Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diera kepemimpinan presiden Jokowi, negara Indonesia banyak membangun sarana
dan prasarana untuk menumbuhkan berbagai perekonomian. Proyek infrastruktur
berlokasi dipulau jawa dan sebagian diluar pulau jawa. Mulai dari proyek jalan,
jembatan sampai bendungan/waduk.
Pengerjaan proyek-proyek infrastruktur tersebut diperngaruhi beberapa faktor, antara
lain waktu dan biaya. Untuk memperoleh hasil yang maximal dengan biaya efisien dan
hasil yang berkualitas, tentunya diperlukan alat bantu. Dengan adanya kemajuan
teknologi memberi peluang kepada pelaksanaan pekerjaan konstruksi menggunakan
bantuan peralatan berupa alat berat untuk mempermudah dan mempercepat
pengerjaannya.
Peranan alat berat dalam suatu proyek konstruksi sangatlah penting. Salah satunya
menggantikan tenaga manusia dalam mengangkat berton-ton bahkan berkubik-kubik
tanah. Alat berat bisa menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan pekerjaan yang terlihat dalam perhitungan biaya.
Alat berat yang umum dipakai di dalam proyek konstruksi antara lain dozer, alat gali
(excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell; alat pengangkut seperti loader,
truck dan conveyorbelt; alat pemadat tanah seperti roller dan compactor dan lain-lain.
Pemilihan alat berat oleh kontaktor yang akan dipakai merupakan salah satu faktor
penting dalam keberhasilan suatu proyek. Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan
yang menggunakan alat berat perlu diperhatikan metode pelaksanaan, kondisi lapangan,
kondisi alat berat,operator alat, dan jarak buang dari lokasi proyek tersebut agar efisiensi
biaya dapat dimaksimalkan dengan baik.
1.2

Maksud dan Tujuan


a. Untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai berbagai jenis peralatan mekanis
secara umum dan cara kerja sering digunakan dalam pengerjaan proyek
bangunan/bidang konstruksi serta dapat memahami faktor yang mempengaruhi
produksi peralatan mekanis
b. Agar mampu melakukan perhitungan untuk memperkirakan biaya, waktu dan
kualitas hasil dengan menggunakan peralatan mekanis dalam pengerjaan proyek.
1

1.3. Pengertian Pemindahan Tanah Mekanis

Gambar 1.1 Material volume changes caused by processing


Sumber :libary.um.ac.pdf

Pemindahan tanah mekanis adalah suatu pekerjaan yang memindahkan sejumlah


volume tanah dengan bantuan alat-alat mekanis. Pemindahan Tanah Mekanis (PTM)
adalah pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan penggalian (digging, breaking,
loosening),pemuatan (loading), pengangkutan (hauling, transporting), penimbunan
(dumping, filling), perataan (spreading, leveling) dan pemadatan (compacting) tanah atau
batuan dengan menggunakan alatalat berat/mekanis. Dalam pemindahan tanah perlu
juga memperhatikan kondisi tanah yang akan dipindaahkan. Perlu diperhatikan
perbedaan kekerasan dari material yang akan digali. Macam-macam material akan dapat
berpengaruh terhadap faktor pengisian (fill factor) dan faktor pengembangan (swell
factor) dari tanah/batuan yang digali.
Penggolongan material berdasarkan mudah-sukarnya digali dengan peralatan PTM :
a. Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya :
1.tanah atas atau tanah pucuk (top soil).
2. pasir (sand).
3.lempung pasiran (sandy clay).
4.pasir lempungan (clayey sand).
b. Agak keras (medium hard digging), misalnya :
1.Tanah liat atau lempung (clay) yang basah dan lengket.
2.Batuan yang sudah lapuk (weathered rocks).
c. Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya :
1.Batu sabak (slate).
2.Material yang kompak (compacted material).
2

3.Batuan sedimen (sedimentary rocks).


4.Konglomerat (conglomerate).
5.Breksi (breccia).
d. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar (fresh
rocks) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat digali, misalnya :
1.Batuan beku segar (fresh igneous rocks).
2.Batuan malihan segar (fresh metamorphic rocks).
1.4 Pengertian Alat Berat
Alat Berat atau Heavy Equipment adalah alat bantu yang di gunakan oleh manusia
untuk mengerjakan pekerjaan yang berat/susah untuk di kerjakan dengan tenaga
manusia/ membantu manusia dalam mengerjakan pekerjaan yang berat.
Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia
dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan
lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat.
Alat-alat berat dalam fungsinya pada suatu proyek memegang peranan penting. Dimana
dalam setiap pengoperasiannya, alat berat ini membutuhkan biaya yang cukup besar,
sehingga alat-alat berat harus diman-faatkan seoptimal mungkin.
Faktor-faktor yang menentukan dalam penggunaan alat berat adalah:
a. Tenaga yang dibutuhkan (power requi-red)
b. Tenaga yang tersedia (power available)
c. Tenaga yang dapat dimanfaatkan (power usable)
Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam keberhasilan suatu proyek. Ketepatan dalam pemilihan alat berat akan
memperlancar jalannya proyek.
Tipe alat berat dibagi menjadi :
1.

Loading Equipment
Loading equipment adalah alat yang digunakan untuk menggali, mengangkat
material dari sumbernya ke unit pembawa material, yang jenisnya antara lain
adalah :

a.Hydraulic Shovel

b.Hydraulic Excavator

c.Wheel Type Loader

d.Track Type Loader

Gambar 1.2 jenis Loading equipment


Sumber : google .com

2.

Heavy Support Equipment


Heavy suppport equipment adalah spare part alat berat atau alat berat yang
digunakan sebagai sarana pendukung disekitar loading area, dumping area maupun
area perjalanan dari loading hingga dumping area. Jenisnya:

a.Track Type Tractor/Dozer

b.Motor Grader

c.Wheel Type Tractor/Wheel Dozer

d. Asphalt Compactor

Gambar 1.3 jenis Heavy Support Equipment


Sumber : google .com

3.

Lifting Equipment
Lifting equipment adalah alat berat yang digunakan sebagai alat pengangkat
dengan bebagai jenis berat beban maksimal yang mampu diangkat oleh alat tersebut.
Jenisnya:

a. Telescopic Handler

b. Pipelayer

c. Forklift
Gambar 1.4 jenis Lifting Equipment
Sumber : google .com

4.

Hauling Equipment
Hauling equipment adalah alat berat yang digunakan sebagai alat pemindah
material dari loading area ke dumping area. Jenisnya:

a. Off Highway Truck

b.Articulated Dump truck

c.Scraper
Gambar 1.5 jenis Hauling Equipment
Sumber : google .com

5.

