c. Sttupor, penderita tidak bergerak sama sekali untuk waktu yang lama, beberapa hari,
kadang-kadang sampai beberapa bulan.
d. Bila diganti posisinya penderita ditantang : Negativisme.
e. Makanan ditolak , air ludah tidak ditelan, sehingga terkumpul didalam mulut dan
meleleh keluar, air seni dan faeces ditahan.
f. Terdapat grimas dan katalepsi. Secara tiba-tiba atau pelan-pelan penderita keluar dari
keadaan stupor ini dan mulai berbicara dan bergerak.
Etiologi Shizofrenia Katatonik sama sebagaimana gejala shizofrenia secara umum yaitu :
1.
Keturunan
2.
Sistem endokrin
3.
Sistem metabolisme
4.
Susunan saraf pusat
5.
Teori Adolf Meyer
6.
Teori Sigmund Freud
7.
Eugen Bleuler
8.
Shizofrenia sebagai satu sindroma
9.
Shizofrenia suatu gangguan psikosomatik
Prognosis, Secara umum mempertimbangkan hal-hal berikut :
1.
Kepribadian pre psikotik
2.
Timbulnya serangan shizofrenia akut lebih baik
3.
Jenis-jenis shizofrenia : jenis hebefrenik dan simpleks sama jeleknya, penderita menuju
kearah kemunduran mental.
4.
Umur :makin muda prognosis makin jelek
5.
Pengobatan makin cepat makin baik
6.
Fakktor pencetus : adanya factor pencetus lebih baik
7.
Keturunan : dalam keluarga ada penderita lebih jelek.
Pengobatan :
Prinsip pengobatan shizofrenia katatonik sama pengobatan shizzofrenia secara umum yaitu :
1.
Farmakoterapi
2.
Terapi elektorkonvulsi
3.
Psikoterapi dan rehabilitasi
4.
Hobotomi pre frontal.
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: klien
: meninggal
7. Konsep diri.
buh : Klien mengatakan badanya kurus dan tak tahu tentang keadaanya.
as diri : Klien belum jelas menyebutkan nama, menyatakan sudah tidak bekerja.
c. Peran : Anak ke 7 dari 7 bersaudara, karena terakhir maka sangat dimanjakan oleh kedua orang tuanya.
i : Klien mengatakan ingin pulang kerumah ingin kumpul lagi bersama keluarga.
diri : Klien tidak suka bergaul dengan teman-teman sebayanya atau dengan tetangganya.
8. Hubungan social : Orang terdekat adalah ayah/ibu, klien tidak pernah terlibat dalam kegiatan
social. Klien akhir-akhir ini lebih banyak diam dirumah dan menyendiri dikamar.
9. Spiritual : Klien beragama Islam dan percaya bahwa Tuhan itu ada. Kegiatan ibadah akhirakhir ini jarang dilaksanakan, hanya sering memakai penutup kepala.
10.Status mental.
a. Penampilan sehari-hari : klien penampilan sehari-hari rapih dan postur tubuh agak kurus, mandi
kadang bila dibantu, rambut tersisir rapih, berpakaian sesuai.
b. Pembicaraan : Nada bicara lambat, klien menjawab pertanyaan dengan singkat.
c. Aktifitas motorik : Klien tampak lemah dan sering duduk sendirian
kadang-kadang duduk ditempat tidur, psikomotor menurun (Negativisme +).
d. Alam perasaan : Sedih, pandangan kosong, berdiam diri dan tampak ekspresi wajah lemah.
e. Afek/Emosi : dangkal.
f. Interaksi Selama wawancara : Saat diajak bicara kontak mata tidak ada, sering menunduk,
jawabanya singkat hanya sesuai apa yang ditanyakan, komunikasi verbal sangat minimal & tak
lancar.
g. Persepsi sulit dievaluasi oleh karena mutisme.
h.Arus pikir : daya ingat klien masih baik, mampu jawab pertanyaan walaupun terbatas/tidak
lancar.
i. Isi pikir : Tidak terjadi waham, hanya saja mengeluh badannya lemah dan tak bertenaga, ludah
keluar terus sampai terasa mual.
j. Tingkat kesadaran berubah, orientasi daya ingat sulit dievaluasi oleh karena mutisme.
k. Memori/daya ingat baik, klien ingin pulang karena rindu keluarga dirumah.
l. Kemampuan penilaian masih bias membedakan antara hal yang bersih dan kotor.
m. Intelegensia sulit dievaluasi oleh karena mutisme
n. Kemauan sulit dievaluasi oleh karena mutisme.
