Anda di halaman 1dari 7

Abdul Muiz Maulana

115020301111014
Bermacam makna fraud:
Fraud

Error

Unsur kesengajaan
niat jahat
penipuan (deception)
penyembunyian (concealment)
penyalahgunaan kepercayaan (violation of trust)
Perbuatan tersebut bertujuan mengambil keuntungan yang ilegal (illegal advantage)
yang bisa berupa uang, barang/harta, jasa, tidak membayar jasa.

kesalahan yang tidak disengaja


memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan)
penggelapan dalam jabatan
pemerasan dalam jabatan
ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara)
menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

Perbedaan antara fraud dan error(jenis kesalahan) ini hanya dibedakan oleh
jurang yang sangat tipis, yaitu ada atau tidak nya unsur kesengajaan. Standar pun mengenali
bahwa seringkali mendeteksi kecurangan lebih sulit dibandingkan dengan kekeliruan karena
pihak manajemen atau karyawan akan berusaha menyembunyikan kecurangan itu.

Irregularities
ketidakberesan
salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap pelaporan keuangan
Tidak hingga perilaku tradisional; Tidak praktek biasa; Tidak teratur (atau tidak
teratur); Tindakan yang salah; Kekeliruan; Pelanggaran. (by kamus online)
situasi di mana aturan, hukum, atau biasa cara melakukan sesuatu tidak telah diikuti
situasi di mana acara tidak terjadi pada waktu reguler
bentuk atau penampilan yang tidak bahkan, lurus, atau halus
constipationthe kondisi mampu untuk lulus padat limbah dari tubuh Anda secara
teratur

Corruption

Bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalik, menyogok.
Dalam The Lexicon Webster Dictionary, kata korupsi berarti kebususkan, kebejatan,
keburukan, ketidakjujuran, dapat disuap, penyimpangan dari kesucian, tidak bermoral,
kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.
Perilaku pejabat publik, baik politikus/politisi maupun pegawai negeri yang secara
tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat
dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada
mereka.
UU No. 20 Tahun 2001 : Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Pengertian Korupsi menurut pendapat Gurnar Myrdal di dalam bukunya yang
berjudul Asian Drama volume 2, Korupsi tersebut meliputi kegiatan-kegiatan tidak
patut yang berkaitan dengan kekuasaan, aktivitas-aktivitas pemerintahan atau usahausaha tertentu untuk memperoleh kedudukan secara tidak patut, serta kegiatan lainnya
seperti penyogokan.
Pengertian Korupsi menurut Helbert Edelherz yang diistilahkan dengan kejahatan
kerak putih (white collar crime), Korupsi adalah suatu perbuatan atau serentetan
perbuatan yang bersifat ilegal dimana dilakukan secara fisik dengan akal bulus atau
terselubung untuk mendapatkan uang atau kekayaan serta menghindari pembayaran
atau pengeluaran uang atau kekayaan atau untuk mendapatkan bisnis atau keuntungan
pribadi.
Poerwadarmina, Pengertian Tindak Pidana Korupsi adalah perbuatan yang buruk
seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya yang dapat
dikenakan sanksi hukum atau pidana.
Tindak Pidana Korupsi Menurut UU No.31 Tahun 1999 (UU Tipikor)
Tindak Pidana Korupsi adalah setiap orang yang secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, yang dapat dipidana dengan
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara minimal 5 tahun dan maksimal 20
tahun dan dengan denda paling sedikit 200 juta rupiah dan paling banyak 1 miliar
rupiah.
UU No 7 Tahun 2006, Pengertian Tindak Pidana Korupsi adalah ancaman terhadap
prinsip-prinsip demokrasi yang menjunjung tinggi transparansi, integritas dan
akuntabilitas, serta keamanan dan strabilitas bangsa Indonesia. Oleh karena itu, maka
korupsi merupakan tindak pidana yang bersifat sistematik dan merugikan langkahlangkah pencegahan tingkat nasional maupun tingkat internasional. Dalam
pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi yang efisien dan
efektif diperlukan dukungan manajemen tata pemerintahan yang baik dan kerja sama
internasional, termasuk di dalamnya pengembalian aset-aset yang berasal dari tindak
pidana korupsi tersebut.

