topikal atau sistemik), peradangan atau pajanan
radiasi pengion4.
Katarak senil secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur, intumesen,
matur hipermatur dan morgagni.
Perbedaan stadium katarak senil
Insipien
Ringan
Normal
Normal
Normal

Imatur
Sebagian
Bertambah
Terdorong
Dangkal

Matur
Seluruh
Normal
Normal
Normal

Hipermatur
Masif
Berkurang
Tremulans
Dalam

depan
Sudut bilik mata Normal
Shadow test
Negatif
Penyulit
-

Sempit
Positif
Glaukoma

Normal
Negatif
-

Terbuka
Pseudopos
Uveitis+Glaukom

Kekeruhan
Cairan lensa
Iris
Bilik
mata

1. Katarak insipien
Kekeruhan mulai dari tepi ekuator menuju korteks anterior dan posterior. Kekeruhan
ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua
bagian lensa.
2. Katarak intumesen.

Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degeneratif


menyerap air. Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan
besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan
keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaukoma.
Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan
miopia lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan
mencembung dan daya biasnya akan bertambah yang memberikan miopisasi. Pada
pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak lamel serat lensa.
3. Katarak imatur
Sebagian lensa keruh atau katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Pada
katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik
bahan lensa yang degeneratif. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan
hambatan pupi, sehingga terjadi glaukoma sekunder.
4. Katarak matur
Pada katarak matur kekeruhan telah mengenasi seluruh masa lensa. Kekeruhan ini
bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau intumesen tidak
dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar , sehingga lensa akan kembali pada ukuran yang
normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi
lensa. Bilik mata depan akan berukuran normal kembali, tidak terdapat bayangan irirs pada
lensa yang keruh sehingga uji bayangan iris negatif.
5. Katarak hipermatur
Katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek
dan mencair. Masa lensa yang berdegenasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi

mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan
lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan
zonula Zinn menjadi kendor. Bila prosesw katartak berjalan lanjut disertai dengan kapsul
yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan
memperlihatkan bentuk sebagai kantong susu disertai dengan nukleus yang terbenam di
dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak Morgagni3.
2.3.4 Gejala Klinis
1. Penurunan tajam penglihatan
Perbedaan tipe katarak mengakibatkan perbedaan dalam pengaruhnya terhadap tajam
penglihatan tergantung pada pencahayaan, ukuran pupil dan derajat miopia.
Efek katarak pada tajam penglihatan
Laju
Kortikal
Nuklear
Subkapsular

pertumbuhan
Menengah
Ringan
Cepat

Glare

Efek

pada Efek

Ringan
Ringan
Mencolok

jarak jauh
Ringan
Menengah
Ringan

pada Menginduksi

jarak dekat
Ringan
Tidak ada
Mencolok

miopia
Tidak ada
Menengah
Tidak ada

posterior

2. Glare
Pasien katarak biasanya mengeluhkan sensitivitas terhadap cahaya yang menyilaukan
yang bervariasi tergantung keparahannya dari penurunan pada sensitivitas terhadap kontras
pada lingkungan yang terang hingga ketidakmampuan melihat cahaya yang menyilaukan
sehari-hari.
3. Penurunan sensitivitas terhadap kontras

4. Myopic Shift
5. Diplopia monokuler atau poliopia2.
2.3.5 Tatalaksana
Beberapa pendekatan non-bedah dapat dicoba untuk meningkatkan fungsi
penglihatan pada pasien dengan

katarak. Sebagai contoh koreksi refraksi mungkin

meningkatkan koreksi penglihatan untuk penglihatan jarak jauh dan dekat. Pada pasien
dengan katarak aksial kecil,dilatasi pupil, baik secara farmakologi atau dengan laser
pupilloplasty, dapat meningkatkan fungsi penglihatan yang memungkinkan lebih banyak
cahaya yang melewati bagian perifer dari lensa2.
Beberapa pasien dengan fungsi penglihatan yang terbatas akibat katarak dapat
dibantu dengan optik ketika tatalaksana secara pembedahan tidak layak. Metode operasi
untuk bedah katarak yang umum dipilih adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular. Insisi dibuat
pada limbus atau kornea perifer, bagian superior atau temporal, dibuat sebuah saluran pada
kapsul anterior dan nukleus serta korteks lensanya diangkat, kemudian lensa intraokular
ditempatkan pada kantung kapsular yang sudah kosong disangga oleh kapsul posterior
yang utuh. Pada ektraksi katarak ekstrakapsular nukleus lensa dikeluarkan dalam keadaan
utuh tetapi prosedur ini memerlukan insisi yang relatif besar.
Ekstraksi katarak intrakapsular, suatu tindakan mengangkat seluruh lensa berikut
kapsulnya tetapi jarang dilakukan pada saat ini. Insiden terjadinya ablatio retina pasca operasi
jauh lebih tinggi dengan tindakan ini dibandingkan pasca bedah ekstrakapsular4.

Daftar Pustaka
1. American Optometric Association. Care of Adult Patient in Cataract. 2010

2. American Academy of Opthalmology. Lens and Cataract. Section 11. San Fransisco: MD
Association, 2011-2012.
3. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ke-5, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2015: 210-22.
4. Vaughan DG, Asbury T. Lensa. Dalam buku Oftalmologi Umum edisi 17. Alih bahasa,
Brahm U. Pendit: Jakarta :EGC, 2009 :169-176.

Anda mungkin juga menyukai