Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH BEBAN LINGKUNGAN TERHADAP STRUKTUR

Pelabuhan merupakan fasailitas di ujung samudra, sungai, atau


danau untuk tempat pemberhentian (terminal) kapal setelah melakukan
pelayaran. Di pelabuhan, kapal melakukan berbagai kegiatan, seperti
menaik-turunkan penumpang, bongkar-muat barang, pengisian bahan
bakar, melakukan reparasi, mengadakan perbekalan, dsb
Untuk bisa melaksanakan berbagai kegiatan tersebut pelabuhan
harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti pemecah gelombang,
Alur pelayaran, Kolam pelabuhan, dermaga, peralatan tambatan untuk
bongkar-muat barang, Gudang penyimpanan, Halaman untuk menimbun
barang, dan perkantoran, baik untuk mengelola pelabuhan maupun
maskapai pelayaran, ruang tunggu bagi penumpang, perlengkapan
pengisian bahan bakar dan penyediaan air bersih, dsb.
Untuk memaksimalkan fungsi pelabuhan, dalam perencanaannya
ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Diantaranya sebagai berikut :
Penyediaan fasilitas dasar pelabuhan penumpang dan barang.
Tersedianya ruang gerak yang leluasa bagi kapal di dalam
pelabuhan.
Alur yang baik untuk memudahkan kapal keluar masuk
pelabuhan.
Tersedianya fasilitas pendukung seperti air bersih, BBM, dll.
Mempunyai jaringan angkutan darat yang mudah dengan daerah
pendukungnya.
Dalam perencanaan pembangunan pelabuhan ada beberapa faktor
lingkungan yang perlu dipertimbangkan sehubungan dengan kondisi yang
ada di lapangan. Faktor-faktor tersebut harus sudah diperhitungkan
dengan tepat untuk menghasilkan perencanaan pelabuhan yang benarbenar baik. antara lain adalah sebagai berikut :
Angin
Arus
Pasang surut
Gelombang
Gempa
I.

ANGIN
Angin adalah sirkulasi masa udara yang kurang lebih
sejajar (paralel) dengan permukaan bumi. Gerakan udara ini
terjadi karena perbedaan tekanan udara yang ada di
armosfer bumi. Dimana angin panas akan mengalami
penuruan berat jenis menjadi rendah dibanding udara yang
dingin. Hal ini yang menyebabkan terjadinya arus udara.

Perubahan temperature pada atmosfer tersebut disebabkan


oleh perbedaan dalam menyerap panas antara daratan dan
air, antara pegunungan dengan lebah dan juga perubahan
yang dibawa oleh sinag dan malam, yang menyebabkan
terjadinya angin lokal. Pengetahunan sifat angina sangat
pengting bagi perencanaan pelabuhan karena :
Angin berpengaruh dalam mengendalikan kapal pada
saat memasuki gerbang pelabuhan.
Angin menimbulkan gaya-gaya horisontal pada kapal
dan bangunan pelabuhan.
Mengakibatkan terjadinya gelombang laut yang
menimbulkan gaya yang bekerja pada bangunan
pelabuhan.
Mempengaruhi kecepatan arus, dimana kecepatan
arus yang rendah dapat menimbulkan sedimentasi.
Data angin yang digunakan biasanya berupa data angin
harian, yaitu berupa data arah dan kecepatan angin. Data
angin biasanya disajikan dalam bentuk tabel.

Gambar 1. Contoh data kecepatan angin tiap jam

Kecepatan angin biasanya dinyatakan dalam knot. Satu


knot adalah panjang satu menit garis bujur melalui
katulistiwa yang ditempuh dalam satu jam, atau 1 knot
1,852 km/jam. Kecepatan angina diukur dengan alat
anemometer. Atau dapat pula diperkirakan berdasarkan
keadaan lingkungan dengn menggunakan skala beaufort.

Gambar 2. Skala beaufort

Dengan pencatatan angin jam-jaman tersebut akan


diketahui angin dengan kecepatan tertentu dan durasinya,
angin maksimum, arah angin dan dapat pula dihitung
kecepatan angin rerata harian. Kemudian data tersebut
diolah untuk mendapatkan persentase kejadian angin.
Setelah itu dibuat gambar windrose yang menggambarkan
antara kecepatan angin dan persentase kejadian, dan untuk
mengetahui arah angin dominan.

Gambar 3. Contoh gambar windrose

Dalam gambar tersebut garis-garis radial adalah arah angina dan


tiap lingkaran menunjukkan persentasi kejadian angina dalam periode
waktu pengukuran.
II.

ARUS
Arus laut adalah gerakan massa air laut yang berpindah dari suatu
tempat ke tempat lain. Gerakan arus perairan dibangkitkan
terutama oleh angin yang berhembus dan topograf
muka air laut. Arus laut yang disebabkan karena tiupan
angin merupakan arus permukaan yang disebut drift.
Arus yang terjadi karena perbedaan topograf muka
air laut, contohnya arus kompensasi atau arus balik
atau arus sungsang yang terdapat di daerah ekuator.
Faktor-faktor lainnya yang menyebabkan terjadinya
arus adalah perbedaan temperatur, salinitas (kadar
garam), kepadatan air, gelombang pasang-surut dan
bentuk pantai. Perbedaan temperatur menyebabkan
perbedaan kepadatan air sekaligus perbedaan salinitas.
Air yang lebih padat dan bersalinitas tinggi akan turun
dan mengalir ke bagian bawah disebut arus bawah,
sedangkan air yang kurang padat dan bersalinitas

rendah akan bergerak di bagian bawah permukaan


sebagai arus permukaan.

Gambar 4. Peta arus

Arus laut dapat terjadi di samudra luas yang


bergerak melintasi samudera (ocean current) maupun
terjadi di perairan pesisir (coastral current). Penyebab
utama arus permukaan laut di samudera adalah tiupan
angina yang bertiup melinyasi permukaan bumi
melintasi zona-zona lintang yang berdeda. Ketika
angina melintasi permukaan samudera, maka massa air
laut tertekan sesuai dengan arah angina. Pola umum
arus permukaan samudera dimodifkasi oleh factorfaktor fdik dan berbagai variable seperti friksi, gavitasi,
gerak rotasi bumi, konfgurasi benua, topofaf dasa laut,
dan angin local. Interaksi berbagai variable itu
menghasilkan arus permukaan samudera yang rumit.
Karena gerakan yang terus menerus itu, massa air laut
mempengaruhi massa udara yang ditemuinya dn
merubah cuaca dan iklim di seluruh dunia.
Gelombbang yang datang menuju pantai membawa
massa air dan momentum searah penjalaran
gelombang. Hal ini menyebabkan terjadinya arus di
sekitar kawasan pantai. Penjalaran gelombang menuju
pantai akan melinasi daerah-daerah lepas pantai
(offshore zone) daerah gelombang pecah (surf zone)
dan darah deburan ombak di pantai (swash zone).
Perputaran /sirkulasi arus di sekitar pantai dapat
diolongkan dalam tiga jenis, yaitu :
1. Arus sepanjang pantai (longshore current)
2. Arus seret (rip current)

3. Aliran balik (black flows/cross-shore flows)


Sistem sirkulasi arus tersebut seringkali tidak
seragam
antara
ketiganya
bergantung
kepada
arah/sudut gelombang datang. Pada kawasan pantai
yang diterjang gelombang menyudut (tehadap garis
pantai, arus dominan yang akan terjadi adalah arus sejajar pantai
(longshore current)
Sedangkan apabila garis puncak gelombang datang
sejajar dengan garis pantai, maka akan terjadi 2
kemungkinan arus dominan di pantai. Yang pertama,
bila di daerah surf zone terdapat banyak penghalang
bukit pasir (sand bars) dan celah-celah (gaps) maka
arus yang terjadi adalah berupa sirkulasi sel dengan rip
current yang menuju laut. Kemungkinan kedua, bila di
daerah surf zone tidak terdapat penghalang yang
mengganggu maka arus dominan yang terjadi adalah
aliran balik (back flows).
Macam-macam arus :
1. Arus Permukaan Laut di Samudera (Surface Circulation)
disebabkan Angin Muson. Faktor utama adalah tiupan angin
yang bertiup melintasi permukaan Bumi melintasi zona-zona
lintang yang berbeda. Ketika angin melintasi permukaan
samudera, maka massa air laut tertekan sesuai dengan arah
angin. Pola umum arus permukaan samudera dimodifikasi oleh
faktor-faktor fisik dan berbagai variabel seperti friksi, gravitasi,
gerak rotasi Bumi, konfigurasi benua, topografi dasar laut, dan
angin lokal. Interaksi berbagai variabel itu menghasilkan arus
permukaan samudera yang rumit. Arus di samudera bergerak
secara konstan melintasi samudera yang luas dan membentuk
aliran yang berputar searah gerak jarum jam di Belahan Bumi
Utara (Northern Hemisphere), dan berlawanan arah gerak jarum
jam di Belahan Bumi Selatan (Southern Hemisphere). Karena
gerakannya yang terus menerus itu, massa air laut
mempengaruhi massa udara yang ditemuinya dan merubah
cuaca dan iklim di seluruh dunia.
2. Arus di Kedalaman Samudera (Deep-water
Circulation) disebabkan Proses Konveksi
Faktor utama yang mengendalikan gerakan massa
air laut di kedalaman samudera adalah densitas air
laut. Perbedaan densitas diantara dua massa air
laut yang berdampingan menyebabkan gerakan
vertikal air laut dan menciptakan gerakan massa

3.

4.

5.

6.

air laut-dalam (deep-water masses) yang bergerak


melintasi samudera secara perlahan. Gerakan
massa
air
laut
dalam
tersebut
kadang
mempengaruhi sirkulasi permukaan. Perbedaan
densitas massa air laut terutama disebabkan oleh
perbedaan temperatur dan salinitas air laut. Oleh
karena itu, gerakan massa air laut dalam tersebut
disebut
juga
sebagai
sirkulasi
termohalin
(thermohaline circulation).
Arus Pasang Surut (Tidal Current)
Arus pasang surut terjadi terutama karena gerakan
pasang surut air laut. Arus ini terlihat jelas di
perairan estuari atau muara sungai. Bila air laut
bergerak menuju pasang, maka terlihat gerakan
arus laut yang masuk ke dalam estuari atau alur
sungai; sebaliknya ketika air laut bergerak menuju
surut, maka terlihat gerakan arus laut mengalir ke
luar.
Arus Sepanjang Pantai (longshore current) dan Arus Rip (rip
current)
Kedua macam arus ini terjadi di perairan pesisir dekat pantai,
dan terjadi karena gelombang mendekat dan memukul ke pantai
dengan arah yang muring atau tegak lurus garis pantai. Arus
sepanjang pantai bergerak menyusuri pantai, sedang arus rip
bergerak menjauhi pantai dengan arah tegak lurus atau miring
terhadap garis pantai.
Arus Panas dan Arus Dingin
Keduanya merupakan arus yang disebabkan
perbedaan suhu air laut dengan suhu air laut
disekitarnya. Arus panas terjadi jika suhu air laut
lebih panas daripada air laut sekitarnya, sedang
arus dingin terjadi bila suhu air laut lebih dingin
dari suhu air laut sekitarnya.
Break Current
Arus air yang mengalir kuat ke arah laut dari
sekitar pantai, biasanya melalui garis selancar,
dan dapat terjadi pada setiap pantai yang
bergelombang pecah. Saat angin dan gelombang
laut mendorong air menuju pantai, air sering
didorong menyamping oleh gelombang yang
mendekat. Air ini mengalir ke sepanjang garis
pantai sampai menemukan jalan keluar kembali ke

laut atau ke perairan danau yang terbuka. Arus


pecah yang dihasilkan biasanya sempit dan
terletak di sebuah parit antara gosong pasir, di
bawah dermaga atau sepanjang dermaga jetti.
Apabila pada suatu teluk dengan arah arus seperti
gambar, dibangun bangunan konstruksi dermaga beton
misanya berupa konstruksi massif dimana arus air tidak
dapat lewat, maka akan terjadi pembelokan contour
seperti terlihat dalam gambar garis-garis putus dengan
akibat yang fatal yaitu, disebelah kiri bangunan terjadi
siling atau pendangkalan serta disebelah kanan
bangunan terjadi scouring atau penggerusan dimana
kedua hal ini merupakan kerugian, cela atau hal yang
negative, masih ditambah lagi kedalaman muka
dermaga yang sesuai rencana adalah 10 meter dibawah
LWS bisa berubah menjadi kurang dari 5 meter dibawah
LWS misalnya, untuk mengatasi kejadian tersebut
diatas, maka apabila pada suatu daerah perairan
seperti diatas akan dibangun bangunan air, dermaga
kapal misalnya, maka konstruksi dermaga tersebut
tidak boleh berupa konstruksi masif, tetapi harus
direncanakan dengan konstruksi tiang pancang
sehingga air diberi jalan untuk tidak terhambat dan
fenomena tersebut tidak terjadi, walaupun biaya yang
diperlukan lebih mahal dari pada konstruksi masif, perlu
diketahui bahwa biaya perbaikan apabila terjadi
fenomena tersebut akan jauh lebih mahal dari pada
perbedaan biaya sebelumnya.

Gambar 5. Perubahan contour dan terjadinya silting dan scouring sebagai akibat bangunan air yang masif.

III.

PASANG SURUT

IV.

Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu
karena adanya gaya tarik benda-benda di langit terutama matahari dan
bulan terhadap massa air laut di bumi. Pengetahuan tentang pasang
surut adalah penting dalam perencanaan pelabuhan, elevasi muka air
tertinggi ( pasang ) sangat penting dalam menentukan elevasi puncak
bangunan pantai dan fasilitas pelabuhan.sermentara kedalaman alur
pelayaran / pelabuhan ditentukan oleh muka air surut.
Mengingat elevasi muka air laut selalu berubah setiap saat, maka
diperlukan suatu elevasi yang ditetapkan berdasarkan data pasang
surut, yang dapat digunakan ebagai pedoman di dalam perencanaan
suatu pelabuhan.
Beberapa elevasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Muka air tinggi (high water level), muka air tertinggi yang dicapai
pada saat air pasang dalam satu siklus pasang surut.
b. Muka air rendah (low water level), kedudukan air terendah yang
dicapai pada saat air surut dalam satu siklus pasang surut.
c. Muka air tinggi rerata (mean high water level, MHWL), adalah
rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun.
d. Muka air rendah rerata (mean low water level, MLWL), adalah
rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun.
e. Muka air laut rerata (mean sea level, MSL), adalah muka air rerata
antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata.
f. Muka air tinggi tertinggi (highest high water level, HHWL), adalah
air tertinggi pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.
g. Air rendah terendah (lowest low water level, LLWL), adalah air
terendah pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.
h. Higher high water level, adalah air tertinggi dari dua air tinggi
dalam satu hari, seperti dalam pasang surut tipe campuran.
i. Lower low water level, adalah air terendah dari dua air rendah
dalam satu hari.
GELOMBANG
Secara umum gelombang laut ditimbulkan oleh angin meskipun
gelombang dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, misalnya letusan
gunung berapi di dasar laut, tsunami, gerakan kapal dan lain
sebagainya. Gelombng digunakan untuk merencanakan bangunan
pemecah gelombang dan bangunan pelabuhan lainnya.
Data gelombang diperoleh dari data angin. Data gelombang tidak
diperoleh secara langung, namun didapat dengan cara perhitungan
berdasarkan data angin.
Bentuk gelombang di air yang disebabkan oleh angin biasanya
terdiri dari gelombang dengan bermacam tinggi dan periode serta arah
perambatan. Dengan kata lain, gelombang laut yang dibangkitkan oleh
angin bersifat acak. Parameter untuk menjelaskan gelombang

diantaranya adalah tinggi, panjang gelombang dan kedalaman air


tempat terjadinya gelombang.

Gambar 5. Sketsa gelombang

Dengan :
d
(x,t)
a
H
L
T
C
K

: jarak antara muka air rata-rata dan dasar laut


: fluktuasi muka air terhadap muka air rata-rata
: amplitude gelombang
: tinggi gelombang = 2a
: panjang elombang
: periode gelombang, interval antara waktu yang
diperlukan oleh partikel air untuk kembali pada
kedudukan yang sama dengan kedudukan sebelumnya.
: kecepatan rambat gelombang = L / T
: angka gelombang = 2 / L
: frekuensi gelombang = 2 / T

Panjang Gelombang ( L )
Adalah jarak horizontal antara dua puncak gelombang atau jarak
antara dua lembah.
Periode ( T )
Periode gelombang erat kaitannya dengan panjang gelombang ( L )
dengan kecepatan gelombang ( c ). Hubungan L, c, dan T sebagai
berikut : L = c x T
Spectrum Gelombang
Prinsip analisis dari spektrum gelombang adalah menguraikan
suatu gelombang irraguler ( tidak teratur ) menjadi suatu susunan
gelombang teratur dari frkuensi dan tinggi gelombang. Spectrum
energi gelombang adalah kurva hubungan antara kepadatan energi
gelombang dan periode atau frekuensi dari suatu pencatatan
gelombang.
I.

GEMPA

Referensi
Ir. H.R. SOENARNO. AS, 2004, Perencanaan pelabuhan 1,
jurusan teknik sipil institut sains dan teknologi nasional. j a k a r
ta
Asiyanto, 2008, metode konstruksi bangunan pelabuhan,
universitas Indonesia (UI press). Jakarta
Kramadibrata Soedjono, 2002, perencanaan
Institut teknologi bandung. Bandung

pelabuhan,

Prof. Dr. Ir. Bambang triatmodjo, 2009 perencanaan


pelabuhan, jurusan teknik sipil dan lingkungan fakultas teknik
UGM. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai