Laporan Pendahuluan KPD
Laporan Pendahuluan KPD
Di susun oleh :
Imam Satriadi
1511040058
A. PENGERTIAN
1. Partus Spontan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Mansjoer,
2001). Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan
janin ke dalam jalan lahir (Prawirohardjo, 2006).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia
kehamilan cukup bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu,
presentasi belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan
panggul ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri (Prawirohardjo, 2006).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir dengan kekuatan ibu sendiri (Manuaba, 1998).
Persalinan normal atau partus spontan adalah bila bayi lahir dengan
presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan
istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung
dalam waktu kurang dari 24 jam (Wiknjosastro, 2007).
Dari beberapa pengertian di atas persalinan normal atau partus
spontan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan
yang cukup bulan melalui jalan lahir tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin dengan kekuatan ibu sendiri.
2. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum
terdapat tanda persalinan, dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya
tanda persalinan (Manuaba, 1998).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan
satu jam atau lebih sebelum terjadi persalinan (Mochtar, 1998).
Menurut
Mochtar
(1998),
berpendapat
ketuban
pecah
dini
oleh infeksi, penyebab belum jelas, selaput ketuban terlalu tipis, infeksi
kontinuitas, faktor-faktor lain yang merupakan predisposisi dalam
multipara, malposisi, servik inkompeten,ketuban pecah diniontofesial
(amnionitis) dimana ketuban pecah terlalu dini.
Menurut Mansjoer (1998), manifestasi klinis dari KPD adalah
keluaran air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau, atau
kecoklatan sedikit atau banyak. Dapat disertai demam bila sudah ada
infeksi, janin mudah diraba, inspekulo (tampak air ketuban mengalir atau
selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering).
Menurut Mochtar (1998), komplikasi dari ketuban pecah dini adalah
pada anak akan terjadi asfiksia dan prematuritas pada ibu: partus akan
menjadi lama dan infeksi atonia uteri, perdarahan postpartum atau infeksi
nifas. Ibu akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, suhu badan
naik, nadi cepat dan tampaklah gejala-gejala infeksi.
B. ANATOMI FISIOLOGI
1.
Anatomi
dan gepeng. Ukuran uterus tergantung usia wanita dan paritas terdiri
dari anak-anak
oleh
karena
berkurangnya
kekuatan
membran
atau
Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masa nifas. Macam-macam lochea : a) lochea rubra : berisi
darah segar dan sisa-sisa selaput kepala ketuban, sel-sel desidua,
verniks kasiosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca
persalinan, b) lochea sanguinolenta berwarna merah kuning berisi
darah dan lendir dari hari ke 3-7 pasca persalinan, c) lochea serosa
berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca
persalinan, d) lochea alba cairan putih setelah 2 minggu, e) lochea
parulenta, terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk,
f) lochea stasis : lochea tidak lancar keluarnya.
3) Serviks
Serviks mengalami involusio bersama-sama uterus. Setelah
persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh dua hingga tiga jari
tangan setelah 6 minggu postnatal servik menutup.
4) Vulva vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan
yang sangat besar selama proses melahirkan bayi dan dalam
beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap
berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina
kembali pada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi
lebih menonjol.
5) Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju.
Pada postnatal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali
Sistem kardiovaskuler
Penyesuaian pembuluh darah maternal setelah melahirkan
berlangsung dramatis dan cepat. Tiga perubahan fisiologis paskapartum
yang melindungi wanita : (1) hilangnya sirkulasi uteroplasenta yang
mengurangi ukuran pembuluh darah maternal 10% sampai 15%, (2)
hilangnya fungsi endokrin plasenta yang menghilangkan stimulus
vasodilatasi, (3) terjadi mobilisasi air ekstra vaskuler yang disimpan
selama hamil.
f.
Sistem muskuloskeletal
Stabilisasi sendi lengkap pada minggu keenam sampai minggu
kedelapan setelah wanita melahirkan.
g. Tanda-tanda vital
Terjadi peningkatan kecil sementara, baik peningkatan darah
sistol maupun diastol dapat timbul dan berlangsung selama empat hari
setelah melahirkan. Fungsi pernafasan kembali ke fungsi saat wanita
tidak hamil pada bulan keenam setelah wanita melahirkan. Setelah
rahim kosong, diafragma menurun, aksis jantung kembali normal, dan
implus titik maksimum dan EKG kembali normal.
3. Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada post partum menurut Hamilton (1995),
proses parenting ada 3 tahap yaitu : a) periode taking in (ketergantungan),
terjadi pada hari 1-2 post partum. Ibu membutuhkan perlindungan dan
pelayanan, dan ibu memfokuskan energi pada bayi barunya. Ia mungkin
selalu
membicarakan
pengalaman
melahirkan
berulang-ulang,
b)
G. PATOFISIOLOGI
Menurut Mochtar (1998), Mansjoer (1999), Syaifudin (2002),
ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan satu
jam atau lebih sebelum terjadi persalinan pada primipara pembukaan
kurang dari 3 cm dan multipara kurang dari 5 cm dengan penyebab yang
tidak diketahui. Beberapa bukti bahwa bakteri atau sekresi maternal yang
dapat menyebabkan iritasi dapat menghancurkan ketuban. Berkurangnya
kekuatan membran atau meningkatnya intrauteri juga dapat menyebabkan
ketuban pecah dini. Berkurangnya membran disebabkan oleh adanya
infeksi yang berasal dari vagina dan serviks. Penanganan ketuban pecah
dini memerlukan pertimbangan diantaranya usai gestasi, adanya infeksi
pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda persalinan. Dalam
penanganan ketuban pecah dini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu
konservatif, dilakukan di RS dengan pemberian antibotik dan cara yang
kedua adalah secara aktif, cara ini dilakukan apabila kehamilan lebih dari
37 minggu, dilakukan 6-12 jam. Setelah periode parten dan diberikan
antibiotik
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Mochtar (1998), untuk menilai apakah ketuban sudah
pecah atau belum, kadang meragukan apabila pembukaan kanalis
servikalis belum terjadi.
Menurut Prawirohardjo
(2006),
cara
untuk
menilai
atau
I. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan umum
Menurut Wiknjosastro (2007), penatalaksanaan umum pada ibu
post partum antara lain : a) mobilisasi umumnya wanita sangat lelah
setelah melahirkan. Karenanya, ia harus cukup istirahat. Delapan jam
pertama wanita tersebut harus tidur terlentang untuk mencegah
terjadinya perdarahan post partum, b) diet yang diberikan harus
bermutu tinggi dengan cukup protein, cairan, serta banyak buah-buahan
karena wanita tersebut mengalami hemokonsentrasi, c) berkemih harus
secepatnya dapat dilakukan sendiri. Tidak jarang wanita tidak dapat
kencing sendiri akibat pada partus muskulus sfingter vesika et uretrea
mengalami tekanan oleh kapala janin, sehingga fungsinya terganggu.
Bila kandung kemih penuh dan wanita tersebut tidak dapat berkemih
sendiri,sebaiknya dilakukan katerisasi dengan memperhatikan jangan
sampai terjadi infeksi, d) buang air besar harus ada dalam 3 hari pos
partum. Bila ada obstipasi dan timbul koprostase hingga skibala
tertimbun di rektum, mungkin akan terjadi febris. Bila terjadi hal
demikian dapat dilakukan klisma, e) delapan jam post partum wanita
tersebut disuruh mencoba menyusui bayinya untuk merangsang
timbulnya laktasi. Kecuali bila ada kontraindikasi untuk menyusui
bayinya, seperti wanita yang menderita tifus abdominalis, tuberculosis
aktif, vitium kordis berat, tireotoksikosis, diabetes mellitus berat,
psikosis, puting susunya tertarik ke dalam, f) perawatan kedua payudara
harus sudah dirawat selama kehamilan, areola mammae dan puting susu
dicuci teratur dengan sabun dan diberi minyak atau cream, agar tetap
lemas, jangan sampai kelak mudah lecet atau pecah-pecah. Sebelum
menyusui payudara harus dibikin lemas dengan melakukan massage
secara menyeluruh. Setelah areola mammae dan puting dibersihkan,
barulah bayi disusui.
2. Pelaksanaan Keperawatan
a. Pathway Keperawatan
Kekuatan membran
menurun
Bakteri/sekresi
Tekanan
intra uteri
meningkat maternal
Tidak diketahui
KPD
Konservatif
Aktif
Perawatan di RS
Kehamilan kurang
dari 37 minggu
Pemberian antibiotik
Induksi
Partus Spontan
Post Partum Spontan
Trauma
Jaringan
Mencapai kapasitas
yang penuh
BAB
terhambat
Konstipasi
J. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
(1) Biodataklien :Biodataklienberisitentang : Nama, Umur, Pendidikan,
Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat, No. Medical Record, NamaSuami,
Umur, Pendidikan, Pekerjaan ,Suku, Agama, Alamat, TanggalPengkajian.
