Anda di halaman 1dari 14

PROSES DAN PERKEMBANGAN JANIN DI RAHIM

Saat yang dinanti sepasang suami-isteri, dari perwujudan buah percintaan kasih-sayang sekian
waktu, yaitu ketika rahim sang isteri mengandung janin calon bayi. Sungguh terasa sebagai
anugerah indah tiada tara dari Allah Azza wa Jalla. Gerakan-gerakan kecil menyentak dinding perut
sang ibu. Betapa bahagia calon orang tuanya. Ingin segera mengasuh dan merawatnya.
Itulah kebesaran Allah Azza wa Jalla sebagai bukti kekuasaan Nya kepada manusia. Agar mereka
banyak bersyukur. Di dalam al-Quran Allah Azza wa Jalla telah berfirman





Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan
manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya ruh (ciptaan)Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
Dan mereka berkata, Apakah bila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah, kami benar-benar
akan berada dalam ciptaan yang baru? Bahkan (sebenarnya) mereka ingkar akan menemui
Rabbnya. [As Sajdah : 7-10]
Firman Allah yang lain tentang penciptaan manusia ialah :










Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal
darah, kemudian dilahirkanNya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup)
supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan hidup lagi) sampai tua, di antara
kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal
yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). [Al Mumin : 67].
TAHAPAN PERKEMBANGAN JANIN
Setelah terjadi pembuahan yang ditakdirkan oleh Allah Azza wa Jalla hingga berproses menjadi
seorang anak, mulailah sang ibu mengalami perubahan-perubahan di rahimnya. Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam dalam satu hadits shahih bersabda.






:

Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dipadukan bentuk ciptaannya dalam perut ibunya
selama empat puluh hari (dalam bentuk mani) lalu menjadi segumpal darah selama itu pula (selama
40 hari), lalu menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat untuk
meniupkan ruh pada janin tersebut, lalu ditetapkan baginya empat hal: rizkinya, ajalnya,
perbuatannya, serta kesengsaraannya dan kebahagiaannya. [Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin
Masud Radhiyallahu anhu].
Dilihat dari perkembangan ilmu medis sekarang ini, jelas hadits tersebut akan dibenarkan para
ilmuwan, karena tidaklah jauh berbeda dengan penemuan-penemuan mereka. Disebutkan pula,
bahwa pada kehamilan antara 8 sampai 10 pekan (sekitar 56-70 hari) pembuluh darah janin mulai
terbentuk. Dengan alat-alat modern seperti alat perekam jantung bayi (elektrokardiografi/EKG untuk
bayi) dan ultrasonografi (USG) dapat diketahui sedini mungkin, apakah jantung bayi sudah
berdenyut atau belum. Umumnya denyut jantung bayi dapat diketahui dan dicatat pada pekan ke 12
(lebih kurang 84 hari). Tetapi dengan alat sederhana, baru terdengar pada kehamilan 20 pekan (kirakira 140 hari). Dibuktikan bahwa kira-kira pada kehamilan 10 pekan (kira-kira 70 hari) sudah mulai
terbentuk sistem jantung dan pembuluh darah.
Sejak umur kehamilan 8 pekan (kira-kira 56 hari) mulai terbentuk hidung, telinga, dan jari-jari dengan
kepala membungkuk ke dada.
Setelah 12 pekan (84 hari) telinga lebih jelas, tetapi mata masih melekat. Leher sudah mulai
terbentuk, alat kelamin sudah terbentuk tetapi belum begitu nampak. Baru setelah 16 pekan (112
hari) alat kelamin luar terbentuk, sehingga dapat dikenali dan kulit janin berwarna merah tipis sekali.
Pada umumnya plasenta atau ari-ari sudah terbentuk lengkap pada 16 pekan.
Menginjak kehamilan 24 pekan (168 hari), kelopak mata sudah terpisah. Ditandai dengan adanya
alis dan bulu mata. Maha luas ilmu Allah Azza wa Jalla dalam segala penciptaanNya.
Apa yang disampaikan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits tersebut memang
benar adanya. Manusia baru membuktikannya pada abad ini. Padahal kebenaran ayat-ayat Allah
Azza wa Jalla sudah disampaikan puluhan abad lalu; sebagai bukti, bahwa Allah Azza wa Jalla telah
menciptakan manusia dari segumpal darah (alaqah) 40 hari, setelah terbentuknya air mani. Hal ini
bisa diketahui oleh ahli medis, bahwa kurang lebih umur 56-70 hari pembuluh darah janin mulai
terbentuk..Kemudian ada gerakan-gerakan. Gerakan inilah yang mungkin terdeteksi oleh alat-alat
kedokteran modern sebagai denyut jantung janin. Namun berdasarkan dhohir hadits, bahwa ruh
ditiupkan pada saat janin berumur lebih dari 120 hari. Wallahu alam

