Anda di halaman 1dari 87

27

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN CITRA TUBUH PADA REMAJA


PUTRI KELAS 11 DI SMA NEGERI 1 KEPANJEN KABUPATEN
MALANG

Oleh:

SUTRISNO NOVIANTONO
NIM. 12.20.035

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN


PROGRAM S1 KEPERAWATAN
MALANG
2016
28

SKRIPSI PENELITIAN

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN CITRA TUBUH PADA REMAJA


PUTRI KELAS 11 DI SMA NEGERI 1 KEPANJEN KABUPATEN
MALANG

Diajukan Untuk Menempuh Sidang Skripsi pada Program S1 Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Oleh:

SUTRISNO NOVIANTONO
NIM. 12.20.035

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN


PROGRAM S1 KEPERAWATAN
MALANG
2016
29

LEMBAR PERSETUJUAN MENGIKUTI UJIAN SIDANG AKHIR

Bahwa Proposal Penelitian Ilmiah ini :

Nama : Sutrisno Noviantono

NIM : 12.20.035

Judul Penelitian : Hubungan Obesitas Dengan Citra Tubuh Pada Remaja

Putri Kelas 11 di SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten

Malang

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan

Pada Tanggal

Oleh :

Kepanjen,
Pembimbing I Pembimbing II

Faizzattur Rohmi M.Kep Indah NurAini, M.Pd


NIK. 201001026

NIK. 201502056
30

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi Penelitian oleh :


Nama : Sutrisno Noviantono
NIM : 12.20.035
Judul KTI : Hubungan Obesitas Dengan Citra Tubuh Pada Remaja
Putri Kelas 11 di SMA Negeri 1 Kepanjen
Kabupaten Malang
Telah diuji dan disetujui oleh Tim Dewan Penguji pada Ujian Sidang skripsi di
Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen Malang
pada tanggal

TIM PENGUJI
Tanda Tangan
Ketua : dr. Abdurrahman, M.kes ..........................
Anggota : 1. Tri Nurhudi Sasono, M.Kep ..........................
2. Indah Nur Aini, M.Pd ..........................

Mengetahui,
Ketua Program S1 Keperawwatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen

Tri Nurhadi Sasono, M.Kep


NIK. 200811005
31

SURAT PERNYATAAN

SKRIPSI BUKAN JIPLAKAN

Sebagai bentuk pertanggung jawaban saya sebagai mahasiswa Program Studi S1

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen dalam rangka penyusunan

Skripsi Penelitian dengan ini saya menyatakan bahwa saya:

Nama : Sutrisno Noviantono

NIM : 12.20.035

Judul Skripsi Penelitian : Hubungan Obesitas Dengan Citra Tubuh Pada

Remaja Putri Kelas 11 di SMA Negeri 1 Kepanjen

Kabupaten Malang.

Menyatakan bahwa Skripsi Penelitian ini sebagaimana judul tersebut

diatas adalah betul-betul bukan jiplakan milik orang lain, dengan demikian bila

nanti ada yang membuktikan secara sah adalah jiplakan, maka saya bersedia

menerima sanksi gugur dan wajib membuat kembali dengan judul baru dan bila

diketahui setelah saya lulus sebagaimana UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional siap dicabut gelar atau ijazahnya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan agar dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yang membuat pernyataan

( SUTRISNO NOVIANTONO)
32

12.20.035

CURICULUM VITAE

Nama : SUTRISNO NOVIANTONO

Nim : 12.20.035

Program Studi : S1 Keperawatan

Tempat / Tanggal Lahir : Malang, 03 NOVEMBER 1992

Agama : Islam

Alamat : Rt 02 Rw 01 Dsn. Ngadiluwih Desa

Kedungpedaringan Kecamatan kepanjen Kabupaten

Malang

Email : noviant999@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

Tahun 2005 : Lulus SD Negeri 02 Kepanjen

Tahun 2008 : Lulus SMP Negeri 04 Kepanjen

Tahun 2011 : Lulus SMA Negeri 01 Kepanjen

Tahun 2012 : Terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi S1

Keperawatan STIKes Kepanjen


33

ABSTRAK

Noviantono, Sutrisno, 2016, Hubungan Obesitas dengan Citra Tubuh pada


Remaja putri kelas 11 di SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang,
Pembimbing (1) Faizzatur Rohmi, M.Kep, Pembimbing (2) Indah
Nur Aini, M.Pd

Obesitas pada remaja adalah kelebihan berat badan dari ukuran Ideal yang
di akibatkan penimbunan lemak. Citra tubuh merupakan dampak pada remaja
yang mengalami obesitas. Citra tubuh terbagi menjadi citra tubuh positif dan citra
tubuh negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara obesitas
dengan Citra tubuh pada remaja putri.
Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelsi
dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1
Kepanjen dengan sampel berjumlah 30 siswi kelas 11 yang diambil
menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dengan memberikan
kuesioner MBRSQ-AS kepada responden dan mengukur IMT responden . Analisa
data menggunakan uji statistik Spearman Rank (Rho) dengan bantuan SPSS.
Hasil penelitian didapatkan 21 responden (70%) berada dalam kategori
obese 1 dan sebagian besar responden mempunyai gambaran Citra tubuh positif
21 responden (70%). Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p = 0,003
dimana p<(0,05), jadi H0 ditolak H1 diterima artinya ada hubungan antara
obesitas dengan Citra tubuh pada remaja putri kelas 11 di SMA Negeri 1
Kepanjen.
Dengan adanya hubungan antara obesitas dengan citra tubuh pada siswi
kelas 11, diharapkan siswi mampu menerima keadaan atau kondisi fisiknya yang
mengalami obesitas . disamping itu siswi yang mengalami obesitas harus menjaga
pola makan serta gaya hidup karena obesitas juga menyebabkan beberapa
penyakit.

Kata kunci: IMT, Obesitas, Citra tubuh, MBRSQ-AS


34

ABSTRACT
Noviantono. Sutrisno. 2016. The Corelation of Obesity and body image on
Elevent Girl Graders at Senior High School 1 Kepanjen Malang,
Advisor (1) Faizzatur Rohmi, M.Kep, Advisor (2) Indah Nur 'Aini, M.Pd

Obesity in adolescents is overweight from ideal size that causes the


accumulation of fat. Body image is the impact on adolescents who are obese.
Body image is divided into a positive body image and negative body image. The
Research have goal to analys The Corelation of Obesity and body image on
Elevent Girl Graders at Senior High School 1 Kepanjen Malang
This research used analytic study design corelation with cross sectional
approach. This research was conducted in Senior High School 1 Kepanjen with a
sample of 30 students in grade 11 were taken using purposive sampling technique.
The data collected by using questionnaire MBRSQ-US respondents and measured
by using the BMI of respondents. The data were analysed by using Spearman
Rank (Rho) with SPSS.
As the Result, showed 21 respondents (70%) are in the obese category 1
and 9 respondents (30%) ari The obese category 2. Most of the respondents hade
a positive body image picture 21 respondents (70%) and 9 respondents (30%) had
negatif Body image . From the results of statistical analysis, it showed that the
value of p = 0.003 where p < (0.05), so H0 rejected H1 accepted, It meaning
that there was a on Eleventh gir Graders at Senior High School 1 Kepanjen
Malang.
With the relationship between obesity and body image in grade 11,
students are expected to able to receive state or physical condition who are obese.
in The other side student with obesity should manage their meals and life stlyle
because it can cause health problem.

Keywords: BMI, obesity, body image, MBRSQ-AS


35

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang

berjudul Hubungan Obesitas dengan Citra Tubuh Pada Remaja Putri Kelas 11 di

SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang. Sholawat serta salam telah

tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga

peneliti mendapat kemudahan dalam menyeleseikan skripsi.

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti menyadari bahwa banyak pihak

yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat

disebutkan satu per satu. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Dr. H. Abdurachman, M.Kes selaku Direktur Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kepanjen Kabupaten Malang,

2. Bapak Tri Nurhudi Sasono, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen Kabupaten

Malang,

3. Ibu Faizzatur Rohmi, M.Kep selaku pembimbing I yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan,

4. Ibu Indah NurAini, M.Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan,


36

5. Seluruh dosen pengajar Program Studi S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Kepanjen Kabupaten Malang, yang telah membimbing

dan memberikan pengarahan selama di bangku kuliah,

6. Seluruh Keluarga Besar khususnya kedua orang tua, kakak, serta adek

saya yang telah memberi dukungan, semangat, dorongan, bantuan moril,

material serta doanya dalam penyusunan proposal penelitian ini,

7. Para sahabat yang saya cintai dan teman-teman yang telah banyak

memberikan bantuan dan saran untuk kelancaran penyusunan proposal

penelitian ini,

8. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung terselesainya proposal

ini.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi penelitian ini masih jauh

dari sempurna, untuk itu peneliti tidak menutup diri untuk menerima masukan dari

semua pihak baik kritik maupun informasi baru yang berguna untuk penyusunan

penelitian selanjutnya.

