Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

LABORATORIUM UNIT OPERASI


COOLING TOWER
Oleh :
Kelompok 2 (Shift Selasa Siang)
1. Harry Christian 03111003035
2. Ahmad Febriyansyah 03111003051
3. Anissa Nurul Badriyah 03111003075
4. Fifin Sunarlie 03111003082
5. Irvan Rizky 03111003084
6. Amir Mahmud Afandi 03111003085
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap industri kimia membutuhkan air, baik sebagai reaktan maupun
sebagai suplai untuk air umpan ketel. Pada proses di industri, keberadaan air
sangat vital. Hal itu disebabkan kebutuhan air di industri meliputi air proses, air
pendingin, air umpan ketel, air domestik, dan air hidran. Berdasarkan klasifikasi
jenis air di industri, air pendingin merupakan salah satu air yang disediakan dalam
jumlah besar, yaitu seratus persen dengan 10-20% allowance.
Pada industri kimia dan pembangkit listrik, air pendingin dibutuhkan
sebagai media pertukaran panas antara suatu fluida panas dengan fluida dingin.
Air pendingin biasa digunakan sebagai media pendingin pada proses pertukaran
panas. Pada proses pertukaran panas, temperatur air pendingin akan meningkat
karena terdapat panas yang mengalir dari fluida panas ke air pendingin. Proses
pertukaran panas dari fluida panas ke fluida dingin berlangsung pada suatu
peralatan yang disebut Heat Exchanger (HE). Heat Exchanger merupakan suatu
peralatan, dimana terjadi perpindahan panas dari suatu fluida yang dengan
temperatur lebih tinggi kepada fluida yang temperaturnya lebih rendah.
Air pendingin yang telah digunakan sebagai media penyerap panas tidak
dapat langsung diumpankan ke proses lain. Hal ini dikarenakan, air dengan
temperatur tinggi berpotensi menimbulkan scaling dan fouling pada peralatan
industri. Oleh karena itu, air pendingin tersebut harus diolah terlebih dahulu
sebelum diumpankan kembali pada peralatan. Air tersebut diolah kembali hingga
temperatur air pendingin mendekati temperatur awal. Proses pengolahan air
pendingin agar kembali pada temperatur semula membutuhkan peralatan yang
disebut Cooling Tower.
Aplikasi teknologi cooling tower
sangat penting pada setiap industri dalam rangka pelaksanaan efisiensi dan
konservasi energi. Pada suatu proses pabrik, fluida pendingin adalah kebutuhan
yang sangat vital. Hal ini disebabkan air digunakan sebagai media pendingin yang
membutuhkan treatment khusus agar
2

3
dapat kembali ke kondisi semula. Oleh karena itu pemahaman tentang prinsip
kerja atau operasi cooling tower sangat diperlukan.
1.2. Tujuan
1. Mengetahui prinsip dan cara kerja Cooling Tower Apparatus.
2. Mengetahui perhitungan pada Cooling Tower Apparatus.
3. Mengetahui Aplikasi dari Cooling Tower.
1.3 Permasalahan
1. Bagaimana pengaruh flowrate udara terhadap temperatur air keluar?
2. Bagaimana pengaruh kecepatan udara terhadap pressure drop melalui
packing dan approach to wet bulb?
3. Bagaimana metode untuk menentukan spesifik volume untuk menentukan
kecepatan alir udara melalui psychometric chart?
1.4 Hipotesa
1. Semakin besar kecepatan udara, maka pressure drop melalui packing akan
semakin besar, tetapi sebaliknya approach to wet bulb akan menjadi kecil.
2. Semakin besar flowrate udara yang masuk, maka temperatur akan semakin
menurun.
1.5 Manfaat Percobaan
1. Dengan diketahui hubungan antara kecepatan udara terhadap approach to wet
bulb dan pressure drop, maka dapat diaplikasikan pada peralatan cooling
tower secara lebih efisien.
2. Dapat mengetahui spesifik volume udara dari psychometric chart untuk
menentukan kecepatan alir udara.
3. Dapat mempelajari prinsip kerja cooling tower secara termodinamika.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Cooling Tower
Secara umum, cooling tower dapat dikategorikan sebagai pendingin
evaporative yang digunakan untuk mendinginkan air atau media kerja lainnya
sampai memiliki temperatur mendekati temperatur bola basah udara sekitar.
Kegunaan utama dari cooling tower adalah untuk membuang panas yang diserap
akibat sirkulasi air sistem pendingin yang digunakan pada pembangkit daya,
kilang petroleum, pabrik petrokimia, pabrik pemrosesan gas alam, pabrik
makanan, pabrik semikonduktor, dan fasilitas-fasilitas industri lainnya.
Jika suatu pabrik tidak dilengkapi dengan cooling tower dan hanya
menggunakan sirkulasi air pendingin sekali pakai, air pendingin yang telah
digunakan dan mengalami kenaikkan temperatur selanjutnya dibuang ke laut,
danau atau sungai yang ditentukan. Pembuangan sejumlah air hangat tersebut
dapat meningkatkan temperatur sungai atau danau tersebut sehingga dapat
merusak ekosistem lokal.
Cooling tower dapat digunakan untuk membuang panas ke atmosfir
sebagai pengganti angin serta difusi udara yang menyebarkan panas ke area yang
lebih luas. Berikut merupakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk
pengolahan/ penyediaan cooling water (air pendingin) pada suatu industri adalah:

