Anda di halaman 1dari 110

8

HUBUNGAN BEBAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN


KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN SKIZOFRENIA
(Studi di Desa Bantur Wilayah Kerja Puskesmas Bantur Kabupaten
Malang)

SKRIPSI

Oleh :
ANDRI SUGIANTO
12.20.041

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
MALANG
2016

HUBUNGAN BEBAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN


KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN SKIZOFRENIA
(Studi di Desa Bantur Wilayah Kerja Puskesmas Bantur Kabupaten Malang)
SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Skripsi pada Program S1


Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Oleh :
ANDRI SUGIANTO
12.20.041

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
MALANG
2016

10

SURAT PERNYATAAN
KARYA TULIS ILMIAH BUKAN JIPLAKAN
Sebagai bentuk pertanggung jawaban saya sebagai mahasiswa Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen Kabupaten Malang dalam rangka penyusunan
Skripsi dengan ini menyatakan bahwa saya:

Nama

: ANDRI SUGIANTO

NIM

: 12.20.041

Judul Skripsi : Hubungan Beban Keluarga Dengan Kemampuan Keluarga Dalam


Merawat Pasien Skizofrenia (Studi Di Desa Bantur Wilayah Kerja
Puskesmas Bantur Kabupaten Malang).

Menyatakan bahwa skripsi sebagaimana judul tersebut diatas adalah betul-betul


bukan skripsi jiplakan milik orang lain, dengan demikian bila nanti ada yang
membuktikan secara syah adalah jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi
gugur dan wajib membuat kembali dengan judul baru dan bila diketahui setelah
saya lulus sebagaimana UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional siap dicabut gelar/ijazahnya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan agar dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yang membuat pernyataan

ANDRI SUGIANTO
NIM. 12.20.041

11

CURICULUM VITAE
Nama

: Andri Sugianto

NIM

: 12.20.041

Program Studi

: Sarjana Keperawatan

Tempat / Tanggal Lahir

: Malang, 13 Juli 1992

Agama

: Islam

Alamat

: Dsn Darungan Rt.28/Rw.03, Desa Tlogosari, Kec.

Email
Riwayat Pendidikan

Donomulyo, Kab. Malang


: Sugiantoandri@gmail.com

Tahun 2006

: Lulus SD Negeri 02 Sumberpetung, Malang

Tahun 2009

: Lulus SMPN 02 Kalipare, Malang

Tahun 2012

: Lulus SMAN 01 Pagak, Malang

Tahun 2012

: Terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi S1


Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kepanjen Kab. Malang

12

MOTTO
Tidak ada hal sia-sia dalam
belajar karena ilmu akan
bermanfaat pada
waktunya

13

LEMBAR PERSEMBAHAN









Terima kasih ya Allah atas berkat izinmu aku dapat menyelesaikan
SKRIPSI ini.
SKRIPSI ini saya persembahkan kepada kedua orang tua yang telah
memberikan
Doa, materi serta menjadi pendukung setia di setiap suka dan duka.
Para dosen pembimbing yang setia memberikan pengarahan setiap
Penyusunan SKRIPSI.
Kepada kakak2ku dan juga adikku yang senantiasa memberikan
dukungan,
semangat, senyum dan doanya untuk keberhasilanku ini, terimakasih
dan sayang
ku untuk kalian.
Buat sahabat ku yang sudah membantu dan memberi support aku
dari awal
mulai dari penyusunan judul
Kepada semua dosen STIKES Kepanjen yang telah memberikan
ilmunya dan

14

kepada pembimbing2ku yaitu Ibu Faizatur Rohmi, M.Kep. dan Ibu


Nia
Agustiningsih, S.Kep.Ns. yang selama ini telah meluangkan
waktunya untuk ku,
terimakasih banyak.

Malang, 28 Juli 2016.

Andri Sugianto

15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayatNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul hubungan beban keluarga
dengan kemampuan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan,
dan dukungan dari berbagai pihak dengan memberikan butir-butir pemikiran yang
sangat berharga bagi penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Abdurrachman, M. Kes. sebagai ketua STIKes Kepanjen.
2. Bapak Tri Nurhudi Sasono, M.Kep selaku ketua prodi S1 Keperawatan
STIKes Kepanjen yang telah memfasilitasi dalam pelaksanaan skripsi ini.
3. Ibu Faizatur Rohmi S.Kp. M.Kep. sebagai pembimbing satu yang telah
berkenan menyediakan waktu dan memberikan masukan masukan yang
berharga dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Nia Agustiningsih S. Kp,Ns sebagai pembimbing dua yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan, dan selalu sabar untuk
membimbing dan mengarahkan penulis.
5. Kepada kepala puskesmas bantur yang turut membantu dalam penyelesaian
skripsi ini.
Malang, 2 Agustus 2016

Penulis

16

ABSTRAK

Sugianto, Andri .2016. Hubungan Beban Keluarga dengan Kemampuan


Keluarga dalam Merawat Pasien Skizofrenia Di Desa Bantur
Wilayah Kerja Puskesmas Bantur Kabupaten Malang.
Pembimbing I: Ns. Faizatur Rohmi, M.Kep. Pembimbing II: Ns.
Nia Agustiningsih, S.Kep.

Skizofrenia adalah gangguan mental berat yang ditandai keadaan


psikopatologis yang sangat mengganggu, melibatkan proses pikir, emosi, persepsi,
dan tingkah laku. Keluarga dengan anggota keluarga mengalami skizofrenia
akan terisolasi oleh masyarakat sepanjang waktu, sehingga anggota keluarga
yang menderita skizofrenia menjadi beban dalam keluarganya. Beban yang
dirasakan yaitu beban mental, beban sosial, beban fisik dan beban finansial.
Beban tersebut akan berdampak pada kemampuan keluarga dalam merawat
penderita skizofrenia yang mempengaruhi kualitas perawatan yang diberikan,
angka kekambuhan dan solusi pasien untuk mendapatkan pengobatan. Tujuan
penelitian ini
mengetahui Hubungan Beban Keluarga dengan Kemampuan
Keluarga dalam Merawat Pasien Skizofrenia di Desa Bantur Wilayah Kerja
Puskesmas Bantur Kabupaten Malang
Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan
cross sectional, Sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 responden. Data
dikumpulkan menggunakan kuisioner beban dan kemampuan keluarga. Dengan
memakai analisa / uji spearman rank.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
beban keluarga dengan kemampuan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia
di Desa Bantur Wilayah Kerja Puskesmas Bantur Kabupaten Malang dengan
nilai p-value 0,073.
Penelitian ini merekomendasikan pentingnya informasi tentang
kesehatan jiwa pada keluarga yang merawat pasien skizofrenia dalam rangka
meningkatkan kemampuan keluarga merawat pasien skizofrenia sehingga
beban yang dirasakan keluarga berkurang.
Kata kunci : Skizofrenia, Beban keluarga, Kemampuan keluarga.

17

ABSTRACT

Sugianto, Andri .2016. The Relationship familys Burden with Familys Aility in
Caring Patient of Schizophrenia in Bantur Village Bantur Subdistrict Malang District. Advisor I: Ns. Faizatur Rohmi, M.Kep.
Advisor II: Ns. Nia Agustiningsih, S.Kep.

Schizophrenia
is
a
severe mental
disorder
characterized
psychopathological situation very disturbing, involves thought, emotion,
perception, and behavior. Families with schizophrenic family members will be
isolated by the community all the time, so a family member suffering from
schizophrenia to be a burden on his family. Perceived burden that mental
burden, social burden, the burden of physical and financial burden. The load
will have an impact on the ability of the family in caring for patients with
schizophrenia that affect the quality of care provided, and the recurrence rate of
patients to receive treatment solutions. The purpose of this study to determine the
relationship of family burden with family ability for caring patient with
schizophrenia in the Bantur village , Bantur sub-district, Malang district.
The research design used descriptive correlative with cross sectional. The
sample in this study were 32 respondents. Data were collected through
questionnaires load and capability. By using the analysis / test spearman rank.
The results of the study showed that there was no correlation between the
burden of the family with the family's ability to care for patients with
schizophrenia in the Bantur village , Bantur sub-district, Malang district with pvalue 0,073.
The study recommends the importance of information about mental health
in the family taking care of patients with schizophrenia in order to enhance the
ability of families caring for patients with schizophrenia so that the burden felt by
families is reduced.
Keywords : Skizofrenia, Familys burden, Familys ability.

18

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN MENGIKUTI AKHIR PROGRAM.........ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii
SURAT PERNYATAAN BUKAN JIPLAKAN............................................iv
CURICULUM VITAE....................................................................................v
MOTTO...........................................................................................................vi
LEMBAR PERSEMBAHAN.........................................................................vii
KATA PENGANTAR......................................................................................viii
ABSTRAK.......................................................................................................ix
ABSTRACT.....................................................................................................x
DAFTAR ISI....................................................................................................xi
DAFTAR TABEL............................................................................................xv
DAFTAR BAGAN...........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xvii
BAB I

PENDAHULUAN....................................................................1
1.1 Latar belakang....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................5
1.3 Tujuan penelitian................................................................5
1.3.1 Tujuan umum............................................................5
1.3.2 Tujuan khusus...........................................................6
1.4 Manfaat penelitian..............................................................6
1.4.1 Manfaat teoritis.........................................................6
1.4.2 Manfaat praktis.........................................................6
1.5 Batasan penelitian...............................................................7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................8
2.1 Skizofrenia.........................................................................8

19

2.2

2.3

2.4

2.5
2.6
2.7
BAB III

2.1.1 Pengertian skizofrenia...............................................8


2.1.2 Macam-macam skizofrenia.......................................8
2.1.3 Tipe-tipe skizofrenia.................................................9
2.1.4 Gejala skizofrenia.....................................................12
Konsep keluarga.................................................................13
2.2.1 Pengertian keluarga...................................................13
2.2.2 Ciri-ciri struktur keluarga..........................................14
2.2.3 Fungsi keluarga.........................................................15
2.2.4 Tugas keluarga dalam bidang kesehatan...................17
Konsep kemampuan keluarga............................................19
2.3.1 Definisi kemampuan keluarga...................................19
2.3.2 Kelompok kemampuan keluarga...............................19
2.3.3 Aspek dalam kemampuan keluarga...........................19
2.3.4 Cara keluarga merawat pasien skizofrenia
dirumah.....................................................................21
2.3.5 Perawatan penderita..................................................22
Konsep beban keluarga......................................................25
2.4.1 Pengetian beban keluarga..........................................25
2.4.2 Jenis-jenis beban keluarga.........................................26
2.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhibeban keluarga. . .27
2.4.4 Skala beban untuk keluarga pengasuh BSFC...........30
2.4.5 Evaluasi.....................................................................32
Evidence Based Practice....................................................33
Kerangka konsep................................................................35
2.6.1 Penjelasan kerangka konsep......................................36
Hipotesis.............................................................................36

METODOLOGI PENELITIAN.............................................37
3.1 Desain penelitian................................................................37
3.2 Waktu dan tempat penelitian...............................................37
3.3 Kerangka kerja....................................................................37
3.4 Desain sampling..................................................................39
3.4.1 Populasi......................................................................39
3.4.2 Sampel.......................................................................39
3.4.3 Teknik sampling.........................................................40
3.5 Identifikasi variable............................................................40
3.5.1 Variabel independen...................................................40
3.5.2 Variabel dependen......................................................40
3.6 Definisi operasional............................................................41
3.7 Pengumpulan data dananalisa data.....................................46
3.7.1 Pengumpulan data......................................................46
3.8 Teknik analisa data..............................................................48
3.8.1 Langkah-langkah analisa data.................................48
3.8.2 Analisa data............................................................51
3.8.3 Cara Penarikan kesimpulan....................................52
3.9 Etika penelitian..................................................................53

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................55


4.1 Hasil penelitian....................................................................55
4.1.1 karakteristik lokasi penelitian...................................55
4.1.2 Data umum................................................................56
4.1.3 Data khusus...............................................................57
4.2 Pembahasan.........................................................................59
4.2.1 Mengetahui beban keluarga dalam merawat pasien
skizofrenia................................................................59
4.2.2 Mengukur kemampuan keluarga dalam merawat
pasien skizofrenia.....................................................61
4.2.3 Menganalisis hubungan beban keluarga dengan

kemampuan keluarga dalam pasien skizofrenia.......64


4.3 keterbatasanpenelitian.........................................................66
BAB V
PENUTUP................................................................................67
5.1 Kesimpulan.........................................................................67
5.2 Saran....................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................69

DAFTAR TABEL
Table 2.1 Evidence Based Practice...................................................................33
Table 3.1 Definisi Operasional.........................................................................41
Tabel 4.1 Tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
responden di Desa Bantur Kecamatan Bantur Kab.Malang.............56
Tabel 4.2 Tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan usia responden
Di Desa Bantur Kecamatan Bantur Kab. Malang............................56
Tabel 4.3 Tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat
Pendidikan responden di Desa Bantur Kecamatan Bantur

21

Kab. Malang.....................................................................................57
Tabel 4.4 Tabel hasil ujinormalitas pendidikan kesehatan tentang
Perawatan penderita skizofrenia dengan tingkat pengetahuan
Keluarga dalam merawat di Desa Bantur Kecamatan Bantur
Kab. Malang.....................................................................................57
Tabel 4.5 Tabel distribusi frekuensi beban keluarga dalam merawat pasien
skizofrenia di Desa Bantur Kecamatan Bantur Kab. Malang..........58
Tabel 4.6 Tabel distribusi frekuensi kemampuan keluarga dalam
Merawat pasien skizofrenia di Desa Bantur Kecamatan
Bantur Kab. Malang.........................................................................58
Tabel 4.7 Hasil uji Spearman hubungan beban keluarga dengan kemampuan
Keluarga dalam merawat pasien skizofrenia di Desa Bantur
Wilayah Kerja Puskesmas Bantur Kabupaten Malang.....................59

DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Konsep Hubungan Beban Keluarga Dengan Kemampuan
Keluarga Dalam Merawat Pasien Skizofrena...................................35
Bagan 3.1 Kerangka Kerja Hubungan Beban Keluarga Dengan Kemampuan
Keluarga Dalam Merawat Pasien Skizofrena...................................38

22

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 :Lembar Informed Consent............................................................71
Lampiran2 :Lembar Persetujuan Responden....................................................72
Lampiran3 :Lembar Kisi-Kisi Kuesioner.........................................................74
Lampiran4 :Lembar Kuesioner.........................................................................76
Lampiran5 :Lembar Jawaban Kuesioner..........................................................79
Lampiran6 :Master Tabe...................................................................................80
Lampiran7 :Lembar Validitas...........................................................................81
Lampiran8 :Uji SPSS = Data Umum................................................................85
Lampiran9 :Uji SPSS = Data Khusus...............................................................88
Lampiran10 :Uji Normalitas.............................................................................90

23

Lampiran11 :Uji Spearman Rank.....................................................................96


Lampiran12 :Kalender Skripsi..........................................................................100
Lampiran13 :Surat Permohonan Ijin Penelitian...............................................101
Lampiran14 :Surat Ijin Penelitian.....................................................................103
Lampiran15 :Lembar Konsultasi......................................................................106
Lampiran16 :Lembar revisi..............................................................................113

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Skizofrenia adalah gangguan mental berat yang ditandai keadaan
psikopatologis yang sangat mengganggu, melibatkan proses pikir, emosi,
persepsi, dan tingkah laku. Salah satu kendala dalam upaya penyembuhan
pasien Skizofrenia adalah pengetahuan masyarakat dan keluarga. Dalam
hal ini, keluarga sebagai sistem pendukung utama sering mengalami beban
yang tidak ringan dalam memberikan perawatan pada pasien Skizofrenia.
Sementara itu , faktor penyebab pasien kambuh kembali gangguan jiwanya

