Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN

Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame


Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015

BAB

GAMBARAN UMUM
KAB. MUARA ENIM

3.1.

KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI


Kabupaten Muara Enim salah satu Kabupaten di propinsi Sumatera Selatan. Secara

geografis, Medan terletak pada 4 - 6 Lintang Selatan LS dan 104 - 106 Bujur Timur BT.
Wilayah Kabupaten Muara Enim, secara administrasi mempunyai batasan wilayah sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Musi Banyuasin dan Kota Palembang
Sebelah Timur : Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten Ogan Ilir, dan
Prabumulih
Sebelah Selatan : Kabupaten OKU dan OKU Selatan
Sebelah Barat

: Kabupaten Musi Rawas, dan Kabupaten Lahat

Kabupaten Muara Enim memiliki wilayah seluas 9.1450,50 km2 yang dapat dirinci
menurut kecamatan, yang paling luas adalah Kecamatan Lubai seluas 984,73 km2 atau sekitar
10,7% dari luas wilayah keseluruhan, dan yang paling kecil adalah Kecamatan Kelekar dengan
luasan 151,00 km2 atau 1,6% dari luas wilayah secara keseluruhan.

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-1

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
Gambar 3.1. Peta Administrasi Kabupaten Muara Enim

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-2

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
Kabupaten Muara Enim Wilayah administrasi Kabupaten Muara Enim meliputi 22
wilayah kecamatan yang terbagi dalam 310 desa dan 16 kelurahan. Untuk lebih jelasnya
mengenai kondisi administrasi kabupaten Muara enim dapat dilihat pada tabel 3-1.
Tabel 3-1.
Luas Wilayah Kabupaten Muara Enim dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2014
Kecamatan

Tinggi Rata dpl *)

Luas Daerah **)


(km)

% Thd Luas Daerah **)

Semende Darat Laut

600 1 017

269,14

3,60

Semende Darat Ulu

943 1 800

426,64

5,70

Semende Darat Tengah

997 1 024

302,24

4,04

Tanjung Agung

82 652

710,04

9,49

Rambang

42 78

378,07

5,05

Lubai

42 79

529,32

7,07

Lawang Kidul

62 229

287,26

3,84

Muara Enim

40 77

187,08

2,50

Ujan Mas

37 64

311,33

4,16

Gunung Megang

46 81

471,36

6,30

11

Benakat

40 87

451,96

6,04

12

Rambang Dangku

34 62

773,33

10,33

13

Gelumbang

33 53

705,57

9,43

14

Lembak

32 47

101,44

1,36

15

Sungai Rotan

20 33

344,14

4,60

16

Muara Belida

17 41

204,67

2,74

17

Kelekar

17 - 33

138,03

1,84

18

Belimbing

38 52

148,69

1,99

19

Belide Darat

46 - 62

264,26

3,53

Lubai Ulu

54 -112

478,49

6,39

7 483,06

100,00

10

20

Jumlah / Total

Sumber: BPS, Kab. Muara Enim dalam angka, tahun 2014

3.2.

KONDISI FISIK WILAYAH KABUPATEN MUARA ENIM


Profil wilayah Kabupaten Muara Enim meliputi gambaran umum Kabupaten Muara

Enim, Kependudukan dan sumber daya manusia, Potensi sumber daya alam, dan Potensi
ekonomi wilayah.

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-3

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
3.2.1.

Tofografi
Kemiringan lerang Kabupaten Muara Enim sangat bervariasi. Diketahui bahwa sebagai

besar wilayah memiliki kemiringan lerang 3-10% yaitu seluas 384-620 atau sebesar 40,2 %
Sedangkan wilayah dengan kemiringan lereng lebih dari 40 % seluas 98.458 Ha atau 10,76 %
terdapat di kecamtan Semedo dan Tanjung Agung.
Ditinjau dari aspek fisiografi, Kabupaten Muara Enim merupakan rangkaian dari
pegunungan/bukit, lembah, dataran dan sebagai kecil rawa. Daerah pegunungan/bukit terletak
di sebelah selatan wilayah kabupaten ini sebagai rangkaian dari anak Bukit Barisan. Daerah celah
dan lembah di Kecamatan Semendo dan Tanjung Agung banyak membentuk tebing- tebing
yang curam. Dataran rendah dan rawa/danau terbesar di wilayah Kecamatan Muara Enim,
Gunung Megang, Talang Ubi, Rambang Dangku, Lubai dan Gelumbang. Untuk lebih jelasnya
lihat di Gambar 3.2.
3.2.2. Ketinggian
Ketinggian di Kabupaten Muara Enim sebagian besar daerah dataran rendah dengan
ketinggian berkisar antara 0 - > 1.000 m dpl.
Berdasarkan daerah sebaran ketinggian menurut kecamatan di Kabupaten Muara Enim,
ketinggian 0 25 m dpl berada pada Kecamatan Penukal Utara, Kecamatan Penukal,
Kecamatan Abab, sebagian Kecamatan Talang Ubi, Kecamatan Gelumbang, Kecamatan
Tanah Abang, Kecamatan Lembak, sebagian Kecamatan Rambang Dangku, sebagian
Kecamatan Gunung Megang dan Kecamatan Lubai.
Ketinggian antara 25 100 m dpl terdapat di Kecamatan Benakat, Kecamatan Ujan
Mas, Kecamatan Gunung Megang, Kecamatan Rambang Dangku, Kecamatan Rambang
dan sebagian Kecamatan Lubai.
Ketinggian antara 100 500 m dpl terdapat di Kecamatan Lawang Kidul.
Ketinggian antara 500 1.000 m dpl terdapat di Kecamatan Tanjung Agung.
Ketinggian antara > 1.000 m dpl terdapat di Kecamatan Semende Darat Ulu, Semende
Darat Tengah dan Semende Darat Laut.