1. Cooling Tower (Basin, ID fan).


2. Pompa Cooling Water.
3. Sistem injeksi bahan kimia.
2.2. Klasifikasi Cooling Tower
Cooling water atau air pendingin adalah suatu media air yang berfungsi
sebagai suatu media air yang berfungsi untuk mengambil panas dari suatu proses
atau peralatan dengan jalan perpindahan panas (heat transfer).
Secara garis besar, cooling water system dibagi menjadi 2 (dua) tipe, yaitu:
1. Recirculation Type
5
a. Open type, yaitu dimana sebagian air setelah mengalami pemanasan
akan diuapkan untuk proses pendinginannya kembali.
b. Close type, yaitu dimana pendingin kembali airnya tanpa penguapan.
Tipe ini biasanya dipakai untuk internal engine combustion system.
2. Once Through Type (tergantung penggunaannya)
Cooling water sangat penting gunanya untuk pabrik, karena apabila ada
gangguan cooling water akan menyebabkan terjadinya pengurangan produksi
atau akan menyebabkan kerusakan alat baik langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, Cooling Water System harus dikontrol dengan sebaikbaiknya, minimal mampu beroperasi tanpa gangguan selama 1-2 tahun. Adapun
tujuan digunakannya cooling water adalah:
a. Korosi yang terjadi dalam peralatan dapat dihindari sekecil mungkin.
b. Deposit yang terjadi didalam peralatan dapat dihindari sekecil mungkin.
c. Pertumbuhan bakteri, jamur, lumut terkendali.
d. Menaikkan efisiensi alat pendingin.
e. Tidak merusak lingkungan.
Sedangkan cooling tower dapat diklasifikasikan menurut beberapa hal,
antara lain:
1. Klasifikasi cooling tower berdasarkan metode perpindahan panas, cooling
tower dapat dibagi menjadi:
a. Wet cooling tower
Pada cooling tower jenis ini, air panas didinginkan sampai pada temperatur
yang lebih rendah dari temperatur bola basah udara sekitar, jika udara relatif
kering. Seperti udara jenuh yang melewati aliran air, kedua aliran akan
relatif sama. Udara, jika tidak jenuh, akan menyerap uap air lebih banyak,
meninggalkan sedikit panas pada aliran air.
b. Dry cooler (pendingin kering)
Cooling tower ini beroperasi dengan pemindahan panas melewati
permukaan yang memisahkan fluida kerja dengan udara ambient. Dengan
6
demikian akan terjadi perpindahan panas konveksi dari fluida kerja, panas
yang dipindahkan lebih besar daripada proses penguapan.
c.Fluid cooler
Pada cooling tower ini saluran fluida kerja dilewatkan melalui pipa, dimana
air hangat dipercikkan dan kipas dihidupkan untuk membuang panas dari
air.Perpindahan panas yang dihasilkan lebih mendekati ke cooling tower