24

adalah karena keluarga yang tidak tahu kemampuan dalam merawat klien
saat di rumah. (Arif, 2006).
Menurut World Health Organization pada tahun 2008 memperkirakan
ada sekitar 450 juta orang didunia mengalami gangguan kejiwaan. Prevalensi
masalah kesehatan jiwa di Indonesia mencapai 13% dan bisa timbul pada usia
sekitar 15-35 tahun. Berdasarkan Riset Kesehatan tahun 2007 menyebutkan
bahwa gangguan jiwa berat sebesar 4.6 permil, artinya ada empat sampai lima
penduduk dari 1000 penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa berat.
Dengan data dari Dinas Kesehatan Jawa Timur pada tahun 2008 menyatakan
jumlah Skizofrenia di Indonesia terutama di Jawa Timur mencapai 2% dari
populasi (Dinkes, 2008). Menurut data Puskesmas di daerah Bantur dengan
skizofrenia di lima desa Kecamatan Bantur yaitu, 59 orang (37,8%) di Desa
Bantur, 51 orang (32,6%) di Desa Bandungrejo, 21 orang (13,4%) di Desa
Sumberbening, 14 orang (8,9%) di Desa Wonorejo, dan 11 orang (7,05%) di
Desa Sringoco ( Puskesmas Bantur, 2015).
Keluarga merupakan orang terdekat

dengan

penderita

yang

mempunyai peranan penting dalam membantu proses kesembuhan pasien,


salah satu tanggung jawabnya yaitu memberikan solusi atas masalah,
memberikan nasehat, pengarahan,saran atau umpan balik tentang apa yang
dilakukan seseorang, selain itu keluarga sebagai penyedia informasi untuk
melakukan konsultasi. Bentuk perawatan keluarga untuk pasien dengan
Skizofrenia seperti membantu penderita untuk memulai hubungan sosial
dengan lingkungannya, serta keluarga dapat membantu penderita belajar dan
mengembangkan nilai, keyakinan, sikap, dan perilaku. ( Butar, 2012).
Beban keluarga adalah tingkat pengalaman yang tidak menyenangkan
dalam keluarga sebagai efek dari kondisi anggota keluarganya. Kondisi ini

25

dapat menyebabkan meningkatnya stres emosional dan ekonomi dari keluarga


adalah tingkat pengalaman distress keluarga sebagai efek dari kondisi anggota
keluarganya (Fontaine 2009). Beban tersebut yaitu beban finansial dalam
biaya perawatan, beban mental dalam menghadapi perilaku pasien, dan beban
sosial terutama menghadapi stigma dari masyarakat tentang anggota
keluarganya yang mengalami gangguan jiwa. (Nuraenah 2012).
Prasilla Darwin, Gitayani Hadisukanto, Sylvia Detri Elvira (2012)
ditemukan beban keluarga sebanyak 68,6% melaporkan adanya aktivitas yang
dilakukan pasien sehari-hari, sedangkan 31,4% pasien dikatakan tidak
memiliki aktivitas apapun. Pasien yang mengalami disfungsi dalam kehidupan
sehari-hari atau disfungsi sosial berkaitan dengan beban perawatan karenan
mengakibatkan ketergantungan pasien pada kemampuan keluarga untuk
melakukan kegiatan sehari-hari, sehingga membatasi waktu, tenaga, dan
perhatian keluarga. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Bandar
lampung, menyebutkan bahwa rerata kemampuan kognitif keluarga dalm
merawat klien skizofrenia sebesar 32,15, dan kemampuan psikomotor 32,55.
Kemampuan keluarga ditentukan oleh kemampuan untuk menejen stress yang
produktif. Kelelahan fisik dan emosi selama merawat anggota keluarga
dengan skizofrenia sering melanda keluarga karenanya berkurangnya stress
tolerance. Ketidak mampuan keluarga mengalami kelelahan fisik maupun
mental dalam merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa.
Penderita Skizofrenia tidak hanya menimbulkan efek bagi individu
penderitanya tetapi juga bagi orang yang terdekatnya. Biasanya keluargalah
yang paling terkena dampak hadirnya penyakit Skizofrenia di keluarga
mereka. Selain biaya perawatan tinggi pasien juga membutuhkan perhatian

26

dan dukungan yang lebih dari masyarakat terutama keluarga, sedangkan


pengobatan penderita Skizofrenia membutuhkan waktu yang relatif lama, bila
tidak melanjutkan pengobatan maka akan mengalami kekambuhan (Fontaine
2009).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di desa Bantur pada
bulan November 2015 diketahui bahwa dari 10 keluarga hanya 6 keluarga
yang tidak memahami cara kemampuan merawat untuk menerapkan
perawatan pada penderita belum maksimal misalnya keluarga sering
membiarkan penderita saat mengalami kekambuhan, keluarga jarang
mengajak bicara penderita saat waktu luang, dan keluarga jarang membawa
penderita ke puskesmas untuk melakukan kontrol rutin. Selain itu hanya 4
keluarga yang mengalami beban dalam perawatan, dikarenakan pasien
mengalami disfungsi aktivitas dan social yang mengakibatkan ketrgantungan
pasien pasien pada keluarga untuk melakukan kegiatan sehari-hari sehingga
membatasi waktu, tenaga, dan perhatian keluarga.
Keluarga dan masyarakat terbebani dengan adanya pasien dengan
gangguan jiwa karena mereka merasa malu memiliki anggota keluarga dengan
gangguan jiwa dan dianggap sebagai aib bagi keluarga. Dampak dari beban
yang dirasakan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga dalam
merawat pasien. Jika keluarga terbebani kemungkinan keluarga tidak mampu
merawat pasien dengan baik. Hal tersebut dapat mempengaruhi proses
kesembuhan pasien dengan skizofrenia. Kondisi ini diperberat dengan sikap
keluarga yang cenderung memperlakukan pasien dengan disembunyikan,
diisolasi, dikucilkan bahkan sampai ada yang dipasung. Keluarga merupakan
faktor yang sangat penting dalam proses kesembuhan klien yang mengalami

27

gangguan jiwa khususnya Skizofrenia. Kondisi keluarga yang terapeutik dan


mendukung klien sangat membantu kesembuhan klien dan memperpanjang
kekambuhan (Goldengerg, 2004).
Disisi lain keluarga merupakan pendukung utama (primary care giver)
dalam perawatan pasien skizofrenia yang diharapkan mampu menjadi support
group bagi penderita selama menjalani perawatan di rumah (Setiadi, 2006).
Mengingat kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan masih
dalam kategori kurang, maka perlu meningkatkan upaya promosi kesehatan
tentang perawatan pasien skizofrenia serta upaya home visit secara rutin untuk
memberikan informasi secara berkelanjutan kepada keluarga.Selain itu
keluarga juga harus memberika perhatian yang lebih pada anggota keluarga
yang sakit dari pada keluarga inti. Dengan melakukan upaya penyuluhan dan
mengajarkan kembali cara merawat pasien dengan skizofrenia diharapkan
beban yang dihadapi oleh keluarga penderita skizofrenia mampu mengurangi
beban tersebut.
Berdasarkan masalah yang timbul diatas penulisan berinisiatif untuk
melakukan penelitian tentang hubungan beban keluarga dengan kemampuan
keluarga merawat pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Bantur .
1.2. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan beban keluarga dengan kemampuan keluarga
merawat pada pasien skizofrenia di wilayah kerja Pukesmas Kecamatan
Bantur?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum

28

Mengetahui adakah hubungan beban keluarga dengan kemampuan


keluarga merawat pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Bantur.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengukur

beban

keluarga

dalam

merawat

pasien

skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Bantur.


1.3.2.2 Mengukur kemapuan keluarga dalam merawat pasien
skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Bantur.
1.3.2.3 Menganalisis hubunagan beban keluarga dengan
kemampuan keluarga merawat pasien skizofrenia di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Bantur.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Bagi institusi
Bagi dunia pendidikan keperawatan khususnya STIKes Kepanjen
Kab. Malang dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu dan teori
keperawatan khususnya ilmu jiwa.
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi lahan penelitian
Sebagai sumber informasi tentang hubungan beban keluarga dengan
kemampuan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia di wilayah kerja
puskesmas kec.bantur.
2. Bagi institusi keperawatan
Sebagai pengetahuan dan acuan pemikiran serta dapat digunakan
sebagai referensi perpustakaan tentang hubungan beban keluarga dengan

29

kemampuan keluarga dalam merawa pasien skizofrenia di wilayah kerja


puskesmas kec.bantur.

1.5.

Batasan Penelitian
Peneliti hanya dibatasi memahami tentang hubungan beban keluarga
dengan kemampuan keluarga dalam merawat klien disesuaikan dengan
SOP pada penderita skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Bantur.

30

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Skizofrenia
2.1.1 Pengertian Skizofrenia
Skizofrenia

adalah

suatu

sindrom

klinis

berbagai

keadaan

psikopatologis yang sangat mengganggu, melibatkan proses pikir, emosi,


persepsi, dan tingkah laku dengan insidensi pada pria lebih besar daripada
wanita.(Fadli dan Mitra, 2013).
2.1.2

Macam macam Skizofrenia


Skizofrenia termasuk dalam salah satu gangguan mental yang disebut
psikosis.Pasien psikotik tidak dapat mengenali atau tidak memiliki kontak
dengan realitas. Berikut merupakan beberapa psikotik yang utama :

1.

Delusi (waham)
Suatu delusi (waham) adalah suatu keyakinan yang salah yang tidak
bisa dijelaskan oleh latar belakang budaya pasien atau pun pendidikannya ;
pasien tidak bisa diyakinkan oleh orang lain bahwa keyakinannya salah,
meskipun banyak bukti kuat yang dapat diajukan untuk membantah
keyakinan pasien tersebut.

31

2.
Halusinasi
Halusinasi adalah persepsi sensorik salah dimana tidak terdapat
stimulus sensorik yang berkaitan dengannya. Halusinasi berwujud
pengindraan kelima indra yang keliru, tetapi yang paling sering adalah
halusinasi dengar (auditory) dan halusinasi penglihatan (visual). Contoh
halusinasi : pasien merasa mendengar suara-suara yang mengajaknya
bicara padahal tidak ada orang yang mengajaknya bicara; atau pasien
3.

merasa melihat sesuatu yang pada kenyataannya tidak ada.


Disorganized speech (pembicaraan kacau)
Dalam pembicaraan yang kacau, terdapat asosiasi yang terlalu
longgar.Asosiasi mental yang tidak diatur oleh logika, tetapi oleh aturan-

4.

aturan tertentu yang hanya dimiliki oleh pasien.


Disorganized behavior (tingkah laku kacau)
Berbagai tingkah laku yang tidak terarah pada tujuan tertentu.
Misalnya: membuka baju di depan umum, berulang kali membuat tanda
salib tnpa makna, dan lain-lain.
5.
Simtom-simtom negative
Berkurangnya ekspresi emosi, berkurangnya kelancaran dan isi

2.1.3

pembicaraan, kehilangan minat untuk melakukan berbagai hal (avolition).


Tipe- tipe skizofrenia
Ada beberapa tipe skizofrenia ; masing-masing memiliki ke khasan
tersendiri dalam gejala-gejala yang di perlihatkan dan tampaknya memiliki

perjalanan penyakit yang berbeda-beda.


1. Skizofrenia tipe paranoid
Ciri utama skizofrenia tipe ini adalah adanya waham yang mencolok
atau halusinasi auditorik dalam konteks terdapatnya fungsi kognitif dan
efek yang relatif terjaga. Ciri-ciri dari tipe disorganized dan katatonoik
(misalnya baicara yang kacau, afek yang datar atau tidak tepat, katatonik
atau motorik yang kacau) tidak menonjol. Wahamnya, biasanya adalah
waham kejar atau waham kebesaran, atau keduanya, tetapi waham dengan

32

tema lain (misalnya waham kecemburuan, keagamaan atau somatisasi)


mungkin juga muncul. Wahamnya mungkin lebih dari satu tetapi tersusun
dengan rapi di sekitar tema utam.Halusinasi juga biasanya berkaitan
dengan tema wahamnya.
Ciri-ciri lainnya meliputi anxiety, kemarahan, menjaga jarak dan
berargumentasi.Individu mungkin mempunyai tingkah laku superior dan
memimpin dan mungkin mempunyai interaksi interpersonal yang kaku,
formal atau terlalu intense.Tema waham kejar bisa menjadi redisposisi
bagi indifidu untuk bunuh diri, dan kombinasi waham kejar dengan
waham kebesaran dengan di sertai kemarahan bisa menjadi predisposisi
tindakan kekerasan. Onsite biasanya di usia lebih lanjut di bandingkan tipe
skizofrenia lainnya, dan cirri khasnya mungki bisa menjadi stabil dengan
berlangsungnya waktu. Individu mungkin hanya menunjukkan sedikit atau
tidak ada sama sekali kerusakan dalam tes neuropisikis ataupun tes
kognitif.beberap bukti mendukung prognosa untuk tipe zkizofrenia yang
lebih baik, terutama berkenaan dengan fungsi mencari nafkah dan
2.

kemampuan untuk hidup mandiri.


Skizofrenia tipe disorganized
Ciri-ciri utama skizofrenia ini adalah pembicaraan kacau, tingkah
laku kacau dan afek yang datar.Pembicaraan yang kacau dapat di sertai
kekonyolan dan tertawa yang tidak berkaitan dengan isi pembicaraan.
Diorganisasi tingkah laku ( misalnya: kurangnya orientasi pada tujuan)
dapat membawa pada gangguan yang serius pada berbagai aktifitas hidup
sehari-hari.
3.
Skizofrenia tipe katatonik
Ciri utama dari skizofrenia tipe katatonik adalah gangguan pada
psikomotor yanag dapat meliputi ketidak bergerakan motorik (motoric

33

immobility), aktifitas motor yang berlebihan, negatifism yang extreme,


mutism (sama sekali tidak mau bicara dan tidak mau berkomunikasi),
gerakan-gerakan yang tidak terkendali echolalia (mengulang ucapan orang
lain) atau echopraxia (mengikuti tingkah laku orang lain).
Motoric immobility dapat di munculkan berupa catalepsy (waxy
flexibility- tubuh menjadi sangat fleksibel untuk di gerakkan atau di
posisikan dengan berbagai cara, sekalipun untuk orang biasa posisi
tersebut akan sangat tidak nyaman).
4. Skizoferenia tipe undifferentiated
Sejenis skizofrenia di mana gejala-gejala yang muncul sulit untuk di
golongkan pada tipe skizofrenia tertentu.
5. Skizofrenia tipe residual
Diagnosa tipe residual diberikan bila mana pernah ada pling tidak
satu kali episode skizofrenia, tetapi gambaran klinis saat ini tanpa simtom
positif yang menonjol. Terdapat bukti bahwa gangguan masih ada sebagai
mana di tandai oleh adanya negatif simtom atau simtom pasitif yang lebih
halus.

2.1.4

Gejala Skizofrenia
Gejala yang muncul pada penderita skizofrenia berfariasi sesuai dengan

jenisnya, secara umum gejala penderita skizofrenia adalah :


1.

