Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagaimanapun bangsa ini harus mengakui bahwa nilai-nilai kesopanan dan kesantunan di
dalam dirinya berangsur-angsur pudar. Keidentikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang ramah
perlahan terkikis bersamaan tergerusnya nilai-nilai moral lain. Bangsa ini menjadi sulit untuk
memanifestasikan dirinya yang baik, dalam perjalaan untuk menjadi bangsa yang maju dan
beradab. Aroma kemajuan membawanya ke dalam ruang-ruang asing yang keras dan kejam.
Akan sulit sekali saat ini menemukan manusia-manusia Indonesia yang menjunjung nilai-nilai
kesopanan dan kesantunan. Dan semakin sulit saja menemukan orang-orang Indonesia yang mau
menegakkan nilai-nilai kejujuran dan kebaikan.
Bangsa ini telah menjadi bangsa yang lebih suka mengabaikan etika dan nilai-nilai moral
yang ada. Tak peduli lagi itu baik atau buruk. Bangsa ini tak lagi mau dan tak mampu
berkembang dengan kebaikan, dan itu telah menjadi bagian dari sekian pilihan yang dipilihnya.
Bangsa ini tak malu lagi bila menyingkirkan nilai-nilai kejujuran dan kebaikan di dalam lubuk
hatinya yang dalam sekalipun, dan diganti dengan segala kepicikan dan kepura-puraan. Bangsa
ini menjadi bangsa yang tak lagi mau mengerti arti penting kesopanan dan keramahan, dan arti
penting kebaikan dan kejujuran.
Sedangkan standar budaya bangsa itu baik bila perilaku mereka mencerminkan kebaikan
dan nilai-nilai kejujuran yang diakui bersama. Dan titik tolak untuk melihat bangsa itu beradab
adalah dengan melihat kesopanan dan kesantunan yang dimilikinya. Bangsa yang beradab adalah
bangsa yang memiliki unggah-ungguh dalam berperilaku.
Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang berbudaya dengan menjunjung kebaikan dan
kejujuran, atau menjadi bangsa beradab dengan mengamalkan kesopanan dan kesantunan jika

kekuatan dan semangat yang menjiwai bangsa berasal dari nilai-nilai yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila.

A. Rumusan Masalah
a)
b)
c)
d)

Apa pengertian dari membentuk manusia Indonesia seutuhnya?


Apa tujuan dari membentuk manusia Indonesia seutuhnya?
Bagaimana membentuk manusia Indonesia seutuhnya?
Apa peran pancasila dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya?

B. Tujuan
a) Untuk mengetahui guna manusia Indonesia yang seutuhnya.
b) Untuk mengetahui tujuan dari membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
c) Untuk mengetahui peran serta pancasila dalam membentuk manusia Indonesia
seutuhnya

C. Manfaat
Manfaat yang bisa kita peroleh dari pembuatan makalah ini yaitu kita dapat mengetahui
serta memahami guna manusia Indonesia seutuhnya, serta diharapkan kita dapat
mengembangkan diri dalam membangun jati diri sesuai pengamalan Pancasila yang sudah
diajarkan untuk menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang dapat juga diamalkan dalam
lingkungan masyarakat berbangsa dan bernegara.

BAB II
PEMBAHASAN
2

A. Manusia Indonesia Seutuhnya


Di Indonesia dikenal pengertian manusia seutuhnya. Menurut Pedoman dan Penghayatan
Pancasila, setiap manusia mempunyai keinginan untuk mempertahankan hidup, dan menjaga
kehidupan yang lebih baik. Ini merupakan naluri yang paling kuat dalam diri manusia. Pancasila
sebagai falsafah hidup bangsa dan negara memberikan pedoman bahwa kebahagiaan hidup
manusia itu akan tercapai apabila kehidupan manusia itu diselaraskan dan diseimbangkan, baik
hidup manusia sebagai pribadi, dalam hubungan manusia dengan masyarakat, dalam hubungan
manusia dengan alam, dalam hubungan manusia dengan bangsa, dan dalam hubungan manusia
dengan Tuhannya, maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagiaan rokhaniah.
Pancasila menempatkan manusia dalam keseluruhan harkat dan martabatnya mahluk Tuhan
Yang Maha Esa. Manusialah yang menjadi titik tolak dari usaha kita untuk memahami manusia
itu sendiri, manusia dan masyarakatnya, dan manusia dengan segenap lingkungan hidupnya.
Adapun manusia yang kita pahami bukanlah manusia yang luar biasa, melainkan manusia yang
disamping memiliki kekuatan juga manusia yang dilekati dengan kelemahan-kelemahan,
manusia yang disamping memiliki kemampuan-kemampuan juga mempunyai keterbatasanketerbatasan, manusia yang disamping mempunyai sifat-sifat yang baik mempunyai sifat-sifat
yang kurang baik. Manusia yang hendak kita pahami bukanlah manusia yang kita tempatkan di
luar batas kemampuan dan kelayakan manusia tadi.
Manusia sebagai mahluk Tuhan adalah mahluk pribadi, sekaligus makhluk sosial. Sifat
kodrati manusia sebagai individu dan sekaligus sebagai mahluk sosial merupakan kesatuan bulat.
Perlu dikembangkan secara seimbang, selaras dan serasi. Perlu disadari bahwa manusia hanya
mempunyai arti dalam kaitannya dengan manusia lain dalam masyarakat. Manusia hanya
mempunyai arti dan dapat hidup secara layak diantara manusia lainnya. Tanpa ada manusia
lainnya atau tanpa hidup bermasyarakat, seseorang tidak dapat menyelenggarakan hidupnya
dengan baik. Dalam mempertahankan hidup dan usaha mengejar kehidupan yang lebih baik,