Kepanjen, Agustus 2016

peneliti
37

DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN DEPAN............................................................................
HALAMAN BELAKANG..................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN MENGIKUTI UJIAN SIDANG.......... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN.................. iii
SURAT PERNYATAAN BUKAN JIPLAKAN................................... iv
CURICULUM VITAE........................................................................... v
MOTTO.................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................. vii
KATA PENGANTAR............................................................................ viii
ABSTRAK............................................................................................. x
ABSTRACT........................................................................................... xi
DAFTAR ISI........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xiviii
DAFTAR SINGKATAN........................................................................ xiix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................ 5
1.3. Tujuan Penelitian............................................................. 5
1.3.1. Tujuan Umum...................................................... 5
1.3.2. Tujuan Khusus..................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian........................................................... 5
1.5. Batasan Penelitian............................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Remaja................................................................ 7
2.1.1 Pengertian Remaja.............................................. 7
2.1.2 Ciri-ciri Masa Remaja........................................ 7
2.1.3 Klasifikasi Usia Remaja..................................... 9
2.1.4 Tugas Perkembangan Remaja............................. 10
2.1.5 Permasalahan pada Remaja................................ 11
2.2. Konsep Obesitas............................................................... 12
2.2.1 Pengertian Obesitas............................................. 12
2.2.2 Faktor Penyebab................................................... 12
2.2.3 Dampak Obesitas.................................................. 13
2.2.4 Pengukuran Obesitas............................................ 14
2.2.5 Pencegahan Obesitas............................................ 15
2.3. Konsep Citra Tubuh......................................................... 16
2.3.1 Definisi Citra Tubuh............................................ 16
2.3.2 Komponen Citra Tubuh....................................... 16
2.3.3 Gangguan Citra Tubuh......................................... 17
2.3.4 Jenis Citra Tubuh................................................. 18
2.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Citra Tubuh............. 19
2.3.6 Cara Pengukuran Citra Tubuh............................. 20
38

2.4. Konsep hubungan Obesitas dengan Citra Tubuh


Pada Remaja Putri............................................................. 21
2.5. Kerangka Konsep.............................................................. 23
2.6.1 penjelasan.............................................................. 24
2.6. Hipotesis Penelitian........................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian............................................................... 27
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian............................................ 27
3.3. Kerangka kerja (Frame Work)........................................... 28
3.4. Desain Sampling................................................................ 29
3.4.1 Populasi................................................................. 29
3.4.2 Sampel................................................................... 29
3.4.3 Sampling................................................................ 30
3.5. Identifikasi Variabel........................................................... 30
3.6. Definisi Operasional........................................................... 30
3.7. Pengumpulan data dan Instrumen penelitian...................... 32
3.7.1 Pengumpulan data................................................. 32
3.7.2 Instrumen Penelitian............................................. 33
3.7.3 Uji validitas dan reliabilitas.................................. 34
3.8. Pengolahan data dan Analisa data...................................... 35
3.8.1 Pengolahan Data................................................... 35
3.8.2 Analisa Data......................................................... 41
3.8.3 Penarikan Kesimpulan.......................................... 42
3.9. Etika Penelitian.................................................................. 42
3.9.1 Respect for human dignity................................... 42
3.9.2 Privacy and confidentially.................................... 43
3.9.3 Justice and inclusiveness...................................... 43
3.9.4 Balancing harms and benefits............................... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian................................................................... 45
4.1.1 Gambaran Proses Penelitian.................................. 45
4.1.2 Gambaran Lokasi Penelitian.................................. 45
4.1.3 Data Umum........................................................... 45
4.1.4 Data Khusus.......................................................... 47
4.2 Pembahasan........................................................................ 50
4.2.1 Mengukur obesitas pada remaja putri kelas 11 di
SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten
Malang ............................................................ 50
4.2.2 Menjelaskan citra tubuh pada remaja putri kelas 11
di SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang...... 52
4.2.3 Hubungan obesitas dengan citra tubuh pada
remaja putri kelas 11 di SMA Negeri 1
Kepanjen Kabupaten Malang................................. 53
4.3 Keterbatasan Penelitian...................................................... 55
39

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................ 56
5.2 Saran.................................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. xii


LAMPIRAN
40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan periode penting dalam rentang kehidupan

manusia, karena masa remaja adalah suatu periode dari masa kanak-kanak ke

masa dewasa. Pada masa ini remaja merasakan adanya perubahan yang terjadi

pada dirinya seperti perubahan fisik yang hampir menyerupai orang dewasa atau

yang biasa disebut dengan masa puber, perubahan sikap, perasaan atau emosi

yang sering tanpa disadari oleh remaja itu sendiri seperti rasa malu, gembira, iri

hati, sedih, takut, cemas, cemburu, kasih sayang dan rasa ingin tahu.

(Maentiningsih, 2008)

Menurut Santrock (dalam Lestari dan Rahmawati, 2010) menjelaskan

bahwa perubahan fisik yang sangat signifikan pada remaja menimbulkan dampak

psikologis yang tidak diinginkan. Salah satu aspek psikologis dari perubahan fisik

di masa pubertas adalah remaja menjadi sangat memperhatikan tubuh

dibandingkan aspek lain. Remaja sering merasa gelisah dengan penampilan fisik

mereka.

Permasalahan pada perubahan fisik remaja salah satunya yaitu obesitas.

Obesitas merupakan hal yang sangat ditakuti oleh remaja karena dapat

mempengaruhi pada perubahan penampilan fisik. Remaja berpendapat adanya

kekurangan dalam diri dari segi fisik dan tampilan yang tidak menyenangkan
41

sehingga obesitas dapat menjadi pembahasan yang sensitif bagi remaja (Putri,

2012).

Obesitas merupakan keadaan patologis akibat dari mengkonsumsi

makanan yang melebihi jumlah kebutuhan fungsi tubuh sehingga mengakibatkan

penimbunan lemak yang berlebihan (Suandi, 2004). Ada beberapa cara yang dapat

dilakukan untuk menentukan seseorang mengalami obesitas atau tidak, akan tetapi

metode yang paling sering digunakan untuk mengukur tingkat obesitas adalah

Indek Massa Tubuh (IMT). Seseorang dikatakan obesitas jika hasil pengukuran

Indek Massa Tubuh (IMT) sebesar 30,0 34,9.

Menurut data WHO tahun 2013 penderita obesitas di seluruh dunia

sebanyak 10% yang di alami oleh laki-laki dan 14% oleh Perempuan. Berdasarkan

hasil survei RISKESDAS pada tahun 2013 terhadap remaja usia 16 - 18 tahun di

seluruh indonesia didapatkan hasil sebanyak 1,6% remaja mengalami obesitas.

Untuk provinsi Jawa Timur termasuk dalam 15 provinsi di Indonesia yang

menduduki peringkat tertinggi, hal ini dibuktikan dengan hasil remaja yang

mengalami obesitas sebanyak 1,8%. Dilihat dari hasil penelian diatas dapat

disimpulkan bahwa angka kejadian obesitas di Indonesia terutama di jawa timur

masih tinggi.

Obesitas dapat berdampak terhadap fisik remaja salah satunya adalah

masalah kesehatan dimana obesitas merupakan faktor resiko terjadinya penyakit

jantung koroner, hipertensi, serta diabetes mellitus (Sudikno, 2005). Selain

masalah fisik, obesitas juga berdampak pada masalah psikologis remaja, hal ini

disebabkan remaja yang mengalami obesitas menjadi minder dan tidak percaya

diri. Pada umumnya remaja lebih mementingkan penampilan fisik yang menarik
42

serta bentuk tubuh yang ideal. Bila penampilan fisik menarik akan meningkatkan

kepercayaan diri pada remaja, terlebih lagi khususnya remaja putri selalu

memperhatikan penampilan (Indika, 2010). Penampilan fisik tersebut secara

langsung berhubungan dengan citra tubuh seseorang.

Citra tubuh atau Body image merupakan perasaan individu terhadap

keindahan dan pesona seksual tubuhnya. Citra tubuh terbentuk dari pengalaman

pribadi individu, aspek sosial, dan budaya sekitar. Oleh karena itu, citra tubuh

yang terpengaruhi oleh standar ideal khususnya dimana individu tinggal.

Dibandingkan dengan laki laki, perempuan lebih sering membandingkan bentuk

tubuhnya dengan bentuk tubuh ideal orang lain. Dengan kata lain remaja putri

yang mengalami obesitas akan berdampak pada menurunnya kepercayaan diri dan

mengalami permasalahan pada citra tubuh. Remaja yang memiliki citra tubuh

positif, maka remaja tersebut mampu menerima atau merasa percaya diri akan

kondisi atau keadaan fisik pada dirinya. Begitu juga sebaliknya, remaja yang

memiliki citra tubuh negatif, maka tidak mampu atau kurang percaya diri akan

kondisi fisiknya (Tiara, 2014).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indika di Medan pada tahun 2010

menunjukkan bahwa citra tubuh pada remaja yang obesitas yang berada dalam

kategori negatif sebanyak 28 orang (28%), kategori netral sebanyak 39 orang

(39%), dan kategori positif sebanyak 33 orang (33%). Penelitian serupa juga di

lakukan di FIB UI oleh Putri pada tahun 2012, dengan hasil mahasiswi obesitas

memiliki gambaran citra tubuh negatif sebanyak 55 responden (53,4%). Dan

sebanyak 48 responden (46,6%) memiliki gambaran citra tubuh positif. Dari

selisih responden serta hasil, dapat disimpulkan sebagian besar gambaran citra
43

tubuh responden yang diteliti memiliki citra tubuh negatif dikarenakan obesitas

yang dialaminya.

Dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1

Kepanjen pada tanggal 23 November 2015 dengan metode wawancara serta

observasi didapatkan hasil sebanyak 10 orang siswi yang mengalami obesitas

serta merasa gelisah pada bentuk tubuhnya, dan merasa malu karena sering dihina

maupun dicibir oleh teman sebayanya.

Ketidakpuasan terhadap tubuh seseorang dapat terjadi karena perubahan

fisik yang disebabkan oleh pubertas, yaitu masa atau periode singkat dalam

pematangan fisik yang melibatkan perubahan tubuh dimulai sejak awal masa

remaja (Santrock, 1998). Citra tubuh seseorang dapat dilihat dari evaluasi

penampilan, yaitu mengukur dari keseluruhan bentuk penampilan tubuh, apakah

menarik atau tidak menarik serta memuaskan dan tidak memuaskan.

Adapun solusi keperawatan pada remaja yang mengalami obesitas, remaja

harus menurunkan berat badannya untuk mencapai berat badan yang sesuai

dengan tinggi badannya. Dengan diberikan diet sekitar 850 kkal/ hari, selain itu

remaja harus melakukan aktivitas fisik sendiri maupun berkelompok (Suandi,

2004). Dengan menjaga asupan makanan serta pola makan, disamping itu juga

harus di imbangi dengan latihan fisik serta mempergunakan waktu luang untuk

ber aktivitas.

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas remaja yang memiliki

bentuk tubuh yang kurang ideal diharapkan memiliki penilaian yang positif pada

dirinya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul


44

Hubungan Obesitas dengan Citra Tubuh pada Remaja Putri kelas 11 di SMA

Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang .

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas adakah Hubungan Obesitas dengan

Citra Tubuh pada Remaja Putri kelas 11 di SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten

Malang.

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini mempunyai beberapa

tujuan antara lain :

1.3.1 Tujuan Umum

Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui Hubungan Obesitas dengan Citra Tubuh pada Remaja Putri kelas 11

di SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang.

1.3.2 Tujuan khusus

Selanjutnya, tujuan tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk Mengukur obesitas pada remaja putri kelas 11 di SMA Negeri 1

Kepanjen Kabupaten Malang.

2. Untuk Menjelaskan citra tubuh pada remaja putri kelas 11 di SMA Negeri

1 Kepanjen Kabupaten Malang.

3. Untuk Menganalisis hubungan antara obesitas dengan citra tubuh pada

remaja putri kelas 11 di SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang.


45

1.4 Manfaat Penelitian

berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini diharapkan memberikan

beberapa manfaat antara lain :

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan rujukan dan masukan bagi

pengetahuan ilmu keperawatan, dalam bidang keperawatan jiwa mengenai

citra tubuh pada remaja putri yang mengalami obesitas.

1.4.2 Manfaat pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan untuk perkembangan

ilmu keperawanan, khusunya keperawanan jiwa dan nantinya dapat

menambah wawasan pengetahuan tentang obesitas dan citra tubuh pada

remaja putri.

1.4.3 Manfaat bagi pelayanan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

kejadian obesitas pada remaja putri kelas 11 di SMA Negeri 1 Kepanjen

Kabupaten Malang, serta gambaran citra tubuh siswi yang mengalami

obesitas sehingga dapat di jadikan acuan pelayanan kesehatan ataupun pihak

sekolah untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan.

1.4.4 Manfaat bagi peneliti lain


46

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan refrensi dan perbandingan

bagi peneliti selanjutnya.

1.5 Batasan Penelitian

Pada penelitian ini dibataskan pada hubungan obesitas dengan citra tubuh

pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang kelas 11 dengan

usia 15 17 tahun.
47

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 KONSEP REMAJA

2.1.1 Pengertian Remaja

Potter & Perry (2005) mengatakan bahwa remaja merupakan periode

perkembagan dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak

menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13-20 tahun. Sedangkan menurut Cole

(1963) mengatakan bahwa perubahan yang terjadi pada remaja antara lain

perubahan fisik, emosional, sosial, intelektual, dan moral. Dari kedua sumber di

atas dapat di simpulkan bahwa remaja merupakan individu yang sedang

mengalami masa peralihan dari masa anak anak menuju dewasa. Masa remaja

merupakan periode perkembangan, dimana perkembangan remaja mencakup

kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.

2.1.2 Ciri Ciri Masa Remaja

Menurut Hurlock (1999) menjelaskan bahwa ciri ciri masa remaja antara

lain :

1. Masa Remaja Sebagai Periode Yang Penting.


48

Remaja mengalami perkembangan fisik dan mental dimana perkembangan

itu menimbulkan adanya penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai

dan minat baru.

2. Masa Remaja Sebagai Periode Peralihan.


Peralihan tidak berarti terputus dari atau berubah dari apa yang telah

terjadi sebelumnya. Melainkan perpindahan dari satu tahap ke tahap

perkembangan berikutnya.
3. Masa Remaja Sebagai Periode Perubahan

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sama

halnya dengan tingkat perubahan fisik. Perubahan fisik yang terjadi

dengan pesat diikuti pula dengan perubahan perilaku dan sikap yang juga

berlangsung pesat.

4. Masa Remaja Sebagai Usia Bermasalah.

Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri sendiri, namun masalah

masa remaja sering menjadi masalah yang sulit di atasi baik oleh anak laki

laki maupun perempuan.

5. Masa Remaja Sebagai Masa Pencari Identitas.

Pencarian idenyitas dimulai pada akhir masa anak anak, penyesuaian diri

dengan standar kelompok lebih penting daripada bersikap individualistis.

Penyesuaian diri dengan kelompok pada remaja awal masih tetap penting

bagi anak laki laki dan perempuan.

6. Masa Remaja Sebagai Usia Yang Menimbulkan Ketakutan


49

Anggapan stereotype budaya bahwa remaja adalah anak anak yang tidak

rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak, menyebabkan

orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja.

7. Masa Remaja Sebagai Masa Yang Tidak Realistik

Remaja pada masa ini melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana

yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita

cita.

8. Masa Remaja Sebagai Ambang Masa Dewasa.

Semakin mendekatnya usia kematangan, para remaja menjadi gelisah

untuk meninggalkan stereotype belasan tahun dan untuk memberikan

kesan bahwa mereka sudah dihubungkan dengan status dewasa.

2.1.3 Klasifikasi Usia Remaja

Menurut WHO (2000) menetapkan batas usia remaja :

a. 10-14 thn : remaja awal

b. 15-20 thn : remaja akhir youth (PBB)

Menurut Sarwono(2000) mengemukakan ada tiga tahap perkembangan

pada remaja diantaranya remaja awal (usia 11-14 tahun), remaja pertengahan (usia

15-17 tahun) dan remaja akhir (usia 18-20 tahun).

Sedangkan menurut Soetjiningsih (2004) remaja diklasifikasikan menjadi

3 klasifikasi yaitu sebagai berikut :


50

1. Remaja Awal (Early Adolescence)

Remaja awal yaitu remaja yang berusia 11-13 tahun, dan merupakan masa

yang paling penting untuk mengetahui pendidikan seks. Pada masa ini

remaja mudah tertarik dengan lawan jenis dan mudah terangsang. Oleh

karena itu, anak remaja penting untuk mengetahui pendidikan seks sejak

dini.

2. Remaja Madya (Middle Adolescence)

Remaja madya adalah remaja yang berusia 14-16 tahun, dan merupakan

masa mengenal diri sendiri, menjauhkan diri dari keluarga dan lebih

senang bergaul dengan teman-temannya. Pada masa ini remaja lebih dekat

dengan teman-temannya daripada kepada keluarganya.

3. Remaja Akhir (Late Adolescence)

Remaja akhir adalah remaja yang berusia 17-20 tahun, masa ini

merupakan masa yang terkontrol dan masa menuju periode dewasa. Pada

masa ini remaja mengenal dirinya sendiri, tahu apa yang menjadi

minatnya, mau bersosialisasi dengan orang lain, tidak terlalu egois

terhadap keinginannya sendiri, dan dapat membedakan antara hal yang

pribadi dengan hal yang umum.

Dari kedua teori diatas, dapat disimpulkan usia remaja dimulai pada umur

10 tahun sampai usia 20 tahun.

2.1.4 Tugas Perkembangan Remaja


51

Hurlock (1999) (dalam Indika, 2010) menyebutkan secara umum bahwa

tugas tugas perkembangan masa remaja adalah :

1. Mencapai hubungan baru dan hubungan yang lebih dewasa dengan teman

seusia dari dua jenis kelamin.