Perubahan kognisi/ kecerdasan/ pengertian meliputi :


a. Gangguan ingatan, pelupa, tidak berminat, kurang patuh, mudah bosan
dan sebagainya.
b. Gangguan perhatian, kesulitan menyelesaikan
berkonsentrasi pada pekerjaan.
c. Gangguan bentuk pikir dan

isi

mengkomunikasi kan pikiran dan perasaan.

tugas, kesulitan

pembicaraan;

kesulitan

34

d. Gangguan dalam pengambilan keputusan, kesulitan melakukan dan


menjalankan aktifitas, ketidakmampuan menjalankan perintah lebih
dari satu, masalah dalam pengelolan waktu, kesilitan mngelola
keuangan, penafsiran kata-kata dan simbol secara harfiah.
e. Gangguan isi pikir, waham, misalnya merasa sebagai orang hebat,
mempunyai kekuatan magis, merasa dikejar-kejar sesuatu, curiga
dengan orang lain selain dirinya, dan sebagainya.
2. Perubahan persepsi/ penilaian , meliputi :
a. Halusinasi:

mendengar ada suara-suara yang membisiki atau

melakukan sesuatu, membaui bangkai atau bau-bauan lainnya, merasa


ada yang menyentuh atau merasuki badannya, dan sebagainya.
b. Ilusi : melihat atau bertemu dengan orang yang sudah meninggal,
melihat sesuatu tanpa objek yang jelas.
3. Perubahan emosi, meliputi : emosi yang diekpresikan berlebihan atau
kurang,sikap yang tidak sesuai, misalnya; tertawa terbahak-bahak padahal
tidak lucu, menangis tanpa sebab yang jelas, marah-marah tanpa sebab
yang jelas, dan sebagainya.
4. Perubahan perilaku dan gerakan , meliputi : mematung, meniru gerakan
orang lain, jalan tidak normal, mengamuk, merusak barang, memukul
orang, membunuh dan lain lain.
5. Perubahan hubungan sosial dan lingkungan, meliputi : lebih senang
menyendiri, mengurung diri, tidak tertarik dengan aktifitas bersama-sama
2.2 Konsep Keluarga
2.2.1

Pengertian Keluarga

35

Defenisi yang di kemukakan oleh Departemen Kesehatan 2008 adalah


unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan.(Effendy, 2007).
Menurut Burges, dkk (2007) membuat defenisi yang berorientasi pada
tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas :
1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan
perkawinan, darah dan ikatan adopsi.
2. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam
satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka
tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagi rumah mereka.
3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain
dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu,
anak laki-laki dan anak perempuan,saudara dan saudari.
4. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama yaitu kultur yang

diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.


(Friendman, Marlin, M., 2004).
5. Family Service Amerika (1998), mendefenisikan keluarga dalam suatu

cara yang komprehensip, yaitu sebagai dua orang atau lebih yang
disatukan oleh ikatan kebersamaan dan keintiman (Friendman, Marlin,
M., 2004).
2.2.2 Ciri ciri struktur keluarga
Adapun ciri-ciri struktur keluarga adalah :

36

1.

Terorganisasi yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan antara


anggota keluarga.

2. Ada keterbatasan, di mana setiap anggota memiliki kebebasan tetapi


mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan
tugas masing-masing.
3. Adanya perbedaan dan kekhususan, yaitu setiap anggota keluarga
mempunyai peranan dan fungsi masing-masing.
Menurut friedman (2004), ada empat struktur keluarga terdiri atas :
1. Struktur komunikasi
Komunukasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara

jujur

dan

terbuka.

Komunikasi

bagi

pengirim

yaitu

mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan


menerima umpan balik.
2. Srtuktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi social yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa
bersifat formal atau informal.
3. Struktur kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk
mengontrol, memengarui, atau mengubah perilaku orang lain.
4. Struktur Nilai dan Norma
Nilai adalah sistem ide ide, sikap keyakinan yang mengikat
anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola
perilaku yang diterima pada lingkungan social tertentu, lingkungan
keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
2.2.3

Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :

37

1. Fungsi biologis
a. Untuk meneruskan keturunan.
b. Memeliharan dan membesarkan anak.
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
d. Memelihara dan merawat keluarga.
2. Fungsi psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
d. Memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak.
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
4. Fungsi ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
b. Pengatur pengguna penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa
yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua
dan sebagainya.
5.

Fungsi pendidikan

38

a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan


dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhiperanannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Menurut Bailon dan Maglaya (1978), keluarga yang berfungsi sehat juga
harus mampu melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu antara lain:
1. Mengenal masalah kesehatan
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
3. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4. Mempertahankan suasana lingkungan rumah yang sehat.
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
(Effendy, 2007).
2.2.4

Tugas keluarga dalam bidang kesehatan


Selain keluarga mampu melaksanakan fungsi dengan baik, keluarga
juga harus mampu melaksanakan tugas keluarga dalam bidang kesehatan,
tugas keluarga adalah sebagai berikut :
1.

Mengenal masalah kesehatan keluarga


Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan
yang dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun
yang dialami anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi
perhatian anggota keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan,

39

keluarga perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi


dan seberapa besar perubahannya (Mubarak, 2009).
2.

Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat


Upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadaan anggota keluarga, dengan pertimbangan siapa
di antara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan untuk
memutuskan sebuah tindakan. Tindakan kesehatan yang dilakukan
oleh keluarga harus tepat agar masalah kesehatan yang terjadi dapat
dikurangi atau teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dalam
mengambil keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan kepada
orang lain di lingkungan tempat tinggalnya (Mubarak, 2009).

3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit


Perawatan dapat di lakukan di institusi pelayaan kesehatan atau di
rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan
tindakan pertolongan pertama (Mubarak, 2009).
4. Mempertahankan suasana rumah yang sehat
Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi
bagi anggota keluarga. Anggota keluarga memiliki waktu yang lebih
banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggalnya. Oleh
karena itu, kondisi rumah haruslah dapat menjadikan lambing
ketenangan, keindahan, ketentraman, dan dapat menunjang derajat
kesehatan bagi anggota keluarga (Mubarak, 2009).

40

5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat


Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan
kesehatan

keluarga,

maka

anggota

keluarga

harus

dapat

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitarnya. Keluarga


dapat berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga keperawatan untuk
memecahkan yang dialami anggota keluarganya, sehingga keluarga
dapat bebas dari segala macam penyakit (Mubarak, 2009).

2.3 Konsep kemampuan keluarga merawat pasien


2.3.1. Definisi kemampuan keluarga
Kemampuan berasal dari kata mampu yank berarti kuasa
(bisa,sangup)

melakukan

kesanggupan,kemampuan

sesuatu,sedangkan
berarti

kesanggupan

kemampuan

berarti

kecakapan,kekuantan

(ability) kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam


suatu pekerjaan (Renowati,2013).
2.3.2. Kelompok kemampuan keluarga
Kemampuan keluarga merupakn gabungan dari pengetahuan dan
sikap keluarga dalam merawat penderita gangguan jiwa (Renowati,2013).
Kemampuan keseluruhan orang individu pada dasarnya terdiri atas dua
kelompok,yaitu;
1. Kemapuan intelektual (intelektual ability), merupakan kemampuan yang
dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas.

41

2. Kemapuan fisik (Physical Ability), merupakan kemapuan melakukan


tugas-tugas yang menuntut stamina, kerampilan, kekuatan, dan
karakteristis serupa (Retnowati).
2.3.3. Aspek Dalam Kemampuan Keluarga
1. Kemapuan psikomotor
Kemapuan psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarya
merupakan kelanjutan dari hasil kognitif (memahami sesuatu) dan hasil
belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan
berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas
fisik, misalnya lari,melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya
(Retnowati, 2013).
Hasil belajar keterampilan ( psikomotor ) dapat diukur melalui :
a.

Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku perseta didik


selama proses pembelajaran pratik berlangsung.

b. Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan


tes

kepada

peserta

didik

untuk

mengukur

pengetahuan,

keterampilan,dan sikap.
c. Beberapa waktu pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan
kerjanya ( Retnowati,2013 ).
2. Kemampuan kognitif
Menurut Retnowati (2013), tujuan aspek kognitifberorientasi pada
kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektuan yang lebih

42

sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan


masalah

yang

menuntut

seseorang

untuk

menghubungkan

dan

menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang


dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Kemampuan kognitif
adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang
menyangkup aktivitas otak adalah ranah kognitif. Ranah kognitif memiliki
enam jenjang atau aspek, yaitu :

2.3.4

a.

Pengetahuan/ hafalan/ ingatan (knowledge)

b.

Pemahaman (comprehension)

c.

Penerapan (aplplication)

d.

Analisis (analysis)

e.

Sintesis (synthesis)

f.

Penilaian/ penghargaan/ evaluasi (evaluation) (Retnowati, 2013).

Cara Keluarga Merawat Pasien Skizofrenia Di Rumah


Menurut (Lehman AF, 2007) Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh

keluarga dan lingkungan dalam merawat penderita gangguan jiwa dirumah:


1. Memberikan kegiatan/ kesibukan dengan membuatkan jadwal sehari-hari.
2. Berikan tugas yang sesuai kemampuan penderita dan secara bertahap
tingkatkan sesuai perkembangan.
3. Menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri dalam melakukan
kegiatan, misalnya; makan bersama, bekerja bersama, rekreasi bersama.
4. Minta keluarga atau teman menyapa ketika bertemu dengan penderita, dan
jangan mendiamkan penderita, atau jangan membiarkan penderita berbicara
sendiri.
5. Mengajak/ mengikutsertakan penderita dalam kegiatan bermasyarakat,
misalnya pengajian, kerja bakti dan sebagainya.

43

6. Berikan pujian yang realistis terhadap keberhasilan penderita, atau dukungan


untuk keberhasilan sosial penderita.
7. Hindarkan berbisik-bisik di depan penderita/ ada penderita dalam suatu
ruangan yang sama/ disaksikan oleh penderita.
8. Mengontrol dan mengingatkan dengan cara yang baik dan empati untuk
selalu minum obat dengan prinsip benar nama obat, benar nama pasien, benar
dosis, benar waktu, benar cara pemberian.
9. Mengenali adanya tanda - tanda kekambuhan seperti; sulit tidur, mimpi
buruk, bicara sendiri, senyum sendiri, marah-marah, sulit makan,
menyendiri, murung, bicara kacau, dan marah-marah.
10. Kontrol suasana lingkungan yang dapat memancing terjadinya marah.
11. Segera mengajak kontrol bila penderita kambuh atau obat habis.
2.3.5 Perawatan penderita
a. Perawatan skizofrenia oleh keluarga (Li, 2010) :
1. Mengenali adanya penyimpangan sedini mungkin.
2. Mencari bantuan atau pertolongan dan mengambil keputusan secara benar.
3. Memberikan perawatan bagi anggota keluarga yang sakit, cacat dan
mengatasi masalah darurat kesehatan.
4. Menciptakan lingkungan dalam keluarga yang sehat, kontrol suasana
lingkungan yang dapat menimbulkan terjadinya kekambuhan penderita.
5. Selalu memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat.
6. Menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri dalm melakukan
kegiatan, misalnya mengajak penderita jalan santai, rekreasi atau nonton
bersama, makan bersama, bekerja bersama, dll.
7. Mengajak penderita melaksanakan kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial
misalnya mengajak klien ke tempat beribadah dan mengajak klien untuk
beribadah, selain itu kerja bakti atau kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
8. Mencegah persepsi yang buruk terhadap gangguan jiwa misalnya
mensosialisasikan kepada tokoh masayarakat atau orang yang berpengaruh
dalam masyarakat tentang kesehatan jiwa.
9. Tidak ada diskriminasi dan saling terbuka satu dengan yang lain.

44

10. Saling percaya dan menghargai antar anggota keluarga.


b. Asuhan keperawatan penderita skizofrenia menurut Nanda 2015, yaitu :
1.

Menghindari kebiasan menyendiri.

2. Selalu berusaha untuk menceritakan masalah yang ada dengan teman


terdekat.
3.

Mengenali gejala-gejala penyakit dan selalu konsultasikan dengan dokter.

4.

Mengkonsumsi makanan yang bergizi.

5.

Mengobservasi secara ketat perilaku klien.

6.

Menyingkirkan semua benda berbahaya.

7.

Memberikan obat secara teratur.

8.

Menurunkan ketegangan.

9.

Selalu periksa mulut penderita setelah minum obat.

10. Mengalihkan jika halusinasi berulang.


11. Memfokuskan dan mengguatkan realitias.
c. Perawatan penderita skizofrenia dari puskesmas Bantur tahun 2015.
1. Ikut merasakan kesulitan seperti kondisi yang pasien rasakan.
2. Bertekad untuk mendampingi pasien sampai keadaannya lebih baik.
3. Membantu pasien dengan tulus dan ikhlas.
4. Menjaga perasaan pasien ketika keinginan pasien sulit di ikuti.
5. Memberikan pujian ketika pasien mampu melakukan hal positif , seperti
meminum obat tepat waktu.
6. Memberikan pujian atas hasil kerja yang positif yang telah di lakukan
pasien.
7. Mengakui perbuatan atau hasil kerja yang telah di lakukan oleh pasien.
8. Menjelaskan dan melatih cara menjaga kebersihan diri kepada pasien.

45

9. Mendampingi pasien ketika di lakukan pemeriksaan dan perawatan oleh


petugas kesehatan.
10. Mengikutsertakan pasien dalam memutuskan atas kesadaran dirinya
untuk patut berobat.
11. Membantu pasien untuk mandi dan makan supaya mandiri.
12. Memberikan kepercayaan kepada pasien untuk beraktifitas di luar rumah
dengan tetap dalam bimbingan.
13. Melatih pasien melakuka aktivitas sesuai kemampuan atau hobinya,
seperti olah raga yang di sukai pasiennya.
14. Membantu pasien untuk minum obat dan mengawasi obat benar-benar di
minum.
15. Membimbing dan melatih pasien kegiatan rutin di rumah supaya terbiasa.
16. Memberikan kepercayaan bahwa pasien bisa melakukan pekerjaan
sehari-hari di rumah seperti menyapu.
17. Menceritakan hasil perkembangan perawatan dan pengobatan kepada
pasien.
18. Menjelaskan bagaimana belajar mengatasi masalah kepada pasien.
19. Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai pentingnya minum
obat.
20. Menjelaskan kepada pasien bagaimana minum obat yang benar.
21. Membimbing pasien untuk segera berobat jalan jika menunjukkan tanda
dan gejala kekambuhan.
22. Menerima segala kondisi yang di hadapi pasien.

46

23. Merasakan masalah yang di hadapi oleh pasien merupakan masalah yang
harus di hadapi bersama.
24. Merasa turut bertanggung jawab atas perawatan pasien, karena pasien
adalah bagian dari anggota keluarganya.
25. Menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri dalam melakukan
kegiatan, misalnya; makan bersama, bekerja bersama, rekreasi bersama,
dll.
26. Minta keluarga atau teman menyapa ketika bertemu dengan penderita,
dan jangan mendiamkan penderita, atau jangan membiarkan penderita
berbicara sendiri.
2.4 Beban keluarga
2.4.1 Pengertian beban keluarga
Beban keluarga adalah tingkat pengalaman distress keluarga sebagai
efek dari kondisi anggota keluarganya. Kondisi ini dapat menyebabkan
meningkatnya stress emosional dan ekonomi keluarga adalah tingkat
pengalaman distress keluarga sebagai efek dari kondisi keluarganya
(Fontanie, 2009).
Sesuai dengan pendapat Fountaine (2009) bahwa beban keluarga
adalah

tingkat

pengalaman distress keluarga sebagai efek dari kondisi

anggota keluarganya. Beban keluarga terjadi ketika ketidak mampuan


satu anggota keluarga secara signifikan mempengaruhi dan fungsinya,
sebagaimana perilaku keluarga dan anggota keluarga secara simultan
mempengaruhi perjalanan dan karakteristik ketidakmampuan yang di
alami oleh salah satu anggota keluarga.

