yang diberikan kepada kaum pria mengenai peranannya dalam hal pembatasan
kelahiran dan penjarangan anak. Bukti-bukti keadaan ini tampak pada klinik yang
melayani program keluarga berencana yang umumnya hanya dikunjungi oleh kaum
wanita.
Kita mungkin akan terkesima manakala menyimak kesertaan pria dalam program
KB. Rendahnya partisipasi pria dalam menggunakan alat kontrasepsi disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain berkaitan
dengan organ reproduksi dan biologis pria, karena pengendalian kemampuan
reproduksi pria lebih sulit dikendalikan sebab pria selalu dalam keadaan subur dan
banyaknya sperma yang dihasilkan. Sedangkan faktor eksternal adalah terbatasnya alat
KB bagi pria dan adanya mitos atau anggapan keliru dimasyarakat bahwa vasektomi
atau sterilisasi pria bisa mempengaruhi libido pria dan adanya kekhawatiran para istri
karena dengan demikian akan memberikan peluang lebih besar bagi suami untuk
menyeleweng, disamping itu sebagian besar masyarakat masih menempatkan
perempuan hanya sebagai obyek dalam masalah seksual maupun reproduksi, karena
yang hamil dan melahirkan wanita maka perempuanlah yang harus ikut KB agar tidak
hamil.
Dalam hal Komunikasi, Peran Suami antara lain :
Suami memakai kontrasepsi
Isteri memakai kontrasepsi tapi tidak dibicarakan dengan suami
Suami isteri tidak memakai kontrasepsi, tapi dibicarakan antara suami isteri
Suami isteri tidak memakai dan tidak dibicarakan antara suami isteri
Dari Aspek KIE, rendahnya partisipasi pria antara lain disebabkan oleh :
Ada 3 (tiga) faktor penghambat rendahnya pria menjadi akseptor KB, antara lain :
Perbedaan peran gender antara suami isteri
Terbatasnya methode atau cara kontrasepsi yang tersedia
Kurangnya pengetahuan pria tentang kontrasepsi
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengatahuan dan kesadaran pria terhadap KB &
KR rendah, antara lain :
Pendidikan
Pekerjaan
Pengalaman menggunakan
Faktor lainnya
Vasektomi, adalah pengikatan dan pemotongan saluran benih agar sperma tidak
keluar dari buah zakar. Cara ini dipakai untuk kontrasepsi mantap pria. , sehingga tidak
dapat menyalurkan spermatozoa. Vasektomi atau mengikat saluran sperma pria bukan
barang baru. Kita mengenal kebiri sengaja dilakukan pada tukang pukul kerajaan
zaman dulu supaya tidak ada main dengan dayang-dayang.
Keuntungan menggunakan vasektomi : Permanen dan efektif ; tidak ada efek
samping jangka panjang dan tidak mengganggu hubungan seksual dan dapat mencegah
kehamilan lebih dari 99 %. Kerugian vasektomi : harus ada pembedahan minor ; tidak
dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki anak.
Yang harus diingat :
- Untuk laki-laki usia subur sudah punya anak cukup ( 2 anak ) dan istri beresiko tinggi.
- Boleh bersenggama setelah 2-3 hari setelah operasi dengan menggunakan kondom,
penggunaan kondom dilanjutkan sampai 20 kali ejakulasi atau 3 bulan setelah operasi.
yang sebesar kabel telepon berada di dalam kantong buah zakar (scrotum), Pipa ini
menjadi penghubung yang mengalirkan sel benih yang diproduksi oleh buah zakar
menuju kelenjar prostat yang berada d atasnya, di luar kantong zakar.
Di dalam prostat, sel benih lalu direndam oleh media berupa getah yang
diproduksi oleh prostat. Selain itu disiram pula oleh cairan seminal, sehingga
volumenya menjadi lebih banyak. Campuran ketiganya itu menjadi apa yang kita kenal
sebagai air mani atau sperma.
Jadi, sebagian besar air mani yang keluar itu sesungguhnya lebih banyak berisi
getah prostat dan cairan seminal (sekitar 95 persen), dan hanya sebagian kecil saja
berisi sel benih (sekitar 5 persen). Taruhlah sekali ejakulasi rata-rata mengeluarkan 5 cc
air mani, volume sel benihnya mungkin hanya sekitar 0,15cc saja.