basah, dengan keuntungan seperti pada pendingin kering yakni melindungi


fluida kerja dari lingkungan terbuka.
2. Klasifikasi cooling tower menurut metode pembangkitan aliran udara, cooling
tower dibagi menjadi:
a.Natural draft (penggerak udara alami)
Udara dialirkan dengan memanfaatkan gaya buoyancy melewati cerobong
yang tinggi. Udara campuran secara alami meningkat sampai terjadi
perbedaan densitas dengan udara kering, pendingin udara luar. Udara
campuran panas memiliki densiti yang lebih kecil daripada udara yang
lebih kering pada temperatur dan tekanan yang sama. Buoyancy udara
campuran tersebut menghasilkan arus udara melewati menara.
b. Mechanical draft (penggerak udara mekanik)
Menara draft mekanik memiliki fan yang besar untuk mendorong atau
mengalirkan udara melalui air yang disirkulasi. Air jatuh turun diatas
permukaan bahan pengisi, yang membantu untuk meningkatkan waktu
kontak antara air dan udara.hal ini membantu dalam memaksimalkan
perpindahan panas diantara keduanya.
3. Menurut letak kipasnya jenis ini terbagi menjadi dua, antara lain:
a. Induced draft
Kipas pada cooling tower ini berada di bagian keluaran yang menghisap
udara melintasi menara.Hal ini menghasilkan kecepatan udara masukan
rendah dan kecepatan udara keluaran yang tinggi, sehingga mengurangi
kemungkinan resirkulasi udara.
b. Forced draft
7
Pada cooling tower ini kipas terletak pada bagian masukan tower, sehingga
menyebabkan kecepatan udara yang tinggi pada bagian masukan dan
kecepatan yang rendah pada bagian keluaran.Kecepatan yang rendah pada
bagian keluaran menyebabkan lebih mudah terjadi resirkulasi udara.
Kerugian lainnya desain penggerak paksa membutuhkan daya motor yang
lebih tinggi daripada desain kipas pada tipe induced draft. Keuntungan
penggerak paksa adalah kemampuannya dalam bekerja pada tekanan statik
yang tinggi.
4. Klasifikasi cooling tower menurut arah aliran udara terhadap aliran air dibagi
menjadi :
a. Aliran crossflow
Pada tipe ini, aliran udara bergerak memotong secara tegak lurus terhadap
aliran air pada bahan pengisi. Kemudian udara melintasi menara melalui bagian
keluaran udara akibat gaya Tarik menarik dari fan yang berputar.
b. Aliran counterflow
Pada tipe ini, aliran udara pada saat melewati bahan pengisi sejajar dengan
aliran air dengan arah yang berlawanan.
Beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap cooling water adalah
sebagai berikut:
1. Make Up Cooling Water
Sebagai make up adalah filter water. Hal ini mempunyai pengaruh yang besar