2. Mencapai peran sosial yang maskulin dan feminin.

3. Menerima keadaan fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif

4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang yang lebih

dewasa.

5. Mencapai kepastian atau jaminan akan kemandirian ekonomi.

6. Menyeleksi dan mempersiapkan pekerjaan.

7. Mempersiapkan diri untuk rencana pernikahan dan menghadapi kehidupan

berkeluarga.

8. Mengembangkan kemampuan intelektual dan konsep konsep yang di

perlukan

9. Memiliki rasa tanggung jawab secara sosial.

2.1.5 Permasalahan Pada Remaja

Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik.

Hurlock (1973) berpendapat ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam

memenuhi tugas-tugas tersebut, antara lain yaitu:

1. Masalah pribadi
52

Masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah,

sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan

nilai-nilai.

2. Masalah khas remaja

Masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti

masalah pencapaian kemandirian, kesalah pahaman atau penilaian

berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan

lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua.

2.2 KONSEP OBESITAS

2.2.1 Pengertian obesitas

Obesitas adalah kelebihan berat badan dari ukuran ideal yang diakibatkan

penimbunan lemak dan dapat membahayakan individu. Suandi (2004)

mengatakan obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi

makanan yang jauh melebihi kebutuhannya sehingga terdapat penimbunan lemak

yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh.

2.2.2 Faktor Penyebab

Faktor penyebab obesitas sangat kompleks. Kita tidak bisa hanya

memandang dari satu sisi. Gaya hidup tidak aktif dapat dikatakan sebagai

penyebab utama obesitas. Hal ini didasari oleh aktivitas fisik dan latihan fisik

yang teratur dapat meningkatkan massa otot dan mengurangi massa lemak tubuh,
53

sedangkan aktivitas fisik yang tidak adekuat dapat menyebabkan pengurangan

massa otot dan peningkatan adipositas. Oleh karena itu pada orang obese,

peningkatan aktivitas fisik dipercaya dapat meningkatkan pengeluaran energi

melebihi asupan makanan, yang berimbas penurunan berat badan (Guyton, 2007).

Coleman (1984) berpendapat bahwa obesitas dapat disebabkan oleh beberapa

faktor, diantaranya :

1. Faktor Biologis

Sebagian orang memiliki kegemaran mengkonsumsi makanan tinggi kalori

tanpa di imbangi dengan aktivitas fisik, akan lebih mudah memiliki masalah

dengan berat badan yang yang berlebih.

2. Faktor Psikososial

Dalam banyak kasus kunci utama dari kebiasaan makan dalam porsi yang

banyak dalam keluarga dianggap sesuatu yang sehat. Beberapa keluarga

beranggapan bayi yang gemuk adalah bayi yang sehat, sehingga orang tua

mengusahakan agar anak tersebut porsi makanya banyak.

3. Faktor Sosio kultural

Perbedaan budaya memiliki perbedaan konsep mengenai kecantikan. Ada

yang menganggap kurus adalah simbol cantik atau indah. Sedangkan bagi

beberapa budaya tubuh yang gemuk adalah simbol kecantikan, kekayaan dan

kekuasaan serta kesuburan.

2.2.3 Dampak Obesitas


54

Menurut Vivi (2004) dampak obesitas dapat terjadi dalam jangka panjang

maupun jangka pendek, misalnya :

a. Gangguan psikososial, rasa rendah diri, depresif dan menarik diri dari

lingkungan. Hal ini karena anak yang mengalami obesitas sering menjadi

korban bahan olok-olokan teman main dan teman sekolah. Dapat pula

karena ketidakmampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau kegiatan

terutama olahraga akibat adanya hambatan pergerakan oleh obesitasnya.

b. Pertumbuhan fisik atau linier yang lebih cepat dan usia tulang yang lebih

lanjut dibanding usia biologinya.

c. Masalah ortopedi akibat beban tubuh yang terlalu berat.

d. Gangguan pernafasan seperti infeksisaluran nafas, tidur ngorok, sering

mengantuk siang hari.

e. Gangguan endokrin seperti menars lebih cepat terjadi.

2.2.4 Pengukuran obesitas

Masing-masing negara menetapkan istilah normal, overweight, dan obese

berbeda-beda, oleh sebab itu WHO menetapkan suatu pengukuran atau klasifikasi

obesitas yang tidak bergantung pada kebudayaan satu negara.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat obesitas adalah BMI

(Body Mass Index), yang didapat dengan cara membagi berat badan (kg) dengan

kuadrat dari tinggi badan (meter). Nilai BMI yang didapat tidak tergantung pada

umur dan jenis kelamin, berikut adalah rumus alat ukur BMI :
55

Berat Badan (Kg)

Indeks Masa Tubuh = ---------------------

Tinggi Badan (m2)

Menurut WHO (2010) berat badan dan Obesitas dapat diklasifikasikan

berdasarkan IMT, yaitu :

Clasificasion Body mass index (kg/m2)

Underweight <18.50
Normal range 18.50-24.99
Overweight 25.00
Pre-obese 25.00-29.99
Obese 30.00
Obese class I 30.00-34.99
Obese class II 35.00-39.99
Obese class III 40.00
Keterbatasan BMI tidak dapat digunakan pada :

a. Anak-anak yang dalam masa pertumbuhan

b. Wanita hamil

c. Orang-orang yang memiliki otot besar.

BMI (Body Mass Index) dapat juga digunakan untuk menentukan seberapa

besar seseorang dapat beresiko terkena penyakit tertentu yang disebabkan karena

berat badannya. Seseorang dikatakan obesitas dan membutuhkan pengobatan bila

mempunyai BMI (Body Mass Index) diatas 30, dengan kata lain orang tersebut

memiliki kelebihan berat badan sebanyak 20%.

2.2.5 Pencegahan Obesitas


56

Mencegah overweight menjadi obesitas seharusnya lebih mudah dan lebih

efektif daripada mengatasi seseorang yang sudah terlanjur obesitas. Sesorang yang

berat badannya hanya sedikit berlebih , terkadang tidak mempunyai motivasi

dalam menurunkan beran badannya. Berikut ini pencegahan terjadinya obesitas

yaitu :

1. Mengubah pilihan makanan menjadi lebih sehat dan seimbang.

2. Menurunkan asupan energi total sehingga sebanding dengan keluaran

energi.

3. Mengatur konsumsi cemilan atau makanan yang lebih sehat.

4. Melakukan lebih banyak aktivtas fisik, dan mengurangi sedentary time.

Berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari, atau paling tidak dua kali

dalam seminggu.

5. Memeriksa Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk mengetahui berat tubuh

remaja normal atau obesitas serta kesadaran dini mengenai perlunya

melakukan sesuatu untuk menurunkan berat badannya.

2.3 KONSEP CITRA TUBUH

2.3.1 Definisi Citra Tubuh

Citra tubuh adalah presepsi pada dirinya dan reaksi lain terhadap

penampilannya (Asmadi, 2005). Citra tubuh membentuk presepsi seseorang

tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mecakup

perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh
57

pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh resepsi

dari pandangan orang lain (Potter & Perry, 2005).

Menurut Damaiyanti (2012), menyatakan bahwa citra tubuh merupakan

kumpulan sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap

ini mencakup resepsi dan perasaan tentang ukuran tubuh dan bentuk tubuh,

fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu.

Dari kedua teori dapat disimpulkan bahwa citra tubuh adalah persepsi

seseorang pada dirinya terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar.

2.3.2 Komponen Citra Tubuh

Citra tubuh dipengaruhui oleh aspek kesejahteraan sosial, spiritual, fisik,

dan psikologis. Menurut cash (2000), mengemukakan adanya dua komponen citra

tubuh yaitu :

1 Appearance Evaluation (evaluasi penampilan)


penilaian individu mengenai keseluruhan tubuh dan penampilan dirinya,

apakah menarik atau tidak menarik, memuaskan atau tidak memuaskan.


2. Appearance Orientation (Orientasi Penampilan)
Perhatian terhadap penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk

memperbaiki dan meningkatkan penampilan dirinya.

2.3.3 Gangguan Citra Tubuh

Gangguan citra tubuh bias diartikan persepsi negatif tentang penampilan

fisik seseorang. Persepsi negatif tersebut meliputi perasaan malu yang kuat,

kesadaran diri, serta ketidaknyamanan sosial. Sejumlah perilaku menghindar

sering digunakan untuk menekan emosi dan persepsi negatif, seperti


58

menghindari kontak terhadap orang lain dengan sisa ekstremitas serta perubahan

terhadap tubuhnya, mengabaikan kebutuhan perawatan diri dan menyembunyikan

perubahan pada tubuhnya. Pada akhirnya reaksi negatif tersebut dapat

mengganggu proses rehabilitasi dan berkontribusi untuk meningkatkan isolasi

sosial (Wald & Alvaro, 2004).