MENENTUKAN USIA KEHAMILAN


Seringkali ibu hamil tidak mengetahui secara pasti berapa usia kehamilannya. Ini dapat dimaklumi,
mengingat waktu terjadinya pembuahan sering tidak dapat diketahui secara pasti. Tidak demikian
halnya, bila sepasang suami-isteri terakhir berhubungan tanpa melakukannya lagi, dan diketahui
sang isteri langsung terlambat haid, serta mendapatkan tanda-tanda kehamilan. Maka, usia
kehamilannya langsung dapat diketahui.
Rahim (uterus) wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Bila terjadi kehamilan, rahim
tumbuh secara teratur. Kecuali jika ada gangguan pada kehamilan tersebut.
Pada kehamilan 8 pekan (kurang lebih 2 bulan), rahim membesar sebesar telur bebek, kemudian
pada kehamilan 12 pekan kira-kira 3 bulan membesar seperti telur angsa. Pada saat inilah puncak
rahim atau fundus uterus dapat diraba dari luar.
Secara syariat tidak ada cara khusus untuk menentukan umur kehamilan wanita. Namun secara
medis ada cara-cara tertentu, untuk mengetahui usia kehamilan walaupun hanya perkiraan.
Ada tiga cara untuk memperkirakan usia kehamilan. Dengan mengukur tinggi dari puncak rahim.
Yaitu bagian tertinggi puncak rahim yang menonjol di dinding perut. Kadang terasa keras karena
terasa kepala, atau lunak apabila teraba pantat janin.
Pertama : Menggunakan Ukuran Sentimeter.
Apabila jarak dari tulang kemaluan sampai puncak rahim menunjukkan lebih kurang 25 cm, berarti
usia kehamilan 28 pekan (kira-kira 7 bulan). Apabila 27 cm, lebih kurang 32 pekan (kira-kira 8
bulan). Terukur 30 cm, menunjukkan umur 36 pekan (kira-kira 9 bulan).
Pada kehamilan 40 pekan (lebih kurang 9 bulan lebih), puncak rahim turun kembali dan terletak kirakira 3 jari di bawah tulang dada, yang terletak di tengah-tengah melekatnya beberapa tulang rusuk.
Ukuran ini tidak akan bertambah, walau usia kehamilan mencapai 40 pekan. Jika tingginya
bertambah, kemungkinan bayi besar, kembar atau cairan tubuh berlebih.
Kedua : Menghitung Dengan 2 Jari Tangan.
Setiap pertambahan selebar 2 jari tangan menunjukkan pertumbuhan 2 pekan. Perhitungan ini
digunakan jika jarak antara tulang kemaluan dengan puncak rahim masih di bawah pusar.
Sebaliknya, jika jarak tulang kemaluan dengan puncak rahim sudah di atas pusar perhitungan 2 jari,
menunjukkan pertambahan 4 pekan.
Ketiga : Memperkirakan kalau tinggi puncak rahim sudah tepat di pusar, itu menunjukkan usia
kehamilan 5 bulan-6 bulan. Sementara, jika puncak rahim sudah sampai di tengah antara tulang
dada dan pusar, menunjukkan usia kehamilan kira-kira 7 bulan. Apabila puncak rahim sudah