karena filter water membawa beberapa komponen yang dapat mengakibatkan


timbulnya deposit maupun korosif.
2. Lingkungan Sekitar
Karena sebagai media pendingin dari air pendingin di cooling water adalah
udara yang diambil dari sekitarnya, maka tidak lepas dari kotoran atau benda
asing lainnya yang dibawa udara masuk kesistem air pendingin, akibatnya
terkontaminasi.
3. Proses yang terkait
8
Proses terkait adalah bentuk atau macam fluida yang didinginkan. Hal ini
biasanya terjadi karena kebocoran dari peralatan. Misalnya Heat Exchanger
untuk pelumas gas ammoniak atau gas sintesa apabila terjadi kebocoran akan
mengakibatkan kontaminasi air pendingin.
4. Bahan Kimia
Penggunaan bahan kimia melalui injeksi tidak terkontrol menimbulkan efek
samping, pengaruh ini lebih dominan bilamana jumlahnya semakin besar.
2.3. Prosedur Treatment
Terdapat beberapa batasan yang harus diperhatikan air sebelum masuk ke
cooling tower, yaitu:
1. pH harus dijaga kondisi normal, yaitu 6-7, karena pH yang lebih tinggi akan
menyebabkan perubahan lignin pada penangasan weed fiber.
2. Inhibitor korosi dipilih berdasarkan pada adanya serat-serat kimia dalam
make up water dan material dari peralatan Heat Exchanger.
3. Penambahan zat anti alga dan jamur diperlukan untuk menjaga keadaan zat
kimia tersebut.
2.4. Cooling Water Control System
Cooling water control system adalah usaha-usaha untuk menjaga kualitas
dan kuantitas cooling water sesuai dengan parameter desain yang telah ditetapkan.
Kuantitas/ jumlah cooling water ditentukan oleh kondisi mekanik seperti pompa,
opening valve, tekanan yang mempengaruhi flow cooling water, sedangkan
kualitas cooling water ditentukan oleh chemical treatment yang dilakukan.
Adapun bahan kimia yang diinjeksikan untuk chemical treatment adalah:
1. Pencegah Korosi (Corrossion Inhibitor)
Korosi adalah suatu peristiwa perusakan water oleh reaksi kimia atau reaksi
elektrokimia. Untuk menghindari ini maka diinjeksikan bahan kimia yang
dapat melapisi permukaan metal (protective film) agar terhindar dari pengaruh
korosi atau dapat menurunkan kecepatan korosi. Bahan kimia ini berupa cairan
yang terdiri dari Ortho Phospat, Poly Phospat dan Phospat dengan
9
perbandingan tertentu, diinjeksikan ke dalam cooling water system sampai di
dapat kadar Ortho Phospat sebesar 12 17 ppm.
2. Pencegah Kerak (Scale Inhibitor)
Kerak / scale terjadi karena adanya endapan deposit dipermukaan metal.
Endapan ini dapat digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu:
a. Mineral scale, yaitu pengendapan garam-garam kistal apabila daya
kelarutannya dilampaui (misalnya: garam-garam Ca, Mg, SiO

2
).
b. Suspended metter, yaitu partikel-partikel asing yang masuk ke dalam sistem
karena terbawa udara (misalnya: debu).
c. Corrosion product, hasil sampingan dari proses korosi yang tidak larut dalam
air.
Kerak / scaling pada permukaan pipa akan menyebabkan beberapa permasalahan,
sebagai berikut:
a. Mengganggu perpindahan panas.
b. Menyebabkan penyumbatan pipa.
c. Penyebab korosi.
Untuk menghindari terbentuknya pengendapan, yang berupa garam Ca,
maka diinjeksikan scale inhibitor (Dispersant). Terbentuknya kerak ini
dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
a. pH, makin tinggi pH maka makin mudah terjadinya pengendapan.
b. Temperatur, makin tinggi temperatur maka kelarutan garam Calsium
Carb semakin turun sehingga bertendensi terjadi pengendapan.
c. Flowrate, semakin rendah flowrate maka akan memperbesar kesempatan
pengendapan.
3. Pencegah Lumut (Slime inhibitor)
Slime adalah lendir yang berwarna coklat kehitaman yang menempel di
permukaan pipa. Slime akan mengurangi efek pencegahan korosi dan
menurunkan efisiensi cooling water. Slime umumnya disebabkan oleh adanya
bakteri mikroorganisme yang terbentuk dalam cooling water.
10
Untuk mencegah bakteri/mikroorganisme tersebut, diinjeksikan gas
Chlorine yang akan mampu membunuh hampir semua mikroorganisme yang
ada. Disamping bakteri, gas Chlorine juga mampu menghilangkan fungi/jamur,
alga/ganggang dan lumut. (Panduan Offsite Plant PT PUSRI Palembang,
halaman 8 10). Secara umum elemen-elemen yang dimiliki oleh suatu steam
plant terlihat pada komponen-komponen antara lain boiler, condenser, pompa,
turbin dan juga cooling tower.
2.5. Komponen Cooling Tower
Komponen dasar sebuah cooling tower meliputi rangka dan wadah, bahan
pengisi, kolam air dingin, eliminator aliran, saluran masuk udara, louver, nosel
dan fan.
1. Rangka dan wadah
Menara memiliki rangka berstruktur yang menunjang tutup luar
(wadah/casing), motor, fan, dan komponen lainnya.
2. Bahan Pengisi
Hampir seluruh menara menggunakan bahan pengisi (terbuat dari plastik atau
kayu) untuk memfasilitasi perpindahan panas dengan memaksimalkan kontak
udara dan air. Terdapat dua jenis bahan pengisi:
a. Bahan pengisi berbentuk percikan / Splash fill
Air jatuh diatas lapisan yang berurut dari batang pemercik horizontal, secara
terus menerus pecah menjadi tetesan yang lebih kecil, sambil membasahi