47

2.4.2. Jenis-jenis beban keluarga


Menurut Fontane (2009) mengkategorikan beban keluarga dalam tiga jenis
yaitu:
1. Beban objektif merupakan beban dan hambatan yang di jumpai di
kehidupan suatu keluarga yang berhubungan dengan pelaksanaan
merawat salah satu anggota keluarga yang menderita. Yang termasuk
dalam beban objektif :
a. Beban biaya finansial untuk merawat dan pengobatan, yaitu semua
pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi,
yang dinyatakan dengan satu satuan uang menurut harga pasar
yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.
Seperti biaya makan, tempat tinggal, dan transportasi.
2. Beban subjektif merupakan beban yang berupa distres emosional
yang dialami anggota keluarga yang berkaitan dengan tugas merawat
anggota keluarga yang menderita. Yang termasuk kedalam beban
subjektif ;
a. Ansietas akan masa depan merupakan reaksi emosional terhadap
penilaian dari stimulus. Ansietas merupakan suatu sumber
kekuatan dan energinya dapat menghasilkan suatu tindakan yang
dekstruktif atau konstruktif.
b. Kejenuhan dalam merawat merupakan rasa bosan dalam melakukan
suatu aktivitas yang itu saja, sehingga membuat kita tidak ingin
melakukan suatu tersebut bahkan kita berniat ingin meninggalkan
suatu aktifitas tersebut dan tidak ingin mengerjakan selamanya.
3. Beban iatrogenik merupakan beban yang disebabkan karena tidak
berfungsinya

sistem

pelayanan

kesehatan

jiwa

yang

dapat

48

mengakibatkan intervensi dan rehabilitas tidak berjalan sesuai


fungsinya, termsuk dalam beban ini yaitu :
a. Sistem rujukan dan program pendidikan kesehatan, serta pihak
yang terlibat dalam proses penyembuhan sehingga lebih cepat
mencapai tujuan yang diharapkan.
2.4.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Beban Keluarga
Beban keluarga ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi beban keluarga antara lain yaitu:
1. Pengetahuan terhadap penyakit
Pengetahuan keluarga tentang skizofrenia dan cara perawatannya
sangat mempengaruhi proses fikir keluarga. Keluarga yang memiliki
keluarga yang memiliki pengetahuan yang baik akan meningkatkan
beban dalam merawat skizofrenia ( wicaksana, 2007).
2. Stigma
Pada kehidupan masyarakat, skizofrenia masih di anggap sebagai
penyakit yang memalukan dan merupakan aib bagi keluarga, dan
sering di anggap sebagai ancaman yang mengganggu keamanan
sekitar. Keadaan ini menyebabkan keluarga dikucilkan dan mengalami
isolasi sosial dari masyarakat. Hal ini menjadi beban bagi keluarga
baik beban subjektif maupun beban objektif. Selama bertahun-tahun
bayak bentuk deskriminasi di dalam masyarakat. Penyakit mental
masih menganggap kesalah pahaman, prasangka, kebingunggan,
ketakutan ditengah-tengah masyarakat (Hawari 2001).
3. Perjalanan penyakit
Penderita skizofrenia sering mengalami ketidakmampuan seperti
merawat diri, berinteraksi sosial, sehingga sangat bergantung kepada

49

keluarga yang akan menjadi beban objektif maupun beban subjektif


( Kaplan & Sadock, 2000). Prasilla Darwin, Gitayani Hadisukanto,
Sylvia Detri Elvira (2012) ditemukan beban pramurawat sebanyak
68,6% melaporkan adanya aktivitas yang dilakukan pasien sehari-hari,
sedangkan 31,4% pasien dikatakan tidak memiliki aktivitas apapun.
Pasien yang mengalami disfungsi dalam kehidupan sehari-hari atau
disfungsi

sosial

berkaitan

dengan

beban

perawatan

karenan

mengakibatkan ketergantungan pasien pada pramurawat untuk


melakukan kegiatan sehari-har, sehingga membatasi waktu, tenaga, dan
perhatian pramurawat.
4. Ekspresi emosi
Ekspresi emosi adalah keadaan individu yang terbuka dan sadar
akan perasaannya dan dapat berpartisipasi dengan dunia internal dan
eksternal ( Keliat, 2000). Prasilla Darwin, Gitayani Hadisukanto,
Sylvia Detri Elvira (2012) menemukan bahwa beban perawatan
memiliki hubungan yang bermakna terhadap ekspresi emosi. Ekspresi
emosi yang dilaporkan pramurawat hampir seimbang. Baik mereka
dengan ekspresi emosi tinggi maupun rendah. Kandidat faktor perancu
terhadap penilaian beban perawatan dan ekspresi emosi didapatkan.
5. Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor yang paling penting
dalam penilaian beban keluarga. Perawat keluarga membutuhkan
waktu yang cukup lama sehingga membutuhkan biaya yang banyak.
Penelitian Gururaj, Bada, Reddy dan Chandrashkar (2008) menemukan
bahwa dari enam dimensi beban keluarga dengan skizofrenia, skor
finansial memiliki rata-rata yang paling tingi. Oleh karena itu, apabila

50

kelarga tidak memiliki sumber dana yang cukup atau jaminan


kesehatan, maka hal ini akan menjadi beban yang berat.
Sri suryaningrum, Ice yulia wardani (2010), menemukan bahwa
berdasarkan beberapa literatur menjelaskan bahwa bwban keluarga
dalam merawat pasien perilaku kekerasan adalah beban, kemampuan,
keluarga, perilaku kekerasan, skizofrenia. Nuraenah, Mustikasari, &
Putri (2012) bahwa beban keluarga dalam merawat anggota dengan
riwayat keluarga perilaku kekerasan 95%. Beban berat yang di alami
keluarga bisa di pengaruhi oleh berbagai hal di antaranya adalah faktor
sosial ekonomi.Hal ini sesuai dengan penelitian Gurujat, Bada, Reddy
dan Chandrasahkar (2008) menemukan dari enam dimensi beban
keluarga dengan dkizofrenia, skor finansial memiliki rata-rata yang
paling tinggi. Oleh karena itu apabila keluarga tidak memiliki
sumberdana yang cukup atau jaminan kesehatan, maka akan menjadi
beban yang snagat berat.

2.4.4

Skala Beban untuk Keluarga Pengasuh BSFC


Kami meminta anda untuk informasi tentang situasi anda saat ini.
Situasi ini terdiri pengasuhan anda disimpulkan dari penyakit anggota
keluarga anda atau teman. Pernyataan berikut sering menyebut jenis
bantuan keluarga. Ini mungkin jenis dukungan hingga perawatan.
Tanggapan terhadap 28 laporan dari BSFC `yang dinilai sesuai dengan
skema berikut:
a. Peringkat tersebut adalah sebagai berikut:
Tanggapan:
Poin :
Sangat setuju
:3

51

Setuju
:2
Tidak setuju
:1
Sangat tidak setuju : 0
persentase sampel
a. 0-35 ringan 33,8%
b. 36 45 sedang 25,3%
c. 46 -84 berat 40,9%
Harap mengambarkan X untuk deskripsi terbaik dari situasi
keluarga saat ini. Silakan menjawab setiap pertanyaan : sangat setuju,
setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.
1 Saya merasa sangat terbebani secara ekonomi setiap mengantar
penderita untuk kontrol. Hal ini karena saya harus menanggung biaya
2

untuk transportasi.
Selain merawat penderita saya masih bisa melakukan aktifitas lain

seperti biasanya, bekerja ngurusin pekerjaan rumah dll.


Bagi saya bukan hal yang mudah jika saya harus memberikan

keperawatan yang di perlukan oleh penderita (cuci, makan, dll).


Saya sangat cemas terhadap keadaan penderita karena sudah lama

tidak kunjung sembuh.


Karena anggota keluarga saya ada yang mengalami gangguan jiwa.

Hubungan saya dengan orang di sekitar cukup terganggu.


Hubungan saya sama penderita pada waktu perawatan berjalan dengan

baik karena penderita mau mengikuti apa yang saya sarankan.


Saya sering merasa kelelahan sacara fisik saat merawat penderita,
karena hanya saya saja yang merawat penderita da tidak ada anggota

lain yang membantu.


Saya merasa sangat jenuh melakukan perawatan kepada penderita lain.

Ingin sekali meninggalkan perawatan kebiasan tersebut.


Saya merasa ada paksaan ketika harus merawat penderita karena
ketergantungan penderita pada saya.

52

10 Saya masih bingung ketika perawat jiwa tidak ada pada waktu saya
mengantarkan control.
11 Saya merasa terbebani pada saat mengantar penderita kontrol rutin ke
pelayanan kesehatan jiwa.
12 Saya merasa jenuh ketika menunggu penderita pada waktu menjalani
terapi pada waktu control.
2.4.5

Evaluasi
Tanggapan terhadap 12 laporan dari BSFC `yang dinilai sesuai dengan
skema berikut:
a. Peringkat tersebut adalah sebagai berikut:
Tanggapan:
Poin :
Sangat setuju
:3
Setuju
:2
Tidak setuju
:1
Sangat tidak setuju : 0
b. Klasifikasi
1. Rumus sturgess
Menurut (Agus Susworo Dwi Marhaendro,2011)
I = Interval

I = 12

33

2.5 Evidence Based Practice tentang hubungan beban keluarga dengan kemampuan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia di
desa bantur.
No
1

Nama
Tahun
Sri Suryaningrum 2013
dan Ice Yulia
Wardani

Nuraenah,
2012
Mustikasari,
Yossie
Susanti
Eka Putri.

Ruti Wiyati dan 2010


Dyah
Wahyuningtyas

Judul
Hubungan
Antara
Beban
Keluarga Dengan Kemampuan
Kelurga Merawat Pasien Perilaku
Kekerasan di Poliklinik Rumah
Sakit Marzoeki Mahdi Bogor.
Hubungan Dukungan Keluarga
Dan Beban Keluarga
Dalam
Merawat
Anggota
Dengan
Riwayat Perilaku Kekerasan
Di Rs. Jiwa Islam Klender
Jakarta Timur 2012

Metode
Desain
Analitik
Kategorik
Berpasangan. Dengan
103 responden

Pengaruh Psikoedukasi Keluarga


Terhadap Kemampuan Keluarga
Dalam Merawat Klien Isolasi
Sosial

eksperimen
semu
(quasi
experimant pre dan
post test with kontrol
group) dengan 24
responden

Dengan 82 responden

Hasil
Hasil penelitian ini didapatkan
bahwa
mayoritas responden
memiliki pengetahuan sedang
yaitu 67,0% atau 69 orang dan
tinggi 33,0% atau 34 orang.
Hasil penelitian menunjukan
ada hubungan yang signifikan
antara
dukungan Informasi,
Emosional, Intrumental nilai
dukungan informasi (r =
-0,342), emosional dengan nilai
(r = -0,343) instrumental
dengan
nilai (r = -0,367)
Hasil analisis penelitian ini
menunjukan bahwa kemampuan
keluarga
dalam merawat klien isolasi
sosial baik
kognitif
dan
psikomotor
sebelum

34

pemberian terapi psikoedukasi


keluarga
setara (p>0,05)
4

Delia Ulpa dan 2012


Mahnum Lailan
Nst

Dukungan
Dengan
Beban Mengunakan
Keluarga Mengikuti Regimen purposive sampling
Terapeutik Anggota Keluarga dengan 50 responden
Yang Mengalami Halusinasi

Uji yang digunakan adalah uji


non parametrik yaitu uji
korelasi
spearman
karena
kedua
variabel
bersifat
kategorik. Jika nilai
p<
(0,05) maka adanya hubungan
yang signifikan maka dapat
ditari kesimpulan bahwa dari
hasil
penelitian Hipotesanol
(H0) ditolak dan Hipotesa
penelitian (Ha) gagal ditolak

Rosmiati, Faisal 2013


Asdar, dan Rusli

Pengaruh pendidikan keshatan


terhadap
peningkatan
pengetahuan keluarga tentang
perawatan pasien denga masalah
gangguan persepsi

Berdasarkan
hasil
analisa
dengan
wilcoxon
dengan
membadingkan hasil pre-test
dan post-test seperti yang
terlihat pada table 5.3

Desain
pra
eksperimen
denga
one-groub
pre-test
post-test
desaign
dengan responden 15,

Perawatan penderita skizofrenia


1.

2.6 Kerangka Konsep


Tugas Keluarga
Mengenal
gangguan
kesehatan
- Memberikan
perawatan
- Menciptakan
lingkungan yang
sehat
- Mengambil
Keputusan
-

Keluarga
Fungsi Keluarga
- Fungsi Biologis
- Fungsi
Psikologis
- Fungsi
Sosialisasi
- Fungsi Ekonomi
- Fungsi
- Pendidikan

Diteliti
Tidak
diteliti
berhubung

Ikut merasakan masalah dan kesulitan


yang dihadapi penderita
2. Menerima segala kondisi yang dihadapi
pasien dan bertekad untuk mendampingi
pasien sampai keadaan yang lebih baik.
3. Memberikan penjelasan kepada pasien
bagaimana minum obat yang benar dan
pentingnya minum obat dan mengawasi
benar-benar diminum.
4. Membantu pasien untuk mandi dan makan
supaya mandiri, dan menjelaskan serta
melatih cara menjaga kebersihan diri
kepada pasien.
5. Merasa bertanggung jawab atas perawatan
pasien sebagai bagian dari anggota
keluarga dengan pasien untuk segera
berobat jalan jika menunjukkan tanda dan
gejala kekambuhan.
6. Membimbing dan melatih pasien kegiatan
dirumah dan memberikan kepercayaan
bahwa pasien bisa melakukan pekerjaan
sehari-hari dirumah.
7. Mendampingi pasien ketika dilakukan
pemeriksaan dan perawatan oleh petugas
kesehatan.
8. Melatih pasien melakukan aktivitas sesuai
kemampuan atau hobinya, dan
memberikan pujian atas hasil kerja yang
positif yang telah dilakukan oleh pasien
9. Menemani dan tidak membiarkan
penderita sendiri dalam melakukan
kegiatan, dan mengakui perbuatan atau
hasil yang telah dilakukan oleh pasien.
10. Mengikutsertakan pasien dalam
memutuskan atas kesadaran dirinya untuk
patut berobat.
11. Memberikan pujian atas hasil kerja yang
positif yang telah dilakukan pasien.

Faktor Faktor yang


Mempengaruhi Beban
Keluarga :
1.

Pengetahuan
terhadap penyakit
Stigma
Perjalanan
penyakit

2.
3.

4.
5.

Ekspresi emosi
Ekonomi

Beban keluarga
Beban finasial
1. Biaya
perawatan dan
pengobatan
2. Ansietas
3. Kejenuhan
4. Pihak yang
terlibat

35

1. Ringan :
0 - 12
2. Sedang :
13 - 24
3. Berat :
25 - 36

Kemampuan keluarga dalam merawat


pasien skizofrenia:
1. Kognitif
a.
b.
c.
d.

Ikut merasakan masalah dan kesulitan yang dihadapi penderita


Memberikan penjelasan kepada pasien bagaimana minum obat
yang benar dan pentingnya minum obat dan mengawasi benarbenar diminum.
Memberikan pujian atas hasil kerja yang positif yang telah
dilakukan pasien.