mencapai dada, diperkirakan usia kehamilan 9 bulan. Hasil pengukuran ini akan meragukan, jika ibu
hamil terlalu gemuk atau otot perut tegang.
Jika calon ibu sudah mulai dapat merasakan gerakan janin, diperkirakan usia kehamilan mencapai
18 pekan (kira-kira 4,5-5 bulan). Tetapi pada kehamilan kedua, gerakan janin sudah terasa pada
usia kehamilan 16 pekan.
GANGGUAN PADA PEMBENTUKAN JANIN
Terkadang seorang wanita yang positif hamil, hasil pembuahannya bisa mengalami gangguan. Atau
pembentukan janin tidak berlanjut. Ada beberapa jenis gangguan yang berhubungan dengan hasil
pembuahan. Sebagian besar dengan keluhan pendarahan. Macam-macam gangguan pada
pembentukan janin diantaranya ialah :
Abortus (Keguguran).
Abortus adalah berakhirnya kehamilan, sebelum janin mampu hidup di dunia luar. Rata-rata dengan
umur kehamilan kurang dari 22 pekan (kurang dari 5 bulan), dengan berat badan kurang dari 500 gr.
Sebab-sebab terjadinya keguguran, bisa diakibatkan karena kelainan zigote. Yaitu kelainan hasil
penyatuan dari sel sperma (sel kelamin laki-laki) dan ovum (sel kelamin perempuan).
Adanya gangguan di selaput lendir dalam rahim (endometrium), juga bisa mengakibatkan
keguguran. Hal ini karena masuknya ovum yang telah dibuahi ke dalam rahim tersebut, mengalami
gangguan. Atau gangguan tersebut terjadi dalam pertumbuhan embrio.
Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan fungsi selaput lendir rahim tersebut ialah kelainan
hormonal, gangguan nutrisi. Contohnya, anemia berat, penyakit menahun, dan lain-lain yang dapat
mempengaruhi gizi penderita. Juga penyakit infeksi, kelainan imunologik (misalnya gangguan darah,
faktor rhesus, dsb.). Selain itu, faktor psikologis (mental) seorang wanita juga dapat mempengaruhi
gangguan di rahimnya.
Kehamilan Diluar Kandungan (Kehamilan Ektopik)
Kehamilan ini terjadi, apabila ovum yang dibuahi masuk dan tumbuh tidak di tempat yang normal di
dalam rahim. Tempat-tempat tersebut bisa di saluran telur, rahim yang bukan tempat kebiasaan janin
untuk tumbuh, di tempat indung telur (organ penghasil telur), diantara jaringan ikat yang berbentuk
seperti tali penghubung organ-organ tertentu dengan rahim.
Kehamilan diluar kandungan bisa juga terjadi di dalam rongga perut. Tempat pertumbuhan janin
yang tidak sempurna menyebabkan kematian janin. Atau janin tidak tumbuh secara normal. Kondisi
seperti inilah oleh tim medis harus dilakukan operasi segera; apalagi untuk janin yang masih hidup.
Mengingat resiko pendarahan bagi wanita yang mengalami kehamilan ektopik tersebut. Biasanya

kehamilan seperti ini sering berakhir setelah umur 6-8 pekan. Ada yang sampai 10 pekan, dan ada
juga yang berakhir sampai pada umur 5-6 bulan pada janin yang berkembang di perut (abdomen).
Tetapi biasanya meninggal atau cacat.
Kehamilan Anggur (Mola Hidatidosa)
Kehamilan ini adalah kehamilan abnormal. Pada kehamilan biasa, embrio tumbuh terus menjadi
janin dan kemudian dapat dilahirkan sebagai bayi. Adapun pada kehamilan anggur ini,
perkembangan sel ovum bukan menjadi embrio. Tetapi menjadi bentuk seperti anggur. Biasanya
tidak ada tanda-tanda kehidupan pada janin.
Kehamilan anggur ini bisa berkembang menjadi tumor ganas. Kelainan bentuk rahim juga dapat
menghalangi berkembangnya janin secara sempurna.
PENUTUP
Allah Subhanahu wa Taala telah menciptakan seorang wanita, yang secara fitrah berlainan dengan
laki-laki. Dengan fitrahnya, disiapkanlah seorang wanita yang siap untuk mengandung dan
melahirkan. Yang akhirnya akan mengasuh anak yang telah dilahirkannya sebagai calon generasi
penerus.
Berkenaan keadaan fitrahnya tersebut, wanita juga mendapatkan hukum-hukum tersendiri
berkenaan dengan keadaan organ rahim yang dimilikinya. Sehingga seorang wanita bisa berbeda
dalam melaksanakan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Taala, dikarenakan sebab hukum haid,
nifas, atau istihadhah yang terjadi pada dirinya. Ataupun sebab kehamilannya.
Oleh karena itu, kita harus merujuk kepada ayat-ayat Allah Subhanahu wa Taala dan sunnah
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, serta para ulama fiqh yang bermanhaj salaf yang telah
membahasnya panjang lebar berkenaan kondisi fitrah seorang wanita. Wallahu alam. (dr. Ummu
Muhammad)
Maraji
Ilmu Kebidanan, Prof. Sarwono P, Yayasan Bina Pustaka FKUI, 1994.
Ilmu Kandungan, Prof. Sarwono P, Yayasan Bina Pustaka FKUI, 1991.
Indeks Al Quran, Yusuf Rocy Asyarif. S, Penerbit Pustaka Salman ITB, 1984.
Kamus Istilah Kedokteran, Penerbit FKUI, 1984.
Al Qurnul Karim, terjemahan.
Fatwa-fatwa Tetantang Wanita Edisi Indonesia. Penerbit Darul Hak Jakarta.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun VI/1423H/2003M Diterbitkan Yayasan Lajnah
Istiqomah Surakarta, Jl. Solo Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp.
08121533647, 08157579296]