11. Pemeriksaan lain :
a. Pemeriksaan dalam : dalam batas normal
b. Pemeriksaan saraf : dalam batas normal.
12. Kebutuhan persiapan pulang.
a. Kebutuhan makan/minum klien tidak dibantu, untuk ADL sudah mampu kerjakan sendiri tanpa
bantuan orang lain.
b. Istirahat dan tidur sudah sesuai dengan kebiasaan dirumah.
c. Penggunaan obat-obatan masih perlu bantuan yaitu mengingatkan.
d. Pemeriksaan kesehatan lanjutan keluarga mendukung.
e. Aktifitas saat ini mengikuti kegiatan olahraga dengan aktif (tenis meja, bulutangkis).
13. Mekanisme koping :
Klien sudah mau melakukan olah raga bersama, tapi kadang berdiam dan menyendiri.
14. Masalah Psikososial dan lingkungan :
a. Masalah dukungan kelompok keluarga sangat mendukung.
b. Masalah yang berhubungan lingkungan : klien jarang kontak social
dengan masyarakat disekitarnya karena tak ada yang cocok.
c. Masalah dengan pendidikan Klien sudah lulus SMA dan pernah ikut pelatihan Ilmu Pelayaran.
d. Masalaah dengan pekerjaan : Klien sudah tidak bekerja lagi.
e. Masalah dengan perumahan : tinggal bersama kedua orang tuanya.
f. Masalah dengan ekonomi biaya RS ditanggung orang tua dan keluarga.
g. Masalah Pelayanan Kesehatan masih percaya/yakin terhadap dukun (paranormal) untuk
pengobatan penyakitnya.
15. Pengetahuan kurang tentang :
- Penyakit jiwa keluarga belum sepenuhnya mengerti.
- Faktor presipitasi keluarga belum mengerti, apa yang menjadi pencetus penyakitnya.
- Mekanisme koping keluarga belum memahami pentingnya dukungan untuk klien pada proses
kesembuhan.
16. Aspek medis : Shizofrenia Katatonik Sub stupor.
17. Therapi medis : - Largactil
50 mg IM
- Trifluofenazine 2x 2,5 mg
- Promactil 2 x 100 mg
18. POHON MASALAH:
Kerusakan komunikasi
verbal
Akibat
Msllh Utama :
Perubahan persepsi
Sensori (Halusinasi
Pendengaran)
Perubahan P / B
Penyebab
Syndrom Perw.diri
Kemauan menurun
3. Sindrom defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kemauan dan minat.
DS : Ibunya mengatakan klien kadang makan dan minum dirumah harus dibantu, selalu menyendiri dikamar.
DO : Klien kadang mandi bila diperintah/diingatkan, klien tampak lemah, untuk makan harus dibujuk.
Tanggal
Tanggal
3-Juni
3-Juni
2002
2002
DX.
DX.
Kep
Kep
Tujuan
Tujuan
NO.
NO. 12
RENCANA KEPERAWATAN
Kriteria Evaluasi
Kriteria Evaluasi
Umum
Umum ::
Pasien
Pasien dapat
dapat
berhubungan
dengan orangdengan
lain
orang
secara
secaralain
optimal.
optimal.
Khusus :
Khusus
1.Klien :dapat
1.
Klien dapat
membina
membina
hubunganhubungan
saling
saling
percaya
percaya
Kliendapat
dapat
2. 2.Klien
mengidentifikasi
mengidentifikasi
kemampuan
kemampuan dan
yang
aspek
positif
dimiliki
3.
