Public Speaking adalah komunikasi lisan berupa pidato, ceramah, presentasi, dan jenis berbicara
di depan umum (orang banyak) lainnya.
Public Speaking juga diartikan sebagai "pembicaraan publik" yang maksudnya berbicara di
depan orang banyak juga.
Banyak orang takut Public Speaking dengan ragam alasan: suka merasa gugup, grogi, merasa
tidak bisa, tidak biasa, takut salah ucap, takut "nge-blank", dan sebagainya yang masuk kategori
"demam panggung".
Berikut ini Teknik Dasar Public Speaking untuk Pemula, meliputi hal-hal terpenting seputar
Public Speaking.
Berbicara di depan umum jangan sampai "ngos-ngosan", kurang napas, atau tidak mampu
mengatur dan mengendalikan pernapasan. Maka, berlatihlah agar bisa bernapas panjang dan
mampu mengelolanya.
Caranya, antara lain, tiup lilin yang menyala dalam jarak 1 meter, berulang-ulang, minimal 10x;
tarik nafas sedalam mungkin (lewat hidung), lalu keluarkan lewat mulut pelan-pelan sambil
berdesis "zzz.... zzzz... zzzzz...".
Teknik vokal untuk Public Speaking
Teknik vokal terpenting adalah intonasi yang benar, stressing pada kata/kalimat tertentu yang
dianggap penting, pelan saat permulaan dan akhir (volume), mainkan kecepatan berbicara
(speed/tempo) biar gak monoton, perhatikan pula artikulasi (kejelasan kata/kalimat) dan
pelafalan kata yang benar (pronounciation).
Gunakan suara asli (natural), jangan meniru suara orang lain atau dibuat-buat. "Merdukan"
dengan "suara perut" (diafragma). Ini bisa dilatih.
Persiapan Public Speaking
Siapa yang tidak melakukan persiapan, dia sedang mempersiapkan kegagalan. Who doesn't
prepare he prepares fail. Maka, bersiaplah dengan mendalami materi, tema, topik, busana,
kondisi fisik (biar fit), dan latihan! Practise makes perfect, doesn't it?
Teknik Membuka Public Speaking
Banyak cara membuka pidato, namun yang paling favorit adalah membuka dengan kisah/cerita,
humor atau ungkapan lucu, mengutip pepatah/kata mutiara, dan langsung mengemukakan inti
materi yang akan disampaikan.
Penyampaian/Penguasa Materi Public Speaking
Takut lupa materi? Takut nge-blank saat tampil di podium? Ini dia pilihan menguasaan materi:
menggunakan.membawa catatan sebagai contekan (using notes), menggunakan alat bantu visual
seperti infocus (using visual aids as notes), membaca naskah lengkap (reading complete text),
dan menghafalnya (memorize). Dua terakhir tidak disarankan untuk digunakan.
Teknik Menutup Public Speaking
Jika hendak mengakhiri pidato, beri tanda (signal), bahwa Anda akan segera mengakhirinya.
Katakan, misalnya, "demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat, dan mohon maaf
jika ada yang tidak berkenan, wasalam...!" Jangan muter-muter lagi, menjadikan pidato jadi
tambah lama.
Itu dia ringkasan 7 teknik dasar public speaking. Pendalamannya akan diulas di posting-posting
berikutnya. Insya Allah... Kalau gak sabar, miliki saja buku Lincah Menulis Pandai
Bicara (SMS: 0818638038) atau ikuti Pelatihan Public Speaking. Wasalam.
(www.romelteamedia.com).*
raining Public Speaking sering kali diadakan di berbagai lembaga. Hal ini dilakukan karena
kita telah menyadari bahwa kemampuan public speaking sangat menunjang aktivitas apapun.
Apakah itu di bidang akademik, profesional maupun perusahaan.
Training Public Speaking yang kerap dilaksanakan oleh beberapa lembaga diantaranya adalah
membahas bagaimana memaksimalkan gerakan tubuh. Berbicara di depan umum yang bukan
hanya sekadar berbicara melainkan memberikan power atau kekuatan yang lebih kepada
pendengar. Oleh sebab itu salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menambah kekuatan dari
apa yang kita sampaikan adalah dengan menambah gerakan-gerakan bagian tubuh tertentu.
Pada pembahasan cara presentaasi yang baik kali ini, kita akan memperlajari gerakan anggota
tubuh yang pertama, yaitu gerakan tangan. Menggerakkan kedua tangan kita disaat
menyampaikan materi yang akan disampaikan.