Sumber: https://almanhaj.or.id/3033-proses-dan-perkembangan-janin-di-rahim.html
HUKUM DARAH YANG MENYERTAI KEGUGURAN PREMATUR SEBELUM SEMPURNANYA
BENTUK JANIN DAN SETELAH SEMPURNANYA JANIN.
Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Pertanyaan.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Di antara para wanita hamil terkadang ada yang
mengalami keguguran, ada yang janinnya telah sempurna bentuknya dan ada pula yang belum
berbentuk, saya harap Anda dapat menerangkan tentang shalat pada kedua kondisi ini ?
Jawaban.
Jika seorang wanita melahirkan janin yang telah berbentuk manusia, yaitu ada tangannya, kakinya
dan kepalanya, maka dia itu dalam keadaan nifas, berlaku baginya ketetapan-ketetapan hukum
nifas, yaitu tidak berpuasa, tidak melakukan shalat dan tidak dibolehkan bagi suaminya untuk
menyetubuhinya hingga ia menjadi suci atau mencapai empat puluh hari, dan jika ia telah
mendapatkan kesuciannya dengan tidak mengeluarkan darah sebelum mencapai empat puluh hari
maka wajib baginya untuk mandi kemudian shalat dan berpuasa jika di bulan Ramadhan dan bagi
suaminya dibolehkan untuk menyetubuhinya, tidak ada batasan minimal pada masa nifas seorang
wanita, jika seorang wanita telah suci dengan tidak mengeluarkan darah setelah sepuluh hari dari
kelahiran atau kurang dari sepuluh hari atau lebih dari sepuluh hari, maka wajib baginya untuk mandi
kemudian setelah itu ia dikenakan ketetapan hukum sebagaimana wanita suci lainnya sebagaimana
disebutkan diatas, dan darah yang keluar setelah empat puluh hari ini adalah darah rusak (darah
penyakit), jadi ia tetap diwajibkan untuk berpuasa, sebab darah yang dikelurkan itu termasuk ke
dalam katagori darah istihadhah, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
kepada Fatimah binti Abu Hubaisy, yang mana saat itu ia mustahadhah (mengeluarkan darah
istihadhah) : Berwudhulah engkau setiap kali waktu shalat. Dan jika terhentinya darah nifas itu
diteruskan oleh mengalirnya darah haidh setelah empat puluh hari, maka wanita itu dikenakan
hukum haidh, yaitu tidak dibolehkan baginya berpuasa, melaksanakan shalat hingga habis masa
haidh itu, dan diharamkan bagi suaminya menyetubuhinya pada masa itu.

Sedangkan jika yang dilahirkan wanita itu janin yang belum berbentuk manusia melainkan segumpal
daging saja yang tidak memiliki bentuk atau hanya segumpal darah saja, maka pada saat itu wanita
tersebut dikenakan hukum mustahadhah, yaitu hukum wanita yang mengeluarkan darah istihadhah,
bukan hukum wanita yang sedang nifas dan juga bukan hukum wanita haidh. Untuk itu wajib baginya
melaksanakan shalat serta berpuasa di bulan Ramadhan dan dibolehkan bagi suaminya untuk
menyetubuhinya, dan hendaknya ia berwudhu setiap akan melaksanakan shalat serta
mewaspadainya keluarnya darah dengan menggunakan kapas atau sejenisnya sebagaimana
layaknya yang dilakukan wanita yang msutahadhah, dan dibolehkan baginya untuk menjama dua
shalat, yaitu Zhuhur dengan Ashar dan Maghrib dengan Isya. Dan disyariatkan pula baginya mandi
untuk kedua gabungan shalat dan shalat Shubuh berdasarkan hadits Hammah bintu Zahsy yang
menetapkan hal itu, karena wanita yang seperti ini dikenakan hukum mustahadhah menurut para
ulama.
Kitab Fatawa Ad-Dawah, Syaikh Ibnu Baaz, 2/75]
HUKUM DARAH YANG MENGALIR TERUS MENERUS DALAM WAKTU LAMA SETELAH
KEGUGURAN
Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Pertanyaan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Saya mempunyai seorang istri yang sedang
hamil, pada bulan kedua dari masa kehamilannya ia mengalami keguguran karena banyaknya darah
yang dikeluarkan, dan darah itu masih mengalir hingga saat ini, apakah diwajibkan baginya untuk
melakukan shalat dan puasa ? Atau apa yang harus ia lakukan ?
Jawaban
Jika wanita hamil mengalami kegugran kandungan pada bulan kedua dari masa kehamilannya,
maka sesungguhnya darah yang dikeluarkan ini adalah darah penyakit, bukan darah haid dan bukan
pula dari nifas, maka dari itu diwajibkan bagi wanita untuk berpuasa dan puasanya sah, wajib
baginya melaksanakan shalat dan shalatnya adalah sah, boleh bagi suaminya untuk
menyetubuhinya dan tidak ada dosa baginya, karena para ulama mengatakan bahwa syarat
diberlakukannya hukum nifas, yaitu jika janin yang dilahirkan sudah berbentuk manusia dengan telah
terbentuknya organ-organ tubuh dan telah memiliki bentuk kepala, kaki dan tangan. Jika seorang
wanita mengeluarkan janin sebelum memiliki bentuk manusia, maka darah yang dikeluarkan oleh
wanita yang melahirkan janin ini bukan darah nifas.
Keterangan ini menimbulkan pertanyaan. Kapan janin itu berbentuk manusia?