Drilling Machine
Drilling machine adalah spare part alat berat atau alat berat yang digunakan
sebagai alat pengebor untuk membuat lubang yang akan digunakan sebagai tempat
meletakkan bahan peledak untuk diledakkan. Dalam sistem pengeboran ini biasanya
sebuah perusahaan blasting menggunakan air compressor yang di rakit dengan
attachment bor untuk pelaksanaan kegiatan drilling.

Gambar 1.6 Drilling Machine


Sumber : http://www.kerexchina.com/

faktor

yang

mempengaruhi

pertimbangan

suatu

pekerjaan

konstruksi

didalam

menggunakan alat-alat berat antara lain :


a. Jenis proyek :
Jenis proyek merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertimbangan
pemakaian alat berat, seperti pekerjaan jalan, irigasi, pembukaan lahan, basement, tanah
dan batuan dan lain-lain.
b. Volume pekerjaan
Volume pekerjaan yang relatif besar didalam pelaksanaannya perlu pertimbangan
menggunakan alat berat, karena dapat memudahkan didalam pelaksanaan.
c. Kondisi lapangan
Kondisi medan yang sulit dan medan yang baik merupakan faktor lain yang
mempengaruhi pemilihan alat berat
d. Jenis tanah
Jenis tanah dilokasi proyek dan jenis material yang akan dikerjakan dapat
mempengaruhi pemakaian alat berat.
e. Waktu
Didalam melaksanakan suatu pekerjaan tentu dibatasi oleh waktu, sehingga alat berat
sangat membantu untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan yang tentu saja dengan
volume yang besar.
f. Biaya
Dengan pelaksanaan yang menggunakan alat berat sehingga mempercepat waktu
pelaksanaan dan secara otomatis akan menekan biaya/cost proyek.
Selain faktor ini biasanya pihak eksekutif di sebuah perusahaan alat berat, sangat
memikirkan mengenai spare part dan kecepatan dalam perbaikan unit untuk mereduce
down time unit saat sedang rusak. namun hal hal seperti ini biasanya di pikirkan sejak
awal oleh si pembeli dan si penyuplai saat investasi unit di awal.
Q=q x N x E

N=

60
Cm N
7

Dimana :
Q = Produksi per jam, m3/jam, cu.yd/jam
Q = Produksi (m3, cu.yd) dalam satu siklus
N = Jumlah siklus dalam satu jam = 60/Cm
E = Efisiensi (tergantung topografi, kondisi kerja, keahlian operator, cuaca, dan
kondisi
mesin alat.
Cm= Waktu siklus (menit)
1.4.1 Alat dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi yaitu :
Alat berat dapat dibagi menurut dua kategori: berdasarkan penggerak utamanya,
dan berdasarkan fungsinya.
1.4.1.1 Berdasarkan Penggerak Utama
Pembagian alat berat berdasarkan penggerak utamanya, dapat digolongkan
menjadi dua
a. Traktor Roda Kelabang (Crawler Tractor)
Crawler Tractor dibutuhkan jika antara roda dan permukaan tanah
dikehendaki gesekan yang besar, serta mendapatkan tenaga maksimum pada
waktu kerja, karena tidak bisa selip, tetapi kecepatannya sangat rendah;
kecepatan maksimumnya hanya sekitar 4,5 km/jam. Umumnya Crawler
Tractor digunakan untuk menggusur tanah. Fungsi Crawler Tractor sebagai :
- Tenaga penggerak untuk mendorong, misalnya: Buldoser, Loader.
- Tenaga penggerak untuk penarik, misalnya: Scrapper, Sheep foot roller.
- Tenaga penggerak alat angkut, misalnya: truck.
- Tempat duduknya alat-alat berat lain, misalnya: Crane

Gambar 1.7 Traktor Roda Kelabang


Sumber :libary.um.ac.pdf

b. Traktor yang menggunakan roda ban (wheel tractor).


Traktor jenis ini jika dilepas dapat bekerja sendiri. Wheel Tractor
menggunakan ban karet yang dipompa. Penggunaannya dimaksudkan untuk
memperoleh kecepatan yang lebih besar dari Crawler Tractor, tetapi Wheel
Tractor memiliki daya tarik yang lebih kecil dari Crawler Tractor. Tipe
Wheel Tractor ada dua yaitu, Wheel Tractor roda dua dan Wheel Tractor
roda empat.

b. Wheel Tractor roda

a.Wheel Tractor roda empat


dua

Gambar 1.8 Traktor yang menggunakan roda ban


Sumber :libary.um.ac.pdf

Tabel 1.1 Perbedaan Crawler Tractor dan wheel tractor.


Crawler Tractor

Wheel Tractor

Mempunyai kemampuan tarik yang

Kemampuan tarik lebih kecil

besar
Kecepatannya relatif kecil

Kecepatan relatif besar

Luas bidang singgung antara roda

Luas bidang singgung antara roda

dengan tanah lebih besar

dengan tanah lebih kecil

Dapat bekerja pada kondisi tanah yang

Efektitivitas kerja dipengaruhi oleh

buruk

kondisi tanah dilapangan

Kemungkinan selip tidak ada

Mungkin terjadi selip

Sumber :libary.um.ac.pdf

c. Alat statis
alat berat yang dalam menjalankan fungsinya tidakberpindah tempat. Yang
termasuk dalam kategori ini adalah Tower Crane, Batching Plant (baik untuk
beton maupun aspal), serta Crusher Plant.
1.4.1.2 Berdasarkan fungsinya
Peralatan Pekerjaan Tanah dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu:
1.4.1.2.1

Alat penggusur dan pengolah lahan/tanah,


Secara umum alat penggusur tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu
Bulldozer (Buldoser) dan scarapper.
Alat ini berfungsi untuk menggusur lahan yang hendak dikelola agar bebas
dari sisa sisa pepohonan ataupun gudukan tanah yang ada di sekitar lahan.
Perbedaan medan mempengaruhi penggunaan alat berat gusur.
Tabel 1.2 Keuntungan dan kelemahan alat penggusur tanah
Keuntungan

Kelemahan

Meratakan tanah dari sampah (sisa Tidak meratakan gundukan tanah

pepohonan, akar dan lain-lain)


Tanah menjadi rata

yang keras
Perlu bantuan alat lain jika medan
berat untuk mendorong

Bekerja dengan cepat

Sumber :libary.um.ac.pdf

a. Buldoser
Buldoser dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan roda
kelabang (Crawle Tractor Dozer) dan Buldoser yang menggunakan roda
karet (Wheel Tractor Dozer), Pada dasarnya Buldoser menggunakan
traktor sebagai tempat dudukan penggerak utama, tetapi lazimnya traktor
tersebut dilengkapi dengan sudu sehingga dapat berfungsi sebagai
Buldoser yang bisa untuk menggusur tanah. Untuk pekerjaan di rawa
digunakan jenis Buldoser khusus yang disebut (Swamp Bulldozer).
10