Merasa bertanggung jawab atas perawatan pasien


sebagai bagian dari anggota keluarga dengan pasien
untuk segera berobat jalan jika menunjukkan tanda dan
gejala kekambuhan.

2. Psikomotor
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Menerima segala kondisi yang dihadapi pasien dan bertekad


untuk mendampingi pasien sampai keadaan yang lebih baik.
Membantu pasien untuk mandi dan makan supaya mandiri, dan
menjelaskan serta melatih cara menjaga kebersihan diri kepada
pasien.
Membimbing dan melatih pasien kegiatan dirumah dan
memberikan kepercayaan bahwa pasien bisa melakukan
pekerjaan sehari-hari dirumah.
Mendampingi pasien ketika dilakukan pemeriksaan dan
perawatan oleh petugas kesehatan.
Melatih pasien melakukan aktivitas sesuai kemampuan atau
hobinya, dan memberikan pujian atas hasil kerja yang positif
yang telah dilakukan oleh pasien
Menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri dalam
melakukan kegiatan, dan mengakui perbuatan atau hasil yang
telah dilakukan oleh pasien.
Mengikutsertakan pasien dalam memutuskan atas kesadaran
dirinya untuk patut berobat.

bertanggung jawab atas perawatan pasien sebagai bagian


dari anggota keluarga dengan pasien untuk segera
berobat jalan jika menunjukkan tanda dan gejala
kekambuhan.

1. Baik :
76% 100%
2.
Cukup
: 56%
- 75 %
3. Kurang
: < 56%

37

2.6.1 Penjelasan Kerangka Konsep


Pada keluarga dengan penderita skizofrenia dalam mekanisme koping yang
berjalan dengan baik tidak akan mengakibatkan beban keluarga tidak terlalu berat.
Apabila koping dalam keluaga tarsebut tidak berjalan dengan baik maka akan
mengakibatkan beban keluarga tersebut menjadi sangat berat. Ada beberapa faktor
yang dapat menyebabkan beban keluarga menjadi sangat berat yaitu pengetahuan
terhadap penyakit, stigma, perjalanan penyakit, ekspresi emosi, ekonomi. Maka
keluarga yang memiliki beban berat maka perlu diberikan perawatan pasien
dengan skizofrenia di rumah. Dengan dilakukannya perawatan pada keluarga
pasien skizofrenia diharapkan adanya perubahan atau penurunan beban keluarga
dalam aktivitas sehari-hari dengan perlakuan yang dilakukan keluarga pada
penderita skizofrenia. Sehingga perawatan keluarga dalam perawatan pasien
dengan skizofrenia bisa maksimal.
2.7 Hipotesis
Ho = Tidak ada hubungan beban keluarga dengan kemampuan keluarga
dalam merawat pasien skizorenia di desa bantur wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Bantur.

37

38

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
. Desain yang

digunakan

dalam penelitian

analitik

dengan

menggunakan desain penelitian korelasi dengan pendekatan cross-sectional.


Jenis desain penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasi merupakan
penelitian hubungan antar dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok
subjek (Notoadmotjo, 2012).
Metode pendekatan cross-sectional merupakan rancangan penelitian
yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek,
dengan cara pendekatan, pengamatan atau pengumpulan data sekaligus pada
suatu saat (Notoadmotjo, 2012). Dengan cara pendekatan data dikumpulkan
dengan kuesioner dan checklist.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu
: 1 April 3 April 2016
Tempat penelitian
: Di Desa Bantur Wilayah Kerja Puskesmas Bantur
Kecamatan Bantur
3.3 Kerangka Kerja (Frame Work)
Kerangka penelitian merupakan pertahapan (langkah-langkah dalam
aktivitas kelompok ilmiah) mulai dari penetapan populasi, sampel, dan
seterusnya yaitu kegiatan sejak awal penelitian yang akan dilakukan
(Sugiyono, 2013).

39

Kerangka kerja disajikan pada Gambar berikut.


Populasi
Warga yang memiliki anggota keluarga penderita skizofrenia di wilayah kerja
Puskesmas Bantur Kec. Bantur Kab. Malang, sebanyak 40 orang
Sampel
Keluarga dengan anggota keluarga yang mengalami skizofrenia di desa
Bantur Wilayah Kerja Puskesmas Bantur, sebanyak 40 orang
Teknik sampling
Teknik dalam pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah purposive
Desain Penelitian
sampling
Desain penelitian mengunakan Cross Sectional
Variabel Independen

Variabel Dependen

Beban keluarga

Kemampuan keluarga dalam merawat


pasien
skizofrenia
Kuisioner

Kuisioner

Analisa menggunakan univariat dan bivariat


Uji test dengan spearmen rank

Penarikan kesimpulan
Jika P 0,05 maka H0 ditolak yang artinya ada hubungan
Jika P 0,05 maka H0 diterima yang artinya tidak ada hubungan
3.4 Desain Sampling
3.4.1 Populasi
Populasi penelitian merupakan keseluruhan objek penelitian atau
objek yang diteliti (Notoadmotjo, 2012). Populasi yang ada dalam
penelitian ini merupakan keluarga yang terdapat anggota keluarga yang
mengalami skizofrenia di Wilayah Desa Bantur Kecamatan Bantur yaitu
berjumlah 40 keluarga.
3.4.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti
Variabel Dependen

(Arikunto, 2010). Sampel pada penelitian ini merupakan keluarga yang


Tingkat stress pada lansia

40

mempunyai anggota keluarga yang menderita skizofrenia di desa


Bantur Kec.Bantur sebanyak 40 responden. Sampel mempunyai dua
kriteria yaitu kriteria inklusi dan kriteria eklusi.
1. Kriteria inklusi, merupakan subyek penelitian dapat mewakili dalam
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Hidayat,
2011), kriteria dalam penelitian ini yaitu :
a. Anggota keluarga yang merawat penderita skizofrenia
b. Anggota keluarga yang berusia 20 tahun.
2. Kriteria eklusi, merupakan subyek penelitian tidak dapat mewakili
dalam sampel penelitian yang tidak memenuhi syarat sebagai
sampel, seperti adanya hambatan etis atau menolak menjadi
responden karena suatu keadaan yang tidak memungkinkan untuk
melakukan penelitian (Hidayat, 2011), kriteria dalam penelitian ini
yaitu,
a. Keluarga dan penderita yang tidak ada ditempat saat penelitian
3.4.3 Tenik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling
dengan mengambil sebagian jumlah populasi yang ada yang dilakukan
dengan studi pendahuluan,atau dengan mempelajari berbagai hal yang
berhubungan dengan populasi.
3.5 Identifikasi variabel
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok
lain (Notoadmotjo, 2012).
3.5.1 Variabel Independen
Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau
nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2014). Dalam penelitian

41

ini variabel independen adalah hubungan beban keluarga dalam


merawat pasien skizofrenia.
3.5.2 Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi nilainya
ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2014). Dalam penelitian
variabel dependen adalah kemampuan keluarga dalam merawat pasien
skizofrenia.

42

3.6 Definisi Operasional


Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional Hubungan Beban Kekuarga Dengan Kemampuan Keluarga Dalam Merawat Pasien
Skizofrenia di Desa Bantur Wilayah Kerja Pukesmas Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.
No

Variabel

Definisi Operasional

Variabel

Tingkat pengalaman yang

Independen: kurang
menyenangkan
Beban
sebagai efek dari kondisi
Keluarga
anggota
keluarganya.
Kondisi

ini

dapat

menyebabkan
meningkatnya

Indikator
Beban keluarga meliputi :

Alat Ukur

Skala

Kuisioner

Ordinal

Alat Ukur

Skala

Beban finasial
1. Biaya perawatan dan
pengobatan
2. Ansietas
3. Kejenuhan
4. Fasilitas kesehata

Skoring
- Untuk pernyataan positif :
3: sangat setuju
2: setuju
1: tidak setuju
0: sangat tidak setuju
Klasifikasi:
1. Ringan : 0 - 12
2. Sedang : 13 - 24
3. Berat : 25 - 36

stress

emosional dan ekonomi


keluarga

kondisi

keluarganya
Lanjutan
Variabel

Definisi Operasional

Indikator

Skoring

43

Variabel

Keluarga

Dependen
Kemampuan

serumah dengan penderita

keluarga
dalam
merawat
pasien
skizofrenia

yang

tinggal

Aspek dalam kemampuan Kuisioner


keluarga dalam merawat

pasien skizofrenia
yang
dilakukan
oleh Kognitif
a. Ikut
merasakan
anggota keluarga yang
masalah dan kesulitan
yang
dihadapi
merawat
penderita
penderita
skizofrenia dirumah.
b. Memberikan penjelasan
kepada
pasien
bagaimana minum obat
yang
benar
dan
pentingnya minum obat
dan mengawasi benarbenar diminum.
c. Memberikan
pujian
atas hasil kerja yang
positif
yang
telah
dilakukan pasien
d.
Merasa bertanggung
jawab atas perawatan
pasien sebagai bagian
dari anggota keluarga
dengan pasien untuk
segera berobat jalan
jika
menunjukkan
tanda
dan
gejala
kekambuhan

Ordinal

Skoring :

Pernyataan

skizofrenia dalam tindakan

positif
a. Jawaban benar :1
b. Jawaban salah :0
Pertanyaan
negative
a. Jawaban benar :0
b. Jawaban salah :1

Klasifikasi :
Baik :76 100%
Cukup :56-75%
Kurang : < 56%
(Nursalam,2008)

44

Psikomotor
a. Menerima
segala
kondisi yang dihadapi
pasien dan bertekad
untuk
mendampingi
pasien sampai keadaan
yang lebih baik.
b. Membantu
pasien
untuk
mandi
dan
makan supaya mandiri,
dan menjelaskan serta
melatih cara menjaga
kebersihan diri kepada
pasien.
c. Membimbing
dan
melatih pasien kegiatan
dirumah
dan
memberikan
kepercayaan
bahwa
pasien bisa melakukan
pekerjaan sehari-hari
dirumah.
d. Mendampingi
pasien
ketika
dilakukan
pemeriksaan
dan
perawatan oleh petugas
kesehatan.
e. Melatih
pasien
melakukan
aktivitas

45

f.

g.

sesuai kemampuan atau


hobinya,
dan
memberikan pujian atas
hasil kerja yang positif
yang telah dilakukan
oleh pasien
Menemani dan tidak
membiarkan penderita
sendiri
dalam
melakukan
kegiatan,
dan
mengakui
perbuatan atau hasil
yang telah dilakukan
oleh pasien.
Mengikutsertakan
pasien
dalam
memutuskan
atas
kesadaran
dirinya
untuk patut berobat

xlvi

a.

Pengumpulan data dan analisa data


3.7.1 Pengumpulan Data
1. Proses Pengumpulan data
a. Tahap Persiapan
1) Meminta surat pengantar penelitian kepada Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kepanjen untuk mendapat persetujuan penelitian dari Kepala
Puskesmas Bantur dan Kepala Desa Bantur untuk melakukan penelitian di
Desa Bantur.
2) Peneliti mendatangi Desa Bantur yang akan dijadikan sebagai lahan
penelitian
b. Tahap Pelaksanaan
1) Penelitian ini dilakukan secara door to door yaitu langsung kerumah
responden yang memiliki anggota keluarga yang menderita skizofrenia.
Pertama peneliti melakukan informed consent kepada responden yang
akan dilakukan penelitian.
2) Memberikan penjelasan kepada responden tentang prosedur pengisian
lembar identitas dan setiap item pada lembar identitas harus diisi.
3) Selanjutnya peneliti membagikan lembar kuisioner dan menjelaskan
cara pengisiannya. Pengisian kuisioner kira-kira membutuhkan waktu
15 menit. Peneliti dalam sehari bisa melakukan penelitian pada
responden sebanyak 10 sampai 11 responden. Jadi dengan responden
sebanyak 40 orang, maka membutuhkan waktu sekitar 1-3 hari.
4) Setelah selesai mengisi kuisioner, kemudian kuisioner langsung
dikumpulkan kembali dan diakumulasi sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan.
2. Instrument penelitian data
Instrument pengumpulan data pada penelitian ini adalah berbentuk closed
ended questioner (kuesioner tertutup). Kuesioner terbagi dalam tiga kelompok
pertanyaan.Klompok pertanyaan pertanyaan pertama merupakan pertanyaan
mengenai data umum responden, berisi pertayaan mengenai : pendidikan, jenis
kelamin,dan pekerjaan responden. Kelompok pertanyaan kedua merupakan

xlvii

kelompok pertanyaan mengenai beban keluarga dalam merawat pasien


skizofrenia, dan kelompok pertanyaan ketiga merupakan kelompok pertanyaan
mengenai kemampuan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia.
3. Uji validitas dan Realibilitas
a. Uji Validitas
Validasi merupakan suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar
mengukur apa yang diukur. Demikian pula kuesioner yang digunakan sebagai
alat ukur harus mengukur apa yang diukur, harus diuji dengan uji korelasi antara
skor (nilai) tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner tersebut. Jika
telah memiliki validitas berarti semua item pertanyaan yang ada di dalam
kuesioner itu mengukur konsep penelitian yang kita ukur (Notoatmodjo, 2012).
Dalam uji validitas kuesioner, peneliti menggunakan rumus korelasi spearmen
rank dengan menggunakan SPSS 16 (Statistical Product and Service Solutions).
a. Uji realibitas
Mengukur reliabilitas data, apakah alat ukur ini dapat digunakan atau
tidak.

Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrument dalam

penelitian ini adalah Koefisien Alfa ( ) dari Cronbach yang menggunakan SPSS
16 (Statistical Product and Service Solutions).
b. Teknik Analisis Data
i.
Langkah-langkah Analisa Data
1. Editing
Editing

merupakan

pengecekan

jumlah

kuesioner,

kelengkapan

data,diantaranya kelengkapan identitas, lembar kuesioner dan kelengkapanisian


kuesioner sehingga apabila mendapat ketidaksamaan dapat dilengkapi segera
oleh peneliti.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2013).
1. Kode untuk jawaban kuisioner beban keluarga
i

xlviii

Tangapan :
poin :
Sangat setuju
:3
Setuju
:2
Tidak setuju
:1
Sangat tidak setuju : 0
2. Kode untuk variabel beban keluarga dalam merawat pasien
skizofrenia adalah:
Ringan : 0 - 12
Sedang : 13 - 24
Berat : 25 - 36
3. Kode untuk jawaban kuisioner kemampuan keluarga
1
: menjawab dengan benar
0
: menjawab dengan salah
4. Kode untuk variabel kemampuan keluarga dalam merawat pasien
skizofrenia adalah:
1
: baik
2
:cukup
3
:kurang
5. Kode untuk jenis kelamin
1
: laki-laki
2
:perempuan
6. Tingkat pendidikan
0
:tidak sekolah
1
:Sekolah Dasar
2
:Sekolah Menengah Pertama
3
:Sekolah Menengah Atas
4
:Perguruan Tinggi
7. Kode untuk usia
1. : 20-29 tahun
2. : 30-39 tahun
3. : 40-49 tahun
4. :50 tahun
3. Scoring
Memberikan Memberikan skor terhadap item item yang perlu diberi skor
dan memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor (Arikunto,
2006)
Pemberian skor pada tingkat kemampuan keluarga dalam merawat pasien
skizofrenia dengan kriteria sebagai berikut :
Pernyataan positif : Jawaban Benar = 1
Jawaban Salah = 0
Penyataan negatif : Jawaban Benar = 0
Jawaban Salah = 1
4. Penilaian
i

xlix

Setelah melalui tahap scoring kemudian dilakukan penilaian terhadap


jawaban pada lembar kuesioner yang telah diisi oleh responden kemudian
diberi pembobotan dijumlahkan dan dibandingkan dengan skor tertinggi lalu
dikalikan 100%.
a. Variabel beban

keluarga

dalam

merawat

penderita

diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu:


Ringan : 0 - 12
Sedang : 13 - 24
Berat : 25 - 36
b. Variabel kemampuan keluarga dalam merawat

skizofrenia

pasien skizofrenia

diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu :


Baik
: 76% - 100%
Cukup
: 56% - 75%
Kurang
: < 56%

N=
Keterangan :
N : Persentase data
SP : Jumlah skor yang diperoleh
SM : Jumlah skor tertinggi (Arikunto, 2010)
5. Interpretasi data
Setelah proses klasifikasi data selesai selanjutnya data tersebut diubah
kedalam bentuk prosentase yang mana frekuensi akan muncul dibagi jumlah
ii.

responden yang ada, kemudian dikalikan 100% .