Jawabnya adalah : Janin itu telah memiliki bentuk jika telah berumur delapan puluh hari atau dua
bulan dua puluh hari, bukan empat bulan, sebagaimana disebutkan dalam hadits Ibnu Masud yang
terkenal, ia berkata Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada kami.
Artinya : Sesungguhnya seseorang di antara kalian dipadukan bentuk ciptaanNya di dalam perut
ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk air mani, kemudian menjadi segumpal daging selama
empat puluh hari pula (maka inilah masa empat bulan) kemudian Allah mengutus malaikat
kepadanya . , hingga akhir hadits.
Tentang segunpal daging itu diterangkan Allah Subhanahu wa Taala dalam kitabNya, bahwa
segumpal daging adalah segumpal darah yang belum sempurna bentuknya, jadi janin itu tidak
mungkin memiliki bentuk sebelum berumur delan puluh hari, dan setelah delapan puluh hari bisa jadi
berbentuk dan bisa jadi tidak berbentuk. Para ulama berpendapat bahwa umumnya janin itu telah
berbentuk menjadi manusia jika janin bayi telah berumur sembilan puluh hari, maka janin yang ada
dalam perut wanita yang baru dua bulan ini belum memiliki bentuk manusia karena baru enam puluh
hari, dengan demikian darah yang keluar darinya adalah darah penyakit yang tidak menghalanginya
untuk berpuasa, shalat serta ibadah-ibadah lainnya.
[Durus wa Fatawa Al-Haram Al-Makki, Syaikh Ibnu Utsaimin, 3/266]
[Disalin dari Kitab Al-Fatawa Al-Jamiah Lil Maratil Muslimah, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Tentang
Wanita, Penyusun Amin bin Yahya Al-Wajan, Penerjemah Amir Hamzah Fakhruddin,

Sumber: https://almanhaj.or.id/1909-hukum-darah-yang-menyertai-keguguran-prematur-sebelumdan-sesudah-sempurnanya-bentuk-janin.html

Darah Yang Keluar Karena Keguguran Kurang Dari 3 Bulan


Oleh Ust. Eko Haryanto Abu Ziyad, Lc. M.A.
----------------------Bismillahirrahmanirrahiim
Ahlamdulillahi wassholatu wassalamu nabiyyil huda nabiyiinaa Muhammadin Shallallahu 'alaihi wassalam wa 'ala
alihi washohbihi ajma'in
Ikhwan dan akhwat yang dimuliakan Allah
Alhamdullilah, kita memasuki halaqoh yang ke 66, dan pada halqoh ini kita masih membahas pembahasan yang
terkait dengan darah nifas.
Apabila orang yang hamil kemudian dia keguguran (kehamilannya gugur) namun masih diawal-awal masa
kehamilan, keguguran pada minggu-minggu pertama atau bulan pertama atau kedua.Bagaimana hukumnya? Apakah
hukum darah yang keluar dari rahimnya itu adalah darah nifas atau ada hukum lain.