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-4

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
3.2.3. Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng dan garis kontur merupakan kondisi fisik topografi suatu wilayah
yang sangat berpengaruh dalam kesesuaian lahan dan banyak mempengaruhi penataan
lingkungan alami. Untuk kawasan terbangun, kondisi topografi berpengaruh terhadap
terjadinya longsor dan terhadap konstruksi bangunan.
Kemiringan lereng merupakan faktor utama yang menentukan suatu daerah apakah
layak untuk dibudidayakan atau tidak. Penggunaan lahan untuk kawasan fungsional seperti
persawahan, ladang dan kawasan terbangun membutuhkan lahan dengan kemiringan dibawah
15 %, sedangkan lahan dengan kemiringan diatas 40 % akan sangat sesuai untuk penggunaan
perkebunan, pertanian tanaman keras dan hutan.
Untuk lebih jelasnya karakteristik tiap kemiringan lereng dapat dilihat sebagai berikut :
Kelerengan 0 % - 5 % dapat digunakan secara intensif dengan pengelolaan kecil.
Kelerengan 5 % - 10 % dapat digunakan untuk kegiatan perkotaan dan pertanian, namun bila
terjadi kesalahan dalam pengelolaannya masih mungkin terjadi erosi.
Kelerengan 10 % - 30 % merupakan daerah yang sangat mungkin mengalami erosi, terutama
bila tumbuhan pada permukaannya ditebang. Daerah ini masih dapat dibudidayakan namun
dengan usaha lebih.
Kelerengan > 30 % merupakan daerah yang sangat peka terhadap bahaya erosi, dan kegiatan
di atasnya harus bersifat non budidaya. Apabila terjadi penebangan hutan akan membawa
akibat terhadap lingkungan yang lebih luas.
Kemiringan lereng di Kabupaten Muara Enim berkisar antara 0 - > 40%, dengan perincian
sebagai berikut :

Kemiringan 0 % - 3 % berada di Kecamatan Penukal Utara, Kecamatan Penukal,


Kecamatan Abab, Kecamatan Gelumbnag, Kecamatan Tanah Abang, Kecamatan Lembak
dan Kecamatan Lubai.

Kemiringan 3 % - 12 % berada di Kecamatan Benakat, Kecamatan Talang Ubi, Kecamatan


Ujan Mas, Kecamatan Gunung Megang, Kecamatan Muara Enim, Kecamatan Rambang
dan Kecamatan Rambang Dangku.

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-5

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015

Kemiringan 12 % - 40 % berada di Kecamatan Lawang Kidul dan Kecamatan Tanjung


Agung.

Kemiringan > 40 % berada di Kecamatan Semende Darat Ulu, Semende Darat Tengah dan
Semende Darat Laut.

Tabel 3-2. Luas Wilayah Berdasarkan Kemiringan Lahan


Luas/Area

Derajat Kemiringan
Declivity (%)

Km

(1)
03
3 12
12 40
40 +
TT

(2)
3.146,16
3.777,77
862,86
939,64
414,06

Persentase/

Percentage
(3)
34,42
41,33
9,44
10,28
4,53

Sumber: RTRW Kab. Muara Enim 2012-2032


3.2.4. Iklim

Sebagian besar daerah Muara Enim mempunyai suhu berkisar 23-340C. Hal tersebut
terjadi tidak lepas dari pengaruh letak yang dekat dengan khatulistiwa sehingga Kabupaten
Muara Enim mempunyai iklim tropis dan masuk dalam zona iklim hutan hujan basah. Pola
curah hujan di wilayah Kabupaten Muara Enim sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat dan
topografi. Secara umum, wilayah kabupaten ini memiliki bulan basah (dengan curah hujan
lebih dari 200mm) dari 6 bulan per tahun, kecuali untuk tahun-tahun tertentu dimana musim
kemarau berlangsung. Selama tahun 2006 curah hujan berkisar antara 50-350 mm.
Dalam penentuan iklim digunakan klasifikasi menurut Schmidt-Ferguson yang juga
menggunakan adanya bulan basah dan bulan kering oleh Mohr. Untuk klasifikasi iklim tersebut
Mohr membagi dalam tiga bagian :
a. Bulan basah adalah suatu bulan yang curah hujannya lebih besar dari 100 mm, dengan
curah hujan lebih besar dari penguapan
b. Bulan lembab, adalah suatu bulan dimana curah hujan lebih besar dari 60mm tetapi
lebih kecil daripada 100mm dengan curah hujan sama dengan penguapan
c. Bulan kering, dimana curah hujan lebih kecil daripada 60 mm dengan curah hujan lebih
kecil daripada penguapan.
Pemerintah Kabupaten Muara Enim
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-6

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
Gambar 3.2. Peta Tofografi Kabupaten Muara Enim

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-7

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
Gambar 3.3. Peta Ketinggian Kabupaten Muara Enim

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-8

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
Gambar 3.4. Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Muara Enim

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-9

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
Gambar 3.5. Peta Jenis Tamah Kabupaten Muara Enim

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-10

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
3.2.5. Jenis Tanah
Berdasarkan pengaruh lima faktor pembentuk tanah, yaitu batuan induk, topografi,
umur, iklim, vegetasi/biologi, maka di wilayah Kabupaten Muara Enim terdapat beberapa jenis
tanah, sebagai berikut :
a. Alluvial ; tanah alluvial merupakan tanah yang masih muda dan belum ada diferensiasi
horison. Tanah alluvial pada umumnya hanya meliputi lahan yang sering atau baru saja
mengalami banjir. Di wilayah Kabupaten Muara Enim terdapat beberapa jenis tanah
alluvial, berupa :

Alluvial hidromorf

Alluvial coklat kekuningan

Alluvial kelabu

b. Regosol ; tanah regosol dicirikan oleh tekstur tanah, struktur kersai atau remah,
konsistensi lepas sampai gembur dengan pH6-7. Jenis tanah regosol pada umumnya
belum jelas membentuk diferensiasi horison. Tanah regosol yang terdapat di Kabupaten
Muara Enim adalah regosol coklat kekuningan.
c. Andosol ; tanah andosol merupakan tanah yang netral sampai asam, banyak
mengandung bahan organik dan lempung. Tanah andosol di daerah ini merupakan
tanah andosol coklat.
d. Latosol ; tanah latosol merupakan tanah yang telah mengalami pelapukan secara
intensif dan perkembangan tanah lanjut. Secara umum sifat-sifat dominan tanah ini
adalah nilai SiO2 fraksi, lempung rendah, kapasitas tukar kation rendah, lempungnya
kurang aktif, kadar mineral rendah, kadar bahan laut rendah dan stabilitas agregat
tinggi. Tanah latosol di Kabupaten Muara Enim ini berupa:

Latosol coklat

Latosol kemerahan

e. Podsolik ; tanah podsaolik berasal dari batuan dan tuff, yang mempunyai lapisan
permukaan yang sangat terlindi (higly leached), yang berwarna kelabu cerah sampai
kekuningan diatas horison yang berstektur relaif berat dengan struktur gumpal, agregat
kurang stabil dan permeabilitas rendah. Tanah podsolic di Kabupaten Muara Enim
adalah:
Pemerintah Kabupaten Muara Enim
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-11

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015

f.