Analisis Data
Analisa data merupakan proses perincian data yang akan ditulis dalam
penyajian data. Hal ini dilakukan dengan menemukan makna dari setiap data
sehingga memberikan tafsiran yang dapat diterima oleh akal sehat dalam
konteks masalahnya secara keseluruhan.
Setelah semua data terkumpul dilakukan analisa data dengan
menggunaka uji spearman rank. Setelah dilakukan uji normalitas dengan hasil
sig. >0,05 dapat disimpulkan distribusi data penelitian normal.
1. Analisa Univariate (analisa Deskriptif)
Analisis univariat merupakan analisa yang digunakan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik dari setiap variabel
i

penelitian (Notoadmotjo, 2012). Untuk mendeskripsikan beban keluarga


dengan kemampuan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia.
2. Analisa Bivariate
Analisis bivariant merupakan analisa yang digunakan untuk
menganalisis hubungan antara dua variabel (Hidayat, 2011). Dalam
penelitian ini peneliti ingin melihat hubungan antara beban keluarga
dengan kemampuan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia.
iii.Cara Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan merupakan hasil dari proses berfikir induktif dari penemuan
penelitian tersebut, serta sebagai hasil dari pembuktian hipotesis (Notoadmotjo,
2011). Kesimpulan dibuat dengan cara :
a. P.value ~ Ho ditolak artinya tidak ada hubungan beban keluarga dengan
kemampuan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia di desa Bantur, Kecamatan
Bantur.
b. P.value ~ Ho gagal ditolak, artinya ada hubungan beban keluarga dengan
kemampuan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia di Desa Bantur,
c.

Kecamatan Bantur.
Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian peneliti mengajukan permohonan ijin kepada Kepala
Puskesmas Bantur dan Kepala Desa Bantur. Untuk mendapatkan persetujuan dengan
menekankan pada masalah penelitian yang meliputi :
1.
Persetujuan (Informed consent)
Merupakan suatu cara persetujuan antara peneliti dengan responden dengan
memberikan persetujuan melalui informed consent. Dengan memberikan lembar
persetujuan kepada setiap responden sebelum penelitian dilaksanakan. Lembar
persetujuan ini bertujuan sebagai bukti penyelenggaraan penelitian, tanggung gugat
dan agar responden mengerti maksud dan tujuan dari penelitian, dan jika responden
tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak responden.
2. Tanpa Nama (Anonymity)
Dalam etika penelitian keperawatan dimana nama responden tidak dituliskan
pada lembar kuisioner dan hanya akan diberikan kode atau nomer responden.
i

li

3. Kerahasiaan (Contidentiality)

Merupakan semua

informasi yang telah dikumpulkan dari responden dan dijamin kerahasiaannyaoleh


peneliti. Hanya data tertentu saja yang akan disajikan dalam bentuk kesimpulan
data.
4. Keadilan dan keterbukaan (Justice an inculusiveness)

Prinsip

keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran, keterbukaan, dan
kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian perlu dikondisikan sehingga
memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan menjelaskan Prosedur penelitian.
Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh
perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan jender, agama, etnis, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2012).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menampilkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penelitian
yang berjudul Hubungan Beban Keluarga Dengan Kemampuan Keluarga Dalam Merawat
Pasien Skizofrenia di Desa Bantur.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Karakteristik Lokasi Penelitian

lii

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Malang. Kabupaten Malang sebelah


selatan yaitu di Kecamatan Bantur dan dekat dengan Kecamatan Gondanglegi. Kecamatan
Bantur masih dibagi menjadi 5 desa yaitu, desa Srigonco, desa Bandungrejo, desa Wonorejo,
desa Sumberbening, dan desa Bantur itu sendiri. Penelitian ini lebih tepatnya dilakukan di
Desa Bantur yang terletak di Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Desa dengan luas tanah
sekitar 2.24 km2, jumlah penduduk sekitar 13905 jiwa. Sebagian besar penduduk bekerja
sebagai petani.Desa Bantur Bantur merupakan desa yang dapat ditempuh dengan kendaraan
apapun karena letaknya yang strategis dan mudah dijangkau. Batas wilayah Desa Bantur
yaitu sebelah utara Desa Rejosari, sebelah selatan Desa Srigonco dan Desa Wonorejo, sebelah
barat Desa Pringodani, dan sebelah timur Desa Gedangan.
Penelitian ini di lakukan melalui bekerja sama dengan Puskesmas Bantur. Lokasi
Puskesmas bantur mudah di jangkau karena terletak di sebelah utara pendopo Kecamatan
Bantur. Sistem pelayanan dari puskesmas Bantur yaitu 24 jam dan menyediakan fasilitas
rawat inap dengan jumlah tenaga kesehatan sebesar 16 yang terdiri dari perawat 13
orang,dokter umum 2 dan dokter gigi 1 orang. Sistem pelayanan jiwa di puskesmas bantur
yaitu dengan menyediakan obat secara gratis dan fasilitas konsultasi bagi keluarga maupun
penderita dengan gangguan kejiwaan (skizofrenia) dan masalah kejiwaan (retardasi mental).
4.1.2 Data Umum
1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.1 Tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin responden di
Desa Bantur Kecamatan Bantur Kab. Malang.
No

Jenis Kelamin

Frekuensi

Prosentase

1
2

Laki-laki
13
40,6 %
Perempuan
19
54,9 %
Total
100 %
32
(Sumber Data : kuisioner penelitian, Maret 2016)
i

Median
(Min-Maks)
2.00
(1-2)

liii

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan data nilai median 2.00 (1-2) dan data dari jenis
kelamin sebagian besar berjenis kelamin perempuan dengan jumlah responden 19 orang
(54.9 %).
2. Karakteristik responden berdasarkan usia
Tabel 4.2 Tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan usia responden di Desa
Bantur Kecamatan Bantur Kab. Malang.
No

Usia

Frekuensi

Prosentase

Median
(Min-Maks)

1.
2.
3.
4.

20 - 29 thn
3
9.4 %
30 - 39 thn
13
40.6 %
2.50
40 - 49 thn
11
34.4 %
(1-4)
50 thn
5
15.6 %
Total
32
100 %
(Sumber Data : kuisioner penelitian, Maret 2016)

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan data nilai median 2.50 (1-4) dan tingkat usia
sebagian besar berusia 30-39 tahun yang berjumlah 13 responden (40.6%).
3. Karakteristik Responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 4.3 Tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan responden
di Desa Bantur Kecamatan Bantur Kab. Malang
No
1.
2.
3.
4.
5.

Tingkat
Frekuensi
Prosentase
Median
pendidikan
(Min-Maks)
Tidak sekolah
2
6.2 %
SD
8
25.0 %
2.00
SMP
8
25.0 %
(0-3)
SMA
14
43.8 %
Perguruan Tinggi
0
0%
Total
32
100 %
(Sumber Data : kuisioner penelitian, Maret 2016)

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan data nilai median 2.00 (0-3) dan tingkat
pendidikan sebagian besar berpendidikan SMA berjumlah 14 responden (43.8%).
4.1.3

Data Khusus

1. Uji Normalitas

liv

Tabel 4.4 Tabel hasil uji normalitas pendidikan kesehatan tentang perawatan penderita
skizofrenia dengan tingkat pengetahuan keluarga dalam merawat di Desa Bantur
Kecamatan Bantur Kab. Malang.
Hasil Uji Normalitas

No

Variabel

Beban keluarga

0,148

Kemampuan keluarga

0,017

(p- value)

(Sumber : Data Uji Statistik SPSS versi 16)


Berdasarkan tabel 4.4 di dapatkan data bahwa nilai

uji normalitas dengan

menggunakan Shapiro-wilk yaitu beban 0.148, kemampuan 0.017 apa bila p > 0,05
yang artinya distribusi data normal.
2. Beban keluarga Dalam Merawat Pasien Skizofrenia
Tabel 4.5 Tabel distribusi frekuensi beban keluarga dalam merawat pasien skizofrenia
di Desa Bantur Kecamatan Bantur Kab. Malang
No

Beban keluaga

Frekuensi Prosentase

1.
2.
3.

Ringan
8
25.0%
Sedang
18
56.2%
Berat
6
18.8%
Total
32
100 %
(Sumber Data : kuisioner penelitian, Maret 2016)

Mean
(SD)
1.9375
(0.66901)

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan data nilai mean 1.9375 (SD 0.66901) dan sebagian
besar beban responden dalam kategori sedang dengan jumlah 18 responden (56.2%).
3.

Kemampuan keluarga Dalam Merawat Pasien Skizofrenia


Tabel 4.6 Tabel distribusi frekuensi kemampuan keluarga dalam merawat pasien
skizofrenia di Desa Bantur Kecamatan Bantur Kab. Malang
No
1.
2.
3.

Kemampuan
Frekuensi
Prosentase
Mean
Keluarga
(SD)
Baik
11
34.4 %
1.9062
Cukup
13
40.6 %
(0.77707)
Kurang
8
25.0 %
Total
32
100 %
(Sumber Data : kuisioner penelitian, Maret 2016)

lv

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan data nilai mean 1.9062 (SD 0.77707) dan
sebagian besar responden mempunyai tingkat kemampuan cukup 13 responden (40.6
%).
4. Hubungan Beban Keluarga Dengan Kemampuan Keluarga Dalam Merawat
Pasien Skizofrenia di Desa Bantur Wilayah Kerja Puskesmas Bantur Kabupaten
Malang
Tabel 4.7 Hasil uji Spearman hubungan beban keluarga dengan kemampuan
keluarga dalam merawat pasien skizofrenia di Desa Bantur Wilayah Kerja
Puskesmas Bantur Kabupaten Malang

Beban
Keluarga

Kemampuan
Keluarga
0,321

p
n

0,073
32

(Sumber : Data Uji Statistik SPSS versi 16)


Hasil hitung uji SPSS dari tabel 4.7 menyajikan hasil analisis korelasi
spearman . Tabel terdiri atas koefisien korelasi r (0,321) nilai p (0.073) dan subjek
sebesar 32 dengan demikian Ha gagal diterima atau H0 diterima atau tidak ada
hubungan beban keluarga dengan kemampuan keluarga dalam merawat pasien
skizofrenia..
4.2 Pembahasan
Pada bagian ini akan diuraikan pembahasan hasil penelitian mengenai hubungan
beban keluarga dengan kemampuan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia di Desa
Bantur Wilayah Kerja Puskesmas Bantur Kabupaten Malang.
4.2.1

Mengetahui Beban Keluarga Dalam Merawat Pasien Skizofrenia


Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa sebagian besar keluarga yang

mempunyai beban sedang yakni 56.2 % dengan beban sedang dalam merawat pasien
i

lvi

yang mengalami skizofrenia, yaitu sejumlah 18 orang. Dikarenakan tidak semua keluarga
mempunyai beban yang sama jadi meskipun keluarga mempunyai beban tertentu tetapi
sebagian keluarga masih mampu untuk merawat keluarga yang mengalami skizofrenia.
Hal ini sesuai dengan penelitian Gurujat, Bada, Reddy dan Chandrasahkar (2008)
menemukan dari enam dimensi beban keluarga dengan skiizofrenia, skor finansial
memiliki rata-rata yang paling tinggi. Oleh karena itu apabila keluarga tidak memiliki
sumberdana yang cukup atau jaminan kesehatan. maka akan menjadi beban yang sangat
berat.
Menurut fontaine (2009) Beban keluarga adalah tingkat pengalaman distress
keluarga sebagai efek dari kondisi anggota keluarganya. Kondisi ini dapat menyebabkan
meningkatnya stress emosional dan ekonomi keluarga adalah tingkat pengalaman distress
keluarga sebagai efek dari kondisi keluarganya. Sebagaimana respon keluarga terhadap
trauma dan berduka, keluarga dengan anggota keluarga mengalami perilaku kekerasan
juga membutuhkan empati dan dukungan dari tenaga kesehatan professional.
Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi pada keluarga yang mempunyai
anggota keluarga dengan masalah gangguan jiwa mempunyai tuntutan sosial dan
psikologis yang telah lebih besar daripada yang normal. Dukungan keluarga pada klien
gangguan jiwa dapat diwujudkan dengan adanya kemampuan perawatan keluarga pada
klien gangguan jiwa ini berkaitan erat dengan masalah yang dihadapi oleh klien itu
sendiri. Dukungan keluarga terhadap klien gangguan jiwa sangat penting dilakukan
dalam upaya peningkatan status kesehatan klien skizofrenia. Klien bisa semangat dan
termotivasi sehingga menjadikan kehidupan klien gangguan jiwa lebih berharga dan
berarti serta bermakna bagi keluarganya, dan klien gangguan jiwa akan merasakan

lvii

bahwa dirinya masih sangat dibutuhkan oleh orang lain khususnya oleh keluarga dimana
klien gangguan jiwa tersebut tinggal, (friedman, 2010).
Berdasarkan hal di atas ada beberapa masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien skizofrenia. Dampak menyebabkan beban keluarga dalam merawat
pasien skizofrenia. Dapat dilihat bahwa kurangnya pengetahuan, kejenuhan dalam
merawat pasien tidak kunjung sembuh-sembuh dan matapencaharian para keluarga yang
tidak menentu sehingga beban yang muncul sebanyak (18,8%), keluarga yang memiliki
beban berat 6 0rang dari 32 responden. Selain itu ada juga yang mempengaruhi beban
muncul dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit, kurangnya pengetahuan cara
merawat pasien dirumah, dan kurangnya menfaatkan pelayanan kesehatan di lingkungan
terdakat. Sehingga masih banyak keluarga penderita skizofrenia mengalami beban yang
tinggi.
4.2.2 Mengukur Kemampuan Keluarga Dalam Merawat Pasien Skizofrenia.
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan data bahwa sebagian besar kemampuan
keluarga dalam merawat pasien yang cukup yaitu sejumlah 13 orang, (40,6%).Hal ini
karena sebagian besar anggota keluarga yang merawat mempunyai riwayat pendidikan
SMA yakni sebesar 36.7 %. Sesuai dengan penelitian dari Sari (2015), pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku akan pola hidup terutama dalam
memotivasi sikap untuk berperan serta dalam pembangunan, keluarga dengan latar
belakang sebesar 57% dengan pendidikan SMA pada umumnya akan lebih mudah
menerima informasi yang diberikan sehingga makin tinggi pendidikan seseorang makin
mudah menerima informasi dengan nilai t-Test 2,834 dan signifikasi 0,008.
Puskesmas Bantur bekerjasama dengan mahasiswa keperawatan dari berbagai
perguruan tinggi negeri maupun swasta dengan membuat komunitas CMHN (community
i

lviii

mental health nursing) yang tujuannya untuk melaksanakan pendidikan kesehatan secara
berkelanjutan dalam memberikan pengetahuan kesehatan maupun informasi tentang
kemampuan perawatan penderita skizofrenia kepada keluarga yang merawat maupun
penderita sendiri. Menurut Retnowati (2013), Kemampuan keluarga merupakan
gabungan dari pengetahuan dan sikap keluarga dalam merawat anggota keluarga lainnya
yang sakit yang terdiri dalam beberapa aspek kemampuan keluarga, yang meliputi :
aspek psikomotor, merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu, dan
aspek kognitif yang berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan
intelektual, yaitu mengingat sampai pada kemampuan memecahkan masalah. Salah satu
jenjang atau aspek dalam ranah kognitif adalah pengetahuan (knowledge), dimana
menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan,
pekerjaan,dan pengalaman. Pada umumnya semakin tinggi tinggkat pendiikan seseorang,
semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pengetahuan yang
dimiliki. Jenis pekerjaan menentukan intensitas informasi yang diterima. Semakin
banyak informasi yang diterima, semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang.
Kemampuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
kemampuannya. Akan tetapi perlu ditekankan bukan berarti seseorang yang
berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang
tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu positif dan negatif. Kedua aspek ini
yang akan menentukan sikap seseorang semakin aspek positif dan objek yang diketahui,
maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. (Dewi, 2011).

lix

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebagian besar keluarga mengetahui penyakit


yang diderita anggota keluarga yang menderita skizofrenia. Setelah dibandingkan dimana
kondisi keluarga yang berkemampuan cukup lebih mampu cara perawatan penderita
skizofrenia dibandingkan pada keluarga yang memiliki kemampuan yang kurang.
Sehingga sangat diperlukan bagi keluarga untuk memiliki pengetahuan yang baik dalam
menghadapi anggota keluarga yang mengalami skizofrenia. Dan rata-rata setiap beberapa
responden sudah tahu bagaimana cara merawat pasien skizofrenia dengan baik.