Para ulama mengatakan, apabila seorang wanita yang hamil kemudian keguguran dan darah yang keluar tersebut
belum membentuk janin atau belum membentuk anggota tubuh janin, belum membentuk bagian kepala atau
tangan. Artinya benar-benar hanya darah yang menggumpal dan belum ada tanda-tanda bahwa itu janin sudah
terbentuk, dan ini biasanya keguguran di 2 bulan pertama atau kurang dari 3 bulan. Para ulama mengatakan,
biasanya penciptaan Allah SWT untuk janin itu mulai terbentuk ketika umur kandungan mulai 80 hari. Biasanya 80
hari sudah mulai kelihatan kira-kira 2 bulan setengah (2 bulan 20 hari) atau 3 bulan. Kalau sudah 3 bulan itu
biasanya sudah jelas bentuk tangannya, bentuk kepalanya, bentuk kakinya, anggota tubuh itu sudah mulai
terbentuk. Namun, kalau kurang dari 80 hari (misalkan 1 bulan atau 2 bulan) biasanya belum membentuk.
Darah yang keluar atau daging yang keluar ketika janin itu belum terbentuk itu dikatakan oleh para ulama
hukumnya adalah darah penyakit atau darah yang rusak yang hukumnya adalah hukum istihadhah.
Wanita tersebut tidak terlarang untuk melakukan shalat maupun puasa.
Jadi, kalau kegugurannya masih dibulan pertama dan kedua atau kurang dari dua setengah atau tiga bulan, maka
yang benar darah terebut adalah bukan darah nifas namun darah penyakit. Darah penyakit karena belum terbentuk
janin yang jelas.
Namun, apabila sudah terbentuk (misalkan sudah bulan ketiga gugur atau bulan keempat dan terbentuk bentuk
janin sekalipun kecil) sudah ada kepalanya, sudah ada tangannya. Maka, yang benar ini adalah darah nifas. Oleh
karena itu, dia harus meninggalkan shalat, meninggalkan puasa hingga darah itu bersih. Karena hukumnya adalah
darah nifas seperti orang yang melahirkan normal.
Kemudian apabila ada seorang yang keguguran tadi, dan dia tidak tahu (dia pikir adalah darah nifas) padahal baru
tiga minggu kegugurannya atau umur kandungannya baru tiga minggu, 4 minggu, sampai kurang dari 10 minggu
atau kurang dari 80 hari kira-kira, maka orang yang meninggalakn shalat pada saat itu dia keliru. Yang benar
seharusnya dia tetap shalat dan diperintahkan untuk mengqodho (mengganti) shalat yang ditinggalkan. Ini menurut
pendapat mayoritas ulama. Namun, ada yang mengatakan bawasanya tidak wajib mengqodho selagi dia tidak tahu
dan dia bodoh tentang hukum masalah ini, maka dia tidak perlu mengqodho nya. Karena, dia tidak tahu kalau
shalat itu tetap wajib bagi nya, karena dia pikir itu adalah darah nifas, tp yang benar darah itu adalah darah
penyakit dan bukan darah nifas.
Syaikhul islami Ibnu Taymiyah rahimahullah ta'ala mengatakan dalam fatawanya seandainya ada seorang yang
meninggalkan wudhu sebelum shalat (mungkin orang baru masuk islam) dia langsung shalat, kemudian setelah itu
dia baru tahu bahwasanya shalat itu harus berwudhu dulu. Kemudian dia sudah lewat beberapa hari baru tahu,
bagaimana hukumnya? Dikatakan pendapat Imam Ahmad dalam masalah ini kasus orang yang baru masuk islam
kemudian shalat tanpa wudhu, karena dia tidak tahu. Itu ada dua pendapat, yang pertama, dia harus
mengqodhonya. Yang kedua tidak perlu mengqodho karena dia tidak tahu. Demikian juga orang yang misalkan
shalat namun dia telah menyentuh zakarnya sebelum shalat, kemudian dia baru tahu tentang hukum membatalkan
wudhu karna menyentuh zakar beberapa hari setelahnya, misalkan. Maka, di sini juga sama hukumnya. Terkait
masalah ini, juga sama orang yang dia pikir nifas padahal bukan nifas. Karena dia tidak tahu maka dia tidak wajib
mengqodho shalatnya, ini menurut pendapat yang kedua salah satu riwayat dari pendapatnya imam ahmad. Yang
benar kata para ulama bawasanya yang benar dalam masalah seperti ini kalau orang tidak tahu hukum kemudian
sudah lewat masanya maka Allah itu akan mengampuni orang yang keliru dan lupa, dan Allah juga berfirman "Kami
tidak akan menyiksa manusia hingga kami utus pada mereka seorang rasul". Maka orang yang belum sampai pada
mereka dakwa, rasul tidak akan dihukum oleh Allah subhanahu wa ta'ala juga sama hukumnya orang yang tidak

tahu hukum kemudian dia meninggalkan sesuatu kewajiban karena tidak tahu hukumnya maka dia tidak berdosa
dan tidak perlu mengqodhonya.
Seperti juga yang diriwayatkan oleh Imam Malik dan yang lainnya, bawasanya Rasulullah shallallahu 'alahi wassalam
ditanya tentang wanita yang istihadhah, dia berkata "ya Rasulullah aku ini keluar haid, darah yang sangat kuat
kemudian banyak dan aku tidak bisa shalat dan puasa." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alahi wassalam hanya
menyuruh untuk shalat diwaktu yang akan datang adapun yang sudah ditinggalkan dari shalat-shalat sebelumnya
karena dia pikir itu adalah darah haid, maka rasulullah tidak menyuruhnya untuk mengqodho nya. Ini menunjukkan
bawasanya apa yang sudah lewat kalau dia tidak tahu maka tidak perlu diqodho. Ini disebutkan dalam Majmu'
Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah halaman 101 di jilid ke 21. Namun, untuk kehati-hatian apabila seorang
sudah terlanjur meninggalkannya dan dia ingin lebih hati-hati maka diqodho lah shalat yang dia tinggalkan berapa
hari (misalkan 5 hari, 4 hari , 10 hari kalau dia mampu qodho) semampu dia. Satu hari pertama misalnya
mengqodho satu hari yang telah lewat di lima waktu itu dia lakukan shalat dalam satu hari, kemudian di hari kedua
dia mengqodho lagi hari kedua yang telah dia tinggalkan, dan seterusnya sesuai dengan kemampuan dia. Ini akan
lebih baik dan lebih hati-hati.
Wallahu a'lam
Itu yang bisa kita bahas dalam masalah keguguran pada waktu yang kurang dari 3 bulan atau ketika gugur itu belum
jelas bentuk janinnya, maka yang benar darah yang keluar adalah darah istihadhah (darah rusak) dan dia tetap
wajib shalat dan berpuasa.
Washallallahu 'ala nabiyyina Muhammad wa 'ala alihi washohbihi ajma'in

Berikut empat hikmah di balik keguguran dan kematian anak dalam Islam
1. Anak Tersebut Langsung Masuk Ke Dalam Surga Tanpa Hisab
Hikmah pertama yang akan diperoleh di balik keguguran dan kematian anak dalam
Islam adalah anak tersebut aan langsung masuk ke surga tanpa harus dihisab terlebih
dahulu. Pasti orangtua akan senang mendengarkan hal ini, mereka akan bahagia
karena anak yang dikandungnya akan langsung masuk ke dalam surga. Memang
musibah tersebut membuat hati terluka dan sedih yang luar biasa. Namun, orangtua
akan bertemu dengan anaknya di akhirat kelak jika mereka juga masuk surga.
Tiap-tiap anak orang Islam yang mati sebelum baligh akan dimasukkan ke dalam
syurga dengan rahmat Allah. (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Anak-Anak Tersebut Akan Mengantarkan Orang tuanya Untuk Masuk Pula
Ke Dalam Surga
Anak-anak yang meninggal sebelum dilahirkan atau meninggal sebelum baligh dapat
mengantarkan orangtuannya ke dalam surga. Tentu saja hal ini menjadi penyejuk
meskipun hati tengah berduka. Karena kelak akan berjumpa dan bersama-sama
dengan buah hati yang dicintai di dalam surga
Anak yang telah meninggalkan kita di dunia yang belum dalam keadaan baligh akan
mengantarkan kita sebagai orang tuanya ke dalam surga. Sungguh sangat senangnya
kita bila diri ini masuk kedalam surga Allah bersama buah hati yang kita cintai.

Menurut Hadits Qudsi


Allah SWT berfirman pada harui kiamat kepada anak-anak:
"Masuklah kalian ke dalam surga!"
Anak-anak itu berkata: "Ya Rabbi (kami menunggu) hingga ayah ibu kami masuk."
Lalu mereka mendekati pintu syurga! tapi tidak mau masuk ke dalamnya. Allah
berfirman lagi: "Mengapa, Aku lihat mereka enggan masuk? Masuklah kalian ke dalam
surga!"
Mereka menjawab: "Tetapi (bagaimana) orang tua kami?" Allah pun berfirman:
"Masuklah kalian ke dalam syurga bersama orang tua kalian". (Hadits Qudsi Riwayat
Ahmad dari Syurahbil bin Syua'ah yang bersumber dari sahabat Nabi SAW)
Diriwayatkan dari Anas ra: Rasulullah saw bersabda, tidaklah seorang muslim
kematian tiga anaknya yang belum baligh, kecuali, Allah pasti akan memasukkannya ke
dalam surga berkat kasih sayang-Nya kepada anak-anaknya tersebut, (HR Bukhori
muslim).
3. Allah Tidak Pernah Membebani Sesuatu Di Luar Kadar Kesanggupan HambaNya
Hikmah selanjutnya di balik kehilangan buah hati adalah, Allah tidak pernah
membebani sesuatu di luar kadar kesanggupan hamba-Nya. Pastinya perkataan
tersebut sudah sangat familiar di telinga. Jadi mengapa sedih? Meski Allah memberikan
cobaan yang berat, namun ingatlah Allah adalah Dzat yang Maha Adil dengan
memberikan hikmah di balik setiap kejadian.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala dari (kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), `Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau khilaf.'"
4. Allah Akan Memberi Ganti Yang Lebih Baik Lagi, Jika Orang tuanya Bersabar
Di balik cobaan kehilangan buah hati yang disayangi, ternyata Allah memberikan
hikmah di baliknya. Allah akan memberi ganti yang lebih baik lagi jika orangtuanya
tersebut bersabar. Teruslah berdoa kepada Allah SWT agar setiap doa yang terucap
dapat dikabulkan. Karena Allah selalu bersama orang-orang yang sabar.