Podsolik coklat kekuningan

Podsolik merah kekuningan

Tanah-tanah yang berasosiasi, yaitu perpaduan dua jenis tanah yang sulit untuk dibedabedakan atau dipisahkan. Tanah-tanah asosiasi tersebut meliputi:

asosiasi glei humus dan organosol

asosiasi litosol dan latosol coklat kekuningan

asosiasi latosol coklat kemerahan dan latosol merah kekuningan

asosasi podsolik coklat kekuningan dan podsolik coklat

asosiasi podsolik merah kekuningan dan podsolik coklat kekuningan

asosiasi podsolik coklat kekuningan dan hidromorf kelabu

tanah-tanah kompleks, di wilayah Kabupaten Muara Enim berupa kompleks


podsolik dan litosol.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.5. Jenis Tanah.

3.3.

KEPENDUDUKAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA

3.3.1.

Jumlah dan Perkembangan Penduduk


Jumlah penduduk Kabupaten Muara Enim pada tahun 2008 tercatat sejumlah 660.906

jiwa (lihat Tabel 3-3 ). Jumlah ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, yaitu dimana pada tahun 2007 jumlah penduduk Kabupaten Muara Enim
berjumlah 656.318 jiwa, pada tahun 2006 jumlah penduduk Kabupaten Muara Enim berjumlah
649.691 jiwa, pada tahun 2005 berjumlah 638.732 jiwa, pada tahun 2004 berjumlah 629.632
jiwa, dan pada tahun 2003 berjumlah 628.634 jiwa.
Dilihat dari penyebaran penduduknya, penduduk banyak terpusat di empat kecamatan
yaitu Kecamatan Lawang Kidul dan Kecamatan Talang Ubi (9%) dan Kecamatan Muara Enim
dan Kecamatan Gunung Megang (8%). Dimana keempat kecamatan tersebut sudah lebih maju
dibanding kecamatan yang lain dan juga merupakan ibukota Kabupaten Muara Enim. Untuk
lebih jelasnya mengenai distribusi penduduk disajikan dalam Tabel 3-3.

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-12

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
Tabel 3-3
Perkembangan Jumlah Penduduk Tahun 2002-2008 dan Sebarannya

No
Kecamatan
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Sebaran
1 Semende Darat Ulu
17.661
15.184 15.208
15.429 15.694 15.854
15.960
2%
2 Semende Darat
13.626
10.193
10.218
10.356 10.534 10.641
10.710
2%
Tengah
3 Semende Darat
15.037
12.765
12.785 12.970
13.192 13.327
13.418
2%
Laut
4 Gunung Megang
55.604 49.389 49.466 50.183 51.046 51.567
51.923
8%
5 Lubai
59.613 39.405
39.467 40.039 40.727 41.142
41.435
6%
6 Lembak
24.339
26.101
26.142
26.521 26.928 27.203
27.439
4%
7 Sungai Rotan
32.858 30.837 30.886
31.335 31.874 32.199
32.422
5%
8 Muara Enim
45.412
51.216
51.297 52.041 52.935 53.475
53.847
8%
9 Rambang *)
23.170 23.206 23.542 23.947 24.191
24.360
4%
10 Benakat *)
8.708
8.722
8.847
8.999
9.091
9.154
1%
11 Penukal Utara *)
- 18.028
18.056
18.318
18.633 18.823
18.981
3%
12 Talang Ubi
52.490
56.179
56.267 57.083 58.064 58.656
59.067
9%
13 Ujan Mas
20.749 22.255 22.290 22.612 23.001 23.236
23.407
4%
14 Rambang Dangku
44.896
45.281 45.352 46.009 46.809 47.286
47.606
7%
15 Tanah Abang
24.737
25.165 25.205 25.570 26.010 26.275
26.453
4%
16 Lawang Kidul
55.747 57.058
57.148 57.978 58.975 59.577
59.988
9%
17 Tanjung Agung
34.745
35.919
35.976 36.479
37.126 37.505
37.770
6%
18 Penukal
64.756
43.261 43.329 43.958 30.405 30.715
30.922
5%
19 Abab *)
- 14.308 14.454
14.551
2%
20 Kelekar *)
8.468
8.554
8.614
1%
21 Muara Belida *)
- 10.282 10.387
10.459
2%
22 Gelumbang
53.872 58.520
58.612 59.462 41.734 42.160 42.420
6%
Jumlah
616.142 628.634 629.632 638.732 649.691 656.318 660.906
100%

Sumber: BPS, Kab. Muara Enim dalam angka tahun


3.3.2. Kepadatan Penduduk
Kecamatan yang mempunyai kepadatan tinggi pada akhir perencanaan tersebut
Kecamatan Muara Enim 403,77 jiwa/Ha, Kecamatan Tanah Abang 258,14 jiwa/ha, Kecamatan
Lawang Kidul 240,72 jiwa/Ha, Kecamatan Sungai Rotan 167,31 jiwa/ha, Kecamatan Talang Ubi
139,21 jiwa/Ha, Kecamatan Ujan Mas 133,13 jiwa/Ha, Kecamatan Penukal 173,73 jiwa/Ha,
Kecamatan Gunung Megang 119,07 jiwa/Ha, Kecamatan Rambang Dangku 115,80 jiwa/ha,
Kecamatan Lembak 108,05 jiwa/ha dan Kecamatan Tanjung Agung 106,89 jiwa/ha. Salah satu
faktor penyebab tingkat kepadatan ini antara lain ditunjang dengan kelengkapan fasilitas yang
tersedia baik berupa kegiatan pendidikan, kesehatan, perdagangan dan lain-lain. Dengan
Pemerintah Kabupaten Muara Enim
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-13

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
keadaan ini, menjadi daya tarik bagi penduduk luar untuk melakukan aktifitas perekonomian
ataupun aktifitas lainnya.
Sehingga perlu ada intervensi pemerintah untuk melakukan tindakan baik insentif
ataupun disinsentif, baik berupa pengenaan pajak, memperketat perizinan, pemberlakukan
KDB-KLB terutama central-cental kegiatan, ataupun dengan pengalihan sebagian kegiatan
kedaerah lain yang masih berbatasan. Fakor kepadatan ini berpengaruh pada pola penggunaan
lahan, tipe lingkungan, dan fasilitas-fasilitas/sarana-sarana transportasi dan sarana komunikasi.