Tentu kebanyakan pendengar lebih menyukai seorang pembicara public speaking yang
menggunakan kedua tangannya sebagai penambah kekuatan saat presentasi. Daripada para
pembicara yang hanya meletakkan kedua tangannya diatas meja atau diam saja dengan gaya
lainnya. Tangan yang digerakkan saat kita menyampaikan materi juga dapat menambah suasana
menjadi lebih aktif dan menyenangkan. Tentunya gerakan tangan tersebut bukanlah gerakan
tangan yang sembarangan.
Sesuaikan gerakan tangan dengan penjelasan yang disampaikan. Mengepakkan tangan,
mengangkat bagian siku atau memajukan salah satu dari kedua tangan dapat kita lakukan dengan
seimbang. Hal ini juga akan membantu pendengar untuk memahami apa yang tengah
disampaikan. Harapannya dengan cara ini pula semangat pendengar tetap terjaga selama acara
atau pelatihan public speaking.
Demikian penjelasan singkat mengenai memaksimalkan bagian anggota tubuh kita yaitu tangan.
Selanjutnya akan ada pembahasan mengenai anggota tubuh lainnya. Untuk lebih jelasnya tentu
akan kita bahas dalam kursus public speaking yang akan dilaksanakan dalam pertemuan rutin.
Selamat belajar, selamat menikmati.
Pertanyaan ini cukup sering saya temukan dalam beberapa training public speaking. Sebuah
ketakutan yang sering menghinggapi para pembicara saat tampil didepan umum.
Gemetaran pada bagian anggota tubuh merupakan salahsatu alasan yang menjadikan ketakutan
bagi banyak pembicara. Beberapa bagian anggota tubuh bergerak refleks hingga menyebabkan
diri kita menjadi tidak percaya diri.
Beberapa organ tubuh yang sering bergerak/gemetar diantaranya adalah jemari tangan, jemari
kaki dan pada bagian lutut kita. Bukan hanya itu, detak jantung pun semakin mendekati jadwal
tampil semakin berdetak dengan cepat dan keras. Hingga teman disebelah kita dapat mendengar
detak jantung tersebut.
Hormon-hormon dalam tubuh pun ikut bereaksi dengan cepat hingga mengeluarkan keringat
yang bercucuran. Pada bagian kening, leher dan telapak tangan terlihat basah hingga nafas
seperti tersengal-sengal.
Komplit sudah kejadian diatas, biasanya hadir dalam menjelang detik-detik saat tampil, iya kan?
Hayooo siapa diantara kita yang seperti demikian?
Begini teman, perlu saya sampaikan terlebih dahulu bahwa gemetaran itu adalah sesuatu yang
wajar dan manusiawi. Kejadian tersebut normal bagi kita manusia. Hal itu dikarenakan proses
gemetaran merupakan respon dari anggota tubuh kita terhadap kondisi yang akan kita hadapi.
Setiap kita merasakannya, termasuk saya. Hanya saja, bagaimana cara mengontrolnya itu lah
yang membedakan satu diantara yang lain.
Nah, seperti apa respon itu sendiri merupakan pilihan kita yang dapat kita kontrol secara pribadi,
bukan orang lain, betul apa betul?
Begini teman, kalau kita boleh jujur, gemetaran yang terjadi pada anggota tubuh kita akan
semakin kencang dan besar seiring dengan minimnya persiapan kita dalam penguasaan materi
dan pikiran kita.
Saya teringat saat saya memberikan sebuah training di Universitas Muhammadiyah Purwokerto
beberapa hari yang lalu. Pada awalnya panitia mengatakan bahwa peserta hanya sekitar 200
orang. Maka diawal persiapan saya telah latihan dan membayangkan berjalannya kegiatan
dengan jumlah peserta yang demikian.
Namun pada hari H pelaksanaan ternyata yang hadir berjumlah 500 orang. Kejadian ini
merupakan kejutan bagi saya dan seluruh panitia. Juga merupakan peyulut bagi tubuh saya
menjadi gemetaran.
Mungkin teman-teman juga pernah merasakan demikian. Saat-saat ingin tampil, timbul perasaan
dan pemikiran negatif dalam diri kita yang mengakibatkan tubuh memberikan respon gemetaran
yang tidak normal. Pemikiran tersebut seperti:
Wah, nanti kalau ditertawakan bagaimana ya?
Kalau nanti lupa harus seperti apa ya?
Jika ada yang bertanya dan saya tidak dapat menjawab bagaimana ya?
Hingga semakin lama semakin membuat kita gemetaran, iya kan?
=======================
Teman-teman yang saya banggakan. Beberapa waktu sebelum kita tampil didepan umum (public
speaking) sempatkanlah untuk ke kamar kecil/belakang. Lakukan gerakan-gerakan olahraga
ringan seperti lompat-lompat, merenggangkan tangan atau push up.
Gerakan-gerakan pemanasan tersebut berguna sekali untuk mengurangi gemetaran yang ada
dalam anggota tubuh kita. Disamping itu, mulailah menata fikiran kita bahwa KITA TAMPIL
UNTUK MENYAMPAIKAN SESUATU YANG BENAR & BAIK MAKA HARUS SUKSES.
Oleh karena itu percayalah bahwa ini merupakan kesempatan yang harus berjalan dengan tenang,
lancar dan barokah.
Selanjutnya, ingat kembali persiapan yang telah kita lakukan. Mengumpulkan materi, latihan
dirumah, menghafal berbagai dalil dan fakta serta mengulang-ulang dihadapan teman-teman.
Tentu kita tidak ingin menyia-nyiakan persiapan yang telah kita lakukan selama ini, iya kan?
Nah, kondisi lupa yang dikarenakan berbagai alasan tadi tentu dapat kita selesaikan
permasalahannya. Jika itu karena gangguan oleh teman/peserta ya cukup kita beritahu untuk
selanjutnya agar lebih tertib dan menjaga ketenangan, iya toh?
Namun, untuk alasan lupa yang dikarenakan grogi dan belum benar-benar serius untuk diingat ya
itu dia solusinya, yaitu BISA, ALA BIASA.
Jika sebelum tampil kita mempersiapkan dengan serius. Melatih diri berulang kali. Mencoba
menghafal data-data penting yang harus tersampaikan. Maka kondisi lupa akan terminimalisir
terjadi. Kalau masih juga terjadi lupa saat penampilan, tentu akan menjadi evaluasi bagi kita
untuk kedepannya benar-benar lebih semangat dan serius dalam persiapan dan latihannya.
Kalaupun juga setelah kita serius dan terus berlatih kita juga sering lupa ya bersabarlah, karena
memang manusia tempatnya salah dan lupa, ok?
Yang jelas, apapun kondisinya, untuk mengurangi resiko kondisi lupa maka solusinya adalah
dengan cara mengoptimalkan persiapan. Sebagaimana nasehat dari para guru pembicara public
speaking yang ada:
Gagal dalam persiapan sama dengan mempersiapkan kegagalan
Selamat menikmati:)
speaking classes for kids, public speaking presentation, public speaking skills, public speaking
tips, training public speaking
Sebagaimana diketahui, hampir setiap kita membutuhkan kemampuan Public Speaking. Sebuah
keahlian berbicara didepan umum. Tentu, tidak hanya sekedar berbicara, namun dengan segala
upaya setiap gagasan yang kita sampaikan dapat diterima. Apakah itu bagi seorang pengusaha,
pengajar maupun pelajar.
Hanya saja, masih terdapat beberapa ketakutan yang tidak mendasar yang menjangkiti sebagian
orang dalam public speaking, diantaranya adalah takut ditertawakan saat tampil.
Saya teringat, dalam sebuah pelatihan yang saat itu pesertanya adalah pelajar sekolah menengah
pertama. Diakhir sesi, saya ingin meminta salah seorang peserta untuk maju kedepan
menyampakan kesimpulan:
siapa diantara teman-teman yang bersedia untuk tampil didepan?
Tak satupun yang mengangkat tangan sebagai tanda bersedia. Pertanyaanpun saya tambah
dengan penggalan penawaran menarik:
bagi yang bersedia akan saya beri hadiah
Malah peserta yang saling menoleh dan tertawa. Satupun tidak ada yang bersedia untuk maju
berbicara didepan umum (public speaking) untuk menyampaikan kesimpulan. Lantas saya
bertanya:
kenapa teman-teman tidak ada yang bersedia?
Merekapun menjawab dengan serentak:
maluuuuuuuntar ditertawakan teman-temaaaannnn
==========================
Sahabat sekalian, saya mengerutkan kening kemudian bertanya. Bukan hanya kepada peserta
yang masih duduk di sekolah menengah pertama tersebut. Namun saya juga bertanya kepada
Anda yang tengah membaca tulisan ini. Karena saya percaya mungkin ada orang disekitar kita
yang sama persis beralasan seperti diatas. Pertanyaan saya adalah:
terus, kalau ditertawakan saat public speaking, memangnya kenapa???????