Illegal Acts:
Tindakan illegal (illegal acts) adalah setiap tindakan yang berlawanan dengan hukum.
Tindakan ilegal dapat dilakukan secara sengaja atau dengan kurang hati-hati.
Bribery:
Suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
memberikan imbalan kepada pihak lain dengan maksud mendapatkan apa yang
diinginkan. Bribery bisa disebut juga dengan penyuapan.
Suap (bribery) bermula dari asal kata briberie (Perancis) yang artinya adalah begging
(mengemis) atau vagrancy (penggelandangan). Dalam bahasa Latin disebut briba, yang artinya
a piece of bread given to beggar (sepotong roti yang diberikan kepada pengemis).
Dalam perkembangannya bribe bermakna sedekah (alms), blackmail, atau extortion
(pemerasan) dalam kaitannya dengan gifts received or given in order to influence corruptly
(pemberian atau hadiah yang diterima atau diberikan dengan maksud untuk memengaruhi secara
jahat atau korup).

Gratification:
Pengertian Gratifikasi menurut penjelasan Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001
Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan
cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri
maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa
sarana elektronik.

Fraundulent Reports:
Kecurangan yang terjadi pada laporan keuangan.
Melakukan manipulasi, pemalsuan, dan perubahan pencatatan akuntansi atau
dokumen-dokumen yang digunakan sebagai dasar pembuatan laporan keuangan.
Secara sengaja menghilangkan (atau menyajikan dengan salah) suatu
transaksi/informasi signifikan lain dalam laporan keuangan.
Secara sengaja menerapkan prinsip akuntansi yang salah terkait dengan pencatatan
jumlah, klasifikasi, dan pelaporan suatu transaksi keuangan.

Short Cases
Kasus 1
1. Clever Inc., harus bisa menghasilkan sampai $ 10.000, berikut perhitungan untuk
memulihkan kerugian dari fraud:
Profit Margin = Laba Bersih/Pendapatan
Profit Margin = $ 2.000/$ 20,000=10%
Dengan profit margin 10% dan menjadi perusahaan manufaktur, Clever Inc haru bia
meningkatkan pendapatan ampai $ 10.000 untuk menutup $ 1.000 dari kerugian fraud.
Alexander, Inc., harus menghasilkan tidak lebih dari yang lain $ 4.000, dihitung
sebagai berikut untuk memulihkan kerugian fraud yang terjadi:
Profit Margin = Laba Bersih/Pendapatan
Profit Margin = $ 5.000/$ 20,000=25%
Karena profit margin adalah 25%, dan merupakan perusahaan jasa tanpa harga pokok
penjualan, maka hanya membutuhkan $ 4000 untuk menutup $ 1.000 dari kerugian
fraud.
2. Jumlah ini berbeda karena profit margin perusahaan ini berbeda. Clever, Inc., adalah
perusahaan manufaktur, dan untuk setiap $ 1.000 laba bersih harus menghasilkan $
10.000. Sedangkan Alexander, Inc., harus menghasilkan tidak lebih dari $ 4.000
untuk setiap $ 1.000 hilang dari fraud yang terjadi.
3. Hal ini biasanya lebih mudah untuk sebuah perusahaan layanan dengan margin
keuntungan yang lebih tinggi untuk pulih dari kerugian fraud daripada perusahaan
manufaktur yang harus menghasilkan lebih banyak uang untuk memulihkan kerugian
fraud.
Peran Akuntan dalam mendeteksi fraud
Dalam pencegahan terjadinya fraud akuntan berposisi sebagai auditor, lebih utama
auditor internal. Terdapat 4 pilar utama dalam memerangi kecurangan, yaitu :
1.
Pencegahan kecurangan (fraud prevention)
2.
Pendeteksian dini kecurangan (early fraud detection)
3.
Investigasi kecurangan (fraud investigation)
4.
Penegakan hukum atau penjatuhan sanksi (follow-up legal action)
Berdasarkan 4 pilar utama dalam rangka memerangi kecurangan tersebut, peran penting
dariinternal auditor dalam ikut membantu memerangi perbuatan kecurangan khususnya
mencakup :

