BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen.Airbersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi
standar,yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 C). Zat
kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan
untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam,
beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Air dialam meliputi :
1. air tanah yang berasal dari mata air atau dari sunur dangkal/artesis
2. air permukaan yang disebut juga air badan air,misalnya air sunga,air danau,
air waduk,dll
3. Air laut
4. Air permandian umum.
Air organik adalah istilah untuk air yang sama sekali tidak mengandung unsur
kimia lain selain H2O (air) itu sendiri.
Kandungan dalam air yang bersih dialam sangat banyak oleh standar kualitas
tertentu dan dapat digolongangkan beberapa golongan.yakkni golongan
A,golongan B,golongan C,golongan D,serta golongan E.
Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal 22
ayat 23 mengatakan bahwa Penyehatan Air meliputi pengamanan dan
penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan hidup manusia.
Upaya penyehatan air bertujuan untuk menjamin tersedianya air minum ataupun
air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan bagi seluruh masyarakat baik
perkotaan maupun pedesaan. Untuk menjamin tersedianya kualitas air yang
memenuhi persyaratan tersebut, berbagai upaya telah dilaksanakan oleh
pemerintah maupun masyarakat, seperti pembangunan dan perbaikan sarana air
bersih/air minum, Upaya pengawasan kualitas air dan penyuluhanpenyuluhan
mengenai hubungan kesehatan dengan tersedianya air yang memenuhi
persyaratan
kesehatan.
Salah satu aspek yang sangat esensial untuk terjaminnya kualitas air yang
memenuhi persyaratan tersebut adalah tersedianya suatu perangkat yang dapat
nengatur dan mengawasi pihak yang memproduksi air dan pihak konsumen,
yang meliputi hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing demi
terjaminnya kuantitas dan kualitas air.
B. Tujuan Makalah
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui penggolongan air yang ada
dialam serta mengetahui standar kualitas air yang baik yang dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penggolongan Air
hati.
2. Kesalahan alat dan reagensia
Timbul karena kesalahan konstruksi timbangan, pemakaian alat penimbang atau
pengukur volume yang tidak ditera,penggunaan reagensia yang mengandung
kotoran.
3. Kesalah metoda
Dapat berasal dari penimbangan sampel yang tidak banar, atau reaksi kimia
yang tidak sempurna.pada grafimetri karena kelarutan endapan, ko-presipitasi,
post-presipitasi, dekomposisi, atau penguapan zat yang akan ditimbang pada
volumetric karena reaksi dari bahan pengganggu,perbedaan antara titik akhir
pemeriksaan dengan titik akhir suatu reaksi stoichiometri.
B. Standar Kualitas Air
Bagaimana cara mengetahui kondisi kualitas air?
Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air
tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji
kenampakan (bau dan warna). Sayangnya, cara-cara pengujian tersebut
memerlukan biaya yang cukup mahal, disamping prosedur pengujian yang tidak
mudah. Ada cara praktis yang bisa dilakukan oleh setiap orang untuk menilai
kualitas air, yaitu dengan melihat hewan air (makroinvertebrata) yang spesifik
hidup pada air berkualitas baik.
Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air diselenggarakan
secara terpadu dengan pendekatan ekosistem. Keterpaduan yang dimaksud
adalah dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
evaluasi.
Pengelolaan kualitas air dilakukan untuk menjamin kualitas air yang diinginkan
sesuai peruntukannya agar tetap dalam kondisi alamiahnya. Pengendalian
pencemaran air dilakukan untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku
mutu air melalui upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta
pemulihan kualitas air.
Upaya pengelolaan kualitas air dilakukan pada :
1. Sumber air yang terdapat di dalam hutan lindung;
2. Mata air yang terdapat di luar hutan lindung; dan
3. Akuifer air tanah dalam.
Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai
kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kualitas
air tetap dalam kondisi alamiahnya.
Penentuan standar kualitas air minum maupun air limbah berdasarkan
pertimbangan bahwa :
Bahan-bahan beracun yang apabila kadarnya dalam air minum melebihi batas
akan membahayakan kesehatan, misalnya timbal, selenium, arsen, kromium,
sianida, cadmium, air raksa.
Bahan-bahan kimia kimia spesifik yang dapat mempengaruhi kesehatan apaila
kadarnya dalam air melebihi batas akan merugikan kesehatan misalnya,flourida,
dan nitrat.
Flourida yang kadarnya melebihi batas akan berpengaruh kurang baik terhadap
gigi.