Gambar 1.9 Bulldozer Roda Kelabang (CrawlerTractor Dozer)


Sumber :libary.um.ac.pdf

Gambar 1.10 Bulldozer Roda Karet (Wheel Tractor Dozer)


Sumber :libary.um.ac.pdf

Gambar 1.11 Swamp Bulldozer


Sumber :libary.um.ac.pdf

Tabel 1.3 Perbandingan antara Crawler Tractor Dozer dan Wheel


Tractor Dozer
Crawler Tractor Dozer

Wheel Tractor Dozer

Punya daya dorong besar terutama Daya dorongnya lebih kecil tapi
pada tanah lunak karena bidang

kecepatannya lebih besar

geser besar

11

Dapat digunakan pada tanah lumpur Tak dapat digunakan pada tanah
maupun berbatu tajam

lumpur, jika digunakan pada tanah


berbatu usia ban menjadi lebih

pendek
Untuk membawa kelokasi harus Dapat diangkat
diangkut

kelokasi

tanpa

diangkut

Memiliki jarak angkut yang pendek Jarak angkutnya bisa jauh


(maksimum 30 feet)
Operator cepat lelah

Enak dikendarai

Jalan proyek tak perlu dipelihara

Jalan proyek harus dipelihara

Sumber :libary.um.ac.pdf

Menggunakan Buldoser diperlukan pada kondisi-kondisi tertentu, misalnya


dengan topografi tertentu truck tak dapat langsung dikendarai menuju lokasi.
Buldoser dapat digunakan untuk memuat truck tersebut.
Produktifitas Buldozer:
Produksi=

Dimana :
T
BC
JE
LF

60
xBCxJExLF
T

= cycle time, menit


= kapasitas blade (pisau), m3
= efesiensi kerja
= load factor

b. Scrapper
Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng
bendungan,menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton,
meratakan jalan raya atau lapangan terbang.
Efisiensi penggunaan Scrapper tergantung pada:
(1) kedalaman tanah yang digali,
(2) kondisi mesin,
(3) operator yang bekerja.
Alat ini digunakan untuk menggali muatannya sendiri, lalu mengangkut ke
tempat yang ditentukan, kemudian muatan itu disebagkan dan diratakan.
Scrapper mampu menggali/ mengupas permukaan tanah sampai setebal +

12

2,5 mm atau menimbun suatu tempat sampai tebal minimum + 2,5 mm


pula.
Ditinjau dari penggeraknya, jenis Scrapper ada dua macam yakni:
1. Scrapper yang ditarik Buldoser (Down Scrapper Tractor),
Jenis Scrapper kuno, Scrapper ini bekerja dengan ditarik oleh
Buldoser atau traktor sehingga punya kapasitas produksi yang kecil,
sebab gerakan Buldoser sebagai alat penarik sangat lamban, dan jarak
angkut yang ekonomis kurang dari 67 m.
2. Scrapper yang memiliki mesin penggerak sendiri (Self Propelled

Scrappers).
Jenis Scrapper yang modern dan saat ini banyak digunakan. Scrapper
ini memiliki mesin penggerak khusus sehingga gerakannya gesit dan
lincah. Produksi Self Propelled Scrappers dapat tinggi, jika digunakan
untuk mengangkut jarak yang sedang (+5km) efektivitasnya dapat
menyaingi truck, baik itu dalam produksi beaya tiap ton (m3) maupun
kecepatannya.
Produktifitas Scraper:
Produksi=

60
efisiensi
scraperxwaktu
cycletimexvolume
60

Gambar 1.12 Self Propelled Scrappers.


Sumber :libary.um.ac.pdf

1.4.1.2.2

alat penggali tanah (Excavator)


Alat penggali sering juga disebut Excavator; ada dua tipe Excavator yaitu:

13

1. Wheel Excavator dengan roda karet

2. Crawler Excavator dengan roda kelabang


Gambar 1.13 Excavator.
Sumber :libary.um.ac.pdf

Bagian-bagian utama dari Excavator antara lain:


a.Bagian atas yang dapat berputar (Revolving unit)
b.Bagian bawah untuk berpindah tempat (Travelling unit)
c.Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai dengan
jenis pekerjaan yang akan dikerjakan
1.4.1.2.3

alat pengangkut tanah,


a. Crane (alat pengangkat)
Alat ini digunakan sebagai alat pemindah material dari satu tempat ke
tempat yang lain baik secara vertical maupun horizontal. Tower crane
banyak digunakan karena ketinggian Tower crane dapat disesuaikan dengan
tunggi bangunan dan juga memiliki jarak jangkauan yang luas. Penempatan
Tower Crane ini harus mendapat perhatian karena berhubungan langsung
dengan fasilitas dan sarana yang ada di lokasi proyek. Jika terdapat
kekeliruan dalam penempatan, maka akan terjadi penurunan produktifitas
dan efisiensi yang berdampak pada waktu dan biaya.
Bagian-bagian Tower Crane
Jenis Tower Crane bermacam-macam dengan ukuran ditentukan oleh

panjang

14

jib atau boom. Tower Crane memiliki beberapa bagian utama yaitu jib atau
boom, hois trolley, dan seling :
1. Jib atau boom merupakan lengan Tower Crane yang terdiri dari elemenelemen besi yang tersusun dalam system rangka batang. Panjang jib
menentukan maksimum panjang jangkauan horizontal Tower Crane dan
kapasitas beban maksimum tergantung pada jenis Tower Crane yang
digunakan.
2. Counter jib berfungsi sebagai jib penyeimbang terhadap boom yang
terpasang. Counter jib dilengkapi dengan counterweight yang berfungsi
sebagai beban yang melawan beban yang diangkat oleh Tower Crane.
3. Hoist merupakan bagian Tower Crane yang berfungsi sebagai alat
vertikal
4.Trolley merupakan bagian Tower Crane yang berfungsi sebagai alat
horizontal
5. Seling merupakan bagian Tower Crane berupa kabel baja dan merupakan
bagian dari hoist.

Gambar 1.15 Bagian tower Crane


Sumber :libary.um.ac.pdf

Jenisnya dan macam Crane :

15

a.