Preventing Fraud (mencegah kecurangan)

Detecting Fraud (mendeteksi kecurangan)

Investigating Fraud (melakukan investigasi kecurangan)


Secara garis besar pencegahan dan pendeteksian serta investigasi merupakan tanggung jawab
manajemen, akan tetapi internal auditor diharapkan dapat melakukan tiga hal tersebut di atas
sebagai bagian dari pelaksanaan tugas manajemen. Dalam perkembangannya penugasan

dalam memerangi kecurangan saat ini telah mengarah pada profesi tersendiri, seperti
Certified Fraud Examiners (CFE) ataupun akuntan forensic.
Internal auditor harus bertindak secara proaktif dalam mencegah dan mendeteksi terjadinya
kecurangan, khususnya keterlibatan secara aktif dalam mengevaluasi struktur pengendalian
intern perusahaan dan status organisasi. Efektivitas internal auditor dalam mencegah dan
mendeteksi kecurangan sering kali terkendala oleh waktu dan besarnya biaya untuk
menilai/menguji prosedur, kebijakan manajemen dan pengujian atas pengendalian.
Internal auditor barada dalam posisi yang penting untuk memonitor secara terus menerus
struktur pengendalian intern perusahaan melalui identifikasi dan deteksi atas tanda-tanda (red
flags) yang mengindikasikan adanya suatu kecurangan. Internal auditor berada pada posisi
yang tepat untuk memehami seluruh aspek tentang struktur organisasi, tempat pelatihan yang
tepat, pemahaman mereka tentang sumber daya manusia yang ada, memahami kebijakan dan
prosedur operasi, dan memahami kondisi bisnis dan lingkungan pengendalian intern yang
memungkinkan untuk mengidentifikasi dan menilai tanda-tanda atau gejala (symptom
ataupun red flag) kemungkinan terjadinya kecurangan.
Para internal auditor dalam mencegah dan mendeteksi kecurangan diatur secara jelas dalam
kewenangan pelaporan dan standar profesi. Komisi Treadway (the Treadway Commision,
1987) merekomendasikan bahwa internal auditor harus berperan aktif dalam mencegah dan
mendeteksi kecurangan. Demikian pula dalam Pernyataan Standar Internal Audit
mensyaratkan bahwa internal auditor harus berperan aktif dalam mencegah dan mendetesi
kecurangan dengan mengidentifikasi tanda-tanda kemungkinan terjadinya kecurangan,
menginvestigasi gejala kecurangan dan melaporkan temuannya pada komite audit atau
kepada tingkat manajemen yang tepat.
Kecurangan biasanya tidak hanya dilakukan oleh karyawan pada tingkat bawah, tetapi jug
adapt dilakukan oleh jajaran direksi (top management) baik secara individual maupun
bersama-sama (fraud management) yang dalam cakupan penugasan audit mungkin luar
jangkauan kewenangan internal auditor. Pada dasarnya dalam menjalankan tugas audit
regular, internal auditor perlu mewaspadai terjadinya kecurangan yang dapat mempengaruhi
kualitas, integritas dan keandalan pelaporan transaksi keuangan perusahaan. Dalam hal ini,
internal auditor harus menginvestigasi secara menyeluruh kemungkinan terjadinya
kecurangan dan mengkomunikasikan kepada komite audit terhadap adanya indikasi
kecurangan. Dengan demikian, hubungan kerjasama yang erat antara komite audit dengan
fungsi audit internal, khususnya melalui pertemuan-pertemuan antara ketua komite audit
dengan kepala Satuan Pemeriksa Intern (SPI), akan dapat meingkatkan kualitas hasil kerja
internal auditor dan mengurangi keungkinan terjadinya kecurangan.
Hubungan kerjasama antara internal auditor dengan eksternal auditor dapat membawa
keterlibatan internal auditor dalam proses penilaian terhadap (kemungkinan) terjadinya
kecurangan pada area peran internal auditor yang sangat terbatas, misalnya pada level
terjadinya kecurangan melibatkan manajemen lini menengah dan atas (middle/top
management). Sehingga secara tidak langsung internal auditor akan lebih mampu berperan