Perasaan sedih yang mendalam dirasakan oleh seorang ibu jika ia


mengalami keguguran kandungannya. Buah hati yang dinanti-nanti ternyata
ditakdirkan tidak terlahir ke dunia. Akan tetapi ada hiburan yang diberikan
oleh Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yaitu surga atas pahala
kesabaran atas musibah tersebut. Bagi para ibu yang mengalami musibah ini
agar bersabar dan bagi petugas kesehatan seperti bidan, dokter dan perawat
muslim bisa segera memberikan nasihat dan hiburan.

Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda,

Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya, sesungguhnya janin


yang keguguran akan membawa ibunya ke dalam surga dengan
bersama ari-arinya ( )apabila ibunya mengharap pahala dari
Allah (dengan musibah tersebut)(HR. Ibnu Majah no. 1690)Perlu
diketahui, hadist ini masih diperselisihkan ulama mengenai keshahihahnya.
Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ahkaamul Janaaiz, dihasankan oleh AlMundziri dalam At-Targhib wat Tarhib 3/57. Di dhaifkan oleh An-Nawawi
dalam Al-Khulashah 2/1066, Al-Iraqi dalam Mugnil Asfaar 1/373 dan AlBushari dalam Mishbahuz zujajah.Mengenai Makna ari-ari (
/ jamaknya ), berkata Al-Mubarak bin Muhahamd Al-Jazari,

Yaitu apa yang tersisa setelah pemotongan dari apa yang dipotong oleh
bidan/dukun beranak. Dan As-sarar adalah apa yang dai potong disebut
juga As-sur dengan dhommah.[1]

Makna keguguranSyaikh Kholid Bin Ali Al Musyaiqi menjelaskan,


:: . : .

Keguguran secara bahasa yaitu anak yang keluar dari perut ibunya dengan
bentuk tidak sempurna, secara istilah janin yang keluar/guur dari perut
ibunya dalam keadaan mati.[2]

Makna yang benar dengan penguat dalil-dalil yang lainMeskipun


Imam An-Nawawi rahimahullah mendhaifkan hadits ini, akan tetapi beliau
menyetujui maknanya, beliau berkata,


Kematian salah seroang dari anak adalah penghalang dari api neraka
demikian pula janin yang keguguran[3]

Syaikh Shalih Al-Munajjid berkata,

Sebagian ulama menegaskan bahwa janin yang keguguran akan


memberikan syafaat kepada kedua orang tuanya di hari kiamat[4]

Pendapat ini semakin kuat jika janin yang keguguran sudah


berumur 4 bulan lebih yaitu sudah ditiupkan ruh, sehingga berstatus
sama seperti anak yang sudah lahir. Banyak dalil-dalil yang menunjukkan
bahwa anak yang meninggal akan memberikan syafaat kepada kedua orang
tuanya.
: ) :

: . :
. : : . :
( :
Dari Abu Musa al-Asyari, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Apabila anak seorang hamba meninggal dunia, maka Allah bertanya
kepada malaikat, Apakah kalian mencabut nyawa anak hamba-Ku? Mereka
menjawab, Ya. Allah bertanya lagi, Apakah kalian mencabut nyawa buah
hatinya? Mereka menjawab, Ya. Allah bertanya lagi, Apa yang diucapkan
hamba-Ku? Malaikat menjawab, Dia memuji-Mu dan mengucapkan inna
lillahi wa inna ilaihi raajiun. Kemudian Allah berfirman, Bangunkan untuk
hamba-Ku satu rumah di surga. Beri nama rumah itu dengan Baitul
Hamdi (rumah pujian).[5]

Dalam riwayat lain.

Dikatakan kepada anak yang mati ini, Masuklah ke dalam surga.


Kemudian si anak mengatakan, Tidak, sampai orang tuaku masuk
surga. Kemudian disampaikan kepadannya, Masuklah kalian ke dalam
surga bersama orang tua kalian.[6]

Demikian semoga bermanfaat.

Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ala


nabiyyina Muhammad wa ala alihi wa shahbihi wa sallam.

Sumber: https://muslimah.or.id/3285-janin-yang-membawa-ibunya-ke-surgabersama-ari-arinya.html

Anda mungkin juga menyukai