PENDAHULUAN
Resusitasi
hemostatik
menjelaskan
proses
memulihkan
dan
mempertahankan perfusi jaringan normal pada pasien yang datang dengan syok
hemoragik tidak terkontrol, dengan penekanan pada mekanisme pembekuan darah
yang efektif. Konsep ini menggabungkan unsur pertolongan pertama, operasi
trauma dan anestesi operasi, dan mencakup perawatan medis yang relevan dari
saat terjadi cedera sampai stabilitas hemodinamik tercapai.
Perdarahan merupakan penyebab paling umum syok setelah cedera, dan
hampir semua pasien dengan beberapa luka-luka memiliki unsur hipovolemia.
Oleh karena itu, jika tanda-tanda syok hadir, pengobatan biasanya dilakukan
selayaknya pasien hipovolemik. Namun, pengobatan yang dilakukan, penting
untuk mengidentifikasi sejumlah kecil pasienmemiliki syok dengan penyebab
yang berbeda (misalnya, kondisi sekunder seperti tamponade jantung, ketegangan
pneumotoraks, cedera tulang belakang, atau cedera jantung tumpul, yang
mempersulit hipovolemik/syok hemoragik). Fokus utama dalam syok hemoragik
adalah untuk segera mengidentifikasi dan menghentikan perdarahan. Sumber
potensi kehilangan darah pada dada, perut, panggul, retroperitoneum, ekstremitas,
dan perdarahan eksternal harus dengan cepat dinilai dengan pemeriksaan fisik dan
studi ajuvan yang sesuai. x-ray Dada, x-ray panggul, penilaian perut dengan
focused assessment sonography in trauma (FAST) atau diagnostic peritoneal
lavage (DPL), dan kateterisasi kandung kemih semua mungkin diperlukan untuk
menentukan sumber kehilangan darah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Resusitasi
hemostatik
merupakan
proses
pemulihan
dan
upaya
menghasilkan laktat dan asam yang dapat membuat kerusakan lebih lanjut baik
lokal dan sistemik. Karna terjadi sel iskemik, sehingga melepaskan mediator
mediator inflamasi seperti interleukin(IL), tumor necrosis faktor(TNF). Mediator
inilah yang dapat menyebabkan penyakit sitemik. Kebanyakan iskemik sel terjadi
akibat trombosis, hal ini merupakan respon maladaptif untuk perdarahan.
Koagulopati menyebabkan peningkatan perdarahan dan iskemik jaringan,
sehingga terjadi kerusakan sel lebih lanjut yang dapat menyebabkan kematian.
Pemberian cairan selama perdarahan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan
peningkatan perdarahan, berhubungan dengan fenomena ini jika volume cairan
meningkat akan meningkatkan juga kerja jantung (Cardiac output).
Tujuan dari resusitasi awal dilihat dari sumber perdarahan, jumlah darah
yang hilang,dan
Konsep
akan
meningkatkankehilangan
peningkatanaliran
balik
darah.
venake
Pemberian
jantung,
sehingga
jantungmengurangirefleksvasokonstriksisyok
memungkinkan
peningkatanaliran
darahke
hemoragik,
tempatvaskularcedera.
Peningkatan
tekananjugaakanmerusakdanmembersihkangumpalanekstraluminalyang
awalnyamembatasiperdarahan.
Cairanasanguineousdigunakanuntukresusitasiakanmenurunkankekentalan
darahdanakanmencairkan konsentrasifaktorpembekuan, sel-seldarah merah,
dan trombositdi lokasiperdarahan. Hasildari beberapapercobaanresusitasiyang
telah
dilakukan,
menunjukkan
bahwakehilangan
darahberkurangselamahipotensi.
Kelangsungan
mempertahankan tensi pada kondisi hipontesi ini juga memiliki berbagai risiko
misalnya orang-orangdengan penyakitkardiovaskular, geriatri, dan perdarahan
pada trauma otak.
Dukungankoagulasi
Terapitransfusiseringharusdimulai
jelasdaricederapasiendanfisiologitersedia.
setiapperdarahaneksternalyang signifikan.
sebelumgambaran
dimulaidengan
yang
kontroldari
dapat
diberikan
jika
berpotensiperdarahan
masif.
Untuk
pasien
dengan
perdarahan
aktif
dapat
dilakukan
pengujiankoagulasi.
Beberapa
penelitiantentangpenggunaanpengujianviskoelastikseluruhdarahuntuk
memanduresusitasiyangsedang
viskoelastikjugadapatmenilaibeberapa
berlangsung.Tes
aspekdarifungsi
trombosit,
kadar
berbasisresusitasi.
fibrinolytic,
BAB III
KESIMPULAN
Resusitasiideal
untukpasientraumapendarahan
aktif
telah
Terapi
cairan,
transfusidarah,
mediasiinflamasi,