Crane Putar

b. Crane Putar

c.Crane Portal

d. Crane Gelegar

e.Crane Merana
f. Mobile Crane
Gambar 1.16 macam dan jenis menara
Sumber : http://www.towercranechina.com

Mekanisme crane yang digunakan untuk mengangkat atau menurunkan


beban yang dikehendaki.
a. Tower crane
Cara kerja mekanisme pengangkat pada tower crane adalah: motor
penggerak menggerakkan atau memutar drum penggulung kabel baja
yang bekerja menarik atau mengulur kabel baja. Kemudian dari drum
penggulung tersebut diteruskan kesistem puli. Setelah itu kabel baja
tersebut pada ujungnya dipasang kait, yang fungsinya untuk menaruh
muatan yang akan dipindahkan. Apabila mau melakukan pengangkatan
atau penurunan muatan maka kita tinggal menghidupkan motor
b.

penggerak yang akan memutar drum penggulung kabel baja tersebut.


Mekanisme Penjalan (traveling mechanisme).
Digunakan untuk memindahkan muatan (beban) sepanjang lengan
crane (pengangkat) secara horizontal. Cara kerja mekanisme gerak
16

berjalan (trolley) pada tower crane adalah motor penggerak yang


dihubungkan lengan drum penggulung kabel baja pada mekanisme
berjalan yang bekerja menarik atau mengulur kabel baja yang
dihubungkan dengan sistem puli yang pada ujung kabel baja tersebut
disambungkan dengan trolley yang dapat bergerak sepanjang lengan
pengangkat tersebut.
c. Mekanisme Pemutar (slewing mechanisme).
Digunakan untuk memindahkan beban sejauh radius lengan
pengangkatannya. Cara kerja mekanisme pemutar adalah: motor
penggerak pada mekanisme pemutar yang dihubungkan dengan sistem
roda gigi yang tujuanya untuk menurunkan putaran yang dihasilkan dari
motor penggerak. Dari putaran yang masih tinggi dari motor pengerak
menjadi putaran yang diinginkan (direncanakan). Roda gigi tersebut
dihubungkan dengan meja putar yang ada pada bagian sambungan antara
menara

atau

tiang

utama

dengan

lengan. Apabila

kita

ingin

mengoperasikan mekanisme putar, maka kita tinggal menghidupkan


motor penggerak yang akan memutar roda gigi tersebut.
Produktifitas Tower Crane
1. Produktifitas Tower Crane pada Pekerjaan Pemindahan Material
Material yang diangkut seperti, multiplex, besi beton. Data-data yang
diperlukan

untuk

menentukan

produktifitas

Tower

Crane

pada

pemindahan material :
1. Berat material yang dipindahkan
2. Waktu siklus untuk pemindahan material
Pmat=n x Q
Dimana :
Pmat
: Produktifitas pekerjaan pemindahan material (kg/m)
Q
: Berat material yang dipindahkan (kg)
2. Produktifitas Tower Crane pada Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran meliputi pengecoran kolom, core wall, shear wall.
Data-data yang diperlukan untuk menentukan produktifitas Tower Crane
pada pengecoran adalah :
Volume bucket beton
Waktu siklus untuk pengecoran pada koordinat tertentu.
Pcor = n x Q
17

Dimana :
Pcor : Produktifitas pekerjaan pengecoran (m/jam)
N : Jumlah siklus per jam pada koordinat tertentu
Q : Volume bucket beton (m)
d. Dump Truck
Alat angkut yang paling umum digunakan di tambang terbuka adalah
dump truck. Dump Truck dirancang khusus untuk kondisi jalan tambang
(bukan aspal). Pertama kali Dump Truck dibuat dan diperkenalkan pada tahun
1930-an dengan kapasitas 15 ton. Pada tahun 1950-an

kapasitasnya

menaik hingga 30 ton dan meningkat lagi hingga 350 ton pada tahun
1970-an. Alat angkut ini dipakai untuk mengangkut : tanah, endapan bijih,
batuan untuk bangunan dll kecepatannya dan produksinya tinggi serta
bersifat fleksibel, artinya dapat dipakai untuk mengangkut bermacam-macam
material yang mempunyai bentuk dan jumlah yang beraneka ragam pula dan
tidak terlalu tergantung pada jalur jalan.

Gambar 1.17 dump truck


Sumber : http://www.labary.um.ac
Jenis-jenis Dump Truck
Ada terdapat beberapa faktor yang digunakan dalam penentuan jenisjenis dump truck, yaitu:
1. Berdasarkan cara mengosongkannya
A. End Dump atau Rear Dumpjenis dump truck yang memiliki cara
pengosongan bak yang mana muatannya dibuang kebelakang.
B. Side Dump jenis dump truck yang memiliki cara pengosongan bak
yang mana muatannya dibuang kesamping.
C. Bottom Dump jenis dump truck yang memiliki cara pengosongan bak
yang mana muatannya dibuang melalui bawah bak.

18

a. End Dump

b. Side Dump

c. Bottom Dump
Gambar 1.18 Dump truck berdasarkan cara pengosongan
Sumber : http://www.labary.um.ac

2. Berdasarkan muatannya :
A. Besar Muatan
a. Dump Truck Ukuran Kecil: Dump truck yang memiliki kapasitas
angkut maksimum 25 ton.
b. Dump Truck Ukuran Sedang: Dump Truck yang memiliki kapasitas
angkut maksimum 25 sampai 100 ton.
c. Dump Truck Ukuran Besar: Dump Truck yang memiliki kapasitas
angkut maksimum lebih dari 100 ton.

a.Dump Truck Ukuran Kecil

b. Dump Truck Ukuran

Sedang

c.Dump Truck Ukuran Besar


Gambar 1.19 Dump truck berdasarkan muatannya
Sumber : http://www.labary.um.ac

a.

B. Volume Muatan
Dump truck ada dua golongan ditinjau dari besar muatannya:
On High Way Dump Truck, muatannya dibawah dari 20 m3.
19

b.

Off High Way Dump Truck, muatannya diatas 20 m3.


3. Berdasarkan tenaga penggerak drive:
1) Berdasarkan macam roda penggeraknya (wheel drive)
Ada bermacam-macam kemungkinan roda penggerak (wheel-drive),

yaitu :
a) Roda penggeraknya adalah roda-roda depan (front wheel drive).
Pada umumnya lebih lambat dan cepat aus ban-ban depannya.
b) Roda penggeraknya adalah roda-roda belakang (rear wheel drive or
standard).
Tipe truk yang paling banyak dipergunakan pada saat ini, karena
keausan ban-ban depannya lebih rendah.
c) Roda penggeraknya adalah rida-roda depan dan belakang (four wheel
drive),daya dorongnya lebih besar. Oleh sebab itu truk jenis ini banyak
dipakai padfa jalur-jalur jalan yang becek dan lembek.
d) Roda penggeraknya adalah semua roda-roda belakang (double rear
wheel drive).
Pada umumnya roda penggerak jenis ini dipakai untuk truk-truk yang
berkapasitas besar dan dipakai untuk jalur jalan yang daya dukungnya
rendah.