Nitrat yang kadarya melebihi batas menimbulkan keracunan darah pada bayi
adanya zat organik atau bakteri / unsur lain yang masuk ke badan air.
2) Bau
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau, karena bau ini dapat
ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta
kemungkinan akibat tidak langsung dari pencemaran lingkungan,
terutama sistem sanitasi.
3)Suhu
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktivitas
biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan
secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi di
sekitar sumber air tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari
yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau
tidak langsung (Chay, 1995: 54 ).
4)Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan bahan organik dan
anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedang dari segi estetika
kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui
buangan dan warna air tergantung pada warna buangan yang
memasuki badan air.
5) TDS atau jumlah zat padat terlarut (total dissolved solids)
Bahan pada adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan
pengeringan pada suhu 1030 105oC, dalam portable water kebanyakan bahan
bakar terdapat dalam bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik selain itu
juga gas-gas yang terlarut. Kandungan total solids pada portable water biasanya
berkisar antara 20 sampai dengan 1000 mg/l dan sebagai satu pedoman
kekerasan dari air akan meningkatnya total solids, disamping itu pada semua
bahan cair jumlah koloit yang tidak terlarut dan bahan yang tersuspensi akan
meningkat sesuai derajat dari pencemaran (Sutrisno, 1991 : 33). Zat pada selalu
terdapat dalam air dan kalau terlalu banyak tidak baik untuk air minum,
banyaknya zat padat yang disyaratkan untuk air minum adalah kurang dari 500
mg/l. pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan
kualitas air minum dalam hal total solids ini yaitu bahwa air akan meberikan rasa
tidak enak pada lidah dan rasa mual.
b. Secara kimia
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat
beracun.
1) pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya
Cdisebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh
yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air
minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi
dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang
sangat mengganggUkesehatan.
2)Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan
nonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan
Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga
1) Colli
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) sama
sekali tidak boleh mengandung bakteri coli melebihi batasbatas yang telah
ditentukan yaitu 1 coli/100 ml air (Sutrisno, 1991 : 23).
2) COD (Chemical Oxygen Demand)
COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan
organik yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam
air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai
baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l.
apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk.
3) BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk
memecah bahan bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai BOD
tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya
mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen
yang rendah menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik
menggunakan bahan organik makin rendah BOD maka kualitas air minum
tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum
golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l
Pengendalian Kualitas Air
Upaya untuk mempertahankan kualitas air, dilakukan penggantian air 10% 20%
per hari. dengan kriteria parameter kualitas air sebagai berikut:
a) Parameter fisika
1) Suhu : 28 C 32 C.
2) pH : 7,5 8,5.
3) Salinitas : 10 ppt 35 ppt .
4) Kedalaman air : 100 cm 120 cm (semi intensif) dan >120 cm (intensif).
5) Kecerahan : 35 cm 40 cm.
b) Parameter kimia
1) Oksigen terlarut : > 3,5 ppm.
2) Amonia : < 0,01 ppm.
3) Nitrit : < 1 ppm.
4) Nitrat : < 10 ppm.
5) BOD : < 3 ppm.
6) Clorine : < 0,8 ppm.
7) Bahan organik : < 50 ppm.
c) Parameter biologis
Kepadatan plankton : 104 sel/ml 109 sel/ml.
Tata cara pengukuran
1. Parameter fisika
a) Suhu
Pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan termometer, yang
dinyatakan dalam satuan oC.
b) pH
Pengukuran pH air dilakukan dengan menggunakan pH meter atau kertas
lakmus.
c) Salinitas
Pengukuran salinitas air dilakukan dengan menggunakan
salinometer/refraktometer, yang dinyatakan dalam satuan ppt.
d) Kedalaman
Pengukuran kedalaman air dilakukan dengan menggunakan papan skala, yang
dinyatakan dalam satuan sentimeter (cm).
e) Kecerahan
Pengukuran kecerahan air dilakukan dengan menggunakan piringan berwarna
hitam putih (secchi disk), yang dinyatakan dalam satuan sentimeter (cm).
2. Parameter kimia
Pengukuran kualitas air seperti oksigen terlarut, amonia, nitrit, nitrat dan bahan
organiksesuai dengan APHA (American Public Health Association) dan AWWA
(American WaterWorks Association).