3. Klien
Klien dapat
dapat
menilai
menilai kemampuan
yang
digunakan
kemampuan
yang
digunakan
4. Klien dapat
menetapkan rencana
kegiatan sesuai
dengan kemampuan
4.Klien
dapat
yang
dimiliki
melakukan
5. Klien dapat
komunikasikegiatan
sesuai
melakukan
dengankondisi
kondisnya.
sesuai
sakit
dan kemampuanya.
Intervensi
Intervensi
Setelah
pertemuan
Bina
saling percaya
Ekspresidilakukan
wajah bersahabat
Bina hubungan
hubungan saling
percaya
3
X
klien
dapat
menunjukan
dengan
mengungkapkan
Menunjukan rasa sayang,
dengan mengungkapkan prinsip
prinsip
espresiada
wajah
bersahabat,
terapeutik:
senang,
kontak
mata, mau komunikasi
komunikasi terapeutik:
rasa senang,ada
kontak
1.
klien dengan
dengan ramah
berjabat
tangan, mau
1. Sapa
Sapa klien
ramah
mata, mau
berjabat tangan,
2.
Perkenalkandiri
diridengan
dengansopan
menjawab
pertanyaan,
duduk
2.Perkenalkan
mau menjawab
sopan
berdampingan
ataupertanyaan,
3.Tanyakan nama lengkap klien
mau
duduk
berhadapan
3.
nama lengkap
berhadapan
danTanyakan
nama panggilan
dengan perawat dan mau
klien
dan
nama
4.Jelaskan tujuanpanggilan
mengutamakan masalah
4.Jelaskan
5. Berikan tujuan
perhatian pada
yang dihadapi.
5.
Jujur dan menepati janji
kebutuhanya
Klien dapat mengidentifikasi 6. Tunjukan sikap empati dan
kemampua dan aspek positif
menerima
apa adanyadan aspek
1. Diskusikan
kemampuan
yang dimiliki
7.
Beri
perhatian
Setelah 2x pertemuan klien
positif yang dimiliki klien
dapat mengidentifikasi 2. Berikan pujian bila benar
Diskusikan
kemampuan
kemampuan yang dimiliki :3. 1.
Benarkan
dengan
baik biladan
salah
positif
yang dimiliki
Intelektual, social budaya, 4. aspek
Hindari
mecoba/menilai
negatif
Klien
mampu
menilai 5. klien
fisik,dapat
emosi
yang dimiliki.
Ajak diskusi tentang kemampuan
2.
Setiap
ketemu
klien jangan
kemampuan yang dapat
yang
dimiliki
klien.
menilai
negatif
digunakan
Setelah 4x pertemuan klien
3.
memberi
pujian
dapat menyebutkan
1. Utamakan
Beri kesempatan
klien
untuk
yang
realistik
kemampuan yang dapat
mencoba kegiatan yang telah
1.
Diskusikan dengan klien
digunakan
dikemukakan
kemampuan
2. Beri pujianyang
atasdigunakan
keberhasilanya
Klien mampu melakukan
selama
sakit
3. Diskusikan kemungkinan
komunikasi sesuai dengan
2.
Diskusikandirumah
kemampuan yang
pelaksanaan
kondisinya
Setelah 5x pertemuan klien
dapat dilanjutkan
dapat membuat rencana
penggunaanya.
1. Berikan
klien kesempatan
kegiatan harian
1. Rencanakan
bersama klien
mengemukakan
pendapatnya
aktifitas
2. Dorong
bercerita
yang klien
dapatuntuk
dilakukan
tentang
dirinya
2. Tingkatkan kegiatan sesuai
3. dengan
Berikantoleransi
pujian bila
komunikasi
kondisi
pasien
Setelah 6x pertemuan klien
baik
3.
Berikan
contoh
kegiatan
dapat melakukan kegiatan 4. Diskusikan dengan keluarga bila
yang boleh dilakukan klien
sesuai kondisi sakit dan
klien
pulang klien untuk
1. Berisudah
kesempatan
kemampuanya
mencoba kegiatan yang telah
dikemukakan
2. Beri pujian atas
keberhasilanya
2. 3. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan dirumah