PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kelapa adalah salah satu jenis tanaman serba guna. Dimana kelapa
tersebut mempunyai nilai dan peran yang penting, baik dari aspek ekonomi
maupun sosial budaya. Produksi buah kelapa di Kalimantan Timur pada tahun
2013 mencapai 13.712 ton (Dinas Perkebunan Kalimantan Timur, 2013).
Bobot tempurung kelapa mencapai 12 % dari bobot buah kelapa (Anonim,
2005 dalam Sari, 2011). Tempurung kelapa yang didapat mencapai 1.645,44
ton/ pertahun.
Semakin luasnya industri pabrik dan rumahan yang menggunakan kelapa
sebagai bahan baku, sehingga limbah yang dihasilkan semakin banyak. Selain
itu, tempurung kelapa hanya digunakan sebagai bahan bakar arang. Dampak
dari pembakaran tersebut kurang baik, sebab apabila nilai difusi termal
rendah dan emisi CO2 tinggi dapat menyebabkan pemanasan global. Langkah
memperbaiki mutu tempurung kelapa dan menambah nilai ekonomis yang
tinggi yaitu dengan cara membuat produk baru.
Bahan baku yang digunakan yaitu tempurung kelapa yang mengandung
selulosa 26,60%, pentosan 27%, lignin 29,40%, nitrogen 0,11% dan air
8,00% (Suhardiyono, 1995 dalam Ndraha, 2009). Kandungan tersebut dapat
menghasilkan kalor sebesar 7210 kkal/g (Ndraha, 2009). Potensi tempurung
kelapa sangat baik, sehingga diperlukan suatu pengolahan lebih lanjut, salah
satunya yaitu pembuatan biobriket dengan menggunakan metode karbonisasi.
Biobriket merupakan sumber energi yang memiliki potensi yang cukup
besar di Indonesia, karena dapat dibuat dari bahan bahan alam seperti
limbah pertanian, perkebunan dan hutan. Biobriket dapat dikembangkan
sebagai pengganti minyak tanah, karena subsidi minyak tanah cenderung
semakin menurun. Dengan adanya temuan biobriket dapat dihasilkan sumber
energi yang efesien, ramah lingkungan dan dapat digunakan sebagai bahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
Biomassa
Biobriket
Kelapa
Bahan Perekat
Karbonisasi
Pengaruh Terhadap Kualitas Biobriket
Standar Mutu
Parameter Analisa Biobriket
2.8.1. Kadar Abu
2.8.2. Kadar Air
2.8.3. Nilai Kalori
2.8.4. Kadar Zat Uap yang Hilang
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Januari 2017). Bahan baku yaitu tempurung kelapa diperoleh dari Kota Samarinda
Kalimantan Timur. Percobaan dilakukan di Laboratorium Riset Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda. Selanjutnya, untuk analisa proximate ( moisture,
ash content, volatile matter, fixed carbon) dan nilai kalor dilakukan di
Laboratorium Insturmen Teknik Kimia Politeknik Negeri Samarinda.
3.2.
Perancangan Penelitian
A. Variabel Berubah
- Suhu karbonisasi 400oC, 450oC, 500oC, 550oC, 600oC
B. Variabel Tetap
- Ukuran partikel 60 mesh
- Massa arang 980 gram
- Waktu karbonisasi 4 jam
- Suhu pengering 60oC
- Waktu pengeringan biobriket 24 jam
- Cetakan terbentuk silinder dengan tinggi 4 cm dan diameter 2 cm
- Komposisi kanji 2 %
C. Variabel Respon
- Analisa Kadar Air ( ASTM D 3173-03 )
- Analisa Kadar Abu ( ASTM D 3174 04 )
- Analisa Zat Terbang (ASTM D 3175 07 )
- Analisa Total Karbon ( fixed carbon )
- Analisa Nilai Kalor ASTM D 5865 10a
3.3.
Alat dan Bahan
A. Alat
Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. 1 set alat karbonisasi ( alat pirolisis )
2. 1 set alat cetakan briket
3. Ayakan standar (U.S.A Standart Test Sieve ) ukuran 60 mesh
4. Oven tipe Memmert UNB 200
5. Furnace Wisetherm tipe FH - 03071228002
6. Neraca digital tipe Satrorius CPA 124S - MOD
7. Deksikator
8. Hot plate
9. Cawan porselin
10. Gelas kimia 2000 ml
11. Gelas ukur 250 ml
12. Termometer 110oC
13. Cawan petri
14. Bomb calorimeter 5E C5500
B. Bahan
Adapun bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Tempurung kelapa
2. Tepung kanji
3. Air
3.4.
Prosedur Penelitian
A. Diagram Alir Penelitian
Tempurung kelapa
Pengayakan 60 mesh
Pencetakan
B. Prosedur Penelitian
B.1. Preparasi Bahan Baku
M 2M 1
100
bobot sampel
W 3W 4
100
W 2W 1
yang
lainnya.
Perkerjaan
ini
umumnya
Pencampuran
tempurung kelapa
Pengayakan 60
mesh