mustahil hal itu dikerjakan sendiri oleh seseoarang, tanpa bantuan dan kerjasama dengan orang
lain dalam masyarakat.
Kekuatan manusia pada dasarnya tidak terletak pada kemampuan fisiknya atau
kemampuan jiwanya semata-mata, melainkan terletak pada kemampuannya untuk bekerjasama
dengan manusia lainnya. Dengan manusia lainnya dalam masyarakat itulah manusia
menciptakan kebudayaan, yang pada akhirnya membedakan manusia dari segenap mahluk hidup
yang lain, dan mengantarkan umat manusia ke tingkat mutu, martabat dan harkatnya
sebagaimana manusia yang hidup pada zaman sekarang dan zaman yang akan datang.
Berbeda dari makhluk-makhluk lain, manusia sebagai makhluk yang berderajat lebih
tinggi, diperlengkapi dengan berbagai potensi dan susunan tubuh yang memungkinkan ia
berkembang menjadi makhluk yang sesuai dengan ketinggian derajatnya itu. potensi dan susunan
tubuh ini memungkinkan manusia berkembang menjadi manusia seutuhnya berkembang dalam
berbagai dimensi secara mantap.
Manusia seutuhnya pada aspek kehidupannya memiliki 3 kajian dari kelima sila Pancasila,
yaitu:
i.

Kajian Ontologis
Kajian Pancasila sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila Pancasila.

Menurut Notonegoro hakikat dasar ontologis Pancasila adalah manusia. Mengapa? Karena
manusia merupakan subyek hukum pokok dari sila Pancasila yang dijelaskan bahwa yang lima
sila Pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang dengan demikian secara ontologis hakikat
dasar keberadaan sila-sila Pancasila adalah manusia. Selanjutnya Notonegoro mengemukakan
bahwa manusia juga sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hal
mutlak yaitu susunan kodrat, raga dan jiwa, serta jasmani dan rohani.
Manusia sebagai makhluk individu dan sosial serta kedudukan kodrat manusia sebagai
makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa juga memiliki sifat dasar kesatuan yang
mutlak yaitu sifat kodrat monodualis yang merupakan suatu kesatuan yang utuh dari nilai-nilai
Pancasila yang menjadi dasar rangka dan jiwa dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
4

ii.

Kajian Epistemologi
Kajian Pancasila sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem

pengetahuan. Kajian Epistemologi tidak dapat dipisahkan dengan dasar Kajian Ontologis. Oleh
karena itu, dasar Kajian Epistemologi sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya tentang
hakikat manusia.
Kebenaran dan pengetahuan manusia merupakan suatu sintetis yang harmonis di antara
banyaknya potensi kejiwaan manusia, seperti akal, rasa, dan kehendak manusia untuk
mendapatkan kebenaran yang tertinggi. Selain itu juga, Kajian Epistemologi mengakui
kebenaran konsensus terutama dalam kaitannya dengan hakikat sifat kodrat manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial. Pancasila juga memandang bahwa ilmu pengetahuan
pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat
manusia serta moralitas religius dalam upaya membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
iii.

Kajian Aksiologis
Kajian Pancasila sebagai pembahasan tentang nilai praksis atau manfaat suatu

pengetahuan tentang Pancasila.