permukaan bahan pengisi.Bahan pengisi percikan dari plastik memberikan


perpindahan panas yang lebih baik daripada bahan pengisi percikan dari kayu.
b. Bahan pengisi berbentuk film
Terdiri dari permukaan plastik tipis dengan jarak yang berdekatan dimana di
bagian atas terdapat semprotan air / water spray , membentuk lapisan film yang
tipis dan melakukan kontak dengan udara. Permukaannya dapat berbentuk
datar, bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Jenis bahan pengisi film
lebih efisien dan memberi perpindahan panas yang sama dalam volume yang
lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash.
11
c. Kolam air dingin
Kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian bawah menara, dan menerima
air dingin yang mengalir turun melalui menara dan bahan pengisi.Kolam
biasanya memiliki sebuah lubang atau titik terendah untuk pengeluaran air
dingin.
d. Drift eliminator
Alat ini berfungsi untuk menangkap tetes-tetes air yang terjebak dalam aliran
udara supaya tidak hilang ke atmosfer. Saat ini hampir kebanyakan spesifikasi
pengguna akhir mengasumsikan kehilangan karena kerugian ini sebesar 0,02%.
e. Saluran udara masuk
Merupakan titik masuk bagi udara menuju menara. Saluran masuk bisa berada
pada seluruh sisi menara (desain aliran crossflow) atau berada di bagian bawah
menara (desain aliran counterflow).
f. Louver
Pada umumnya, menara dengan aliran crossflow memiliki saluran masuk
louver.Kegunaan louver adalah untuk menyamakan aliran udara ke bahan
pengisi dan menahan air dalam menara. Material yang sering digunakan untuk
louver adalah asbes. Beberapa desain untuk menara aliran counterflow tidak
memerlukan louver.
g. Nozzle
Alat ini menyemprotkan air untuk membasahi bahan pengisi. Distribusi air
yang seragam pada puncak bahan pengisi adalah penting untuk mendapatkan
pembasahan yang benar dari seluruh permukaan bahan pengisi. Nosel dapat
dipasang dan menyemprot dengan pola bundar atau segi empat, atau dapat
menjadi bagian dari rakitan yang berputar seperti pada menara dengan
beberapa potongan lintang yang memutar.
h. Fan
Fan aksial dan sentrifugal keduanya digunakan dalam menara. Umumnya fan
dengan baling-baling/propeller digunakan pada menara induced draft dan baik
fan propeller dan sentrifugal dua-duanya ditemukan dalam menara forced
12
draft. Tergantung pada ukurannya, jenis fan propeller yang digunakan sudah
dipasang tetap atau dengan dapat dirubah-rubah/ diatur.
Sebuah fan dengan baling-baling yang dapat diatur tidak secara otomatis dapat
digunakan diatas range yang cukup luas sebab fan dapat disesuaikan untuk
mengirim aliran udara yang dikehendaki pada pemakaian tenaga terendah.