(2) Keluhan utama :Keluar cairan warna putih, keruh, jernih, kuning,
hijau / kecoklatan sedikit / banyak, pada periksa dalam selaput ketuban
tidak ada, air ketuban sudah kering, inspeksikula tampak air ketuban
mengalir / selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudahkering
(3) Riwayat haid : Umur menarche pertama kali, lama haid, jumlah darah
yang keluar, konsistensi, siklus haid, hari pertama haid dan terakhir,
perkiraan tanggal partus
(4) Riwayat Perkawinan : Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke
berapa? Apakah perkawinan sah atau tidak, atau tidak direstui dengan
orang tua?
(5) Riwayat Obstetri : Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, hasil
laboraturium : USG , darah, urine, keluhan selama kehamilan termasuk
situasi emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan
pengobatan yang diperoleh
(6) Riwayat penyakit dahulu : Penyakit yang pernah di diderita pada masa
lalu, bagaimana cara pengobatan yang dijalani nya, dimana mendapat
pertolongan, apakah penyakit tersebut diderita sampai saat ini atau
kambuh berulang ulang
(7) Riwayat kesehatan keluarga : Adakah anggota keluarga yang
menderita penyakit yang diturunkan secara genetic seperti panggul sempit,
apakah keluarga ada yg menderita penyakit menular, kelainan congenital
atau gangguan kejiwaan yang pernah di derita oleh keluarga
Kebiasaan sehari hari : (1)Pola nutrisi : pada umum nya klien dengan
KPD mengalami penurunan nafsu makan, frekuensi minum klien juga
mengalami penurunan. (2)Pola istirahat dan tidur : klien dengan KPD
mengalami nyeri pada daerah pinggang sehingga pola tidur klien menjadi
melahirkan,
adakah
inkontinensia
(hilangnya
infolunter
: warna
rambut, jenis rambut, bau nya, apakah ada luka lesi / lecet. (4) Mata
kanan, apakah ada terdapat serumen / tidak, apakah klien menggunakan alt
bantu pendengaran / tidak, bagaimana fungsi pendengaran klien baik /
tidak. (6) Hidung
apakah lembab atau kering, keadaan gigi dan gusi apakah ada peradangan
dan pendarahan, apakah ada karies gigi / tidak, keadaan lidah klien bersih /
tidak, apakah keadaan mulut klien berbau / tidak. Pada ibu hamil pada
umum nya berkaries gigi, hal itu disebabkan karena ibu hamil mengalami
penurunan kalsium. (8) Leher
tyroid. (9) Paru paru. Inspeksi : warna kulit, apakah pengembangan dada
nya simetris kiri dan kanan, apakah ada terdapat luka memar / lecet,
frekuensi pernafasan nya. (10) Palpasi : apakah ada teraba massa / tidak ,
apakah ada teraba pembengkakan / tidak, getaran dinding dada apakah
simetris / tidak antara kiri dan kanan Perkusi : bunyi Paru. Auskultasi :
suara nafas . (11) Jantung : Inspeksi : warna kulit, apakah ada luka lesi /
lecet, ictus cordis apakah terlihat / tidak. Palpasi : frekuensi jantung
berapa, apakah teraba ictus cordis pada ICS% Midclavikula. Perkusi :
bunyi jantung. Auskultasi : apakah ada suara tambahan / tidak pada
jantung klien. (12) Abdomen : I : keadaan perut, warna nya, apakah ada /
tidak luka lesi dan lecet : P : tinggi fundus klien, letak bayi, persentase
kepala apakah sudah masuk PAP / belum. P : bunyi abdomen. A : bising
usu klien, DJJ janin apakah masih terdengar / tidak (12) Payudara : puting
susu klien apakah menonjol / tidak,warna aerola, kondisi mamae, kondisi
ASI klien, apakah sudah mengeluarkan ASI /belum
Ekstremitas Atas : warna kulit, apakah ada luka lesi / memar, apakah ada
oedema / tidak. Bawah : apakah ada luka memar / tidak , apakah oedema /
tidak. (13) Genitalia : apakah ada varises atau tidak, apakah ada oedema /
tidak pada daerah genitalia klien. (14) Intergumen : warna kulit, keadaan
kulit, dan turgor kulit baik / tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Ida
bagusGede,
1998,
IlmuKebidananPenyakiKandungandan
KB,
Prawirohardjo,
Sarwono,
1997,
IlmuKebidanan,
Edisi
III,
PenerbityayasanBinaPustaka : Jakarta.
___________________, 2001, BukuAcuanNasionalPelayananKesehatan Maternal dan
Neonatal, CetakanKedua, Penerbit JNPKKR POGI danYayasanBinaPustaka :
Jakarta.
Saefuddin, Abdul Bari, 2002, BukuPanduanPraktisPelayananKesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta : YBP-SP, 2002.
Sastrawinata, Suliman, 2005, Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi, Edisi 2,
FKUP : Jakarta.
Varney, Hellen, 1997, Midwifery, Edisiketiga.