Kasus Perkebunan Sawit
Kasus Perkebunan Sawit
Kontradiksi MP3EI
Sedang MP3EI yang dicetuskan pemerintahan SBY sejak 2011, lewat Peraturan Presiden
No 32/2011, dirumuskan melalui Rencana Aksi Nasional GRK, kata Amin mustahil
berjalan beriringan.
Pasalnya, target utama MP3EI kenaikan pendapatan per kapita dan nilai total
perekonomian (PDB) dengan meningkatkan 22 kegiatan ekonomi utama. Termasuklah
perkebunan sawit skala besar di Kalimantan.
Hingga kini, beberapa kegiatan ekonomi utama tidak terbukti bisa sejalan dengan
penurunan GRK. Justru sebaliknya, perusakan hutan besar-besaran melalui pembukaan
lahan perkebunan sawit, habitat satwa liar hilang dan konflik satwa dan manusia akhirakhir ini sering terjadi.
Contoh, orangutan ke permukiman warga di Wajok Hilir, Kabupaten Pontianak, dan
terbakar saat evakuasi. Lalu, kasus orangutan dimakan warga di kawasan Batu Layang,
Pontianak, belum lama ini.
MP3EI tampak berlawanan dengan program pemerintah yang lain. Pada 5 Januari 2012,
Pemerintah Indonesia bertekad mengalokasikan 45 persen Kalimantan sebagai paruparu dunia. Ini upaya menurunkan emisi GRK sebesar 26 persen pada 2020.
Di manakah letak 45 persen kawasan hutan yang dipertahankan itu? Pembukaan lahan
perkebunan sawit berskala besar sampai masuk kawasan hutan produksi dan hutan
lindung hingga taman nasional terus terjadi, terutama di Kalbar. Program pembangunan
dengan memprimadonakan sawit, tak lebih hanya meninggalkan bom waktu bencana
alam yang luar biasa bagi generasi mendatang.