Baling-baling yang dapat diatur secara otomatis dapat beragam aliran udaranya
dalam rangka merespon perubahan kondisi beban.
2.6. Fungsi Cooling Tower
Cooling tower sangat dibutuhkan oleh industri sebab cooling tower
merupakan bagian dari utilitas yang banyak digunakan. Dimana cooling tower
memproses air yang panas menjadi air yang dingin yang digunakan kembali yang
bisa dirotasikan. Cooling tower salah satu alat yang juga mengolah air untuk
mengatasi masalah polusi lingkungan.
2.7. Persyaratan Proses Cooling Tower
Umumnya batasan operasi cooling tower adalah pada suhu 120
o
F.
Temperatur air keluar biasanya lebih rendah dari 120
o
F. Pada saat temperatur air
proses melebihi 120
o
F perlu dilakukan tahapan evaporasi dengan menggunakan
cooler sehingga tidak terjadi kontak langsung antar air panas dan udara.
Temperatur air terendah yang mungkin didinginkan di dalam cooling
tower tergantung pada wet bulbtemperatur udara, tetapi ini bukanlah batasan
mutlak karena tekanan uap keluar dan wet bulb temperatur dalam cooling tower
disebut Approach.
2.8. Packing Cooling Tower
Jenis bahan isian atau packing pada cooling tower biasanya khusus, seperti
kayu sipres yang mempunyai daya tahan aksi gabungan air dan angin. Pengisian
packing pada cooling tower harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
1. Permukaan interfacial antara fuida yang akan didinginkan dengan fluida yang
mendinginkan besar.
13
2. Memiliki karakteristik aliran fluida yang didinginkan pada packing harus
terjadi pertukaran volume fluida yang besar melalui cross section tower yang
kecil tanpa loading/ fleeding dan pressure drop yang rendah untuk gas.
3. Zat inert fluida dapat diproses secara kimia.
4. Mempunyai kekuatan struktural sehingga mudah dalam penangan dan
instalasi.
5. Biayanya murah.
Terdapat dua cara pengisian packing pada cooling tower, yaitu:
1. Random Packing
Jenis random packing yang digunakan, yaitu:
a. Rasching ring
b. Lessing ring
c. Partition ring
d. Belt saddle
e. Intalox saddle
f. Tellerate

g. Pall ring atau flexiring


2. Regular Packing
Jenis regular packing yang digunakan, yaitu:
a. Rasching ring
b. Doble spiral ring
c. Section through expanded metal packing
d. Wood grids
2.9. Make-Up Water
Perlengkapan make up untuk cooling tower terdiri dari penjumlahan
evaporation loss, drift loss dan blown down.
Rumus:
Wm = We + Wd + Wb . . . (1)
Dimana:
Wm = Water make up.
14
Wd = Water drift loss.
Wb = Water blown down.
Evaporation loss dapat ditentukan dengan persamaan, yaitu:
We = 0,00085 Wc (T
1
-T
2
) . . . (2)
Dimana:
Wc = Sirkulasi water flow (gal/ min pada tower inlet)
T
1
-T
2
= Temperatur air masuk - temperatur air keluar,
o
F.
We = Water evaporate.
Drift adalah air yang naik ke atas (terdorong ke atas) pada tower
dischange vapor. Drift loss adalah fungsi dari draft eliminator design yang
bervariasi antara 0,1 dan 0,2 % dari air yang di supply ke tower. Perkembangan
baru dalam eliminator design memungkinkan untuk mengurangi menjadi dibawah
0,1 %.
Blown down mengurangi bagian dari sirkulasi air terkonsentrasi terhadap
proses evaporasi untuk menurunkan konsentrasi sistem solid blown dapat
dihitung berdasarkan jumlah siklus dari konsentrasi. Kuantitas blown down yang
dibutuhkan:
Cycle of concentration = = , (3)
atau
Wb = (4)
2.10. House Power