dalam memantau kemungkinan terjadinya kecurangan pada level pembuat kebijkan. Situasi
demikian ini akan memberikan peluang bagi internal auditor untuk berperan aktif dalam
pengujian integritas, kualitas, dan keandalan proses pembuatan hingga implementasi
kebijakan yang dilakukan oleh top manajemen. Bahkan dalam laporannya pada tahun 1999,
COSO (Committee of Sponsoring Organizations) mendorong agar internl auditor mampu dan
dapat berperan secara aktif dalam menilai kualitas, keandalan dan integritas manajemen
puncak dalam pembuatan dan implementasi kebijakan agar terbebas dari unsur perbuatan
kecurangan.
Berkenaan dengan peran dan tanggung jawab sebagaimana diuraikan di atas, Pernyataan
Standar Internal Auditor (SIAS) No.3 menguraikan mengenai tanggungjawab internal auditor
untuk pencegahan kecurangan, yaitu : memeriksa dan menilai kecukupan dan efektivitas
system pengendalian intern, berkaitan dengan pengungkapan risiko potensial pada berbagai
bentuk kegiatan/operasi organisasi. Standar ini secara jelasa mengemukakan bahwa
pencegahan kecurangan adalah tanggungjawab manajemen. Meskipun demikian, internal
auditor harus menilai kewajaran dan efektivitas tindakan yang dilakukan oleh manajemen
terhadap kemungkinan penyimpangan atas kewajiban tersebut.
Dapat kita lihat bahwa SIAS N0.3 menjelaskan tanggungjawab internal auditor dalam
mendeteksi kecurangan yang mencakup :
Pertama, internl auditor harus memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang memadai atas
kecurangan agar dapat mengidentifikasi kondisi yang menunjukkan tanda-tanda fraud yang
mungkin akan terjadi.
Kedua, internal auditor harus mempelajari dan menilai struktur pengendalian perusahaan
untuk mengidentifikasi timbulnya kesempatan terjadinya kecurangan, seperti kurangnya
perhatian dan efektivitas tehadap system pengendalian intern yang ada.

DAFTAR RUJUKAN
http://keuanganlsm.com/pengertian-audit-kecurangan/ Disarikan dari buku: Audit Manajemen
Kontemporer, Penulis: Drs. Amin Widjaja Tunggal, AK. MBA., Halaman: 301-302
http://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/bribe
http://jefryandica.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-bribery-dan-contoh-kasusnya.html
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=5118&coid=3&caid=22&gid=3
http://www.kpk.go.id/id/layanan-publik/gratifikasi/mengenai-gratifikasi
ISA 240
Ermansjah Djaja, 2009. Memberantas Korupsi Bersama KPK (Komisi Pemberantasan
Korupsi). Penerbit Sinar Grafika : Jakarta.
http://www.digopaul.com/id/english-word/irregularities.html
Komisi Pemberantasan Korupsi
http://multimediaitjen.dephub.go.id/konten/mm/uploadedpdf/buku_saku_korupsi_kpk.pdf?
p=pdf
http://dantonverdict.weebly.com/blog/antara-fraud-manipulasi-dan-error

Tuanakotta. Theodorus M. 2013. Mendeteksi Manipulasi Laporan Keuangan.


http://accounting-media.blogspot.co.id/2013/06/fraud-dan-korupsi.html

Anda mungkin juga menyukai