4.2.3 Menganalisis Hubungan Beban Keluarga Dengan Kemampuan Keluarga Dalam


Merawat Pasien Skizofrenia
Berdasarkan tabel 4.7 Didapatkan taraf signifikan (nilai p-value) 0,073. Karena
nilai p-value 0,073 lebih besar dari level alfa (0,05), sehingga Ho diterima artinya tidak
ada hubungan beban keluarga dengan kemampuan keluarga dalam merawat pasien
skizofrenia. Setiap orang berbeda cara perawatan maupun beban yang dirasakan
berbeda karena sifat manusia subjektif, Keluarga meskipun mempunyai beban yang
cukup tinggi dalam merawat anggota keluarga tidak mempengaruhi kemampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami skizofrenia, dengan
sebaliknya meskipun kemampuan keluarga merawat anggota keluarga kurang tetapi
beban keluarganya mengalami cukup baik dalam perawatannya di desa bantur wilayah
kerja puskesmas bantur kabupaten malang.

lx

Beban Keluarga adalah tingkat pengalaman distres keluarga sebagai efek dari
kondisi anggota keluarga, yang dapat menyebabkan meningkatnya stres emosional dan
ekonomi dari keluarga, sebagaimana respon keluarga terhadap komplikasi dan akan
perawatan anggota keluarga, dalam waktu yang tidak singkat dalam perawatannya
(Fontane, 2009).
Selain itu ada beberpa faktor yang mempengaruhi pada keluarga yang mempunyai
anggota keluarga dengan masalah gangguan jiwa mempunyai tuntutan pengorbanan
ekonomi, sosial dan psikologis yang telah lebih besar daripada yang normal. Dukungan
keluarga pada klien gangguan jiwa dapat diwujudkan dengan adanya upaya perawatan
keluarga pada klien gangguan jiwa ini berkaitan erat dengan masalah yang dihadapi oleh
klien itu sendiri. Dukungan keluarga terhadap klien gangguan jiwa sangat penting
dilakukan dalam upaya peningkatan status kesehatan klien skizofrenia. Klien bisa
semangat dan termotivasi sehingga menjadikan kehidupan klien gangguan jiwa lebih
berharga dan berarti serta bermakna bagi keluarganya, dan klien gangguan jiwa akan
merasakan bahwa dirinya masih sangat dibutuhkan oleh orang lain khususnya oleh
keluarga dimana klien gangguan jiwa tersebut tinggal, (friedman, 2010).
Menurut Retnowati (2013), aspek kemampuan keluarga meliputi : aspek
psikomotor yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah
seseorang menerima pengalaman belajar tertentu, dan aspek kognitif. Salah satu jenjang
atau aspek dalam ranah kognitif adalah pengetahuan (knowledge). Pengetahuan atau
informasi yang benar pada keluarga untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam
merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, sehingga diharapkan
keluarga akan mempunyai koping yang positif terhadap stress dan beban yang
dialaminya (Wiyati, 2010).

lxi

Dalam penelitian didapatkan bahwa beban keluarga tentang perawatan penderita


skizofrenia sedang, karena sebagian anggota keluarga untuk kemampuan perawatan
pasien skizofrenia cukup, karena semakin sering jumlah interaksi keluarga dengan
petugas kesehatan yang memberikan pendidikan kesehatan akan lebih mudah menerima
informasi tentang perawatan penderita skizofrenia yang diberikan oleh puskesmas
Bantur.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya dilakuan didesa bantur hanya mencari ada tidaknya hubungan
beban keluarga dengan kemampuan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia.
Beberapa keterbatasan yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian adalah
hanya untuk mengetahui mengenai beban yang dialami keluaga dan kemampuan
financial keluarga. Selain itu, terbatasnya jumlah sampel penelitian hanya 32
responden. Proses pengumpulan data saat penelitian yaitu dengan mengunakan
kuesionner karena responden tidak dapat memilih jawaban selain yang disediakan oleh
peneliti.

lxii

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada Hubungan Beban Keluarga Dengan
Kemampuan Keluarga Dalam Merawat Pasien Skizofrenia di desa bantur wilayah kerja
puskesmas Kec. Bantur.
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Bagi responden
Diharapkan responden mampu mengenali beban dan kemampuan untuk merawat
pasien yang mengalami skizofrenia.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan penelitian ini dapat

dijadikan

sebagai

masukan

untuk

terus

mengoptimalkan pemberian informasi yang dijadikan panduan di puskesmas desa


i

lxiii

bantur agar beban pada keluarga tentang perawatan pasien skizofrenia dan
kemampuan untuk merawat pasien yang mengalami skizofrenia dapat semakin
berkurang.
3 Bagi institusi Pendidikan
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan tambahan referensi bagi
lahan penelitian dalam pembelajaran di bidang keperawatan jiwa khususnya para
keluarga yang mempunyai anggota keluarga skizofrenia.
4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti
selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan Beban keluarga dengan kemampuan
keluarga dalam merawat pasien skizofrenia,dan diharapkan peneliti selanjutnya tidak
hanya meneliti beban dan kemampuan financial keluarga didesa bantur tetapi bisa
lebih menyeluruh dengan pasien gangguan skizofenia dan jumlah responden lebih
banyak lagi.

lxiv

DAFTAR PUSTAKA

Aedil, M., Syfar, M., & Suriah. 2013. Perilaku Petugas Kesehatan Dalam Merawa Pasien
Gangguan Jiwa Skizofrenia Di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan.
Arif, I. S..2006. Skizofrenia. Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Bandung: Refika
Aditama.
Butar, B.O.D. 2011. Hubungan pengetahuan keluarga dengan tingkat kepatuhan pasien
skizofrenia di rumah sakit daerah provinsi Sumatra utara medan. Di unduh dari
http;//respository. Usu.ac.id/bistream /123456789/32884/5/Chapter20I.pd f (15 mei
2013)
Darwin, P., Hadisukanto, G., & Elvira, S, D.2013.Beban Perawatan dan Ekpresi Emosional
Pada Pramurawat Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa.
Dixon LB, Lehman AF. 2007. Family Interventions for Schizophrenia. United State :
Schizophrenia Bulletin.
Effendi, Nasrul. 2007. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.
F. Maramis, Willy. 2007. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi 2. Jakarta : EGC.
Fadli,Surya Mulya & Mitra. 2013. Pengetahuan dan Ekspresi Emosi Keluarga serta
Frekuensi Kekambuhan Penderita Skizofrenia. Pekanbaru : Artikel Jurnal Program
Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang
Tuah Pekanbaru.
Fontaine, K. L. 2009. Mental health nursing. New Jersey: Pearson Education Inc.
Friedman, M.Marilyn.2004.Keperawatan Keluarga Edisi 3. Jakarta :EGC
Gabbard, Glen O. 2000. Psychodynamic Psychiatry in Clinical Practice Third Ed, United
State: American Psychiatric Publishing Inc.
Hermawati,2009, Skizofrenia Katatonik Dengan Riwayat Genetik Keluarga Pada Ibu
Rumah Tangga Dewasa Yang Tidak Bekerja (Suami Mengantungkan Hidup Pada
Anak-Anak Mereka. Jurnal Keperawatan Jiwa, Bandar Lampung
Keliat, Budi Anna dkk.2006.Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.Edisi 3.Jakarta:EGC
i

lxv

Makmuroch.2014. Keefektifan Pelatihan Ketrampilan Regulasi Emosi Terhadap Penurunan


Tingkat Ekspresi Emosi pada Caregiver Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Surakarta
Maramis, W 2005, Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi 9, Airlangga University Press. Hal: 167-233
: Surabaya.
Morton, P. G., & Fontaine, D. K. 2009 . Critical Care Nursing A Holistic Approach Ninth
Edition.America: Wolters Kluwer Heatlh Lippincott Williams & Wilkins.
Nuraenah, Mustikasari, Putri.Y.S.E.2012.Hubungan dukungan keluarga dan beban
keluarga dalam merawat anggota dengan riwayat pasien halusinasi di RS Jiwa Islam
Klender Jakarta Timur.
Nurdiana, dkk. 2007.Jurnal penelitian Korelasi Peran Serta Keluarga Terhadap Tingkat
Kekambuhan Klien Skizofrenia, Stikes Muhammadiyah, Banjarmasin.
Retno, R., Sriati, A., & Widiastuti, M. 2012. Stategi Koping Keluarga Dalam Merawat
Anggota Keluarga Penderita Skizofrenia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Jawa Barat.
Retnowati R DKK, 2013, Strategi Koping Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga
penderita Skizofrenia Di Intalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa
Barat. Jurnal Keperawatan Jiwa, Bandung.
Setiadi, Arif & Imam .2006. Skizofrenia Memahami Dinamika Keluarga Pasien, Jakarta :
Refika Aditya.
Sudiharto. 2007 . Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural / Sudiharto; editor, Esty Wahyuningsih. Jakarta : EGC.
Suryaningrum, S., & Wardani, I, Y. 2013. Jurnal keperawatan Jiwa. Volume 1, No.2,
November 2013; 148-155.
Videbeck, L. S. 2008. Buku ajar keperawatan Jiwa: Jakarta: EGC
Yosep, I. 2011. Keperawatan jiwa. Bandung: Refika aditama.Novita, M. 2012. Peran
Perawat Dalam Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi Pada Penderita
Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

lxvi

Lampiran 1
INFORMED CONSENT
Kepada :
Yth. Sdr/Sdri
Di Tempat

Dengan hormat,
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir Program S1 Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kepanjen, maka saya :
Nama
: Andri Sugianto
NIM
: 12.20.041
Semester
: VII ( tujuh )
Bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul Hubungan Beban Keluarga
Dengan Kemampuan Keluarga Dalam Merawat Pasien Skizofrenia. Demi kelancaran
penelitian ini saya mengharapkan partisipasi saudara saudari dengan menjawab semua
pertanyaan yang diberikan sesuai pertanyaan yang ada.
Adapun hal-hal yang bersangkutan dengan diri anda saya jamin kerahasiaannya. Oleh
karena itu tidak perlu dicantumkan nama terang demi menjaga kerahasiaannya tersebut.

Hormat Saya,

Andri Sugianto
NIM 12.20.041

lxvii

Lampiran 2
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN
1. Saya adalah Andri Sugianto Jurusan S1 Keperawatan STIKES Kepanjen dengan ini
meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian yang berjudul
Hubungan beban keluarga dengan kemampuan keluarga dalam merawat pasien
skizofrenia di Bantur.
2. Tujuan dari penelitian ini adalah hubungan beban keluarga dengan kemampuan
keluarga dalam merawat pasien skizofrenia di Bantur menguraikan dapat memberi
manfaat sebagai pedoman dalam memberikan pelyanan kesehatan jiwa dalam tataran
komunitas. Penelitian ini akan berlangsung selama 4 minggu 4 hari dengan responden
yang memenuhi kriteria inklusi.
3. Tidak ada perlakuan pada partisipan atau pengambilan sampel.
4. Keuntungan yang anda peroleh dengan keikutsertaan anda adalah dapat berpartisipasi
dalam penelitian dan pengembangan ilmu keperawatan. Ketidaknyamanan/ resiko
yang mungkin muncul yaitu ketidaknyamanan saat menjawab pertanyaan yang bersifat
pribadi atau pengalaman yang kurang menyenangkan.
5. Nama dan jati diri anda akan tetap dirahasiakan

Peneliti

Andri Sugianto

lxviii

Pernyataan Persetujuan untuk


Berpartisipasi dalam Penelitian
Saya yang bertandatangan dibawah ini meyatakan bahwa :
1. Saya telah mengerti tentang apa yang tercantum dalam lembar persetujuan diatas dan
telah dijelaskan oleh peneliti
2. Dengan ini saya menyatakan bahwa secara sukarela bersedia untuk ikut serta menjadi
salah satu partisipan penelitian yang berjudul Hubungan beban keluarga dengan
kemampuan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia di Bantur.

Malang, .......................... , ......


Peneliti

Yang membuat pernyataan

Andri Sugianto
NIM.1220041

(..........................................)

Lampiran 3
i

lxix

KISI KISI KUISIONER


TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DALAM MERAWAT PENDERITA
SKIZOFRENIA
No. Variabel Penelitian
1. Beban keluarga
dalam merawat
penderita skizofrenia

Sub Variabel
1. Biaya perawatan,
pengobatan dan waktu

2. Ansietas

4-5-6

3. Kejenuhan

7-8-9

4. Fasilitas kesehan

2.

Kemampuan
keluarga dalam
merawat pasien
skizofrenia

Nomor
1-2-3

1. Psikomotor :
a. Ikut merasakan masalah dan
kesulitan yang dihadapi
penderita
b. Memberikan penjelasan kepada
pasien bagaimana minum obat
yang benar dan pentingnya
minum obat dan mengawasi
benar-benar diminum.
c. Memberikan pujian atas hasil
kerja yang positif yang telah
dilakukan pasien
d. Merasa bertanggung jawab atas
perawatan pasien sebagai bagian
dari anggota keluarga dengan
pasien untuk segera berobat
jalan jika menunjukkan tanda
dan gejala kekambuhan

10-11-12

1-2-3-4

lxx

2. Kognitif :
a. Menerima segala kondisi yang
dihadapi pasien dan bertekad
untuk mendampingi pasien
sampai keadaan yang lebih baik.
b. Membantu pasien untuk mandi
dan makan supaya mandiri, dan
menjelaskan serta melatih cara
menjaga kebersihan diri kepada
pasien.
c. Membimbing dan melatih pasien
kegiatan dirumah dan
memberikan kepercayaan bahwa
pasien bisa melakukan pekerjaan
sehari-hari dirumah.
d. Mendampingi pasien ketika
dilakukan pemeriksaan dan
perawatan oleh petugas
kesehatan.
e. Melatih pasien melakukan
aktivitas sesuai kemampuan atau
hobinya, dan memberikan pujian
atas hasil kerja yang positif yang
telah dilakukan oleh pasien
f. Menemani dan tidak
membiarkan penderita sendiri
dalam melakukan kegiatan, dan
mengakui perbuatan atau hasil
yang telah dilakukan oleh
pasien.
g. Mengikutsertakan pasien dalam
memutuskan atas kesadaran
dirinya untuk patut berobat.