Pada cooling tower sumber daya yang digunakan sebagai pengeluar udara
adalah fan atau blower, kecepatan tergantung dari beberapa banyak air yang akan
diinginkan. Jumlah dari fan tergantung pada faktor cooling tower, termasuk type
fill, konfigurasi tower dan kondisi termal. Untuk menghitung dari output dari fan
adalah sebagai berikut:
Static = (5)
Dimana:
Q = Volume udara (ft
3
/ min).
hs = Static head di dalam air.
15
d = Densitas air pada temperatur ambient (lb/ ft
3
).
2.11. Pump Horse Power
Pompa adalah salah satu bagian yang terpenting dari cooling tower untuk
mengalirkan air dari dasar cooling tower menuju bagian spray pada puncak
cooling tower. Cara menghitung reducing pompa adalah:
Pump bhp =
Dimana:
ht = total head, ft.
2.12.Operasi Cooling Tower
Penerapan yang nyata dari operasi ini adalah dengan cooling tower.
Biasanya cooling tower ini menyerupai kotak kayu, dimana alat ini mengontakkan
air panas sisa dari proses pendingin ke udara sehingga terjadi proses pendinginan
air. Fungsi kayu yang ada pada bagian cooling tower adalah untuk memperluas
wilayah pertemuan antara air dan udara. Suatu cooling tower biasanya dapat
menekan kebutuhan akancooling water sebanyak 98 % walau ada juga resiko
terkontaminasi yang disebabkan oleh penjenuhan air oleh uap air.
Pada cooling tower udara dingin dari atmosfer dilewatkan ke bagian
bawah cooling tower dan terjadi panas antara air panas dengan udara dingin. Bila
zat cair panas dikontakkan kepada gas tak jenuh, sebagian dari zat cair tersebut
akan menguap dan suhu zat cair menjadi turun. Pendinginan air dalam jumlah
besar dilakukan dalam kolam-kolam semprot (spray pond).
Kita telah tahu bahwa tujuan dari dibuatnya cooling tower atau menara
pendingin adalah untuk mensirkulasikan air pendingin dengan cara mendinginkan
air itu dan menggunakannya kembali secara berulang-ulang. Air panas yang
biasanya berasal dari kondensor atau unit perpindahan panas lainnya dimasukkan
melalui puncak menara (top tower) dan di distribusikan ke dalam plat-plat melalui
metode cascade kebawah dilengkapi dengan Slat Grating untuk memberikan luas
permukaan yang besar untuk kontak udara dan air.
Pada prinsipnya cooling tower atau menara pendingin adalah jenis bahan
isian yang khusus yaitu kayu sipres yang mempunyai daya tahan aksi gabungan
16
air dan angin. Dalam menara itu sebian air menguap ke udara dan kalor sensibel

berpindah dari air panas ke udara yang lebih dingin. Kedua proses itulah yang
mengakibatkan turunnya air dingin dan untuk menjaga keseimbangan air dingin
kita hanya perlu menambahkan air untuk menggantikan air yang hilang karena
penguapan atau angin.
Jika air pada cooling tower digunakan untuk tujuan pendinginan proses,
rancangan peralatan pendinginan itu haruslah didasarkan atas suhu maksimum
cooling tower yang diperkirakan. Suhu ini pada gilirannya tidak tergantung pada
suhu cembul basah maksimum pada lokasi itu. Daftar suhu cembul basah
maksimum untuk berbagai tempat di Amerika Serikat dan tempat-tempat lain di
dunia sudah terdapat dalam publikasi. Kehilangan air karena penguapan pada
waktu pendinginan pada waktu pendinginan itu sangat kecil, karena untuk
menguapkan 1 lb air diperlukan 1000 Btu, maka 100 lb air harus didinginkan 10
0
F
untuk memberikan kalor untuk menguapkan 1 lb air itu. Jadi, untuk mengubah
suhu air 10
0
F terdapat rugi penguapan sebanyak 1%. Di samping itu, terdapat pula
kehilangan karena semprot mekanis, yang pada menara yang dirancang dengan
baik, hanyalah sebesar 0,2%. Pada kondisi yang disebutkan di atas, rugi total air
selama mengalir melewati pendingin itu hanyalah sekitar 1,7%. Pada pendinginan
zat cair lain dengan cara evaporasi ini, rugi penguapan, walaupun kecil, masih
lebih besar dari rugi dalam air, karena kalor penguapannya lebih kecil.
2.13.Teori Difusi
Suatu pristiwa difusi melibatkan peresapan satu fluida lainnya misalnya, gas
udara yang mengandung sejumlah kecil uap aseton yang larut dalam air
sedangkan udara tidak larut dalam air. Seandainya campuran udara-aseton
dimasukkan ke menara dimana air akan mengalir secara kontinu sehingga molekul
aseton melekat ke molekul air. Maka molekul aseton dalam lapisan film udara
menyentuh lapisan film liquid dan menyerap dengan cepat oleh larutan tersebut
dalam liquid sehingga konsentrasi aseton dalam lapisan udara lebih kecil
dibandingkan yang terlarut.
17

Anda mungkin juga menyukai