berbeda-beda, hal ini disebabkan latar belakang pengetahuan dan kehidupan yang
berbeda.
Mengapa pada akhirnya mereka hanya akan berusaha mempertahankan
eksistensinya saja tanpa menemukan esensinya? Karena dalam proses
mememukan esensi dirinya, mereka hanya menggunakan panca indra dan akal
pikiran saja. Sebenarnya dalam menemukan esensi manusia jika kita berpikir
dengan akal sehat, dapat diwakili dengan pertanyaan-pertanyaan yang
menghantarkan kita untuk menemukan essensi manusia yang seutuhnya, yaitu :
1.
2.
3.
4.
hidupnya dengan proses yang baik dan terencana. Bukan hanya memikirkan
keberadaannya dalam masyarakat atau dalam kehidupannya.
Banyak peneliti memperdebatkan mana yang lebih dulu, esensi atau eksistensi.
Namun menurut pemikiran saya, esensi harus didahulukan karena esensi
merupakan dasar dari hidup manusia. Jika esensi dapat diwujudkan dengan baik,
maka eksistensi seseorang akan terlihat menonjol dengan sendirinya. Proses yang
baik akan memberikan hasil yang baik pula. Bukan berkata mana yang lebih
penting tapi mana yang harus didahulukan dan kemudian yang lain. Dua aspek
tersebut sama-sama penting dan seseorang akan mendapatkan pengakuan yang
baik jika ia dapat memenuhi dua aspek tersebut. Kehidupan yang berkembang
terkadang menuntut manusia untuk berkompetisi guna memenuhi kebutuhan hidup
mereka yang terkadang melupakan proses serta tujuan hidupnya. Hanya
memikirkan bagaimana tubuhnya tetap sehat dan mempertahankan eksistensinya.
Keseimbangan dibutuhkan agar kehidupan dapat berjalan selaras.