Lampiran 4
i

5-6-7-8-9-10-11

lxxi

LEMBAR KUISIONER
HUBUNGAN BEBAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN KELUARGA DALAM
MERAWAT PASIEN SKIZOFRENIA
Tanggal pengisian

:............

Petunjuk :
1.

PETUNJUK PENGISIAN
Isilah biodata anda sebelum menjawab pertanyaan dan mohon mengisi sejujurnya
sehingga tidak bertentangan dengan hati nurani.
Berilah tanda checklist () pada jawaban pertanyaan sesuai dengan pengetahuan anda.

2.

DATA UMUM
a. Identitas
Nama (inisial)
Usia
:
Jenis kelamin
:
Pekerjaan
Tingkat pendidikan :

:
Laki laki

Perempuan

Tidak sekolah
SD/Sederajat
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Perguruan tinggi
A. Beban keluarga dalam merawat pasien skizofrenia

No

2
3

Sangat
setuju

Pernyataan
Saya merasa sangat terbebani secara
ekonomi setiap mengantar penderita untuk
kontrol. Hal ini karena saya harus
menanggung biaya untuk transportasi.
Selain merawat penderita saya juga harus
melakukan aktifitas lain seperti bekerja
untuk memenuhi biaya kebutuhan seharihari.
Saya membutuhkan biaya yang banyak
untuk memenuhi biaya perawatan untuk
i

Setuju

Tidak
setuju

Sangat
tidak
setuju

lxxii

9
10
11
12

penderita.
Saya sangat cemas terhadap keadaan
penderita karena sudah lama tidak kunjung
sembuh.
Saya merasa cemas ketika penderita
mengalami
kekambuhan
yang
menimbulkan kekacauan dan hal yang
membahayakan saya sendiri atau orang
lain.
Saya khawatir hubungan keluarga saya
dengan orang di sekitar tidak harmonis
karena saya memiliki anggota keluarga
yang menderita skizofrenia
Saya sering merasa kelelahan secara fisik
saat merawat penderita, karena hanya saya
saja yang merawat penderita dan tidak ada
anggota lain yang membantu.
Saya merasa sangat jenuh melakukan
perawatan kepada penderita dan saya ingin
sekali meninggalkan kebiasan merawat
tersebut.
Saya merasa ada paksaan ketika harus
merawat penderita karena ketergantungan
penderita pada saya.
Saya merasa bingung ketika perawat jiwa
tidak ada pada waktu saya mengantarkan
kontrol.
Saya merasa terbebani pada saat mengantar
penderita kontrol rutin ke pelayanan
kesehatan jiwa.
Saya membutuhkan waktu yang lama
untuk menemani penderita pada saat
menjalani terapi.

B. Kemampuan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia


No
.
1.
2.
3.
4.

Pernyataan

Benar

Penderita skizofrenia yang mengalami halusinasi penglihatan


harus didukung sebagai wujud empati atau ikut merasakan
Minum obat dari puskesmas sangat diperlukan oleh penderita
skizofrenia untuk mencegah perilaku kekerasan pada penderita
skizofrenia
Memukul penderita skizofrenia yang tidak mau menjaga
kerbersihan diri adalah perlu agar memberikan efek jerah
Penderita skizofrenia harus dipasung agar tidak mengganggu
lingkungan sekitarnya
i

Salah

lxxiii

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Selalu mendapingi pasien dalam pengobatan sampai pasien


dalam keadaan baik
Keluarga dengan sabar melatih pasien menjaga kebersihan diri
secara mandiri
Membiarkan pasien untuk melakukan pemeriksaan ke pukesmas
sendiri
Mengajar pasien untuk melakukan aktifitas sesuai kemampuan
pasien
Membiarkan pasien melakukan kegiatan sehari-hari di rumah
tanpa bimbingan.
Mengajak pasien dalam memutuskan untuk patut berobat secara
rutin
Memberikan kepercayaan kepada pasien untuk melakukan
kegiatan sehari-hari dirumah seperti menyapu,makan,dll

Lampiran 5

JAWABAN KUISIONER BEBAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN


KELUARGA DALAM MERAWAT PENDERITA SKIZOFRENIA

No
.
2.
2.

Pernyataan

Benar

Kognitif
Penderita skizofrenia yang mengalami halusinasi penglihatan
harus didukung sebagai wujud empati atau ikut merasakan
Minum obat dari puskesmas sangat diperlukan oleh penderita
i

Salah

lxxiv

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

skizofrenia untuk mencegah perilaku kekerasan pada


penderita skizofrenia
Memukul penderita skizofrenia yang tidak mau menjaga
kerbersihan diri adalah perlu agar memberikan efek jerah
Penderita skizofrenia harus dipasung agar tidak mengganggu
lingkungan sekitarnya
Psikomotor
Selalu mendapingi pasien dalam pengobatan sampai pasien
dalam keadaan baik
Keluarga dengan sabar melatih pasien menjaga kebersihan
diri secara mandiri
Membiarkan pasien untuk melakukan pemeriksaan ke
pukesmas sendiri
Mengajar pasien untuk melakukan aktifitas sesuai
kemampuan pasien
Membiarkan pasien melakukan kegiatan sehari-hari di rumah
tanpa bimbingan.
Mengajak pasien dalam memutuskan untuk patut berobat
secara rutin
Memberikan kepercayaan kepada pasien untuk melakukan
kegiatan sehari-hari dirumah seperti menyapu,makan,dll

lxxv

81

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas

82

Correlations
jumlah
var_1

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

.985**
.000

N
var_2

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

40
.897**
.000

N
var_3

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

40
.985**
.000

N
var_4

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

40
.911**
.000

N
var_5

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

40
.985**
.000

N
var_6

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

40
.844**
.000

N
var_7

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

40
.900**
.000

N
var_8

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

40
.878**
.000

83

Reliability
Case Processing Summary
N
Cases

Valid
Excludeda
Total

%
40

100.0

.0

40

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N of Items
.786

13

84

Correlations
jumlah
var_1

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

var_2

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

var_3

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

var_4

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

var_5

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

var_6

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

var_7

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

var_8

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

.982**
.000
40
.754**
.000
40
.863**
.000
40
.846**
.000
40
.924**
.000
40
.864**
.000
40
.840**
.000
40
.729**
.000

85

Reliability
Case Processing Summary
N
Cases

Valid
Excludeda
Total

%
40

100.0

.0

40

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N of Items
.786

12

Lampiran 8 Data umum


DATASET ACTIVATE DataSet1.
FREQUENCIES VARIABLES=pendidikan jk usia
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

86

Notes
Output Created

2-Jun-2016 12:50:43

Comments
Input

Active Dataset

DataSet1

Filter

<none>

Weight

<none>

Split File

<none>

N of Rows in Working

32

Data File
Missing Value

Definition of Missing

Handling

User-defined missing values are


treated as missing.

Cases Used

Statistics are based on all cases


with valid data.

Syntax

FREQUENCIES
VARIABLES=pendidikan jk usia
/STATISTICS=STDDEV
VARIANCE RANGE MINIMUM
MAXIMUM SEMEAN MEAN
MEDIAN
/ORDER=ANALYSIS.

Resources

Processor Time

00:00:00.031

Elapsed Time

00:00:00.005

[DataSet1]

87

Statistics
pendidikan
N

Valid

jenis kelamin

usia

32

32

32

Mean

2.0625

1.5938

2.5625

Std. Error of Mean

.17354

.08821

.15514

Median

2.0000

2.0000

2.5000

Std. Deviation

.98169

.49899

.87759

Variance

.964

.249

.770

Range

3.00

1.00

3.00

Minimum

.00

1.00

1.00

Maximum

3.00

2.00

4.00

Missing

Frequency Table
pendidikan
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak sekolah

6.2

6.2

6.2

SD

25.0

25.0

31.2

SMP

25.0

25.0

56.2

SMA

14

43.8

43.8

100.0

Total

32

100.0

100.0

jenis kelamin
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

laki-laki

13

40.6

40.6

40.6

perempuan

19

59.4

59.4

100.0

Total

32

100.0

100.0

88

usia
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

20-29 th

9.4

9.4

9.4

30-39 th

13

40.6

40.6

50.0

40-49 th

11

34.4

34.4

84.4

> 50

15.6

15.6

100.0

Total

32

100.0

100.0

89

Lampiran 9 Data Khusus


FREQUENCIES VARIABLES=beban kemampuan
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies
Notes
Output Created

2-Jun-2016 13:42:02

Comments
Input

Active Dataset

DataSet0

Filter

<none>

Weight

<none>

Split File

<none>

N of Rows in Working Data File


Missing Value Handling

Definition of Missing

32
User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used

Statistics are based on all cases with valid


data.

Syntax

FREQUENCIES VARIABLES=beban
kemampuan
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE
RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN
MEAN MEDIAN
/ORDER=ANALYSIS.

Resources

Processor Time

00:00:00.016

Elapsed Time

00:00:00.002

[DataSet0]

90

Statistics
beban
N

Valid

kemampuan
32

32

Mean

1.9375

1.9062

Std. Error of Mean

.11827

.13737

Median

2.0000

2.0000

Std. Deviation

.66901

.77707

Variance

.448

.604

Range

2.00

2.00

Minimum

1.00

1.00

Maximum

3.00

3.00

Missing

Frequency Table
beban
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

ringan

25.0

25.0

25.0

sedang

18

56.2

56.2

81.2

berat

18.8

18.8

100.0

Total

32

100.0

100.0

kemampuan
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

baik

11

34.4

34.4

34.4

cukup

13

40.6

40.6

75.0

kurang

25.0

25.0

100.0

32

100.0

100.0

Total

91

Lampiran 10 Uji Normallitas


EXAMINE VARIABLES=beban kemampuan
/PLOT BOXPLOT HISTOGRAM NPPLOT
/COMPARE GROUP
/STATISTICS NONE
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.

Explore

92

Notes
Output Created

2-Jun-2016 11:56:27

Comments
Input

Active Dataset

DataSet0

Filter

<none>

Weight

<none>

Split File

<none>

N of Rows in Working Data File


Missing Value Handling

32

Definition of Missing

User-defined missing values for dependent


variables are treated as missing.

Cases Used

Statistics are based on cases with no


missing values for any dependent variable or
factor used.

Syntax

EXAMINE VARIABLES=beban kemampuan


/PLOT BOXPLOT HISTOGRAM NPPLOT
/COMPARE GROUP
/STATISTICS NONE
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.

Resources

Processor Time

00:00:02.043

Elapsed Time

00:00:02.169

[DataSet0]

Case Processing Summary


Cases
Valid
N

Missing
Percent

Total

Percent

Percent

beban

32

100.0%

.0%

32

100.0%

kemampuan

32

100.0%

.0%

32

100.0%

93

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic

df

Shapiro-Wilk
Sig.

Statistic

df

Sig.

beban

.138

32

.127

.950

32

.148

kemampuan

.190

32

.005

.917

32

.017

a. Lilliefors Significance Correction

beban

94

95

kemampuan

96

97

98

Lampiran 11 Spearma Rank


NONPAR CORR
/VARIABLES=beban kemampuan
/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Nonparametric Correlations
Notes
Output Created

2-Jun-2016 15:37:23

Comments
Input

Active Dataset

DataSet0

Filter

<none>

Weight

<none>

Split File

<none>

N of Rows in Working Data File


Missing Value Handling

Definition of Missing

32
User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used

Statistics for each pair of variables are


based on all the cases with valid data for
that pair.

Syntax

NONPAR CORR
/VARIABLES=beban kemampuan
/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Resources

Processor Time

00:00:00.031

Elapsed Time

00:00:00.010

Number of Cases Allowed


a. Based on availability of workspace memory

[DataSet0]

174762 casesa

99

Correlations
beban
Spearman's rho

beban

Correlation Coefficient

1.000

.321

.073

32

32

Correlation Coefficient

.321

1.000

Sig. (2-tailed)

.073

32

32

Sig. (2-tailed)
N
kemampuan

kemampuan

CROSSTABS
/TABLES=beban BY kemampuan
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CORR
/CELLS=COUNT EXPECTED
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

100

Notes
Output Created

24-Jun-2016 15:38:07

Comments
Input

Active Dataset

DataSet0

Filter

<none>

Weight

<none>

Split File

<none>

N of Rows in Working Data File


Missing Value Handling

Definition of Missing

32
User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used

Statistics for each table are based on all the


cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.

Syntax

CROSSTABS
/TABLES=beban BY kemampuan
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CORR
/CELLS=COUNT EXPECTED
/COUNT ROUND CELL.

Resources

Processor Time

00:00:00.015

Elapsed Time

00:00:00.021

Dimensions Requested

Cells Available

174762

[DataSet0]

Case Processing Summary


Cases
Valid
N
beban * kemampuan

Missing
Percent

32

100.0%

Total

Percent
0

.0%

Percent
32

100.0%

101

beban * kemampuan Crosstabulation


kemampuan
1
beban

Count

2.8

3.2

2.0

8.0

18

6.2

7.3

4.5

18.0

2.1

2.4

1.5

6.0

11

13

32

11.0

13.0

8.0

32.0

Count
Expected Count

Count
Expected Count

Total

Count
Expected Count

Total

Expected Count
2

Symmetric Measures

Value
Interval by Interval

Pearson
's R

Ordinal by Ordinal

Asymp. Std.

Approx.

Errora

Tb

Approx. Sig.

.299

.157

1.714

.097c

.321

.169

1.855

.073c

Spearm
an
Correlati
on

N of Valid Cases

32

a. Not assuming the null


hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

102

81

ampiran 12

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

TUGAS AKHIR PROGRAM SEMESTER VII-VIII


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
TAHUN 2015-2016
Kegiatan
Okt 15 Nov 15 Des15
Jan 16
Feb 16 Mar 16
Apr 16 Agus16
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Sosialisasi Skripsi
Registrasi administrasi Skrpsi
Konsultasi masalah topik/judul penelitian
ke pembimbing 1 dan 2
Penelusuran literatur dan pembuatan
Skripsi
Konsultasi pembuatan proposal Skripsi
Pengumpulan draft proposal Skripsi
Seminar proposal Skripsi
Revisi proposal Skripsi
Pengumpulan dan perijinan penelitian
Penulisan Skripsi, penelitian sampai
selesai
Pengumpulan draft Skripsi
Uji sidang akhir Skripsi
Revisi penulisan dan pengumpulan hasil
penelitian Skripsi
Pembimbing I

Pembimbing II

Ns. FAIZATUR ROHMI. M.Kep, Ns. NIA AGUSTININGSIH S. Kep


i
NIK. 0717068502
NIK. 201001021

Peneliti

ANDRI SUGIANTO
NIM. 12.20.041

Anda mungkin juga menyukai