Sebagai pendukung nilai, manusia Indonesia-lah yang menghargai, mengakui, serta
menerima Pancasila sebagai sesuatu yang bernilai. Pengakuan, penghargaan, dan penerimaan
Pancasila sebagai sesuatu yang bernilai itu akan tampak menggejala dalam sikap, tingkah laku,
dan perbuatan manusia Indonesia. Kalau pengakuan, penerimaan, atau penghargaan itu telah
menggejala dalam sikap, tingkah laku, serta perbuatan manusia Indonesia maka Indonesia
dalam hal ini sekaligus adalah pengembannya dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan manusia
Indonesia.
Selain itu juga, manusia memiliki 3 potensi dalam dirinya, yaitu;
a. Manusia sebagai makhluk pribadi (Individual Being)
b. Manusia sebagai makhluk sosial (Social Being)
c. Manusia sebagai makhkul susila (Moral Being)
Ketiga potensi diatas akan menentukan martabat dan kepribadian manusia. Jika ketiga
potensi itu dilaksanakan secara seimbang, maka akan terjadi kesinambungan dalam membentuk
manusia Indonesia seutuhnya.

B.

Tujuan dari membentuk manusia Indonesia seutuhnya


Membentuk seluruh manusia Indonesia untuk lebih cinta tanah air. Sesuai dengan
pengamalan Pancasila. Karena sekarang sudah banyak sekali manusia Indonesia yang luntur rasa
cinta tanah airnya atau bahkan mereka semua sudah tidak mengakui Indonesia sebagai negaranya
karena sudah terpengaruh dengan lingkungan budaya barat yang tidak sesuai dengan nilai luhur
bangsa.
Di samping itu juga untuk mempertahankan nilai-nilai dalam kehidupan kebangsaan
karena adanya pergeseran nilai kepentingan antara nasionalisme dan internasionalisme. Karena
pergeseran itulah membuat nilai Pancasila saat ini mengalami ancaman dengan munculnya
banyak nilai-nilai baru dari luar dan pergerseran nilai-nilai yang terjadi akibat perkembangan
masyarakat dunia yang semakin berkembang secara langsung ataupun tidak langsung dalam
gelombang besar Era Globalisasi yang menguasai eksistensi banyak negara di dunia termasuk
Indonesia.
Adapun aspek pembawaan (potensi manusia) meliputi;
a. Potensi Jasmani, yaitu fisiologis dan panca indra.
b. Potensi Rohaniah, yaitu psikologis dan nurani.
Dengan mengembangkan potensi tersebut dengan sifat positif dan mendasar akan tercipta
kesinambungan dalam mengoptimalkan diri menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya.
Oleh sebab itu, bangsa Indonesia semakin menuntut manusianya untuk menjadi manusia
Indonesia seutuhnya agar dapat melindungi nilai-nilai Pancasila yang sudah lama ada sejak dulu
agar tidak luntur di Era Globalisasi ini yang memiliki peluang banyak dalam pergeseran nilainilai budaya bangsa.

C. Membentuk manusia Indonesia yang seutuhnya


Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk membentuk manusia Indonesia yang seutuhnya yang
sesuai dengan Pancasia yaitu;

a) Pendidikan.
6

Pendidikan merupakan hal utama yang harus dilakukan dalam pembentukan manusia
Indonesia yang seutuhnya. Sekarang ini banyak sekolah yang menganggap bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan adalah hal sekunder dalam banyaknya pelajaran yang
diberikan di sekolah maupun di perkuliahan. Padahal Pendidikan Kewarganegaraan sangatlah
penting dalam dunia Pendidikan Indonesia. Siswa/Mahasiswa akan mengerti secara dalam
tentang bagaimana perjuangan bangsa Indonesia memperebutkan kemerdekaan. Selain itu
juga siswa/mahasiswa akan lebih mengerti satu persatu arti dari Pancasila.
Banyak sekali manusia Indonesia yang sudah bekerja di negara luar, tetapi mereka tidak
tahu arti Pancasila karena Pendidikan Kewarganegaraan yang kurang diberikan. Selain itu
juga ada beberapa manusia Indonesia yang tidak hafal atau bahkan ada yang salah
menyebutkan sila-sila Pancasila. Sebagai manusia Indonesia itu adalah hal yang sangat
memiriskan. Selain itu juga, manusia Indonesia yang berada di negara luar malah lebih
mengerti tentang sejarah negara tersebut dibandingkan dengan sejarah negara sendiri.
Peningkatan mutu pendidikan adalah salah satu upaya dalam rangka pembangunan
nasional dalam rangka membentuk manusia Indonesia yang seutuhnya. Hal ini perlu
diperhatikan karena pendidikan merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu bangsa,
khususnya dalam membentuk manusia Indonesia yang seutuhnya yang mampu menguasai
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Untuk itu peningkatan mutu pendidikan perlu diperhatikan
sehubungan dengan meningkatkan sumber daya manusia yang mampu menjadi manusia
Indonesia seutuhnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Pendidikan manusia yang seutuhnya pada dasarnya merupakan tujuan yang harus dicapai
dalam konsep Value Education atau lebih dikenal dengan General Education, yaitu;
i.
ii.

Manusia yang memiliki wawasan menyeluruh tentang segala aspek kehidupan.


Manusia yang memiliki kepribadian yang utuh.

Patut diingat bahwa pembentukan jati diri manusia Indonesia yang seutuhnya berada
pada tataran afeksi, dan pembelajarannya dunia afeksi hanya akan berhasil apabila dilakukan
melalui metode pembiasaan dan perubahan.
Pendidikan juga tidak hanya mengutamakan soal kecerdasan dan keterampilan saja, tetapi
juga mengutamakan soal keagamaan. Pendidikan agama sangatlah penting dalam membentuk
7

manusia Indonesia seutuhnya. Tanpa agama, apapun yang dilakukan manusia sangatlah tidak
berguna. Dengan kuatnya rohani, dan mental akan membuat manusia Indonesia menjadi
semakin kuat karena dijaga dan dibudidayakan oleh kesadaran tinggi akan ketuhanan dalam
segala aspek yang dapat membentuk manusia Indonesia yang seutuhnya.
Maka dari itu pendidikan merupakan hal pertama yang harus diubah untuk membentuk
manusia Indonesia yang seutuhnya.

b) Budaya.
Banyaknya budaya yang ada Indonesia seharusnya dapat membuat rakyat Indonesia
menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya. Tapi sekali lagi disayangkan, manusia Indonesia
lebih memilih budaya barat yang masuk begitu saja tanpa mereka saring baik dan buruknya
dari budaya itu sendiri. Sekarang banyak sekali manusia Indonesia yang lebih mencintai
budaya barat dibandingkan dengan budayanya sendiri, seperti sekarang banyak sekali lagu
barat yang masuk ke Indonesia, dan banyaknya juga manusia Indonesia yang hafal lagu
tersebut dibandingkan dengan lagu Indonesia, seperti banyaknya manusia Indonesia yang
tidak hafal dengan lagu Indonesia Raya.
Jika ditinjau melalui Aspek Globalisasi yang menjadi tantangan untuk semua aspek
kehidupan yang terkait dengan kebudayaan. Era Global menuntut kesiapan manusia
Indonesia untuk siap berubah menyesuaikan perubahan zaman dan mampu mengambil setiap
kesempatan. Budaya yang ada di Indonesia sebenarnya lebih kreatif dan tidak bersifat meniru
yang menjadi permasalahannya adalah mempertahankan jati diri bangsa. Budaya yang
dimiliki Indonesia seharusnya bisa menjadi kebanggan bagi seluruh rakyat Indonesia, karena
banyak dari orang luar yang ingin belajar budaya Indonesia. Dan itu yang harusnya dapat
membentuk manusia Indonesia yang seutuhnya.
Selain itu cepatnya laju Teknologi Informasi dan Komunikasi telah menjadi sarana difusi
budaya yang ampuh sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi
masyarakat. Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukkan

tradisional yang sebelumnya sering mereka tonton sebelum mereka mengenal Teknologi
Informasi dan Komunikasi.
Walau Pancasila sebagai penyaring budaya. Tetap saja manusia Indonesia tidak
menghiraukan itu. Mereka menganggap bahwa budaya barat juga budaya Indonesia yang
sebetulnya sama sekali bukanlah sesuai dengan nilai luhur budaya bangsa. Manusia
Indonesia masih bisa mengikuti perkembangan budaya modern tetapi jangan sampai
meninggalkan budaya Indonesia sendiri.
Karena maraknya manusia Indonesia yang lebih mengikuti budaya barat dibandingkan
mengikuti budaya Indonesia. Banyak sekali negara luar yang mengakui budaya Indonesia
sebagai budaya asli negara itu sendiri seperti Malaysia. Malaysia banyak sekali mengakui
budaya Indonesia sebagai budaya negaranya karena manusia Indonesia sendiripun acuh tak
acuh dengan budayanya sendiri. Secara yang kita ketahui bahwa Indonesia merdeka terlebih
dahulu dibandingkan Malaysia, dan Indonesia adalah negara yang luas, sedangkan Malaysia
adalah negara kecil. Dan peluang Malaysia mempunyai budaya sebanyak budaya yang
dimiliki bangsa Indonesia sangatlah sedikit.
Oleh sebab itu, manusia Indonesia haruslah melestarikan dan menjaga budaya Indonesia
agar tidak diambil oleh negara lain yang melihat banyaknya peluang karena Indonesia tidak
mencintai budayanya sendiri. Kita harus menyadari bahwa mempertahankan budaaya
peninggalan sejarah itu tidak mudah. Dan itulah yang seharusnya dapat membentuk manusia
Indonesia yang seutuhnya yang cinta tanah air.

D.

Peran Pancasila dalam Membentuk Manusia Indonesia


Seutuhnya

Pancasila sangat berperan dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya, terutama pada
fungsinya sebagai penuntun pembangunan nasional dan perencanaan pembangunan nasional.
Untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya diperlukan suatu upaya untuk mewujudkannya
yaitu dengan melaksanakan pembangunan nasional.

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan


yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas
mewujudkan tujuan nasional yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Keseluruhan semangat arah dan gerak pembangunan dilaksanakan sebagai pengamalan


semua sila Pancasila secara serasi dan sebagai kesatuan yang utuh, yang meliputi :

1.

Pengamalan Sila Ketuhanan yang Maha Esa, antara lain mencakup tanggung jawab bersama dari
semua golongan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara bersamasama meletakkan landasan spiritual, moral, dan etik yang kukuh bagi pembangunan nasional.

2.

Pengamalan Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, antara lain mencakup peningkatan
martabat serta hak dan kewajiban asasi warga negara serta penghapusan penjajahan,
kesengsaraan dan ketidakadilan dari muka bumi.

3.

Pengamalan Sila Persatuan Indonesia, antara lain mencakup peningkatan pembinaan bangsa di
semua bidang kehidupan manusia, masyarakat, bangsa dan negara sehingga rasa kesetiakawanan
semakin kuat dalam rangka memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.

4.

Pengalaman Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan, antara lain mencakup upaya makin menumbuhkan dan
mengembangkan sistem politik Demokrasi Pancasila yang makin mampu memelihara stabilitas
nasional yang dinamis.

5.

Pengalaman Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, antara lain mencakup upaya
untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yang dikaitkan dengan

10

pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya kemakmuran yang


berkeadilan.

Pembangunan merupakan usaha terencana dan terarah untuk meningkatkan kesejahteraan


hidup manusia yang menuntut adanya perubahan sosial budaya sebagai pendukung
keberhasilannya dan menghasilkan perubahan sosial budaya.

Menurut Deddy T. Tikson (2005) dikatakan bahwa pembangunan nasional dapat pula
diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan
dan strategi menuju arah yang diinginkan.

Sedangkan menurut Christenson and Robinson (1989) pembangunan masyarakat dapat


didefinisikan sebagai suatu proses pembangunan dimana masyarakat berinisiatif untuk memulai
proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri, melalui berbagai
metode seperti bantuan teknis, usaha mandiri dan konflik.

Sementara, yang menjadi hakikat pembangunan nasional Indonesia ialah pembangunan


manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.

11

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengertian dari manusia Indonesia seutuhnya adalah kepribadian yang dapat
menyeimbangkan kehidupannyabaik dengan diri sendiri (individu), oranglain atau bangsa
(social), dengan alam, serta tuhannya ( religius).
Tujuan dari membentuk manusia indonesia seutuhnya adalah membentuk manusia
Indonesia untuk lebih cinta tanah air, serta mempertahankan nilai-nilai dalam kehidupan
kebangsaan agar dapat melindungi nilai-nilai pancasila.
Dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya dapat dilakukan melalui pendidikan
dengan cara mempelajari pendidikan kewarganegaraan dan keagamaanserta melalui budaya.
Pancasila sangat berperan dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya terutama pada
fungsinya sebagai penuntut pembangunan nasional dan perencanaan nasional, dengan upayanya
yaitu dengan melaksanakan pembangunan nasional.
Berdasarkan itu, pembangunan nasional diarahkan sebagai upaya meningkatkan
harkat dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga,pribadi, sosial, dan
aspek ketuhanan. Secara singkat, pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan
manusia secara totalitas.

12

DAFTAR PUSTAKA

Suryatni, Luh. 2015. Diktat Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan. Jakarta: Bagian
Penerbitan Dosen UNSURYA.

Widi, Fitri. 2013. Membentuk Manusia Seutuhnya: Bandung. Diambil dari.


http://www.fitrydhiaz.blogspot.co.id/2013/11/membentuk-manusia-indonesia-seutuhnya.html.

Soemarsono. S dan H.Masyur, 2002, Pendidikan Kewarganegaraan, Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai