Anda di halaman 1dari 15

Definisi

Hipertensi merupakan suatu kondisi yang dapat menjadi penyebab terjadinya penyakit infark
miokard, stroke, gagal ginjal, bahkan hingga menyebabkan suatu kematian, apabila tidak
dideteksi dan diterapi secara cepat. Sehingga dapat dikendalikan dengan cara mengendalikan
penurunan tekanan darah sesuai dengan targt penrunannya. Apabila tidak dapat dikelola denngan
baik, maka dapat berakibat buruk terhadap pasien (JNC8, 2013).
DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis berdasarkan JNC7, JNC8 dan NICE Guideline:
1. JNC 7

2. JNC 8
Managemen Hipertensi JNC 8
a. Rekomendasi 1
Pada pasien berusia 60 tahun, inisiasi terapi farmakologi untuk menurunkan tekanan darah
(TD) pada systolic blood pressure (SBP) 150 mmHg, atau diastolic blood pressure (DBP)
90 mmHg dan diturunkan sampai SBP 150 mmHg dan DBP 90 mmHg. (Rekomendasi
Kuat-Grade A)
Corollary Recommendation
Pada populasi umum usia 60 tahun, jika terapi farmakologi ternyata menurunkan tekanan
darah SBP lebih rendah dari target (SBP 140 mmHg) dan terapi dapat ditoleransi tanpa ada

efek samping yang menganggu maka terapi tidak perlu penyusuaian ( Pendapat Ahli-Grade
E).
b. Rekomendasi 2
Pada populasi umum dengan usia < 60 tahun, inisiasi terapi farmakologi untuk menurunkan
TD pada DBP 90 mmHg dan sedangkan DBP 90 mmHg. (untuk usia 30-59 tahun,
Rekomendasi Kuat- Grade A; untuk usia 18-29 tahun, pendapat ahli-Grade E)
c. Rekomendasi 3
Pada populasi umum dengan usia < 60 tahun, inisiasi terapi farmakologi untuk menurukan
TD pada SBP 140 mmHg dan diturunkan sampai tekanan SBP < 140 mmHg. (Pendapat
Ahli-Grade E)
d. Rekomendasi 4
Pada populasi umum usia 18 tahun dengan Chronic Kidney Disease (CKD), inisiasi terapi
farmakologi untuk menurunkan TD pada SBP 140 mmHg atau DBP 90 mmHg dan target
menurunkan sampai SBP < 140 mmHg dan DBP < 90 mmHg.(Pendapat Ahli-Grade E)
e. Rekomendasi 5
Pada populasi umum usia 18 tahun dengan diabetes, inisiasi terapi farmakologi untuk
menurunkan TD pada SBP 140 mmHg atau DBP 90 mmHg dan target menurunkan
sampai SBP < 140 mmHg dan DBP < 90 mmHg.(Pendapat Ahli-Grade E)
f. Rekomendasi 6
Pada populasi bukan kulit hitam, termasuk dengan penyakit diabetes, inisiasi terapi
farmakologi harus mencakup, diuretik tipe thiazide, calcium channel blocker (CCB),
angiostensin-converting enzym inhibitor (ACEI) atau angiostensin receptor blocker (ARB).
(Rekomendasi : Sedang-Grade B)
g. Rekomendasi 7
Pada populasi kulit hitam, termasuk orang-orang dengan diabetes, initiasi terapi farmakologi
antihipertensi harus mencakup diuretik tipe thiazide, calcium channel blocker (CCB) (Untuk
orang kulit hitam rekomendasi sedang-grade B; untuk orang kulit hitam dengan diabetes
rekomendasi lemah grade C)
h. Rekomendasi 8
Pada populasi umum usia 18 tahun dengan CKD, inisiasi terapi farmakologi antihipertensi
harus mencakup obat ACEI atau ARB untuk meningkatkan fungsi ginjal (Rekomendasi
Sedang-Grade B)
i. Rekomendasi 9

Tujuan objektif dari terapi hipertensi adalah untuk mencapai dan mempertahankan tekanan
darah sesuai target terapi. Jika tekanan darah tidak dapat mencapai target terapi yang
diinginkan dalam waktu 1 bulan terapi tekanan darah, dapat dilakukan peningkatan dosis
obat atau menambah golongan obat kedua dari salah satu golongan obat pada rekomendasi 6
(diuretik tipe thiazide, CCB, ACEI atau ARB). Dokter harus terus menilai perkembangan TD
dan menyesuaikan regimen obat antihipertensi sampai TD yang diinginkan dapat dicapai.
Jika target tekanan darah tidak dapat dicapai dengan pengunaan 2 jenis golongan obat
antihipertensi, dapat dilakukan penambahan dan titrasi obat ke 3 dari daftar yang telah
tersedia. Jangan pernah mengunakan obat ACEI dan ARB secara bersamaan pada 1 orang
pasien. Jika target tekanan darah tetap tidak dapat dicapai mengunakan terapi obat pada
rekomendasi 6 karena ada kontraindikasi obat atau membutuhkan lebih dari 3 jenis obat,
maka obat dari golongan antihipertensi lainnya dapat digunakan. Rujukan ke spesialis perlu
dilakukan jika pasien tidak dapat mencapai target tekanan darah mengunakan strategi yang di
atas atau perlu dilakukan managemen komplikasi pada pasien.
3. NICE Guideline
Diagnosis hipertensi berdasarkan NICE guideline :
A. Hipertensi Derajat 1
Suatu kondisi dimana tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dan kemudian dilakukan
pemantauan di Rumah Sakit atau dengan melakukan pemantauan tekanan darah harian di
rumah dengan rata-rata tekanan darah 135/85 mmHg atau lebih.
B. Hipertensi Derajat 2
Tekanan darah 160/100 mmHg atau lebih kemudian dilakukan Rumah sakit atau di rumah
dengan rata-rata tekanan darah hariannya sebesar 150/95 mmHg atau lebih.
C. Hipertensi Berat
Suatu kondisi dimana tekanan darah sistol 180 mmHg dan diastole 110 mmHg.

Penatalaksanaan
a. JNC 7
Catatan panndddduu!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

b. JNC 8
Algorithma Penatalaksanaan Hipertensi

Dosis Obat Hipertensi JNC 8


Obat Antihipertensi
ACE inhibitors
1. Captopril
2. Enalapril
3. Lisinopril
Angiostensi receptor blockers (ARB)
1. Eprosartan
2. Candesartan
3. Losartan
4. Valsartan
5. Irbesartan
-Blockers
1. Atenolol
2. Metoprolol
Calcium Channel Blockers
1. Amlodipine
2. Diltiazem extended
release
3. Nitredipine
Thiazide-type diuretics
1. Bendroflumethiazide
2. Chlorthalidone
3. Hydrochlorothiazide
4. Indapamide

Inisial
Dosis Harian, mg

Dosis Target
RCT, mg

Jumlah
Obat / Hari

50
5
10

150-200
20
40

2
1-2
1

400
4
50
40-80
75

600-800
12-32
100
160-320
300

1-2
1
1-2
1
1

25-50
50

100
100-200

1
1-2

2,5
120-180

10
360

1
1

10

20

1-2

5
12,5
12,5-25
1,25

10
12,5-25
25-100
1,25-2,5

1
1
1-2
1

Strategi Dosis Obat Antihiprtensi


Strateg
i
A

Deskripsi

Detail

Dimulai dengan satu obat, Jika target tekanan darah tidak tercapai dengan
kemudian
dosis
kemudian

dititrasi
maksimum,
tambahkan

kedua.

hingga inisiasi pengobatan, maka dosis titrasi obat dinaikkan


dan sampai dosis maksimum yang dianjurkan untuk
obat mencapai target tekanan darah.
Jika target pengobatan pertama tersebut tidak
tercapai tambahkan 2 obat, seperti : diureticthiazide, CCB, ACEI, atau ARB, dan titrasi obat
kedua sampai dosis maksimum yang dianjurkan
untuk mencapai target tekanan darahnya.
Jika target tekanan darah tidak tercapai dengan 2
obat pilih pengobatan ketiga, seperti diureticthiazide, CCB, ACEI, atau ARB, hindari penggunaan
kombinasi ACEI dan ARB. Titrasi obat ketiga
sampai dosis maksimum yang dianjurkan untuk

target tekanan darah tercapai.


Dimulai dengan satu obat, Mulailah dengan satu obat kemudian tambahkan obat
kemudian

tambahkan

obat kedua sebelum obat pertama mencapai dosis

kedua sebelum obat pertama maksimum yang dianjurkan, kemudian titrasi kedua
mencapai dosis maksimal.

obat (obat pertama dan obat kedua) sampai dosis


maksimum yang dianjurkan untuk mencapai target
tekanan darahnya.
Jika target tekanan darah tidak tercapai dengan 2
obat maka pilih pengobatan ketiga : diureticthiazide, CCB, ACEI, atau ARB, hindari penggunaan
kombinasi ACEI dan ARB.
Titrasi obat ketiga hingga dosis maksimum yang

dianjurkan untuk target tekanan darahnya tercapai.


Dimulail dengan 2 obat pada Memulai terapi dengan 2 obat secara bersamaan,
saat yang sama, baik sebagai 2 baik sebagai 2 obat yang terpisah atau sebagai
pil yang terpisah atau sebagai kombinasi tunggal.
kombinasi tunggal.

Beberapa anggota komite merekomendasikan terapi


dimulai dengan 2 obat ketika SBP > 160 mm Hg
dan/atau DBP > 100 mm Hg, atau jika SBP > 20 mm
Hg dan/atau DBP > 10 mm Hg di atas target tekanan
darahnya.
Jika target BP tidak tercapai dengan 2 obat, pilih obat
ketiga (sperti: diuretic tipe thiazide, CCB, ACEI,
atau ARB), hindari penggunaan kombinasi ACEI dan
ARB. Titrasi obat ketiga sampai dengan dosis

maksimum yang dianjurkan.


Keterangan: ACEI, angiotensin-converting enzyme; ARB, angiotensin receptor blocker; BP,
blood pressure; CCB, calcium channel blocker; DBP, diastolic blood pressure; SBP, systolic
blood pressure.

Guideline
2014 Hypertension

Populasi

Tujuan Tekanan

Usia 60 tahun

Darah (mmHg)
< 150/90

Usia < 60 tahun


Diabetes

<140/90
<140/90

CKD
Bukan lansia
Bukan lansia

<140/90
<140/90
<150/90

Guideline

ESH/ESC 2013

tahun

<

80

Pilihan Terapi Utama


Nonblack: thiazide-type diuretic,
ACEI, ARB, atau CCB;
black: thiazide-type diuretic atau CCB
Thiazide-type diuretic, ACEI, ARB,
atau CCB
ACEI atau ARB
Diuretic, -blocker, CCB, ACEI, atau
ARB

CHEP 2013

ADA 2013
KDIGO 2012
NICE 2011
ISHIB 2010

Usia 80 th
Diabetes
CKD tanpa proteinuria
CKD + proteinuria
Usia < 80 tahun
Usia 80 tahun
Diabetes

<150/90
<140/85
<140/90
<130/90
<140/90
<150/90
<130/80

CKD
Diabetes
CKD tanpa proteinuria
CKD + proteinuria
Usia < 80 th
Usia 80 th
Black, lower risk
Target kerusakan organ

<140/90
<140/80
140/90
130/80
<140/90
<150/90
<135/85
<130/80

ACEI atau ARB


ACEI atau ARB
Thiazide, -blocker (umur < 60 th),
ACEI (nonblack), atau ARB
ACEI atau ARB dengan tambahan
resiko CVD
ACEI, ARB, thiazide, atau DHPCCB
tanpa tambahan resiko CVD
ACEI atau ARB
ACEI atau ARB
ACEI atau ARB
<55 tahun: ACEI atau ARB
55 tahun atau black: CCB
Diuretic atau CCB

atau resiko CVD

c. NICE
Pengobatan antihipertensi:
1. Pengobatan Step 1
- Pasien dengan usia <55 tahun, pengobatan antihipertensi step 1 dengan ACEI atau
ARB. Jika ACEI diresepkan dan tidak dapat ditoleransi karena batuk, disarankan
-

menggunakan low cost ARB.


Jangan mengkombinasi ACEI dengan ARB dalam pengobatan hipertensi.

Pengobatan antihipertensi step 1 dengan CCB pada pasien usia >55 tahun dan pada
orang kulit hitam atau pada banyak usia. Jika CCB tidak sesuai, misalnya pada edema
atau intolerasi ataupun juga pada orang dengan resiko tinggi gagal jantung, dapat

berikan diuretic (thiazid).


Jika pengobatan diuretic digunakan atau diubah, disarankan untuk diberi diuretic
(thiazid), seperti chlortalidone (12,5-25 mg sekali sehari) atau indapamide (1,5 mg
dengan modifikasi sekali sehari atau 2,5 mg sekali sehari), dan pilihan untuk diuretic-

tiazid konfensional seperti bendroflumethiazide atau hidroklortiazid.


Untuk orang yang di terapi dengan bendroflumetiazide atau hidroklortiazide dan
dengan tekanan darah yang stabil dan terkontrol, kemudian pengobatan dilanjutkan

dengan bendroflumethiazide atau hidrochlorthiazide.


Beta blockers (BB) bukan merupakan pilihan utama untuk terapi awal, tetapi dapat

digunakan pada orang yang usianya lebih muda, khususnya dengan :


a. Pasien intoleransi atau kontraindikasi dengan ACEI atau ARB.
b. Wanita dalam kehamilan
c. Orang yang terbukti mengalami peningkatan sistem simpatis
Jika terapi inisiasi dengan beta blocker dan pengobatan kedua diperlukan, lebih baik
ditambah dengan CCB daripada diuretic-tiazid untuk menurunkan resiko diabetes.

2. Pengobatan Step 2
- Jika tekanan darah tidak terkontrol oleh pengobatan pertama, disarankan untuk
-

pengobatan kedua dengan mengkombinasi CCB dengan ACEI atau ARB.


Jika CCB tidak cocok pada pengobatan kedua, misalnya karena edema atau
intoleransi atau jika terdapat tanda-tanda gagal jantung ataupun peningkatan resiko

gagal jantung, maka disarankan memilih diuretic-tiazid.


Pada orang Afrika atau keluarga Caribben (orang kulit putih), dipertimbangkan ARB,
ACEI dikominasi dengan CCB.

3. Pengobatan Step 3
- Sebelum mempertimbangkan pengobatan step 3, lihat kembali pengobatan sebelumnya
-

sudah optimal atau dosisnya sudah tertoleransi baik.


Jika pengobatannya memerlukan tiga obat, kombinasi ACEI atau Angiotensin II receptor
blocker , CCB dan diuretic-tiazid dapat digunakan.

4. Pengobatan Step 4

Tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 mmHg setelah pengobatan secara optimal atau
dosis toleransi yang baik dari ACEI atau ARB plus diuretic dari resistensi hipertensi dan

ditambah empat obat antihipertensi dan/atau konsultasikan ke spesialis.


Untuk terapi hipertensi resisten pada tahap 4:
a. Disarankan untuk menggunakan further diuretic therapy dengan

lowdose

spironolactone (25 mg sekali sehari) jika kadar kalium serum 4,5 mmol/liter. Hatihati dengan penggunaan pada orang dengan penurunan GFR, karena dapat
meningkatkan resiko hiperkalemia.
b. Disarankan menggunakan higher dose thiazide like diuretic jika nilai kalium serum
-

>4,5 mmol.
Ketika menggunakan further diuretic therapy, diperlukan monitor natrium serum dan

potassium serum serta fungsi ginjal dalam satu bulan dan dapat diulang jika diperlukan.
Jika further diuretic therapy tidak toleransi atau dikontraindikasikan atau tidak efektif,

disarankan menggunakan Alpha atau beta blocker.


Jika tekanan darah tetap tidak dapat dikontrol dengan optimal atau toleransi maksimum
dari ke empat dosis tetap tidak bisa, perlu dikonsultasikan kepada ahlinya.

Obat Anti Hipertensi

Anda mungkin juga menyukai