Sahabat sekalian, terkadang kita aneh dengan diri kita sendiri. Sebuah ketakutan yang tidak
mendasar telah menjadikan kita terhenti untuk menggali potensi. Ayo coba jawab pertanyaan
saya diatas, memangnya kenapa kalau ditertawakan?
Apakah kita langsung terserang penyakit jantung?
Apakah kita jatuh miskin harta dan miskin ilmu karena ditertawakan?
Apakah kita menjadi seseorang yang hina saat demikian?
Jika jawabannya tidak, lantas apa yang membuat kita malu untuk ditertawakan teman, betul apa
betul?
Paling-paling disaat kita ditertawakan adalah hati & muka kita merasa malu dihadapan temanteman, ya toh?
Kalau hanya sekedar itu saja, kenapa kita harus berhenti untuk tampil dalam public speaking?
Tahukah Anda, disaat kita ditertawakan oleh teman-teman kita, itu adalah langkah pertama bagi
kita untuk dikenal oleh khalayak ramai. Selanjutnya, perlu difahami adalah mereka yang tertawa
belum tentu memiliki keberanian untuk tampil sebagaimana Anda telah mengambil langkah
konkrit. Kemudian percayalah, ketika kita tampil dengan niat ikhlas untuk menuntut ilmu, maka
semua akan menjadi tabungan disaat kita berhadapan kepada-Nya, betul apa betul?
So, tidak ada lagi alasan malu ditertawakan saat public speaking menghambat kita untuk tampil,
otreeee
Selamat menikmati..
Label
contoh public speaking, effective public speaking, materi public speaking, pelatihan public
speaking, pembicara public speaking, pengertian public speaking, public speaking, public
speaking classes for kids, public speaking presentation, public speaking skills, public speaking
tips, training public speaking
Seberapa pentingkah mengetahui cara menjadi seorang Pembicara Public Speaking yang
handal? Mari kita simak kisah menarik dibawah ini, semoga bermanfat.
Suatu kesempatan di sebuah Desa di Provinsi Jawa Timur mengundang seorang pembicara
untuk memberikan ceramah dalam sebuah kegiatan akbar. Pembahasan yang disampaikan begitu
penting bagi kebangkitan warga Desa sekitar. Hanya saja dikarenakan penyampaian materi yang
tidak begitu mengasyikkan, maka warga Desa begitu sulit menangkap maksud sang pembicara.
Warga sekitar banyak yang mengantuk dan tidak memperhatikan hingga berkomentar
keduhuren mas bahasane, gayane monoton (ketinggian bahasanya mas, pematerinya
monoton).
Pada kesempatan lain, pembicara lain pun menjadi pilihan dari panitia untuk memberikan materi
pada Desa yang sama. Kali ini, sang pembicara dikenal dengan gaya kocak dan leluconnya saat
menyampaikan materi. Kegiatan berjalan dengan begitu lancar dan penuh sorak tawa. Seusai
memberikan pencerahan warga pun berkomentar dengan sumringah wenak tenan mas,
pematerine luocu tenan, koyok pelawak nang TV (enak sekali mas, pematerinya lucu banget,
seperti pelawak di TV).
Pada kisah diatas menunjukkan bahwa dengan materi yang sama-sama penting dihasilkan dua
jenis output yang sama (sama-sama tidak tepat sasaran) dan dua kasus yang berbeda. Padahal
hasil yang diinginkan oleh siapapun yang menyampaikan materi adalah para pendengar (audien)
dapat mencerna dan memahami setiap materi yang disampaikan, betul apa betul?
Namun, pemateri pertama dikarenakan tidak menguasai teknik penyampaian materi (delivery)
serta mengelola audien maka materi yang disampaikan menjadi monoton dan tidak
mengasyikkan bagi audien. Sehingga banyak audien yang mengantuk dan merasa bosan.
Kejadian ini juga sering kita temui di dunia formal seperti seminar, training, workshop dan
termasuk dalam dunia belajar mengajar di kelas. Lain hal nya pada pemateri kedua, dikarenakan
keasyikan baginya untuk membuat lelucon, malah materi inti yang menjadi tujuan utama
akhirnya terkaburkan. Audien lebih mengingat guyonan yang diberikan ketimbang konten inti
dari materi. Jika begini yang terjadi kenapa tidak mengundang dagelan saja sekalian, betul apa
betul?
Padahal, penelitian membuktikan bahwa 83% pendengar atau konsumen, mengambil dan
membeli sesuatu dikarenakan kemahiran para pembicara atau penjualnya dalam menyampaikan
atau menawarkan, asyik apa asyik?
Maka, latihlah kemampuan Public Speaking kita selalu. Selamat menikmati.
Pengalaman pertama mengendarai sepeda motor pun kita laksanakan. Ada diantara kita yang
menabrak pohon, pagar atau masuk ke selokan. Namun ada juga yang selamat dengan penuh
kehati-hatian. Tentu bagi kita yang menabrak itu bukanlah menjadikan kita berputus asa & tidak
melanjutkan latihan. Jika kita berhenti berlatih, maka jelas sudah sampai hari ini kita tidak akan
dapat mengendarai sepeda motor. Bagi yang pengalaman pertamanya tidak tabrakan juga
tidaklah menjadikan kita merasa bangga dan merasa puas begitu saja. Karena kemahiran dalam
mengendarai sepeda motor dibutuhkan jam terbang tinggi dengan pengulangan latihan. Hal itu
diupayakan untuk menghilangkan ketakutan atau kaku hingga kita benar-benar mahir
berkendara, are you ready?
Setelah sekian lama mengendarai sepeda motor, kita berniat untuk dapat mengendarai mobil roda
empat. Ini dikarenakan kebutuhan yang mengharuskan kita dengan mobilitas yang tinggi.
Sebagaimana pertanyaan di atas, apakah skill yang dibutuhkan dalam mengendarai sepeda motor
sama dengan skill dalam mengendarai mobil? Tentu semua kita sepakat, jawabannya adalah tidak
sama. Dibutuhkan lebih kurang 30 panel fungsi dan skill dalam mengendarai mobil, lebih banyak
ketimbang sepeda motor. Ada spion kiri, spion kanan, rem tangan, kopling di kaki,
mengendalikan bodi mobil saat belok kiri maupun kanan dan sebagainya. Tidak hanya sekadar
menghafal tombol & fungsinya, melainkan langsung praktik untuk pertama kali hingga akhirnya
mahir. Sebagaimana awal mengendarai sepeda motor, saat mengendarai mobil di awal pertama
kali tentu jantung kita berdetak kencang & diri menjadi takut karena belum terbiasa. Namun
kenikmatan mengendarai mobil dengan fasilitas AC, kecepatan yang dapat membantu pekerjaan,
tidak terkena panas dan hujan serta kemudahan lainnya akan kita dapatkan setelah kita terus
mengulang latihan hingga kita benar-benar mahir mengendarai mobil. Lebih-lebih jika kita juga
telah dapat mengendarai pesawat terbang dengan begitu mahir. Jelas sekali ini jauh lebih banyak
& rumit lagi namun kenikmatan & kelebihannya juga berbanding lurus, betul apa betul?
Apa hubungan semua ini dengan Public Speaking ya? Mari kita cerna bersama-sama.
Setiap kita memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, betul apa betul? Hanya saja, setiap kita
berada pada level kemampuan yang berbeda-beda. Ada diantara kita yang sudah mahir
berkomunikasi dengan lancar dan memukau, namun ada diantara kita pula yang masih memiliki
ketakutan yang sangat tinggi hingga mengganggu komunikasi yang ada. Ada diantara kita yang
tingkat kemahirannya seperti hal nya telah dapat mengendarai pesawat. Mengetahui begitu
banyak teori & ilmu Public Speaking sehingga dalam kondisi apapun ia siap untuk tampil. Ada
pula yang tingkat kemahirannya seperti telah dapat mengendarai mobil, kemampuan yang berada
diposisi dibawah pengendara pesawat dan diatas pengendara sepeda motor. Namun tak sedikit
juga diantara kita ada yang tingkat komunikasinya masih seperti pejalan kaki, betul apa
betul?
Lantas, bagaimana dengan kita? Pada kendaraan manakah posisi kita dalam Public Speaking?
Pengendara pesawat terbang, mobil, sepeda motor atau pejalan kaki? Sudahkah kita mengenal
tombol-tombol dan melatihnya berulang kali? Selamat menikmati.
Inilah 5 fondasi dasar untuk merencanakan dan menampilkan public speaking yang sukses.
3. Never Apologize
Jangan meminta maaf.
Selama sesi public speaking, ada banyak hal yang terlewati oleh audiens Anda.
Oleh karena itu, jika Anda melewati beberapa bagian dari pidato Anda atau Anda lupa akan
sesuatu, jangan khawatir. Kemungkinan besar audiens tidak menyadarinya. Anda bisa terus
melanjutkan bagian berikutnya tanpa harus khawatir berlebihan.
Pandu audiens Anda menguasai bagian penting dari presentasi, bukan bagian-bagian yang kecil.
Jadi jangan pernah meminta maaf karena Anda lupa atau melewati hal-hal kecil. Mereka tidak
menyadarinya. Mereka juga ingin Anda tampil dengan maksimal.
Karena itu, selalu berpikiran positif dalam public speaking dan fokus pada hal-hal penting, bukan
hal-hal kecil yang sepele.
ada satu bayi pun secara normal lahir sudah bisa berbicara. Baru pada bulan-bulan
selanjutnya bayi mulai belajar mengeluarkan bunyi-bunyi yang membentuk
penggalan kata. Setiap hari bayi mendengar kata demi kata dari lingkungan sekitar
bayi. Saat itulah bayi tersebut sebenarnya sedang belajar untuk berbicara. Kalau
kitan frustasi. Tetapi kesan yang selalu saya dapat di puluhan sekolah / organisasi
yang pernah saya perhatikan bayi / anak kecil yang lingkungannya kurang
mengajaknya untuk berbicara, cenderung akan lebih lambat untuk benar-benar bisa
berbicara, begitu pula sebaliknya.Dan untuk anak-anak yang normal, saat usia di
atas 2 tahun kemampuan berbicaranya akan semakin baik. Ini semua
menggambarkan bahwa metode belajar diikuti ketekunan akan membuat setiap
orang bisa berbicara. Begitu pula dengan berbicara di depan umum bila anda tahu
caranya, mau mempraktekkan caranya secara tekun, pasti ANDA AKAN BISA
TERAMPILKAN KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING ANDA,
PERCAYALAH KEHIDUPAN PRIBADI & KARIR ANDA AKAN SEMAKIN
BERKEMBANG
Mengapa Public Speaking begitu penting ?
Setiap hari secara normal, seseorang akan mengeluarkan puluhan ribu kata dan
lebih dari 80 % apa yang dikeluarkannya akan mempengaruhi kehidupan orang
tersebut..
Di era ini, setiap hari dalam segala bidang kehidupan ( keluarga, relasi bisnis,
organisasi sosial, hubungan antar sesama, hubungan percintaan dan sebagainya )
tidak lepas dari yang namanya berbicara dua arah.
Kesuksesan usaha dan promosi jabatan tidak akan terlepas dari kemahiran dalam
menyampaikan ide-ide dan kemampuan mempengaruhi orang lain baik secara
pribadi maupun secara massa.
Semakin terampil seseorang dalam berbicara akan semakin menunjukkan kualitas
kecerdasan dan penghargaan dari komunitasnya.
Tujuan Public Speaking
Publik Speaking adalah keterampilan yang dapat dilatih, dipraktekkan, dan
dimanfaatkan untuk memberi manfaat sesuai dengan kebutuhan audience,antara
lain untuk menyampaikan informasi, memotivasi, membujuk dan mempengaruhi
orang lain, mencapai saling pengertian dan kesepakatan, meraih promosi jabatan,
mengarahkan kerja para staf, meningkatkan penjualan produk / keuntungan bisnis
dan membagikan pengetahuan yang dimiliki seseorang.
Dalam kegiatan apa saja keterampilan Public Speaking diperlukan ?
Pidato resmi, launching produk, meeting ( rapat ), acara arisan, acara ulang
tahun,acara lelang, presentasi bisnis, presentasi produk, forum diskusi, sidang
skripsi, kegiatan mengajar, kata sambutan, ceramah, pelatihan, dan lainnya.
Praktek 70 %
Peserta Eksklusif ( tidak lebih dari 20 orang )
Kelas sangat interaktif, dinamis dan berkembang
Peserta diarahkan sesuai dengan bidang aktivitas / pekerjaannya
Setiap Peserta punya kesempatan praktek lebih dari 6 kali
Training dibawakan oleh Mr. Tan, seorang Pelatih Sukses Public Speaking
Harga terjangkau dengan kualitas terjamin
Tingkat kepuasan tiap angkatan mendekati 100 % ( lihat testimoni )