Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

PEMBUATAN RANGKAIAN SEDERHANA DENGAN


POTENSIOMETER PUTAR
Guru Pengampu : Novia Sabdawati

Disusun Oleh :
Achmad Arifaturrohman

15523

TEKNIK OTOMASI INDUSTRI


TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 DEPOK SLEMAN
YOGYAKARTA
2016

A. TUJUAN
Setelah melakukan praktik pembuatan rangkaian, siswa diharapkan dapat :
1. Mengetahui dan mengidentifikasi komponen-komponen untuk percobaan
rangkaian sederhana menggunakan potensiometer putar.
2. Mengetahui desain rangkaian sederhana menggunakan potensiometer putar.
3. Mengetahui cara pembuatan rangkaian sederhana menggunakan potensiometer
putar.
4. Mengetahui unjuk kerja dari rangkaian sederhana menggunakan potensiometer
putar.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat adalah perkakas yang digunakan siswa untuk mengimplementasikan
desain rangkaian sederhana menggunakan potensiometer putar. Alat tersebut
diantaranya :
a. Solder
1 buah
b. Tang cucut
1 buah
c. Tang potong
1 buah
d. Gunting
1 buah
e. Spons Solder
1 buah
2. Bahan
Bahan adalah benda atau material habis pakai yang terpasang dan menjadi bagian
dari rangkaian sederhana menggunakan potensiometer putar. Bahan tersebut
adalah :
a. Resistor 330 Ohm
1 buah
b. Variable Resistor (Potensiometer)
1 buah
c. LED 3mm
1 buah
d. Pin Sisir Male
3 pin
e. Tenol
secukupnya
f. Gondorukem
secukupnya
g. Baterai/Adaptor 5 Volt
1 buah
C. Dasar Teori
Resistor variabel adalah sebuah komponen yang mempunyai karakteristik
seperti resistor namun nilainya tidak tetap (variabel) dan bisa diubah selama
pemakaian. Perubahan nilai resistor ini karena diubah oleh sesuatu dari luar misalnya
diputar atau digeser. Perubahan nilai dari resistor variabel biasanya dimanfaatkan
untuk mengatur sesuatu yang sifatnya tidak tetap dan bergantung dari kondisi
penerapan rangkaian.
Resistor variabel pada umumnya digambarkan menyerupai simbol resistor
dengan tanda panah ditengahnya. Karena kebanyakan resistor variabel berkaki tiga
maka panah yang berada ditengah merupakan kaki ketiga yang berada ditengah
dengan nilai resistansi yang berubah-ubah terhadap kaki pinggir. Perubahan nilai
resistor ini tergantung pada posisi kaki tengah terhadap kaki pinggir.

Gambar 1. Simbol Potensiometer


Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang
membentuk jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal
lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan untuk
menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan Penyapu
(Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya Nilai
Resistansi sebuah Potensiometer.

Gambar 2. Struktur Internal dan Bentuk Potensiometer


Nilai resistansi antara kaki pinggir merupakan nilai yang tertera pada body
resistor variabel. Misalnya tertulis nilai 10k maka besarnya resistansi antara kaki
pinggir selalu tetap sebesar 10k. Kemudian nilai resistansi antara kaki tengah
dengan kaki pinggir berubah (variabel) sesuai dengan posisi kaki tengah terhadap kaki
pinggir.
Jika posisi potensio berana pada kiri penuh maka besarnya resistansi kaki
tengah dengan kaki sebelah kiri sama dengan nol dan besarnya resistansi kaki tengah
dengan kakai sebelah kanan sebesar 10k. Dan sebaliknya saat posisi kanan
penuh maka besarnya resistansi kaki tengah dengan kaki sebelah kanan sama dengan
nol dan besarnya resistansi kaki tengah dengan kaki sebelah kiri sebesar 10k.
D. LANGKAH KERJA
Langkah kerja adalah tahap-tahap kegiatan untuk melakukan praktik atau
pembuatan rangkaian. Tahap-tahap tersebut dilakukan sesuai prosedur untuk
memperoleh hasil maksimal. Langkah kerja dalam pembuatan rangkaian ini adalah :
1. Membuat desain rangkaian sederhana menggunakan potensiometer putar.
2. Pendataan daftar komponen
3. Pembelian bahan-bahan.

4. Menyiapkan alat dan bahan.


5. Melakukan pendataan komponen untuk menjamin kelengkapan.
6. Memasang komponen pada PCB lubang.
a. Pemasangan komponen pertama dilakukan dengan memasang komponen
terpendek.
b. Selanjutnya komponen terpendek (resistor,kabel jumper) disolder terlebih
dahulu.
c. Setelah disolder, dilanjutkan dengan pemasangan komponen yang lebih
pendek dari komponen-komponen yang belum terpasang pada PCB.
d. Kemudian disolder dan begitu seterusnya
e. Mengembalikan alat atau bahan pada tempat semula.
7. Melakukan uji coba rangkaian.
a. Menghubungkan pin sisir atau kabel jumper ke sumber tegangan 5 Volt.
b. Memastikan bahwa LED telah menyala.
c. Memutar Potensiometer searah maupun berlawan arah jarum jam.
d. Mengamati LED ketika Potensiometer diputar.
8. Memahami cara kerja rangkaian tersebut.
9. Mempresentasikan unjuk kerja rangkaian kepada guru pengampu.
10. Membuat laporan hasil praktik.
E. HASIL PRAKTIK
1. Gambar rangkaian secara fisik.

Gambar 3. Gambar Fisik Rangkaian


2. Rangkaian dapat meningkatkan maupun meredupkan nyala LED karena adanya
potensiometer sebagai hambatan. Dimana hambatan tersebut dapat berubah
(variabel) sehingga mempengaruhi besar kecilnya arus yang lewat. Arus yang
lewat akan berpengaruh pada tingkat kecerahan LED.
F. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktik pembuatan rangkaian sederhana menggunakan
potensiometer, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Untuk pemasangan komponen pada PCB harus dilakukan dengan teliti dan
disiplin. Sedangkan kerapian pemasangan komponen akan meningkatkan
keindahan pengamat serta mempermudah troubleshooting.

2. Pada potensiometer bisa diabaikan satu kaki untuk tidak digunakan dalam
rangkaian kecuali kaki tengah. Misalnya kaki yang digunakan adalah kaki kiri dan
tengah maupun kaki kanan dan tengah.
3. Apabila menginginkan LED redup saat diputar kekanan, maka kaki yang
digunakan adalah kaki tengah dan kiri. Sedangkan apabila menginginkan LED
redup saat diputar kekiri, maka kaki yang digunakan adalah kaki tengah dan
kanan.
4. Hambatan pada Variable Resistor yang digunakan dalam rangkaian (10 K Ohm)
tidak cukup besar untuk meredupkan nyala LED hingga mati.

Anda mungkin juga menyukai