3.4.

JARINGAN PERGERAKAN

Prasana Transportasi
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang paling penting untuk memperlancar
kegiatan perekonomian. Pembangunan ekonomi yang semakin meningkat menuntut
peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar
arus lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah yang lain.
Panjang jalan di seluruh wilayah Kabupaten Muara Enim tahun 2013 mencapai 1.867, 63
Km atau naik dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 1.803, 85 km. Pada tahun 2013,
dari total panjang jalan yang berada di bawah naungan negara sepanjang 161,35 kn dibawah
wewenang pemerntah provinsi 200,35 Km dan selebihnya 1.503,93 Km di bawah wewenang
pemerintah Kabuapaten Muara Enim.
Dari total jalan Kabupaten yang ada, sepanjang 1.505,93 km atau sebanyak 69,95 %
merupakan jalan aspal sepanjang 240,48 km atau 15,94 % berupa jalan kerikil dan sisanya 218,5
km atau 14,51 % berupa jalan tanah, beton dan jenis permukaan lain-lain yang tidak dirinci.
Dari seluruh jalan yang ada baik jalan nasional, propinsi maupun kabupaten, kondisi
jalan pada umumnya yaitu sepanjang 1.052,69 Km atau 51,77 persen berada dalam kondisi baik,
sepanjang 673,12 Km atau 41,42 persen berada dalam kondisi sedang, namun masih ada 118,67
km berada dalam kondisi rusak dan 23,15 km dalam kondisi rusak berat.

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-14

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
Gambar 3.6. Peta Jaringan Jalan Kabupaten Muara Enim

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-15

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
Tabel 3-4
Panjang Jalan (Km) Menurut Kecamatan di Kab Muara Enim
Tahun 2012-2013

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-16

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
Tabel 3-5
Keadaan dan Staus Jalan di Kab Muara Enim
Tahun 2012-2013

Total seluruh jembatan di Kabupaten Muara Enim sebanyak 285 unit dengan panjang
keseluruhan 6.220,80 m. Jumlah jembatan ini tersebar di jalan nasional sebanyak 46 unit, di
jalan propinsi sebanyak 39 unit, dan di jalan kabupaten sebanyak 200 unit. Jumlah ini tidak
berubah dari tahun sebelumnya.
Dapat dilihat bahwa kendaraan angkutan darat didominasi oleh motor dan pembahasan
yang akan dibahas mengenai kajian sarana transportasi untuk mendukung kegian
pengangkutan batubara dan hasil perkebunan. Untuk angkutan truk, jumlah truk mengalami
peningkatan sebesar 35,73 persen atau dari 1.265 truk tahun 2011 menjadi 1.717 truk di tahun
Pemerintah Kabupaten Muara Enim
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-17

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
2012. Pada periode yang sama , daya angkut meningkat sebanyak 51,83 persen, atau dari
5.796.640 kg menjadi 8.801.000 kg. Dapat dilihat dari Infrastruktur Perhubungan dalam
bidang Transportasi seperti Terminal dan Stasiun Kereta Api

Tabel 3-6
Sarana dan Sarana Perhubungan di Kab Muara Enim
Tahun 2013

3.5.

POTENSI EKONOMI WILAYAH


Kajian aspek perekonomian di wilayah Kabupaten Muara Enim akan dijabarkan dalam

pembahasan ekonomi secara umum, dan dilengkapi dengan analisis ekonomi wilayah untuk
mempertajam dan menggambarkan perekonomian wilayah secara menyeluruh.
Tinjauan aspek perekonomian ini menggunakan data PDRB (Produk Domestik
Regional Bruto) Kabupaten Muara Enim periode tahun 2003-2007 Atas Dasar Harga Konstan
2000. Variabel yang digunakan adalah 9 (sembilan) sektor lapangan usaha yaitu sektor
pertanian, pertambangan dan penggalian, industri dan pengolahan, listrik, gas dan air minum,
bangunan, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa-jasa
perusahaan, serta sektor jasa-jasa.
Secara umum PDRB menurut lapangan usaha menggambarkan kinerja perekonomian

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-18

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
suatu daerah, PDRB merupakan nilai produksi dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan.
PDRB biasanya dihitung dengan dasar harga pasar/ harga berlaku (current price), tetapi sebagai
indikator pertumbuhan ekonomi PDRB atas dasar harga berlaku kurang dapat digunakan karena
terdapat hal yang kurang akurat, seperti adanya pengaruh inflasi.
Struktur Ekonomi
Nilai PDRB Kabupaten Muara Enim pada Tahun 2007 atas dasar harga konstan sebesar
Rp. 7,400 trilyun Kontribusi sektor-sektor usaha dalam PDRB Kabupaten Muara Enim
didominasi sektor-sektor primer dan sekunder, yang secara berurutan oleh sektor
pertambangan (55,67%) dan sektor pertanian (18.97%).
Sampai tahun 2007 sektor pertambangan merupakan penyumbang terbesar dalam
pembentukan PDRB Kabupaten Muara Enim dan kontribusinya cenderung meningkat selama
empat tahun terakhir ini. Demikian pula dengan sektor pertanian pada tahun 2007
memberikan kontribusi yang terus meningkat. Besarnya pendapatan dari sektor pertanian ini
terutama didukung oleh pendapatan dari sub sektor perkebunan yang menyumbang sekitar
10.18% dan sub sektor tanaman bahan pangan (4,04%) terhadap PDRB Kab. Muara Enim.
Sektor berikutnya yang merupakan penyumbang kedua terbesar adalah sektor industri
pengolahan sebesar 9.14%, perdagangan hotel dan restoran sebesar 5,15%.
Sementara empat sektor lainnya yang memiliki kontribusi di bawah 2% adalah sektor
perangkutan dan komunikasi (1,37%), sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (1,19%).
Pembahasan mengenai masing-masing sektor secara lebih detil dapat dilihat pada sub-bab
analisis aspek perekonomian. Kontribusi sektor-sektor terhadap nilai PDRB Kabupaten Muara
Enim dapat dilihat pada Tabel 1.5.
Tabel 3-7
Produk domestik regional bruto Kabupaten Muara enim (dalam jutaan rupiah)
tahun 2003 2007 (Atas Dasar Harga Konstan)
LAPANGAN USAHA
1.

2.