Tabel 1.4 Keuntungan penggunaan truck kecil dan besar

20

TRUCK

KEUNTUNGAN

KECIL Lincah beroperasi


Mudah
pengoperasiannya
Jalan kerja lebih

KERUGIAN
Waktu hilang lebih banyak

akibat banyaknya truck


yang beroperasi terutama

waktu muat.
terjaga karena beban Excavator lebih sulit
tidak terlalu berat
memuat
Salah satu break down
Lebih banyak
tidak berpengaruh
membutuhkan sopir
terhadap produksi Biaya pemeliharaan lebih
Maintenance lebih
banyak dengan
mudah
dipergunakan unit yang
banyak
BESAR Jumlah unit lebih
sedikit
Sopir yang dibutuhkan

Jalan kerja sering

diperbaiki akibat beban


berat

sedikit
Cocok untuk jarak

Pengoperasian lebih sulit


Produksi terpengaruh bila

jauh
Alat pemuat lebih

salah satu break down


Maintenance lebih sulit

mudah dalam
memasukkan bucket
ke bak

21

Sumber :libary.um.ac.pdf

Keterangan:
1.Canopy Spill Guard
2.Dump Body
3. Rock Ejector
4. Final Drive
5. Rear Wheel
6. Hoist Cylinder
7. Hydraulic Tank
8. Front Wheel
Gambar 1.20 bagian Dump truck
Sumber : http://www.labary.um.ac

Cara Kerja Dump Truck


1. Gerakan Travelling (Gerakan Jalan)
22

Gerakan yang dimaksud di sini adalah gerakan dari dump truck untuk
berjalan mengangkut muatan dari satu tempat menuju tempat lain
untuk memindahkan dan menumpahkan muatan tersebut. Gerakan
tersebut dimulai dari suatu sumber tenaga yang dinamakan dengan
mesin penggerak. Mesin ini akan memutar poros penggerak, kemudian
melalui kopling akan menggerakkan transmisi roda gigi yang diatur
oleh handle gigi. Transmisi ini memutar roda-roda dump truck untuk
berjalan dan memindahkan muatan, melalui poros propeller dan gigi
diferensial.
2. Gerakan Dumping atau Menumpahkan Muatan
Pada saat menumpahkan muatan dengan pengangkatan bak, dump
truck menggunakan sistem hidrolis. Sistem ini merupakan pemindah
daya dengan menggunakan zat cair atau fluida sebagai perantaranya.
Sistem hidrolis merupakan pengubahan tenaga dari tenaga hidrolis
menjadi mekanis. Dengan gerakan dumping yang berprinsip kerja
sistem hidrolis tersebut, muatan akan dengan mudah meluncur ke
bawah. Saat memiringkan muatan tersebut sistem hidrolis didapatkan
dari mesin penggerak kemudian diteruskan pada mekanisme roda
gila11 untuk menggerakkan pompa hidrolik. Pompa tersebut akan
mendorong atau mengalirkan fluida menuju katup pengontrol. Dari
katup inilah aliran fluida akan diatur oleh tekanan minyak oli yang
masuk ke dalam silinder hidrolik. Tekanan minyak yang telah diatur
tersebut akan mendorong silinder hidrolik untuk menumpahkan muatan
material yang ada dalam bak truck.
Perhitungan produksi dump truck
Produksi per jam suatu dump truck pada suatu pengangkutan adalah sebagai
berikut :
Q=
Dimana qx
: 60
q xE= produksi per siklus (m3, cu.yd )
xMm 3/ jam ,cu . yd / jam
Cm = waktu siklus (menit)
Cm
E = effisiensi kerja
a) Produksi per siklus (q)
q=n x ql x K x lepas

n=

isi dumptruck
vol. bucket x faktor x berat isi
23

dimana : q1
= volume bucket backhoe
K
= factor bucket backhoe, seperti pada tabel 4
N
= banyaknya backhoe memuat satu dump truck
lepas
= berat isi tanah lepas ( ton/m3)
b) Waktu siklus (Cm)
Jumlah siklus yang diperlukan backhoe untuk mengisi dump truck
N=

kapasitas ratarata dumptruck


kapasitas backhoe x faktor

Waktu angkut (Th)

Th=

D
x 60
V1

Dimana :
D = jarak angkut (m)
V1=kecepatan rata-rata pada waktu dump truck
dalam keadaan penuh (m/s)

Waktu kembali (Tr)


D
Tr= : D x=60
Dimana
V 2 jarak angkut (m)
V2 = kecepatan rata-rata pada waktu kosong (m/s)
Waktu buang (Td), bisa diperkirakan dari lokasi penumpahan
Waktu menunggu (Tw), diperkirakan dari lokasi pemuatan
Cm=T 1+ Th+ Tr+ Td+Tw

c) Perkiaraan jumlah dump truck


M=

Waktu muat
Cicle time

1.4.1.2.4.Alat Pemuat (Loading Units)


Untuk pengambilan dan pemuatan material ke atas alat angkut (truck, lori,
dan sebagainya) dipergunakan alat pemuat yang sangat banyak macamnya,
karena keadaan lapangan kerja sangat beragam. Tetapi dalam pekerjaan
Pemindahan Tanah Mekanis alat muat yang umum digunakan adalah:
a. Power Shovel

24

Gambar 1.21 shovel


Sumber : http://www.labary.um.ac

Power Shovel merupakan skop mekanis yang amat besar. Alat ini
digerakkan oleh mesin uap, mesin bensin, mesin diesel, atau dapat juga
motor listrik. Ukuran alat ini ditentukan oleh besarnya sekop yang dapat
digerakkan, baik dalam arah horisontal maupun vertikal. Ukuran skop
Power Shovel kecil berkisar sampai 2 yard3 (1 yard = 3 ft = 90 cm)
atau sekitar 0,36 m3 sampai 1,56 m3; ukuran sedang berkisar 2 sampai 8
yard3

( 1,56-18,2 m3), dan ukuran besar 8-35 yard3 (18,2-25,5 m3). Pada

umumnya semakin keras jenis material yang digali semakin kecil ukuran
skop yang harud dipakai, tetapi gigi-gigi pada skop tersebut harus terbuat
dari baja mangan (manganese steel) Fe2MgO3, cara penggaliannya
tergantung pada cara menggerakkan lengan sekop tersebut. Produktivitas
Power Shovel tergantung dari:
a. Keadaan material (keras, lunak)
b. Kondisi lapangan, misalnya tinggi lereng yang digali
c. Efisiensi alat muat dan alat angkut, serta keserasian ukuran ke dua alat itu
d. Pengalaman operator yang menanganinya.
Pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan oleh Power Shovel adalah:
a. Penggalian di lereng-lereng bukit.
b. Pemuatan material ke alat angkut.
c. Pembuangan tanah penutup ke bagian belakang yang daerahnya sudah
dikosongkan, cara ini disebut juga dengan Back Fill Digging Method
d. Penggalian ke bawah tempat alat berpijak, untuk pembuatan selokan,
terusan, kanal, dan pekerjaan sejenis.
e. Penggalian secara mendatar untuk perataan

(grading)

atau

pemotongan lapisan tanah, batuan yang tipis dan mendatar.