Gangguan citra tubuh adalah seseorang yang mempunyai gangguan bentuk

tubuh atau dapat juga meliputi suatu bagian tubuh yang berubah secara signifikan

dalam bentuk struktur yang disebabkan oleh rasa trauma atau penyakit. Beberapa

individu sering menyatakan perasaan ketidak berdayaan, keputusasaan, dan

kelemahan terhadap kondisi fisiknya. Tidak jarang juga seseorang berperilaku

merusak terhadap dirinya sendiri, seperti penurunan pola makan atau usaha bunuh

diri (Kozier, 2004).

Suatu gangguan citra tubuh dapat diketahui perawat dengan cara

mewawancarai serta mengamati pasien secara seksama untuk mengidentifikasi

bentuk ancaman dalam citra tubuhnya (fungsi bagian yang terlibat, pentingnya

penglihatan dan penampilan fisik bagian yang terlibat). Kedekatan pasien

terhadap anggota keluarga ataupun orang terdekat lainya dapat membantu pasien

dan keluarganya (Kozier, 2004)

Dapat disimpulkan bahwa gangguan citra tubuh adalah persepsi negatif

seseorang terhadap penampilan fisiknya, disebabkan karena perubahan pada

bentuk tubuhnya.

2.3.4 Jenis Citra Tubuh


59

Menurut Wartonah (2005), citra tubuh itu sendiri di klasifikasikan menjadi

dua jenis yaitu :

1. Citra tubuh positif

Citra tubuh positif dan akurat adalah kesadaran akan diri berdasarkan atas

observasi mandiri dan perhatian yang sesuai akan kesehatan diri. Termasuk

persepsi saat ini dan masa lalu.

Karakter individu dengan Citra tubuh positif adalah :

a. Mampu membina hubungan pribadi, mempunyai teman dan mudah

bersahabat.

b. Mampu berfikir dan membuat keputusan.

c. Dapat beradaptasi dan menguasai lingkungan.

2. Citra tubuh negatif

Citra tubuh negatif yang terjadi pada seseorang antara lain :

a. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.

b. Tidak menerima perubahan tubuh yang terjadi.

c. Menolak penjelasan perubahan tubuh.

d. Persepsi negatif pada tubuh.

e. Preokupasi pada bagian tubuh yang berubah

f. Mengungkapkan keputusan.

g. Mengungkapkan ketakutan.
60

2.3.5 Faktor yang mempengaruhi Citra tubuh

Citra tubuh seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut

Potter & Perry (2005), faktor yang dapat mempengaruhi citra tubuh seseorang

adalah pandangan tentang karakteristik dan penampilan fisik, persepsi dari

pandangan orang lain, perkembangan fisik, sikap, nilai kultural dan sosial.

Citra tubuh dipengaruhi oleh aspek kesejahteraan sosial, spiritual, fisik,

dan psikologis (Bronnker, 2005). Remaja yang memiliki citra tubuh

positif,mampu membina hubungan pribadi, mempunyai teman, dapat beradaptasi

dan menguasai lingkungan. Sebaliknya, remaja yang memiliki citra tubuh negatif

akan merasa malu, keadaan yang memalukan, merasa bersalah, dan timbul reaksi

mendadak, sehingga remaja tersebut tidak memiliki kemampuan untuk

berinteraksi dengan orang lain.

Dapat disimpulkan bahwa perubahan fisik pada remaja putri dapat

memberikan pengaruh pada citra tubuh. Remaja putri yang memiliki citra tubuh

baik, dapat beradaptasi dan menguasai lingkungan. Sebaliknya, remaja putri yang

memiliki citra tubuh yang kurang, akan cenderung malu untuk berinteraksi

dengan orang lain.

2.3.6 Cara Pengukuran Citra Tubuh

Pengukuran mengenai citra tubuh pada umumnya menggunakan

Multidimensional Body Self Relation Questionnaire-Appearance Scales (MBSRQ-

AS) yang dikemukakan oleh Cash dalam (Seawell dan Danorf-Burg, 2005). Alat

ukur ini umum digunakan karena dianggap lebih mudah dimengerti dan lebih
61

mudah digunakan pada kelompok berisiko maupun remaja pada umumnya. Citra

tubuh dalam MBSRQ-AS dibagi menjadi lima dimensi, yaitu:

a. Appearance Evaluation (Evaluasi Penampilan)

Dimensi yang diukur berhubungan dengan evaluasi penampilan dan

keseluruhan tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta memuaskan atau

tidak memuaskan.

b. Appearance Orientation (Orientasi Penampilan)

Dimensi yang diukur adalah tingkat perhatian individu terhadap

penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan

meningkatkan penampilan dirinya

c. Body Area Satisfaction (Kepuasan Terhadap Bagian Tubuh)

Mengukur tingkat kepuasan terhadap bagian tubuh secara spesifik seperti

wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat, pinggul, kaki), tubuh bagian tengah

(pinggang, perut), tubuh bagian atas (dada, bahu, lengan), dan penampilan secara

keseluruhan.

d. Overweight Preoccupation (Kecemasan Menjadi Gemuk)

Mengukur kecemasan terhadap kegemukan, kewaspadaan individu

terhadap berat badan, kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan berat

badan dan membatasi pola makan.

6. Self-Classified Weight (Pengkategorian Ukuran Tubuh)

Mengukur bagaimana individu mempersepsikan dan menilai berat

badannya, dari sangat kurus sampai sangat gemuk.


62

Hasil pengukuran positif dan negatif, dimana positif apabila skor > nilai

mean dan negatif apabila skor nilai mean.

2.4 Konsep Hubungan Obesitas dengan Citra Tubuh Pada Remaja Putri

Obesitas pada remaja adalah kelebihan berat badan dari ukuran ideal yang

diakibatkan penimbunan lemak dan dapat membahayakan individu. Suandi (2004)

mengatakan obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi

makanan yang jauh melebihi kebutuhannya sehingga terdapat penimbunan lemak

yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh.

Dampak obesitas terhadap fisiologis remaja salah satunya adalah masalah

kesehatan dimana obesitas merupakan faktor resiko terjadinya penyakit jantung

koroner, hipertensi, serta diabetes mellitus (Sudikno, 2005). Dampak obesitas

pada remaja sangat rentan pada masalah psikologisnya, remaja yang mengalami

obesitas menjadi minder dan tidak percaya diri. Hal ini dikarenakan remaja yang

memilki bentuk tubuh yang beda akan menjadi bahan olok olok kan. Pada

umumnya remaja lebih mementingkan penampilan fisiknya. Bila penampilan fisik

bagus (cantik dan tidak gemuk) akan meningkatkan kepercayaan diri pada remaja,

terlebih-lebih remaja putri, maka penampilan fisik yang terlalu gemuk (obesitas)

adalah hal yang sangat ditakuti (Indika, 2010). Pada usia remaja, mereka sudah

mulai memperhatikan penampilannya. Terutama penampilan fisik yang menarik,

bentuk tubuh yang ideal menurut mereka. Dengan kata lain remaja putri yang

mengalami obesitas akan berdampak pada menurunnya kepercayaan diri dan

mengalami permasalahan pada citra tubuh.


63

Citra tubuh atau Body image merupakan perasaan individu terhadap

keindahan dan pesona seksual tubuhnya. Citra tubuh terbentuk dari pengalaman

pribadi individu, aspek sosial, dan budaya sekitar. Oleh karena itu, citra tubuh

yang terpengaruhi oleh standar ideal khususnya di dalam dimana individu tinggal

(Tiara, 2014). Dalam sebuah penelitian yang di lakukan striegel Moore dan

frangko, menyatakan bahwa perempuan lebih banyak merasakan kecemasan

terhadap citra tubuhnya dari pada laki- laki. Sebagian besar perempuan

membandingkan tubuhnya dengan visual tubuh ideal dalam masyarakat (Tiara,

2014).

Dapat disimpulkan bahwa apabila remaja putri mengalami obesitas maka

akan mengganggu citra tubuh pada remaja putri tersebut. Remaja yang memiliki

citra tubuh positif maka remaja tersebut dapat menerima atau percaya diri akan

kondisi fisiknya yang mengalami obesitas, tetapi apabila remaja yang memiliki

citra tubuh negatif maka remaja tersebut tidak menerima atau tidak percaya diri

akan kondisi fisiknya yang mengalami obesitas.


64

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian diartikan sebagai sesuatu yang sangat penting dalam

penelitian, memungkinkan pengontrolan beberapa faktor yang mampu

mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam,2008).

Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasional dengan pendekatan

cross sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau

pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antara hubungan obesitas dengan

citra tubuh pada remaja putri kelas 11 di SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten

Malang.

3.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang

beralamat di Jl. Ahmad Yani No.48 Kepanjen. Study pendahuluan pertama

dilakukan pada tanggal 10 November 2015 yang bertujuan untuk mengetahui

jumlah keseluruhan siswi dan siswi kelas 11 yang mengalami kegemukan.