Pertanian
a Tanaman Bahan Makanan
b Perkebunan
c Peternakan dan hasil-hasilnya
d Kehutanan
e Perikanan
Pertambangan & Penggalian

TAHUN
2003
996,072
250,532
487,363
68,121
105,657
84,399
3,680,011

2004
1,059,075
257,739
525,839
73,509
114,027
87,961
3,680,172

2005
1,154,990
267,120
589,790
81,362
124,849
91,869
3,835,739

2006*)
1,272,683
282,449
666,404
90,369
136,098
97,363
3,969,223

2007**)
1,403,310
298,803
753,370
100,418
147,456
103,263
4,119,858

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-19

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
LAPANGAN USAHA
a Minyak dan Gas Bumi
b Pertambangan
c Penggalian
3. Industri Pengolahan (tanpa migas)
a Industri Migas
Pengilangan minyak bumi
Gas alam cair
b Industri bukan migas
4. Listrik dan Air Bersih
a Listrik
b Gas
c Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
a Perdagangan besar dan eceran
b Restoran
c Hotel
7. Pengangkutan dan Komunikasi
a Pengangkutan
- Angkutan Jalan Rel
- Angkutan Jalan Raya
- Angkutan laut
- Angkutan Penyeberangan
- Angkutan Udara
- Jasa penunjang angkutan
b Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
a Bank
b Lembaga keuangan non bank
c Sewa bangunan
d Jasa perusahaan
9. Jasa-jasa
a Pemerintahan umum
b Swasta
- Sosial kemasyarakatan
- Hiburan dan rekreasi
- Perorangan dan rumah tangga
Total Sektor

TAHUN
2003
2,418,490
1,185,562
75,959
442,852
0
0
0
442,852
24,543
23,486
0
1,057
213,469
289,027
264,271
23,637
1,119
78,240
66,159
31,337
34,299
0
125
0
398
12,081
71,613
1,127
1,756
64,811
3,919
259,360
182,504
76,856
37,196
569
39,091
6,055,187

2004
2,481,312
1,119,829
79,031
471,852
0
0
0
471,852
25,186
24,048
0
1,138
228,069
307,291
281,479
24,639
1,173
83,076
69,689
33,148
35,998
0
132
0
411
13,387
75,096
1,254
1,820
68,006
4,016
270,598
187,286
83,312
38,971
598
43,743
6,200,415

2005
2,579,745
1,173,553
82,441
502,825
0
0
0
502,825
26,117
24,889
0
1,228
243,852
326,938
299,986
25,714
1,238
88,332
73,468
35,088
37,807
0
139
0
434
14,864
78,868
1,398
1,892
71,448
4,130
282,953
195,826
87,127
40,915
631
45,581
6,540,614

2006*)
2,691,448
1,191,274
86,501
638,595
0
0
0
638,595
27,418
26,092
0
1,326
261,946
351,818
323,720
26,781
1,317
94,533
77,830
37,183
40,045
0
146
0
456
16,703
83,032
1,547
1,968
75,264
4,253
297,468
205,471
91,997
43,005
667
48,325
6,996,716

2007**)
2,803,101
1,225,940
90,817
676,526
0
0
0
676,526
29,003
27,571
0
1,432
283,478
381,212
351,722
28,087
1,403
101,698
82,310
39,155
42,520
0
154
0
481
19,388
88,412
1,734
2,079
80,194
4,405
316,908
218,704
98,204
45,504
707
51,993
7,400,405

Sumber: RTRW Kab. Muara Enim


Sumber : Biro Pusat Statistik Kabupaten Muara Enim
Keterangan : *) Angka diperbaiki
*) Angka sementara

Tabel 3-8
DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA
(DALAM PERSEN)
LAPANGAN USAHA
1.

Pertanian

a
b

Tanaman Bahan Makanan


Perkebunan

DISTRIBUSI (%)
2003
16.45
4.14
8.05

2004
17.08
4.16
8.48

2005
17.66
4.08
9.02

2006
18.19
4.04
9.52

2007
18.96
4.04
10.18

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-20

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
DISTRIBUSI (%)

LAPANGAN USAHA

c
d
e
2.

Pertambangan & Penggalian

a
b

Pertambangan
Penggalian

3.

Industri Pengolahan (tanpa migas)

4.

Listrik dan Air Bersih

a
b

Listrik
Air Bersih

5.

Bangunan

6.

Perdagangan, Hotel dan Restoran

a
b
c
7.

Pengangkutan
- Angkutan Jalan Rel
- Angkutan Jalan Raya
- Angkutan laut
- Angkutan Penyeberangan
- Angkutan Udara
- Jasa penunjang angkutan
Komunikasi

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

a
b
c
d
9.

Perdagangan besar dan eceran


Restoran
Hotel

Pengangkutan dan Komunikasi

8.

2003
1.13
1.74
1.39
60.77
19.58
1.25
7.31
0.41
0.39
0.02
3.53
4.77
4.36
0.39
0.02
1.29
1.09
0.52
0.57
0.00
0.00
0.00
0.01
0.20
1.18
0.02
0.03
1.07
0.06
4.28
3.01
1.27
0.61
0.01
0.65
100.00

Peternakan dan hasil-hasilnya


Kehutanan
Perikanan

Bank
Lembaga keuangan non bank
Sewa bangunan
Jasa perusahaan

Jasa-jasa

a
b

Pemerintahan umum
Swasta
- Sosial kemasyarakatan
- Hiburan dan rekreasi
- Perorangan dan rumah tangga

Total Sektor

2004
1.19
1.84
1.42
59.35
18.06
1.27
7.61
0.41
0.39
0.02
3.68
4.96
4.54
0.40
0.02
1.34
1.12
0.53
0.58
0.00
0.00
0.00
0.01
0.22
1.21
0.02
0.03
1.10
0.06
4.36
3.02
1.34
0.63
0.01
0.71
100.00

2005
1.24
1.91
1.40
58.64
17.94
1.26
7.69
0.40
0.38
0.02
3.73
5.00
4.59
0.39
0.02
1.35
1.12
0.54
0.58
0.00
0.00
0.00
0.01
0.23
1.21
0.02
0.03
1.09
0.06
4.33
2.99
1.33
0.63
0.01
0.70
100.00

2006
1.29
1.95
1.39
56.73
17.03
1.24
9.13
0.39
0.37
0.02
3.74
5.03
4.63
0.38
0.02
1.35
1.11
0.53
0.57
0.00
0.00
0.00
0.01
0.24
1.19
0.02
0.03
1.08
0.06
4.25
2.94
1.31
0.61
0.01
0.69
100.00

2007
1.36
1.99
1.40
55.67
16.57
1.23
9.14
0.39
0.37
0.02
3.83
5.15
4.75
0.38
0.02
1.37
1.11
0.53
0.57
0.00
0.00
0.00
0.01
0.26
1.19
0.02
0.03
1.08
0.06
4.28
2.96
1.33
0.61
0.01
0.70
100.00

Sumber: RTRW Kab. Muara Enim


Tabel 3-9
Laju pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Muara Enim
PERTUMBUHAN (%)

LAPANGAN USAHA
2003-2004
1.