Cara penempatan Power Shovel di tempat kerja ada bermacam-macam,
tergantung dari kondisi topografi lapangan dan tujuan pekerjaan tersebut.
a. Jika tempat kerja telah tersedia, misalnya pada daerah kerja yang
sudah merupakan lereng bukit, maka tidak perlu lagi dibuatkan
jalan masuk dan tempat kerja awal.
25

b. Bila tempat yang akan digali masih merupakan daerah yang datar,
maka perlu dibuat dulu sebuah jalan masuk dan tempat kerja awal
yang berbentuk lereng landai. Pembuatan tersebut dapat dilakukan
menggunakan alat itu sendiri, atau menggunakan Buldoser;
kemudian kalau sudah di tempat kerjanya, harus diletakkan
sedemikian rupa sehingga gerakannya efisien dan cukup tempat
untuk alat-alat angkut yang mendekat ke situ.

Gambar 1.22 cara kerja shovel


Sumber : http://www.labary.um.ac

Produktivitas Power Shovel :


Produksi=15 f . koreksi swing JM
Dimana :
f
= tabel
JM
= kondisi manajemen dan medan kerja
b. Dragline
Ukuran Dragline ditentukan oleh besar mangkuk (bucket) yang
terpasang; ukuran kecil memiliki mangkuk sampai 2 cu yd (0,18 sampai
1,46 m3), ukuran sedang 2 sampai 8 cu yd (1,46 sampai 5,83 m 3), dan
ukuran besar 8 sampai 35 cu yd (5,83 sampai 23,32 m3) atau lebih.
Mangkuk dengan ukuran sama mungkin mempunyai berat yang
berlainan, tergantung dari jenis material apa yang digali. Umumnya
semakin keras material yang digali, semakin berat pula mangkuknya, dan
berat itu diletakkan di dekat gigi atau bagian depan mangkuk. Umumnya
26

mangkuk dibuat dari baja mangan, kecuali pada bagian atas dan belakang
mangkuk dibuat dari material yang berbeda.

Gambar 1.23 dragline


Sumber : http://www.labary.um.ac

Pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan oleh Dragline:


a. Menggali lapisan tanah penutup yang lunak atau sedikit keras, terutama
untuk lapisan tanah penutup dengan ketebalan yang tidak teratur.
b. Menggali dari atas jenjang.
c. Membuat terusan, selokan,trench dan lain-lain; jika tanahnya lunak,
bisa menjadi lebih efisien jika dibandingkan dengan menggunakan
Power Shovel
d. Menggali lumpur, pasir, kerikil, atau batuan yang terletak di bawah
permukaan air.
e. Memperdalam terusan, kanal, sungai, dan lain-lain.
f. Membuat dam kecil dengan cara penggalian tanah dan batuan dari
daerah disekitarnya.
g. Menggali lalu mengangkat, memuat, atau melepaskan pasir, kerikil,
maupun batu bara ke atas alat angkut.

27

Untuk penempatan ditempat kerja yang baru atau memindahkan alat untuk
jarak yang jauh, biasanya dilakukan dengan Trailler (Gambar: 3.6), sebab
jalannya alat ini sangat perlahan, kecepatannya sekitar 1 km/ jam.
Keadaan tempat kerja Dragline yang baru bisa bermacam-macam,
tergantung dari kondisi topografi lapangan dan tujuan kerjanya. Jika tempat
kerja itu sudah berupa lereng, maka tak perlu lagi dibuat tempat kerja
khusus; jika daerah yang akan digali itu masih berupa lapangan yang
datar, Dragline harus membuat sendiri lereng tempat kerjanya. Panjang/
pendeknya boom tergantung dari macam kerja alat yang dilakukan oleh itu,
boom pendek digunakan untuk mengangkut dan megisi alat-alat angkut
seperti truck, lori dan sebagainya; boom panjang umumnya digunakan pada
pekerjaan-pekerjaan penggalian dang pengupasan pada tambang aluvial,
industri mineral dan sejenisnya.
Produktivitas Dragline :
Produksi=195 f . koreksi swing JM
Dimana :
JM
= kondisi manajemen dan medan kerja
c. Loader
Loader adalah alat pemuat hasil galian/ gusuran dari alat berat
lainnya seperti Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader
merupakan alat pembantu untuk mengangkut material dari tempat-tempat
penimbunan ke alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat digunakan
sebagai alat pembersih lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur
bongkaran, menggusur tonggak-tonggak kayu kecil, menggali pondasi
basement dan lain-lain. Loader merupakan alat pengangkut material dalam
jarak pendek, bila digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader dapat
bekerja lebih aik dari Buldoser, sebab dengan menggunakan Loader tak
ada material yang tercecer.
Jenis Loader ada dua yaitu :

28

a. Crawler Loader

b. Wheel Loader
Gambar 1.24 loader

Sumber : http://www.labary.um.ac

Untuk penggalian menggunakan Wheel Loader, mangkuk harus didorong ke


arah

permuka kerja, jika mangkuk telah penuh, kemudian Wheel

Loader dimundurkan dan mangkuk diangkat ke atas untuk selanjutnya


material diangkut kesuatu tempat penimbunan atau ke atas alat angkut.
Kelebihan dan kekurangan Wheel Loader sebagai alat muat:
a. Dalam operasinya, antara posisi memuat dan posisi membongkar Wheel
Loader membutuhkan jarak untuk melakukan manuver. Jika

jarak

tersebut terbatas, maka akan menimbulkan persoalan, sebab ada


kemungkinan Wheel Loader tidak dapat memutar.
b. Buldoser hanya dapat mendorong material; kelebihan material yang
diangkut oleh Buldoser akan tercecer ke sisi-sisi sudunya, untuk
membersihkan ceceran itu digunakan Wheel Loader
c. Jika dibandingkan dengan Power Shovel, Wheel Loader mempunyai
kelebihan dalam pemuatan material hasil peledakan, sebab Power Shovel
sulit ditaruh di tempat yang sempit.
d. Dibandingkan dengan Truck Loader, Wheel Loader lebih lincah dan lebih
gesit.
Produktivitas Wheel Loader
60
BC JM BF
T
Dimana :
T
= cycle time (menit)
BC
= kapasitas bucket (m3)
JM
= kondisi manajemen dan medan kerja
BF
= faktor pengisian bucket
Produksi=

d. Alat Garu (Rooter/ Ripper)


Sebenarnya alat garu (Ripper) berfungsi untuk membantu Buldoser dan
Power Scrapper dalam mengatasi batu-batu yang keras. Buldoser
29

ataupun Power Scrapper yang bekerja sendiri tanpa dibantu oleh


Ripper dalam menghadapi batu-batu yang keras, hasil kerjanya tidak
semaksimal

seperti

kalau

dibantu

dengan

Ripper.