3.Parameter biologi
Cara pengukuran plankton adalah dengan menghitung jumlah plankton dalam
haemocytometer dengan menggunakan mikroskop, yang dinyatakan dalam
satuan sel permililiter (sel/ml). Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk
mengembalikan suatu kondisi lingkungan seperti semula selain dengan teknik
Bioremediation. Salah satunya adalah dengan Artificial Wetland, yaitu suatu
teknik dalam pengembalian suatu kualitas lingkungan dengan suatu metode
pemanfaatan lahan basah untuk mengembalikan kondisi lingkungan, dimana
lingkungan yang telah mengalami penurunan kualitas dengan suatu treatment
dialirkan pada suatu instalasi pengolahan lingkungan. Biasanya digunakan untuk
mengembalikan kualitas air tambak, dimana air yang telah digunakan dialirkan
pada suatu tangki pengendapan untuk mengendapkan zat padat yang
selanjutnya masuk pada tangki yang berisikan aerator untuk membunuh bakteri
yang bersifat anaerob dan selanjutnya masuk kedalam wetland yang terdapat
tumbuhan yang berperan dalam menjernihkan air tambak dan menambah
kandungan oksigen dalam air selanjutnya air dapat digunakan kembali untuk
tambak. Akan tetapi Secara ekonomis Bioremediation dengan organism lebih
kompetitif dari pada teknik yang lain.
Kriteria Kualitas Air Yang Dapat Digunakan Sebagai Air Minum
PARAMETER SATUAN MAKSIMUM YANG
DIANJURKAN MAKSIMUM YANG DIBOLEHKAN KETERANGAN
Fisika
Temperatur oC Temperatur air alam Temperatur air alam
Warna mg Pt-Co/1 5 50
Bau Tidak berbau Tidak berbau
Rasa Tidak berasa Tidak berasa
Kekeruhan mg S1O2/1 5 25
Residu terlarut mg/1 500 1500
Daya hantar listrik micromholan 400 1250
Kimia
pH 6,5 8,5 6,5 8,5 nilai antara (range)
Kalsium (Ca) mg/1 75 200
Magnesium (Mg) mg/1 30 150
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun isi dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa,air dapat digolongkan
menjadi empat golongan yaitu : air golongan A, air golongan B, air golongan C,
dan air golongan C,Serta memiliki standar kualitas yang baik yang ditinjau dari
persyaratan kualitas air yang bersih yang terdiri dari,persyaratan fisik,kimiawi
dan bakteriologi.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam segi penulisan serta isi dari makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu,saran dari pembaca sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini agar lebih baik untuk dibaca.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Lingkungan Hidup, Laporan Status Lingkungan Hidup Indonesia
2002.
Marwah, Sitti, Daerah Aliran Sungai (Das) sebagai Satuan Unit Perencanaan
Pembangunan Pertanian Lahan Kering Berkelanjutan, Program Pasca Sarjana /
S3, Institut Pertanian Bogor, November 2001.
Masnang, Andi, Konversi Penggunaan Lahan Kawasan Hulu Dan Dampaknya
Terhadap Kualitas Sumberdaya Air Di Kawasan Hilir, Program Pasca Sarjana / S3,
Institut Pertanian Bogor, Mei 2003.
Rahmadi, Andi, Air sebagai Indikator Pembangunan Berkelanjutan (Studi Kasus:
Pendekatan Daerah Aliran Sungai), Program Pasca Sarjana / S3, Institut Pertanian
Bogor, Mei 2002.
World Bank, 2004. Water Quality and Resource Protection Strategy Policy
Review, Task 1 Data Collection, East Java Regional Sector Development and
Prograam (EJRSDP). P.T. Waseco Tirta. Jakarta
2. Zona Rawan :
3. Zona Kritis
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Kelas IV
Sumber Air Alternatif
PDAM
Air Permukaan
KETERANGAN
1. Perusahaan Menyampaikan Permohonan/Persyaratan SIPPA/DU SIPPA
kepada Bupati/Walikota Cq.Dinas/Badan/Lembaga kabupaten/Kota
2. Perusahaan Menyampaikan tembusan permohonan/persyaratan SIPA/DU
SIPPA kepada Balai PSDA Wilayah Sungai setempat
3. Dinas/Badan/Lembaga kabupaten/Kota bersama-sama Balai Wilayah
melakukan koordinasi
4. Balai Wilayah bersamaa-sama dengan dibale/Kab/Kota melakukan tinjauan
lapangan (BAP)
5. Bupati/Walikota melakukan persyaratan teknis kepada Gubernur
Cq.Distamben Provinsi dengan dilengkapi persyaratan termasuk BAP
6. Balai Wilaya Menyampaikan laporan hasil peninjauan lapangan
7. Gubernur/Distamben menerbitkan persetujuan/penolakan Syartek
8. Distamben memerikan tembusan kepada Balai Wilayah
9. Bupati/Walikota menerbitkan/menolak SIPPA
Untuk Pengambilan ketepatan waktu pemrosesan di lingkungan dinas, maka
berkas permohonan disertakan Kartu Kendali Proses dengan format sebagai
berikut:
FASILITAS KAB/KOTA
1. Memberikan Syarat Teknis sebagai dasar penerbitan izin Bupati/Walikota
2. Jumlah Syarat Teknis yang diterbitkan mulai 2001 s.d desember 2005
sebagai berikut :
1 Standar
2 Kategori
4 Indikator Air
6 Lihat juga
7 Referensi
8 Pranala luar
Standar
Dalam pengaturan standar, lembaga membuat keputusan politis dan teknis /
ilmiah tentang bagaimana air akan digunakan. [3] Dalam kasus alami badan air ,
mereka juga membuat beberapa perkiraan yang wajar dari kondisi murni.
Kegunaan yang berbeda menimbulkan kekhawatiran yang berbeda dan standar
sehingga berbeda dianggap. Badan air alami akan bervariasi dalam menanggapi
kondisi lingkungan. Lingkungan ilmuwan bekerja untuk memahami bagaimana
fungsi sistem, yang pada gilirannya membantu untuk mengidentifikasi sumbersumber dan nasib kontaminan. pengacara Lingkungan dan pembuat kebijakan
bekerja untuk menentukan undang-undang dengan maksud agar air
[13]
Analisis kimia
Sebuah kromatografi gasspektrometer massa tindakan pestisida dan lainnya organik polluants
Metode paling sederhana dari analisis kimia adalah mereka mengukur unsur
kimia tanpa memperhatikan bentuk mereka. Analisis unsur untuk oksigen
terlarut , sebagai contoh, akan menunjukkan konsentrasi 890.000 miligram per
liter (mg / L) dari sampel air karena air terbuat dari oksigen. Metode yang dipilih
untuk mengukur oksigen terlarut harus membedakan antaradiatomik oksigen
dan oksigen dikombinasikan dengan unsur-unsur lainnya. Kesederhanaan
komparatif analisis unsur telah menghasilkan sejumlah besar data sampel dan
kriteria kualitas air untuk elemen kadang-kadang diidentifikasi sebagai logam
berat . Air analisis logam berat harus mempertimbangkan partikel tanah
tersuspensi dalam sampel air. Partikel-partikel tanah ditangguhkan dapat
mengandung sejumlah terukur dari logam. Meskipun partikel tidak terlarutdalam
air, mereka dapat dikonsumsi oleh orang-orang minum air.
Menambahkan asam pada sampel air untuk mencegah hilangnya logam terlarut
ke wadah sampel dapat melarutkan logam lebih dari partikel tanah
ditangguhkan. Filtrasi partikel tanah dari sampel air sebelum penambahan asam,
bagaimanapun, dapat menyebabkan hilangnya logam terlarut ke
filter. [ 14]Kompleksitas membedakan sejenis molekul organik bahkan lebih
menantang.
Membuat pengukuran yang kompleks dapat menjadi mahal. Karena pengukuran
langsung kualitas air dapat menjadi mahal, program pemantauan biasanya
dilakukan oleh instansi pemerintah. Namun, ada program sukarelawan lokal dan
sumber daya yang tersedia untuk beberapa penilaian umum. Alat yang tersedia
untuk masyarakat umum termasuk alat tes di tempat, biasanya digunakan untuk
tangki ikan di rumah, dan prosedur penilaian biologis.
indikator Minum air
Sebuah konduktivitas meter listrik yang digunakan untuk mengukur jumlah
padatan terlarut
Berikut ini adalah daftar indikator sering diukur dengan kategori situasional:
Alkalinitas
Warna air
pH
Radon
Logam berat
Farmasi
Hormon analog
Indikator Lingkungan
Indikator Lingkungan
Indikator Lingkungan
Indikator Air
1.Physical Indikator / penilaian
Air Suhu
Bau Air
Warna air
Taste of Air
pH
Nitrat -N
Ortofosfat
Pestisida
Logam berat
Ephemeroptera ,
Plecoptera
Trichoptera
Coliform