Pertanian
a Tanaman Bahan Makanan
b Perkebunan
c Peternakan dan hasil-hasilnya
d Kehutanan
e Perikanan

6.33
2.88
7.89
7.91
7.92
4.22

20042005
9.06
3.64
12.16
10.68
9.49
4.44

2005-2006
10.19
5.74
12.99
11.07
9.01
5.98

20062007
10.26
5.79
13.05
11.12
8.35
6.06

Rata-rata
8.96
4.51
11.52
10.20
8.69
5.18

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-21

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
PERTUMBUHAN (%)

LAPANGAN USAHA
0.00
-5.54
4.04
6.55
2.62
2.39
7.66
6.84
6.32
6.51
4.24
4.83
6.18
5.34
5.78
4.95

20042005
4.23
4.80
4.31
6.56
3.70
3.50
7.91
6.92
6.39
6.57
4.36
5.54
6.33
5.42
5.85
5.03

5.60
3.27
10.81
4.86
11.27
3.64
4.93
2.48
4.33
2.62
8.40
4.77
5.10
11.90
2.40

2003-2004
2.

Pertambangan & Penggalian


a Pertambangan
b Penggalian
3. Industri Pengolahan (tanpa migas)
4. Listrik dan Air Bersih
a Listrik
b Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
a Perdagangan besar dan eceran
b Restoran
c Hotel
7. Pengangkutan dan Komunikasi
a Pengangkutan
- Angkutan Jalan Rel
- Angkutan Jalan Raya
- Angkutan laut
- Angkutan Penyeberangan
- Angkutan udara
- Jasa penunjang angkutan
b Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
a Bank
b Lembaga keuangan non bank
c Sewa bangunan
d Jasa perusahaan
9. Jasa-jasa
a Pemerintahan umum
b Swasta
- Sosial kemasyarakatan
- Hiburan dan rekreasi
- Perorangan dan rumah tangga
Total Sektor

3.48
1.51
4.92
27.00
4.98
4.83
7.98
7.42
7.61
7.91
4.15
6.38
7.02
5.94
5.97
5.92

20062007
3.80
2.91
4.99
5.94
5.78
5.67
7.99
8.22
8.35
8.65
4.88
6.53
7.58
5.76
5.30
6.18

5.30

5.04

5.48

5.35

5.60
11.03
5.02
11.48
3.96
5.06
2.84
4.57
4.56
4.58
4.99
5.52
4.20
5.49

5.07
12.37
5.28
10.66
4.02
5.34
2.98
5.13
4.93
5.59
5.11
5.71
6.02

5.48
16.07
6.48
12.09
5.64
6.55
3.57
6.54
6.44
6.75
5.81
6.00
7.59

8.10
9.58
8.63
7.59
4.91
4.30
3.86
4.71
6.09
5.52
5.38
6.95
5.37

2005-2006

Rata-rata
2.88
0.92
4.57
11.51
4.27
4.10
7.89
7.35
7.17
7.41
4.41
5.82
6.78
5.61
5.73
5.52

Sumber: RTRW Kab. Muara Enim


Secara sektoral di tahun 2007 seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif.
Pertumbuhan tertinggi selama kurun waktu tahun 2003-2007 secara berturut-turut adalah
sektor industri pengolahan, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan pertanian. Sektorsektor lain yang mengalami pertumbuhan positif tapi masih dibawah rata-rata pertumbuhan
PDRB adalah listrik dan air bersih (4,27%), jasa-jasa (3,86%) dan pertambangan dan penggalian
(2.88%).
Karakteristik penting yang melekat dalam proses pertumbuhan ekonomi yaitu dari
tingkat perubahan struktural dan sektoral yang tinggi. Komponen utama dari perubahan
struktural ini meliputi pergeseran secara bertahap kegiatan-kegiatan dari bidang pertanian ke
bukan pertanian. Struktur perekonomian Kabupaten Muara Enim dari tahun 2003 2007
Pemerintah Kabupaten Muara Enim
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-22

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
tidak mengalami banyak perubahan, dimana sektor yang memberikan kontribusi besar (lebih
dari 10%) dalam struktur perekonomian Kabupaten Muara Enim masih sektor pertanian,
perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa-jasa.

3.6.

IDENTIFIKASI PEMBAGIAN SEGMEN DI KABUPATEN MUARA ENIM


Berdasarkan hasil kesepakatan pada pembahasan Laporan Pendahuluan, deliniasi wilayah

perencanaan meliputi beberapa ruas jalan yang tersebar di seluruh Kecamatan Kabupaten Muara
Enim.
Dalam pembahasan mengenai sebaran reklame pada masing-masing ruas jalan yang
menjadi wilayah pengamatan untuk mempermudah indentifikasi kedetailan maka dibagi per
segmen dengan batasan administrasi pada setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Muara
Enim, adapun pembagian segmen terbagi menjadi 3 segmen, adapaun pembagian segmen
tersebut adalah sebagai berikut:
1.

Segmen I
Pada Segemn ini terdiri dari 10 (sepuluh) Kecamatan, pada segmen ini terdapat Hirarki
Jalan arteri Primer yaitu ruas jalan Prabumulh Muara Enim yang melintasi Kecamatan
Gelumbang dan Kecamatan Lembak. Berikut kecamatan di Kabupaten Muara Enim yang
termasuk pada segmen I:

Tabel 3-10. Kecamatan Yang Termasuk Pada Segmen I


NO
Kecamatan
1
Muara Belida

Nama Ruas

Status Jalan

Prabumulih - Muara Enim

Arteri Primer

Gelumbang

Prabumulih - Muara Enim

Arteri Primer

Kelekar

Prabumulih - Muara Enim

Arteri Primer

Lembak

Prabumulih - Muara Enim

Arteri Primer

Lebar (m)

Panjang (Km)

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-23

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
NO
Kecamatan
5
Sungai Rotan

Nama Ruas

Status Jalan

Prabumulih - Muara Enim

Arteri Primer

Abab

Prabumulih - Muara Enim

Arteri Primer

Gunung Megang

Prabumulih - Muara Enim

Arteri Primer

Rambang Dangku

Prabumulih - Muara Enim

Arteri Primer

Rambang

Prabumulih - Muara Enim

Arteri Primer

10

Lubai

Prabumulih - Muara Enim

Arteri Primer

Lebar (m)

Panjang (Km)

Sumber : Hasil Rencana, tahun 2015


2.