Kemudian study pendahuluan ke dua dilaksanakan pada tanggal 23 november

2015 dengan cara interview dengan sampel remaja putri yang mengalami obesitas
65

yang bertuan untuk mengetahui layak atau tidaknya dilakukan penelitian di tempat

ini dan mengetahui jumlah populasi yang akan dijadikan sampel penelitian.

Setelah itu penelitian dilakukan pada tanggal 27 - 29 Juni 2016.

3.3 KERANGKA KERJA ( FRAME WORK)

POPULASI
Remaja putri yang mengalami obesitas di kelas 11 SMA Negeri 1 Kepanjen
Kabupaten Malang sebanyak 30 siswi (remaja putri)

SAMPEL
Remaja putri yang mengalami obesitas di kelas 11 SMA Negeri 1 Kepanjen
Kabupaten Malang sebanyak 30 siswi (remaja putri)

TEKNIK SAMPLING
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling

DESAIN PENELITIAN
Menggunakan metode korelasi dengan pendekatan cross sectional

Variabel Independen Variabel Dependen


obesitas Citra tubuh pada remaja
putri

Pengumpulan Data Pengumpulan Data


Menggunakan IMT Kuesioner baku MBSRQ AS
(Multidimensional Body Self Relation
(Indeks Masa Tubuh) Questionnaire-Appearance Scales)

Pengolahan Data dan Analisa Data


Edditing, Coding, Scoring, Tabulating dengan menggunakan uji korelasi
Spearmans Rank (Rho) dan dengan menggunakan program SPSS windows versi 22

Penarikan Kesimpulan
H1 diterima, H0 ditolak : ada hubungan jika 0,05
H0 diterima, H1 ditolak : tidak ada hubungan >
0,05
66

Bagan 3.1 Kerangka kerja hubungan obesitas dengan citra tubuh pada remaja putri
kelas 11 SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang

3.4 DESAIN SAMPLING

3.4.1 POPULASI

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2011). Populasi

dalam penelitian ini adalah remaja putri yang mengalami obesitas di kelas 11

SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang sebanyak 30 remaja putri.

3.4.2 SAMPEL

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011). Dalam

penelitian ini sampel yang digunakan remaja putri yang mengalami obesitas

dikelas 11 SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang sebanyak 30 remaja putri.

Peneliti menggunakan beberapa kriteria inklusi dan ekslusi pada populasi

yang menjadi responden dalam penelitian ini :

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari satu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti, yaitu :

a. Responden remaja putri kelas 11 yang mengalami obesitas

b. Responden yang bisa membaca dan menulis


67

c. Bersedia menjadi responden

2. Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan / mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi berbagai sebab, yaitu :

a. Responden tidak kooperatif

b. Responden mengundurkan diri ditengah-tengah penelitian atau

responden yang tiba-tiba tidak hadir pada waktu pelaksanaan kegiatan.

3.4.3 SAMPLING

Menurut Hidayat (2011) Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi

sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada, secara umum ada dua jenis

pengambilan sampel, yakni probability sampling dan nonprobability sampling.

Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling

yaitu cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu (Hidayat, 2011).

3.5 IDENTIFIKASI VARIABEL

Menurut Nursalam (2013), variabel adalah perilaku atau karakteristik yang

memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia,dll).

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis variable yaitu :


68

1. Variabel independen ( Variabel bebas )

Variable independen adalah vaiabel yang mempengaruhi atau nilainya

menentukan varibel lain. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah Obesitas.

2. Variabel dependen ( Variabel terikat )

Variable dependen adalah variable yang dipengaruhi nilainya oleh variable lain.

Dalam penelitian ini variabel terikat adalah citra tubuh pada remaja putri.

3.6 DEFINISI OPERASIONAL

Menurut Hidayat (2011), definisi operasional adalah mendefinisikan

variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga

memungkinkan peneliti melakukan observasi atau pengukuran secara cermat.


Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan obesitas dengan citra tubuh pada remaja putri kelas 11 di SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten
Malang

Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala Hasil


Obesitas kelebihan berat badan dari ukuran 1. Berat badan IMT Ordinal 1. Pre-obese :
ideal yang diakibatkan penimbunan 25,0 29,9
lemak dan dapat membahayakan 2. Tinggi badan 2. Obese : 30,0
individu
Citra Tubuh presepsi pada dirinya dan reaksi 1. Appearance Evaluation (Evaluasi MBSRQ Nominal 1. Citra tubuh
lain terhadap penampilannya AS positif, jika skor
Penampilan)
(Multidimen > nilai mean
2. Appearance Orientation (Orientasi sional Body 2. Citra tubuh
Penampilan) Self Relation
negatif, jika
3. Body Area Satisfaction (Kepuasan Questionnai
re- skor nilai
Terhadap Bagian Tubuh) mean
Appearance
4. Overweight Preoccupation Scales)
(Kecemasan Menjadi Gemuk)
5. Self-Classified Weight
(Pengkategorian Ukuran Tubuh)
3.7 PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN

3.7.1 Pengumpulan Data

Nursalam (2008) berpendapat bawah pengumpulan data adalah

suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan

karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian. Pengumpulan

data adalah satu proses yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan

data dalam satu proses penelitian.

1 Tahap Persiapan

Sebelum melakukan pengumpulan data peneliti terlebih dahulu

mengajukan surat izin studi pendahuluan dari STIKES Kepanjen Pemkab

Malang ke SMA Negeri 1 Kepanjen kabupaten Malang, setelah

mendapatkan izin peneliti melakukan studi pendahuluan yang dilakukan

pada tanggal 10 November 2015 yang bertujuan untuk mengetahui jumlah

keseluhan siswa dan siswa kelas 11 yang mengalami kegemukan. Dari

hasil study pendahuluan, peneliti mendapatkan data remaja putri yang

mengalami kelebihan berat badan dari guru BK, dan didapatkan jumlah

siswi yang mengalami kelebihan berat badan di SMA Negeri 1 Kepanjen

sebanyak 30 remaja putri.

Setelah mendapatkan data dari hasil studi pendahuluan, peneliti

kemudian mengajukan surat izin penelitian ke Kepala Sekolah SMA

Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang. Setelah mendapatkan izin untuk

melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang,


peneliti mulai mempersiapkan Timbangan, antropometri serta kuesioner

MBRSQ-AS yang akan digunakan untuk penelitian

2 Tahap Pelaksanaan

Pada hari penelitian, Pengumpulan data dilakukan di gazebo pada

waktu kegiatan ekstrakulikuler (Marchingband) telah selesai, setelah siswi

yang mengalami obesitas berkumpul di gazebo, peneliti menjelaskan

tentang maksud dan tujuan dari penelitian, dan peneliti meminta remaja

putri atau responden untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi

responden. Setelah lembar persetujuan disetujui oleh calon responden

kemudian peneliti mengukur IMT responden selama 20 menit.

selanjutnya Peneliti membagikan kuesioner serta menjelaskan tata cara

pengisian kuesioner dan responden diberi waktu 90 menit untuk

mengerjakan soal kuesioner. Setelah responden selesai mengisi kuesioner

peneliti mengumpulkan kuesioner tersebut dan menjelaskan bahwa

kegiatan penelitian telah selesai.

3.7.2 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2012). Dalam pengumpulan data

peneliti menggunakan alat ukur IMT (Indeks Massa Tubuh), dimana

peneliti menggunakan alat ukur tinggi badan dan berat badan untuk

mengukur tingkat obesitas siswi.


Sedangkan instrumen untuk mengukur citra tubuh remaja putri

peneliti menggunakan kuesioner baku yaitu MBSRQ AS

(Multidimensional Body Self Relation Questionnaire-Appearance Scales).

Kuesionare tersebut terbagi atas 5 dimensi untuk mengukur citra tubuh

seseorang antara lain: evaluasi penampilan, orientasi penampilan,

kepuasan terhadap bagian tubuh, kecemasan menjadi gemuk,

pengkategorian ukuran tubuh.

3.7.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan instrumen yang

reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama

(Sugiyono, 2006).

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah

kuesioner yang kita susun tersebut mengukur apa yang hendk kita ukur,

maka perlu diujikorelasi antara nilai (score) tiap-tiap item (prtanyaan)

dengan skor total kuesioner (Notoatmodjo, 2012). Uji validitas ini

dilakukan dengan bantuan komputer program windows SPSS versi 22.

Uji validitas dikatakan valid apabila nilai signifikasinya kurang dari 0,05.
2. Uji Reliabilitas

Setelah mengukur validitas, maka perlu mengukur reliabilitas data,

apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Pengujian reliabilitas dapat

dilakukan dengan bantuan program windows SPSS versi 22. Menurut

Sugiyono (2006) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima pada

nilai sebesar 0,60. Uji relibiliras dengan nilai conbrach alpha dibawah

0,60 dianggap tidak reliabel. Nilai conbrachs alpha semakin mendekati

nilai 1 tingkat reliabelnya semakin baik.

3.8 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

3.8.1 Pengolahan Data

Teknik pengolahan data pada penelitian hubungan obesitas dengan

Citra tubuh pada remaja putri kelas 11 di SMA Negeri 1 Kepanjen

Kabupaten Malang dilakukan dengan tahap sebagai berikut :

1. Editing / Pemeriksaan Data

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat, 2011).