Kekuatan

Ripper tergantung pada kemampuan gigi-giginya untuk masuk ke


dalam tanah dan kekuatan Buldoser yang digunakan sebagai mesin
penarik Ripper itu sendiri.
Gigi Ripper dapat dinaik-turunkan sesuai dengan kedalaman
penggalian yang dikehendaki dan kondisi material yang akan digaru.

Gambar 1.25 ripper


Kegunaan Ripper : Sumber : http://www.labary.um.ac
a. Membantu Buldoser pada waktu pembersihan lapangan, yaitu
dengan melewatkan Ripper beberapa kali, sehingga sebagian besar
akar-akar pohon yang dilewati akan terputus, sehingga kerja
Buldoser menjadi lebih ringan.
b. Dengan gigi-giginya pohon dapat ditimbangkan tanpa harus
menggali tanah disekeliling pohon itu.
c. Membantu Power Scrapper ditempat-tempat yang bertanah keras;
misalnya lumpur yang kering dan mengeras karena sinar matahari,
akan lebih mudah ditangani oleh Power Scrapper jika sebelumnya
telah dilalui beberapa kali oleh Ripper.
d. Membuat parit kecil untuk mengalirkan genangan air.
e. Merobek pavemet yang terbuat dari ubin, beton, atau aspal yang
sangat sukar jika digali dengan alat lain.
f. Merusak jalan atau landasan pesawat terbang yang terbuat dari
beton. Perusakan harus dimulai dari ujung landasan, supaya gigi
Ripper dapat mencongkel lapisan beton tersebut dari bawah.
Produktivitas Ripper :
Cara menghitung taksiran produksi Ripping oleh Bulldozer bias dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu:
30

Multi Shank Ripper

Keterangan:
TP = Taksiran produksi ripping
LK = Lebar kerja (meter)
P = Kedalaman penetrasi (meter)
J

= Jarak ripping (meter)

FK = Faktor koreksi
F

= Kecepatan maju(m/menit)

= Kecepatan mundur (m/menit)

Z = Waktu tetap

Giant Ripper

Keterangan:
TP = Taksiran produksi ripping
P = Kedalaman penetrasi (meter)
J

= Jarak ripping (meter)

FK = Faktor koreksi
F

= Kecepatan maju(m/menit)

= Kecepatan mundur (m/menit)

Z = Waktu tetap
1.4.1.2.5 Alat Penggilas/pemadat (Roller)
Roller adalah peralatan untuk pemadatan tanah atau batuan secara mekanis.
Pemadatan tanah isian atau batu, sering kali harus dilakukan pada pekerjaanpekerjaan pemindahan tanah. Tujuan dari pemadatan tanah isian ini perlu
dikerjakan untuk menghindari terjadinya ruang-ruang pada tanah yang tak terisi
material secara penuh. Tempat-tempat yang demikian ini bila mengalami
tekanan yang sedikit besar akan tenggelam (ambles) dan menimbulkan lekukanlekukan yang tidak dikehendaki. Produktivitas alat pemadat ini :
F=

L V JM 2
m
N

31

Dimana :
F

= Luas permukaan lapisan yang dipampatkan (m2)

= Lebar efektif roda gilas (m)

JM

= Kondisi medan kerja

= Jumlah lintasan (pass)

Pemadatan tanah tujuannya untuk mendekatkan masing-masing partikel


tanah, sehingga kohesi dan sudut geser dalam dari tanah tersebut menjadi lebih
besar; artinya tanah dapat lebih mantap/ tak mudah longsor. Tanah yang
dipatdatkan tak mudah rusak karena adanya tekanan-tekanan luar yang tidak
dikehendaki. Jadi memadatkan tanah/ batuan tujuannya untuk memperooeh
suatu nilai kepadatan atau daya dukung yang dikehendaki, atau disesuaikan
dengan beban/ muatan serta frekuensi litasan yang akan diderita oleh lapisan
tanah itu. Kepadatan yang diinginkan biasanya dinyatakan dengan nilai
California Bearing Ratio (CBR). Semakin besar nilai CBR suatu material,
semakin baik pula kepadatan material itu.
Alat ini merupakan alat yang digunakan untuk memadatkan suatu
lahan agar mencapai kepadatan yang keras sebagai dasar pondasi pada
bangunan ataupun jalan raya.
Tabel 1.5 Keuntungan penggunaan roller
KEUNTUNGAN

Tanah atau aspal menjadi


padat
Permukaan tanah menjadi
keras
Sekaligus dapat
meratakan permukaan

KELEMAHAN

Harus bekerja secara bolak balik


Dalam pekerjaan harus menggunakan
semua jenis alat pemadat

Sumber : http://www.labary.um.ac

a. Jenis alat penggilas, antara lain :


1. Tandem Rollers

32

Jenis lain dari smooth steel rollers adalah tandem roller yang terdiri
atas berporos 2 (two axle) dan berporos 3 (three axle tandem rollers).
Penggunaan dari pengilas ini umumnya untuk mendapatkan permukaan yang
agak halus, misalnya pada penggilasan aspal beton dan lain-lain. Tandem
roller ini memberikan lintasan yang sama pada masing-masing rodanya,
beratnya antara 814 ton, penambahan berat yang diakibatkan aleh pengisian
zat cair (ballasting) berkisar antara 25%-60% dari berat penggilas. Untuk
mendapatkan penambahan kepadatan pada pekerjaan penggilasan biasanya
digunakan three axle tandem roller. Sebaiknya tandem roller jangan
digunakan untuk menggilas batu-batuan yang keras dan tajam karena akan
merusak roda-roda penggilasnya.

Gambar 1.26 Tandem Rollers

.
2. Vibration rollers

Sumber : http://www.labary.um.ac

Versi lain dari tandem roller adalah vibration roler (penggilas getar).
Vibration roller mempunyai efisiensi pemadatan yang sangat baik. Alat ini
memungkinkan digunakan secara luas dalam tiap jenis pekerjaan pemadatan.
Efek yang diakibatkan oleh vibration roller adalah gaya dinamis terhadap
tanah. Butir-butir tabah cenderung mengisi bagian-bagian kosong yang
terdapat diantara butir-butirnya. Sehingga akibat getaran ini tanah menjadi
padat dengan susunan yang lebih kompak.
Dalam proses pemadatan yang dilakukan dengan menggunakan
vibration roller, perlu diperhatikan faktor-faktor : Frekuensi getaran,
Amplitudo getaran, Gaya sentrifugal yang bekerja.
Sistem pendorong, vibrasi dan sistem mengemudi dioperasikan oleh tekanan
hidrostatis, untuk menjamin penanganan yang termudah.

33

Gambar 1.27 Vibration rollers


Sumber : http://www.labary.um.ac

3. Pneumatic Tired Roller


Roda-roda penggilas ini terdiri dari roda-roda ban karet. Susunan
dari roda muka dan belakang berselang-seling sehingga bagian dari roda yang
tidak tergilas oleh roda bagian muka akan tergilas oleh roda bagian belakang.
Tekanan yang diberikan roda terhadap permukaan tanah dapat diatur dengan
cara mengubah tekanan ban. PTR ini sesuai digunakan untuk pekerjaan
penggilasan bahan yang granular; juga baik digunakan pada tanah lempung
dan pasir.

Gambar 1.28 Pneumatic Tired Roller


Sumber : http://www.labary.um.ac

1.4.1.2.6

Alat Perata (grader)


Merupakan alat yang berbeda dari alat gusur, karena alat ini hanya untuk
meratakan tanah yang halus. Keuntungan :Permukaan tanah menjadi rata,
Meratakan tanah dengan cepat dan efisien. Sedangkan kelemahannya : Tidak
dapat meratakan tanah yang keras, perlu bantuan alat lain ketika medannya
berpasir

jam
2
m /
Dimana : Produksi=V (Lo ) 1000 JM
V

= Kecepatan operasi /kerja (km/jam)

Le

= panjang efektif blade (m)

Lo

= lebar verlap (m) diambil 0.30 m


34

JM= kondisi medan kerja


Grader dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu Tower Grader , dan
Motor Grader. Tower Grader membutuhkan alat penarik seperti Traktor atau
Buldoser, tetapi Motor Grader mempunyai tanaga penggerak sendiri.

Gambar 1.29 grader


Sumber : http://www.labary.um.ac

Jenis Motor Grader dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:


Straight Motor Grader,

Articulated Motor Grader,

dan

Crab

Type

Motor Grader.

Gambar 1.30 jenis motor grader


Sumber : http://www.labary.um.ac

Straight Motor Grader adalah tipe yang paling sederhana, kerangka bagian
depan menjadi satu dengan bagian belakang, sehingga dalam operasinya tidak
luwes. Articulated Motor Grader mempunyai kerangka bagian depan dan rodaroda depanya dapat digerak-gerakkan, atau terpisah dengan kerangka bagian
belakang; dalam operasionalnya tipe ini lebih luwes dan punya jari-jari
perputaran yang lebih kecil dari tipe Straight Motor Grader. Crab Type
35

Motor Grader hampir sama dengan tipe Articulated, tetapi roda-roda bagian
belakang yang sebelah kanan dan kiri berotasi sendiri-sendiri, sehingga
memungkinkan melakukan gerakan yang lebih bervariasi, jenis ini sangat cocok
untuk daerah yang masih belum rata.
produksi motor grader

Produksi per jam suatu motor grader pada suatu pembentukan permukaan
adalah sebagai berikut:
Produksi dalam satuan luas QA=N x ( Lo ) x H x E
Dimana : V = kecepatan kerja (km/jam)
Le = Panjang efektif blade
Lo = lebar overlap blade
E = Efisiensi kerja
w = Lebar jalan
H = Tebal efektif
Jumlah lintasa (N )=
1.4.1.2.7

Alat Pemroses Material

Asphalt Mixing Plant (AMP)


1.4.1.2.8

wxn
Lo

Crushing Plant

Gambar
1.31 Alat Pemroses Material
Alat Penempatan Akhir
Materia
Sumber : http://www.labary.um.ac

36

Asphalt Paver

Batcing Plant

Gambar 1.32 Alat Penempatan Akhir Materia


Sumber : http://www.labary.um.ac

ASPHALT MIXING PLANT (AMP) adalah unit mesin yang digunkan


untuk memproduksi material campuran aspal dengan material agregat
batu.
Proyek pembangunan Jalan raya perkerasan lentur ataupun pelapisan
ulang (overlay) menggunakan asphalt mixing plant sebagai material
lapis perkerasan seperti asphalt concrete, dimaksudkan agar mutu dan
keseragaman campuran tetap terjamin dan homogen
Alat Pencampur Aspal atau biasa disebut Asphalt Mixing Plant (AMP)
adalah satu kesatuan perangkat peralatan untuk memproduksi campuran hot
mix yang terdiri dari agregat (artikel terkait: jenis-jenis agregat), aspal panas
dan bahan pengisi atau filler.

Apabila dilihat dari proses pencampurannya maka AMP dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu :
a. AMP tipe takaran (batch type)
37

b. AMP tipe menerus (continuous type)


Pada tipe takaran atau batch tipe maka proses pencampurannya dilaksanakan
tiap kali sesuai jumlah besaran takaran (batch), misalnya tiap 800 kg atau
1000 kg campuran. Sedangkan pada AMP jenis menerus (continuous type)
proses pencampuran agregat panas dengan aspal panas terjadi terus
menerus.
Pencampuran agregat dengan aspal panas pada AMP tipe batch terjadi di
dalam pencampur atau pugmill setelah sejumlah agregat yang terdiri dari
beberapa fraksi ataupun hanya satu fraksi yang sudah ditimbang dalam
jumlah berat tertentu dituangkan ke dalam pugmill kemudian disemprotkan
aspal panas ke dalamnya dalam jumlah tertentu sesuai formula yang
direncanakan.
Sedangkan pada AMP jenis menerus atau continuous type, dilihat dalam
proses pencampuran agregat(artikel terkait: jenis-jenis agregat) AMP jenis
menerus dibedakan menjadi:
a. Alat pengering atau Dryer. AMP ini biasa disebut Drum Mix.
Pada AMP Drum Mix aspal panasnya disemprotkan ke atas agregat panas di
dalam alat pengering di bagian ujung dekat sebelum pengeluaran. Sedangkan
pemanas agregat (burner) ditempatkan di bagian ujung pemasukan agregat
dingin.
b. Alat pencampur atau pugmill.
Pada AMP tipe menerus yang kedua, pencampuran agregat panas dengan
aspal terjadi di dalam pugmill, dimana terjadi terus menerus pengadukan
agregat panas dari beberapa fraksi atau hanya satu fraksi dengan aspal panas
yang disemprotkan ke atas campuran agregat tersebut secara terus menerus
juga.

38

39

40

Anda mungkin juga menyukai