Segmen II
Pada Segemn ini terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan, pada segmen ini terdapat Hirarki Jalan
arteri Primer yaitu ruas jalan Prabumulh Muara Enim yang melintasi Kecamatan Ujan
Mas, Kec. Muara Enim dan Kec. Lawang Kidul. Berikut kecamatan di Kabupaten Muara
Enim yang termasuk pada segmen II:
Tabel 3-11. Kecamatan Yang Termasuk Pada Segmen II

No
1

Kecamatan
Ujan Mas

Muara Enim

Nama Ruas
Jl. Prabu Mulih - Muara Enim - Bts
Kec. Muara Enim
Jl. Prabu Mulih - Muara Enim - Bts
Kec. Gunung Megang
Prabu Mulih - Muara Enim - Bts Kec.
Ujan Mas
Prabu Mulih - Muara Enim - Bts
Kec.Lawang Kidul

Status Jalan

Lebar (m)

Panjang (Km)

Arteri Primer
Arteri Primer

Arteri Primer
Arteri Primer

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-24

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
No

Kecamatan

Lawang Kidul

Nama Ruas
Prabu Mulih - Muara Enim - Bts. Kec.
Muara Enim
Prabu Mulih - Muara Enim - Bts. Kec.
Tanjung Agung

Status Jalan

Lebar (m)

Panjang (Km)

Arteri Primer
Arteri Primer

Sumber : Hasil Rencana, tahun 2015


3.

Segmen III
Pada Segemn ini terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan, pada segmen ini terdapat Hirarki Jalan
arteri Primer yaitu ruas jalan Prabumulh Muara Enim yang melintasi Kecamatan Ujan
Mas, Kec. Muara Enim dan Kec. Lawang Kidul. Berikut kecamatan di Kabupaten Muara
Enim yang termasuk pada segmen II:

Tabel 3-12. Kecamatan Yang Termasuk Pada Segmen III


No

Kecamatan

Nama Ruas
Jl. Ahmad Yani - Bts Kab. Ogan
Komering Ulu

Status Jalan

Tanjung Agung

Semendo Darat Laut

Arteri Primer

Semendo Darat Tengah

Arteri Primer

Semendo Darat Ulu

Arteri Primer

Lebar (m)

Panjang (Km)

Arteri Primer

Sumber : Hasil Rencana, tahun 2015

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-25

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
Gambar 3.7
Peta Pembagian Segmen

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-26

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
3.6.1.

Sebaran Titik Reklame Di Segmen I

Sebaran Reklame pada Segemn I dengan panjang jalan .... Km dengan jumlah ruas jalan .....
dengan gambaran sebaran reklame sebagai berikut :

Ruas Jalan Prabumulih Muara Enim

1. Sirkulasi

Merupakan koridor jalan dengan hirarki arteri primer dengan laju kendaraan rata-rata
60 km/jam;

Merupakan gerbang masuk atau batas administrasi antara Kota Palembang dan
Kabupaten Muara Enim.

Dilalui jalur rel kerata api

Mempunyai Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) dengan lebar 9 15 m;

Pada bagian kanan dan kiri jalan terdapat jalur pedestrian dengan lebar masing-masing
1-1,5 m.

Perkerasan berupa paving dengan peninggian 30 cm dari permukaan aspal.

Prasarana pelengkap jalan yang ditemukan meliputi lampu penerang jalan, rambu lalu
lintas, pos polisi, shelter dan tempat pembuangan sampah.

2. Penggunaan Lahan

Perdagangan Dan Jasa;

Kawasan Pendidikan;

Perkebunan

Gambut

3. Sebaran Titik Reklame


Pada segmen I ini terdapat ..... unit reklame kecil, .... unit reklame besar, Adapun lokasi
penempatan/pemasangan reklame berada pada :

Jalur Hijau Jalan;

Persil bangunan privat;

Diatas bangunan;

Jalur pedestrian/trotoar.

4. Konstruksi
Reklame kecil konstruksinya sederhana tidak menggunakan terlalu banyak rangka
Pemerintah Kabupaten Muara Enim
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-27

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
sedangkan reklame besar konstruksinya menggunakan dua rangka penyangga atau satu
rangka yang lebih kokoh.
5. Jarak

Jarak reklame besar bervariasi berkisar antara 5-10 meter dan > 10-20meter.

3.6.2.

Sebaran Titik Reklame Di Segmen II

Ruas Jalan Prabumulih Muara Enim


1. Sirkulasi

Merupakan Ibu kota Kab. Muara Enim tepatnya di Kecamatan muara enim

Merupakan kawasan cepat tumbuh

Merupakan koridor jalan dengan hirarki arteri primer dengan laju kendaraan rata-rata
60 km/jam;

Merupakan gerbang masuk atau batas administrasi antara Ka. Lahat dan Kabupaten
Muara Enim.

Mempunyai Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) dengan lebar 9 15 m;

Pada bagian kanan dan kiri jalan terdapat jalur pedestrian dengan lebar masingmasing 1-1,5 m.

Dilalui Jalur Rel kereta Api

Perkerasan berupa paving dengan peninggian 30 cm dari permukaan aspal.

Prasarana pelengkap jalan yang ditemukan meliputi lampu penerang jalan, rambu lalu
lintas, pos polisi, shelter dan tempat pembuangan sampah.

2. Penggunaan Lahan

Perdagangan Dan Jasa;

Kawasan Pendidikan;

Ruang Terbuka Hijau (Taman Kota)

Kawasa pemerintahan

Kawasan perdagangan dan jasa

Kawasan Pertahanan Dan Keamanan;

3. Sebaran Titik Reklame


Pada segmen I ini terdapat ..... unit reklame kecil, .... unit reklame besar, Adapun
lokasi penempatan/pemasangan reklame berada pada :
Pemerintah Kabupaten Muara Enim
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-28

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015

Jalur Hijau Jalan;

Persil bangunan privat;

Diatas bangunan;

Menempel pada bangunan; dan

Jalur pedestrian/trotoar.