Jadi, setelah seorang pria divasektomi, volume air mani yang sekitar 0,15 cc itu
Bahan kuliah Dasar-dasar Kespro Kesmas, Desember 2012
saja yang tertahan tidak ikut keluar bersama ejakulasi karena pipa yang mengalirkannva
sudah dibikin buntu. Kendati yang sedikit ini besar maknanya dalam hal kesuburan,
hampir tak ada artinya dalam urusan ejakulasi dan pernik seks lainnya.
Teknik konvensional vasektomi yang lazim dilakukan dengan cara memotong
pipa saluran sel benih, kemudian mengikat kedua ujung potongannya. Karena pipa alit
ini ada pada kedua belah sisi buah zakar, pemotongan dilakukan pada kedua belah sisi.
Umumnya rata-rata pemeriksaan air mani setelah 8 minggu vasektomi hasilnya
baru benar-benar sudah bersih. Artinya, air mani sudah tidak berisi sel benih hidup lagi.
Pada status steril begini seorang lelaki sudah tidak mungkin menghamili lagi.
Lalu, bukankah sel benih lelaki yang sudah divasektomi masih terus diproduksi?
Ke mana larinya sel benih yang belum stop diproduks! itu? Apa itu bisa membahayakan
tubuh atau seks lelaki?.
Ya betul, sel benih atau spermatozoa lelaki yang sudah divasektomi masih terus
diproduksi oleh buah zakar. Namun, karena tertahan tidak bisa dialirkan memasuki
prostat dan bisa ikut keluar bersama ejakulat, tumpukan sel benih akan diserap kembali
oleh tubuh.
pada
tahun
1997
yang
keterlibatan
pria
dalam
mencapai
keluarga
1,1
persen.
berencana
Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat
dalam.
Efektifitas
Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan konsisten.
Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Pasangan yang
mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat
menggunakan metode ini menjadi lebih efektif. Efektifitas akan jauh menurun apabila
Bahan kuliah Dasar-dasar Kespro Kesmas, Desember 2012
sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis. Memutus kenikmatan
dalam berhubungan seksual.
Manfaat
Coitus interuptus memberikan manfaat baik secara kontrasepsi maupun non
kontrasepsi.
Manfaat kontrasepsi
1. Alamiah.
2. Efektif bila dilakukan dengan benar.
3. Tidak mengganggu produksi ASI.
4. Tidak ada efek samping.
5. Tidak membutuhkan biaya.
6. Tidak memerlukan persiapan khusus.
7. Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
8. Dapat digunakan setiap waktu.
Manfaat non kontrasepsi
1. Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
2. Menanamkan sifat saling pengertian.
3. Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.
Coitus Interuptus
Sesuai untuk
Suami yang tidak mempunyai masalah
dengan interupsi pra orgasmik.
Pasangan yang tidak mau metode
kontrasepsi lain.
Suami yang ingin berpartisipasi aktif
dalam keluarga berencana.
Pasangan yang memerlukan kontrasepsi
segera.
Pasangan yang memerlukan metode
Tak pelak lagi, kendala yang paling sering menghampiri pasangan dalam rumah
tangga adalah soal minimnya komunikasi. Dua pribadi yang berbeda, jika disatukan
tanpa perekat yang kuat berupa komunikasi yang kuat pula, akan menimbulkan
berbagai masalah, termasuk diantaranya ketidaktahuan akan pemenuhan hak dan
kewajiban reproduksi yang harus dilakukan suami.
10
tingginya minat pria menggunakan alat kontrasepsi mantap tidak terlepas dari peran
penyuluh lapangan dalam memberikan sosialisasi mengenai alat kontraksepi itu. "Kami
bersyukur kalangan pria di kabupaten ini sudah mulai berminat menggunakan kontap,"
katanya.
Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah terus menggalakkan penggunaan alat
kontrasepsi kepada masyarakat baik perempuan maupun pria yang sudah menikah
melalui sosialisasi. "Sosialisasi kami lakukan secara langsung melalui perorangan
maupun kolektif bahkan juga dengan cara pemutaran film layar tancap," katanya. Ia
mengakui tingginya pencapaian target pengguna alat kontrasepsi mantap bagi pria
merupakan tertinggi dalam sejarah karena selama ini pria tiodak mau menggunakan alat
kontrasepsi. "Pria biasanya paling malas disuruh menggunakan alat kontraspesi namun
sekarang kesadaran mereka mulai tumbuh. Ini pencapaian luar biasa yang tidak pernah
terjadi selama ini," katanya.
Di Indonesia vasektomi tidak termasuk dalam program keluarga berencana
nasional. Vasektomi merupakan tindakan pemotongan vas deferens melalui operasi
dengan anestesi lokal. Pada dasarnya indikasi untuk melakukan vasektomi ialah bahwa
pasangan suami-istri tidak menghendaki kehamilan lagi dan pihak suami bersedia
dilakukan tindakan kontrasepsi pada dirinya.
Keterbatasan pilihan methode kontrasepsi pria dan ketersediaan dukungan
jaringan pelayanan KB & KR. Meskipun dari dua methode KB pria telah tersedia
berbagai merek kondom dan telah dikembangan beberapa tehnik vasektomi yang
relative lebih baik, namun seringkali menjadi alasan utama yang dikemukakan dari
berbagai pihak, mengapa kesertaan pria dalam KB rendah.
Aksesabilitas Pelayanan dan dukungan jaringan pelayanan Keluarga Berencana
dan Kesehatan Reproduksi Remaja bagi Pria masih sangat terbatas. Aksesabilitas
informasi KB & KR baik media KIE, Konseling yang tersedia, informasi yang
diberikan oleh petugas, tempat pelayanan yang ada masih bias gender.
Kualitas Pelayanan KB Pria masih belum memadai. Untuk mencapai kepuasan
klien, dari beberapa penelitian mengungkap kebutuhan atau keinginan pria terhadap
pria terhadap KB & KR, sebagai berikut :
11
5. Kondisi Politik, Sosial, Budaya Masyarakat Dan Agama Masih Belum Optimal
Pada prinsipnya Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, dalam pasal 12 ayat 3 yang
berbunyi : Perbaikan kondisi penduduk dilakukan dengan memperhatikan nilai
agama, etika dan sosial budaya. Nilai etika dan agama harus menjadi penepis sebelum
menerapkan atau menerima tehnologi pengembangan kualitas pelayanan keluarga
berencana .
Agama juga sering kali digunakan sebagai alasan untuk menolak penggunaan alat
kontrasepsi. Persoalan yang paling penting dan kadang diperdebatkan dalam Islam
mengenai KB adalah soal penentuan jumlah anak. Ada sebagian kalangan yang menilai
membatasi kelahiran dengan alasan takut tidak bisa menghidupi anak, tidak dibenarkan
dalam Islam.
Dalam pandangan Islam sebagaimana difatwakan oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI) pada Musyawarah Nasional MUI tahun 1983, KB dinilai sebagai suatu ikhtiar
atau usaha manusia untuk mengatur kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan
hukum agama, Undang-Undang (UU) Negara dan moral Pancasila. Untuk itu,
dikatakan Ketua Umum MUI, KH. MA Sahal Mahfudz, Agama Islam membenarkan
pelaksanaan KB untuk menjaga kesehatan ibu dan anak. Mengenai penjarangan
kehamilan demi alasan kesehatan ini, dikatakan telah dilakukan di zaman Rasulullah
SAW. Dalam masa itu, sebagaimana dikatakan dalam dua buah hadis yang
diriwayatkan masing-masing oleh Bukhori dan Muslim, seorang sahabat Rasul
mengaku telah melakukan azal, yakni mengeluarkan air mani di luar vagina istri atau
yang lazim disebut saat ini sebagai senggama terputus, namun tidak dilarang oleh
Rasul.
Geraja Katolik menyatakan bahwa KB pertama-tama harus dipahami sebagai
sikap tanggung jawab. Soal metode, termasuk cara pelaksanaan tanggung jawab itu,
umat Katolik harus senantiasa bersikap dan berperilaku penuh tanggung jawab.
Pelaksanaan pengaturan kelahiran harus selalu memperhatikan harkat dan martabat
manusia serta mengindahkan nilai-nilai agama dan sosial budaya yang berlaku dalam
Bahan kuliah Dasar-dasar Kespro Kesmas, Desember 2012
12