4. Konstruksi
Reklame kecil konstruksinya sederhana tidak menggunakan terlalu banyak rangka
sedangkan reklame besar konstruksinya menggunakan dua rangka penyangga atau
satu rangka yang lebih kokoh.
5. Jarak

Jarak reklame kecil 2-5 meter dan 5-10 meter;

Jarak reklame besar bervariasi berkisar antara 5-10 meter dan 10-20meter.

Ruas Jalan Jenderal Sudirman


1. Sirkulasi

Merupakan koridor jalan dengan hirarki kolektor primer dengan laju kendaraan ratarata 60 km/jam;

Mempunyai Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) dengan lebar 9 15 m;

Pada bagian kanan dan kiri jalan terdapat jalur pedestrian dengan lebar masingmasing 1-1,5 m.

Perkerasan berupa Aspal dengan peninggian 30 cm dari permukaan aspal.

Prasarana pelengkap jalan yang ditemukan meliputi lampu penerang jalan, rambu lalu
lintas, pos polisi, shelter dan tempat pembuangan sampah.

2. Penggunaan Lahan

Kawasan Perkantoran;

Perdagangan Dan Jasa;

Kawasan Pendidikan;

Ruang Terbuka Hijau (Taman Kota)

3. Sebaran Titik Reklame

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-29

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
Pada segmen I ini terdapat ......unit reklame kecil, 4 unit reklame besar, 2 unit halte
yang berfungsi sebagai panggung reklame serta 1 unit megatron. Adapun lokasi
penempatan/pemasangan reklame berada pada :

Jalur Hijau Jalan;

Persil bangunan privat;

Diatas bangunan;

Menempel pada bangunan; dan

Jalur pedestrian/trotoar.

4. Konstruksi
Reklame kecil konstruksinya sederhana tidak menggunakan terlalu banyak rangka
sedangkan reklame besar konstruksinya menggunakan dua rangka penyangga atau
satu rangka yang lebih kokoh.
5. Jarak

Jarak reklame kecil 2-5 meter dan 5-10 meter;

Jarak reklame besar bervariasi berkisar antara 5-10 meter dan 10-20meter.

Ruas Jalan Jen. Ahmad Yani


1.

Sirkulasi

Merupakan koridor jalan dengan hirarki kolektor primer dengan laju kendaraan
rata-rata 60 km/jam;

Dilalui Jalur Rel Kereta api

Mempunyai Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) dengan lebar 9 15 m;

Pada bagian kanan dan kiri jalan terdapat jalur pedestrian dengan lebar masingmasing 1-1,5 m.

Perkerasan berupa Aspal dengan peninggian 30 cm dari permukaan aspal.

Prasarana pelengkap jalan yang ditemukan meliputi lampu penerang jalan, rambu
lalu lintas, pos polisi, shelter dan tempat pembuangan sampah.

2.

Penggunaan Lahan

Kawasan Perkantoran pemerintahan;

Perdagangan Dan Jasa;

Kawasan Pendidikan;

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-30

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015

3.

Ruang Terbuka Hijau (Taman Kota)

Sebaran Titik Reklame


Pada segmen I ini terdapat ......unit reklame kecil, 4 unit reklame besar, 2 unit halte
yang berfungsi sebagai panggung reklame serta 1 unit megatron. Adapun lokasi
penempatan/pemasangan reklame berada pada :

4.

Jalur Hijau Jalan;

Persil bangunan privat;

Diatas bangunan;

Menempel pada bangunan; dan

Jalur pedestrian/trotoar.

Konstruksi
Reklame kecil konstruksinya sederhana tidak menggunakan terlalu banyak rangka
sedangkan reklame besar konstruksinya menggunakan dua rangka penyangga atau
satu rangka yang lebih kokoh.

5.

Jarak
Jarak reklame kecil 2-5 meter dan 5-10 meter;
Jarak reklame besar bervariasi berkisar antara 5-10 meter dan 10-20meter.

Kondisi Reklame di Ruas Jl. Jen. Ahmad Yani


Pemerintah Kabupaten Muara Enim
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-31

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
3.6.3.

Sebaran Titik Reklame Di Segmen III

Ruas Jalan Prabumulih Muara Enim


Sebaran reklame di kawasan segmen III relatif jarang ditemui, sebaran rekalme hanya
terdapat di Kecamatan tanjung agung.

1. Sirkulasi

Merupakan koridor jalan dengan hirarki arteri primer dengan laju kendaraan rata-rata
60 km/jam;

Merupakan gerbang masuk atau batas administrasi antara Kab, Kaur - Kabupaten Muara
Enim. Dan Kabupaten Oku Selatan Kabupaten Muara Enim.

Mempunyai Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) dengan lebar 9 15 m;

Pada bagian kanan dan kiri jalan terdapat jalur pedestrian dengan lebar masing-masing
1-1,5 m.

Prasarana pelengkap jalan yang ditemukan meliputi lampu penerang jalan, rambu lalu
lintas, pos polisi, shelter dan tempat pembuangan sampah.

2. Penggunaan Lahan

Perdagangan Dan Jasa;

Kawasan Pendidikan;

Kawasan pertania dan perkebunan

3. Sebaran Titik Reklame


Pada segmen I ini terdapat ..... unit reklame kecil, .... unit reklame besar, Adapun lokasi
penempatan/pemasangan reklame berada pada :

Jalur Hijau Jalan;

Persil bangunan privat;

Jalur pedestrian/trotoar.

4. Konstruksi
Reklame kecil konstruksinya sederhana tidak menggunakan terlalu banyak rangka
sedangkan reklame besar konstruksinya menggunakan dua rangka penyangga atau satu
rangka yang lebih kokoh.
5. Jarak

Jarak reklame besar bervariasi berkisar antara 5-10 meter dan >20meter.
Pemerintah Kabupaten Muara Enim
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-32

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
Gambar 3.8. Peta Sebaran Titik Reklame Segmen I

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-33

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
Gambar 3.9. Peta Sebaran Titik Reklame Segmen II

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-34

LAPORAN PENDAHULUAN
Pemetaan Jaringan Pemasangan Reklame
Kabupaten Muara Enim, Tahun Anggaran 2015
Gambar 3.10. Peta Sebaran Titik Reklame Segmen III

Pemerintah Kabupaten Muara Enim


Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
Bab 3-35

Anda mungkin juga menyukai