Peneliti melakukan pemeriksaan kembali apakah data sudah terkumpul

semua lembar kuesionare, sesuai dengan jumlah responden dan seluruh

Item kuesionare di jawab oleh responden. Apabila data terkumpul secara

keseluruhan data siap diolah.


2. Codding / Pemberian Kode

Codding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2011).

a. Data Umum :

1) U : Usia

a. Kode 1 : 15 tahun
b. Kode 2 : 16 tahun
c. Kode 3 : 17 tahun

2) TB : Tinggi Badan

3) BB : Berat Badan

b. Data Khusus

1) Nilai IMT

Menurut WHO (2000) dalam Sugondo (2006) berat badan dan

Obesitas dapat diklasifikasikan berdasarkan IMT,

a. Kode 1 : obese 1
b. Kode 2 : obese 2

2) Kuesioner MBSRQ AS (Multidimensional Body Self Relation

Questionnaire-Appearance Scales)

a. Kode 1 : Citra tubuh positif


b. Kode 2 : Citra tubuh negative

3. Tabulasi / Penyusunan Data


Yang dimaksud dengan tabulasi data (Tabulating), yaitu membuat

table-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang di inginkan

oleh peneliti (Notoadmodjo, 2012).

3.1 Scoring dan klasifikasi

3.1.1 Variabel obesitas

a. scoring

responden diukur menggunakan timbangan berat badan dan tinggi

badan kemudian dimasukan kerumus IMT sebagai berikut :

IMT

b. klasifikasi

Setelah ditentukan jumlahnya, hasil skor dari responden di

klasifikasikan kedalam interpretasi nilai IMT sebagai berikut :

1. Pre-obese : 25,0 29,9

2. Obese : 30,0

3.1.2 Variabel citra tubuh

a. Scoring

Skala yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

skala Likert. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan

diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator

tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item -

item instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert


mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif,

yang dapat berupa kata - kata antara lain sangat Setuju (SS),

Setuju (S), ragu ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak

setuju (STS). Serta skala Sangat puas(SP), Puas(P), Biasa(B), Tidak

Puas (TP), dan Sangat Tidak Puas (STP). Untuk keperluan analisis

kuantitatif, maka jawaban tersebut diberi skor.

Untuk pertanyaan no 1 57 menggunakan skala sebagai berikut:

1. Pertanyaan/pernyataan favourable (+)

a. Sangat Setuju :5

b. Setuju :4

c. Ragu ragu :3

d. Tidak Setuju :2

e. Sangat tidak Setuju :1

2. Pertanyaan/pernyataan Unfavourable (-)

a. Sangat Setuju :1

b. Setuju :2

c. Ragu ragu :3

d. Tidak Setuju :4

e. Sangat tidak Setuju :5

Sedangkan untuk Pertanyaan no 58 menggunakan skala sebagai

berikut

1. Tidak pernah ( Dalam 1 bulan tidak pernah sama sekali)

2. Jarang (2x dalam 1 bulan )

3. Terkadang (4x dalam 1 bulan )


4. Sering ( 8x dalam 1 bulan)

5. Sangat Sering ( > 8x dalam 1 bulan)

Serta untuk no 59 60 menggunakan skala sebagai berikut:

1. Sangat kurus ( BB < 41 kg, TB 155 cm)

2. Agak kurus ( BB 41 45 kg , TB 155cm )

3. Berat normal ( BB 46 51 kg, TB 155cm)

4. Agak Kegemukan (BB 52 56 kg, 155 cm)

5. Sangat Kegemukan (BB > 56 kg, 155 cm )

Sedangkan untuk pertanyaan no 61 69 menggunakan skala

sebagai berikut :

1. Pertanyaan/pernyataan favourable (+)

a. Sangat puas :5

b. Puas :4

c. Biasa :3

d. Tidak Puas :2

e. Sangat Tidak Puas :1

2. Pertanyaan/pernyataan Unfavourable (-)

a. Sangat puas :1

b. Puas :2

c. Biasa :3

d. Tidak Puas :4

e. Sangat Tidak Puas :5

b. Klasifikasi
Setelah didapatkan skor dari jawaban responden pada lembar

kuesionare, langkah selanjutnya menghitung nilai mean dengan rumus

sebagai berikut :

a) Skor maksimal = nilai tertinggi x jumlah soal

b) Skor minimal = nilai terendah x jumlah soal

c) Mean = skor maksimal skor minimal

Kemudian diklasifikasikan sebagai berikut :

a) Citra tubuh positif, jika skor > nilai mean

b) Citra tubuh negatif, jika skor nilai mean

4. Interpretsi Data

Dalam interpretasi data data dari hasil scoring dari kuesionare

dijadikan dalam bentuk Table, setelah itu penjelasan hasil dari Table

tersebut di ubah dalam bentuk prosentase yang mana

frekuensi/alternatif jawaban responden yang ada kemudian dikalikan

100%, (Arikunto, 2006) maka dirumuskan:

Keterangan:
P : Nilai akhir/prosentase
F :Frekwensi
N : Jumlah Responden
Setelah didapatkan nilai prosentase kemudian di klasifikasikan sebagai

berikut :

Prosentase Kriteria
0% Tidak ada
1 24 % Sebagian kecil
25 49 % Kurang dari setengahnya

50 % Setengahnya

51 74 % Sebagian besar

75 99 % Hampir seluruhnya

100 % Seluruhnya

3.8.2 Analisa Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai

tujuan, dimana tujuan pokok penelitian adalah menjawab pertanyaan-

pertanyaanpenelitian dalam mengungkap fenomena. Dalam penelitian ini

ada dua jenis analisa data yang digunakan yaitu univariat dan Bivariat.

1. Univariat
Analisis univariat merupakan analisa yang digunakan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik dari setiap variabel

penelitian (Notoadmotjo, 2012). Untuk mendeskripsikan remaja putri

yang mengalami obesitas

2. Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisa yang digunakan untuk

menganalisis hubungan antara dua variabel (Hidayat, 2011). Dalam

penelitian ini peneliti ingin melihat hubungan antara obesitas dengan

citra tubuh pada remaja putri yang dilakukan uji Spearman Rank (Rho),

uji ini digunakan untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara
dua variabel yang berskala ordinal. Cara menghitungnya dengan

bantuan komputer program windows SPSS versi 22.

3.8.3 Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan langkah akhir dalam pengujian data

yang didasarkan pada penerimaan dan penolakan hipotesis nol (Ho). Dari hasil uji

statistik, biasanya didapatkan nilai statistik uji dan tingkat kemaknaan (p). Secara

umum, keputusan menolak hipotesis nol (Ho) diambil apabila nilai statistik uji >

nilai tabel atau nilai tingkat kemaknaan dapat diperoleh (p) < (Hidayat, 2011).

3.9 ETIKA PENELITIAN

3.9.1 Respect For Human Dignity

Peneliti perlu memberikan kebebasan kepada responden untuk

menentukan pilihannya dan peneliti tidak memaksa responden untuk

berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy) dan peneliti perlu

mempertimbangkan hak-hak responden untuk mendapatkan informasi. Beberapa

tindakan yang berkaitan dengan prinsip ini, peneliti mempersiapkan informed

consent yang terdiri dari :

1) Penjelasaan manfaat penelitian dan manfaat yang akan didapatkan

responden

2) Penjelasan kemungkinan resiko yang dapat terjadi

3) Persetujuan peneliti menjawab setiap pertanyaan yang diajukan

responden yang berkaitan dengan prosedur penelitian


4) Persetujuan responden dapat mengundurkan diri dari penelitian kapan

saja

5) Jaminan anonimitas dan kerahasiaan identitas dan informasi dari

responden.

3.9.2 Privacy And Confidentially

Peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas baik nama

maupun alamat asal responden dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk

menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas responden. Peneliti dapat

menggunakan koding (inisial atau identification number) sebagai pengganti

identitas responden.

3.9.3 Justice And Inclusiveness

Penelitian harus dilakukan secara jujur, hati-hati, berperikemanusiaan,

profesional, dan memperhatikan faktor-faktor kecermatan, ketepatan psikologis

serta perasaan religius responden. Peneliti harus dapat mengkondisikan

lingkungan yang terbuka dan memberikan kejelasaan prosedur penelitian. Peneliti

pula harus dapat bersikap adil dalam penelitian maksudnya peneliti harus dapat

memberikan keuntungan dari kegiatan penelitian bagi responden.

3.9.4 Balancing Harms And Benefits

Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna

mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi responden dan dapat digeneralisasikan

ditingkat populasi (beneficence). Peneliti mengurangi adanya dampak yang


merugikan bagi responden (nonmalefience). Misalnya, ada kegiatan penelitian

yang berpotensi mengakibatkan cedera atau stres bagi responden maka responden

dikeluarkan dari kegiatan penelitian tersebut guna mencegah terjadinya cedera,

kesakitan, stres maupun kematian responden.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang meliputi

gambaran umum lokasi penelitian, karakteristik demografi responden. Variabel

yang di ukur berkaitan dengan Hubungan obesitas dengan citra tubuh pada

remaja putri kelas 11. Data di atas didapat dari Penelitian dengan pembagian

lembar kesionare kepada siswi dan observasi yang dilaksanakan pada tanggal 27 -
29 Juni 2016 dengan jumlah responden sebanyak 30 remaja putri di SMA Negeri

1 Kepanjen Kabupaten Malang

Hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan

dinarasikan. Pembahasan dibagi menjadi dua bagian meliputi hasil penelitian dan

pembahasan yang meliputi data umum dan khusus. Data umum menampilkan

gambaran lokasi penelitian dan karakteristik responden berdasarkan usia.

Sedangkan data khusus meliputi klasifikasi obesitas yang di dapat dari hasil

pengukuran IMT dan citra tubuh menggunakan kuesionare MBRSQ-AS.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data umum

Data umum akan membahas tentang karakteristik lokasi penelitian serta

karakteristik responden berdasarkan usia.

4.1.1.1 Karakteristik Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang

tempat di Jl. Ahmad Yani No.48 Kepanjen, Kabupaten Malang. Berdiri sejak 1977

SMA Negeri 1 kepanjen memiliki murid dengan jumlah total siswa 1.178 siswa,

terdiri dari 363 laki laki dan 815 perempuan. Kemudian mempunyai tenaga

pengajar dengan jumlah guru 38 guru pengajar, 1 kepala sekolah, serta dibantu

oleh 4 wakil kepala sekolah.


4.1.1.2 Karakteristik responden berdasarkan usia

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia. Terlebih

dahulu peneliti melakukan uji normalitas.

Tabel 4.1: Hasil uji normalitas karakteristik responden berdasarkan usia.

No Kategori P.Value
1 Usia 0,000
(Sumber : Data Uji Statistik SPSS versi 22)

Berdasarkan tabel 4.1 di dapatkan data bahwa nilai uji normalitas dengan

menggunakan Shapiro-wilk dari usia, yaitu p < 0,05 yang artinya distribusi

data tidak normal. Dan mengapa menggunakan Shapiro-wilk karena

responden pada penelitian ini jumlah nya di bawah 50.

Tabel 4.2: Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia responden di SMA Negeri 1

kepanjen Kabupaten Malang.

NO Usia Frekuensi Prosentase Median


(min Max)
1 15 tahun 1 3,3% 3,00
2 16 tahun 10 33,3% (1 3)
3 17 tahun 19 63,3%
Total 30 100%
(Sumber Data : kuisioner penelitian, Juni 2016)

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan data nilai median 3.00 (1-3) dan tingkat

usia sebagian besar berusia 17 tahun yang berjumlah 19 responden (63,3%),


kurang dari setengah berusia 16 tahun yang berjumlah 10 responden (33,3%)

dan sebagian kecil berusia 15 tahun yang berjumlah 1 responden (3,3%)

4.1.3 Data Khusus

1. Uji Normalitas

Tabel 4.3: Hasil uji normalitas Obesitas Pada Remaja Putri Dengan Citra Tubuh Pada

Remaja Putri Kelas 11 Di SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang.

No Variabel Hasil Uji Normalitas


(p- value)
1 Obesitas 0,000
2 Citra Tubuh Remaja Putri 0,000
(Sumber : Data Uji Statistik SPSS versi 22)

Berdasarkan tabel 4.3 di dapatkan data bahwa nilai uji normalitas

dengan menggunakan Shapiro-wilk yaitu p < 0,05 yang artinya distribusi

data tidak normal.

2. Obesitas Pada Remaja Putri

Tabel 4.4: Distribusi frekuensi obesitas pada remaja putri kelas 11 SMA negeri 1

Kepanjen Kabupaten Malang.

No Klasifikasi Obesitas Frekuensi Prosentase Median


(min max )
1 Pre-obese 21 70,0% 1,00
( Nilai IMT 25,0 29,0) (1 2)
2 Obese
( Nilai IMT 30,0 ) 9 30,0%

Total 30 100,0%
(Sumber Data : kuisioner penelitian, Juni 2016)
Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan data nilai median 1.00 (1-2) dan

sebagian besar responden dalam kategori pre-obese sebanyak 21 responden

(70%). Dan kurang dari setengah responden dalam kategori obese sebanyak

9 responden (30%).

3. Citra Tubuh Pada Remaja Putri

Tabel 4.5: Distribusi frekuensi tingkat Citra Tubuh Pada Remaja Putri Kelas 11 Di SMA

Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang.

No Citra Tubuh Frekuensi Prosentase Median


(min max )

1 Citra Tubuh Positif 21 70,0% 1,00


2 Citra Tubuh Negatif 9 30,0% (1-2)
Total 30 100,0%
(Sumber Data : kuisioner penelitian, Juni 2016)

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan data nilai median 1.00 (1-2) dan

sebagian besar responden mempunyai citra tubuh positif sebanyak 21

responden (70,0 %). Serta kurang dari setengah responden mempunyai citra

tubuh negatif sebanyak 9 responden (30%).

4. Hubungan Obesitas Dengan Citra Tubuh Pada Remaja Putri Kelas

11 Di SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang

Tabel 4.6 Hasil uji Spearman Rank (Rho) hubungan obesitas dengan Citra tubuh

pada remaja putri kelas 11 di SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang.

Citra tubuh
Obesitas R 0,524
0,003
p 30
n

(Sumber : Data Uji Statistik SPSS versi 22)

Dari hasil uji statistik pada tabel 4.6 dengan menggunakan uji Spearman

Rank (Rho) dengan bantuan komputer program SPSS versi 22 didapatkan taraf

signifikan (nilai p-value) 0,003. Karena nilai p-value 0,003 lebih kecil dari level

alfa (0,05), maka Ho ditolak dan H1 diterima sehingga ada hubungan antara

obesitas dengan Citra tubuh pada remaja putri kelas 11 di SMA Negeri 1

Kepanjen Kabupaten Malang.

4.2 Pembahasan

Pada bagian ini akan diuraikan pembahasan hasil penelitian mengenai

hubungan obesitas dengan Citra tubuh pada remaja putri kelas 11 di SMA Negeri

1 Kepanjen Kabupaten Malang.

4.2.1 Mengukur Obesitas Pada Remaja Putri Kelas 11 Di SMA Negeri 1

Kepanjen Kabupaten Malang.

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden dalam kategori pre-

obese sebanyak 21 responden (70%) dan kurang dari setengah responden dalam

kategori obese sebanyak 9 responden (30%). Pengkategorian dalam menentukan


obesitas dilakukan dengan cara pengukuran IMT (index masa tubuh). Menurut

WHO (2000) (dalam Sugondo, 2006) obesitas dapat diklasifikasikan berdasarkan

nilai IMT. Dikatakan pre-obese bila nilai IMT nya adalah 25,0-29,9 dan obese bila

nilai IMT 30,0. Menurut Soegih dan Wiramihardja (2009) (dalam Ekawati,

2014) menjelaskan faktor penyebab obesitas antara lain adalah kurangnya

aktivitas, gen, hormon, faktorfisiologis, psikologis, dan kelebihan dalam

mengkonsumsi makanan tanpa disertai aktivitas latihan fisik.

Berdasarkan penelitian di ini dapat disimpulkan pengkategorian status

obesitas pada remaja putri didasarkan dari hasil pengukuran IMT. Sebagian besar

remaja putri kelas 11 masuk pada kategori pre-obese sebesar (70%) dengan 21

responden, Dan kurang dari setengah responden dalam kategori obese sebesar

(30%) dengan 9 responden

Sejalan dengan penelitian ini, penelitian yang dilakukan oleh Ekawati

(2014) pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan di STIKes Aisyiyah

Yogyakarta. Sebanyak 32 responden masuk dalam kategori obesitas 1 (78%) dan 9

responden masuk dalam kategori obesitas 2 (22%). Dalam pengkategoriannya,

peneliti menggunakan batasan dikatakan obesitas 1 apabila memiliki IMT 25,0

29,9 dan dikatakan obesitas 2 apabila memiliki IMT 30,0.Hal ini dapat

disimpulkan bahwa pengkategorian status obesitas pada remaja putri didasarkan

dari hasil pengukuran IMT.

Akan tetapi umur responden pada penelitian ini dan penelitioan

sebelumnya berbeda, pada penelitian Ekawati respondennya merupakan

mahasiswa di STIKes Aisyiyah yang berumur 18- 25 tahun. Sedangkan pada


penelitian ini respondennya merupakan siswi kelas 11 di SMA Negeri 1 Kepanjen,

yang berumur 15-17 tahun.

4.2.2 Menjelaskan Citra Tubuh Pada Remaja Putri Kelas 11 Di SMA

Negeri 1 kepanjen Kabupaten Malang.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa sebagian besar

responden mempunyai citra tubuh positif sebanyak 21 responden (70,0 %),

Serta kurang dari setengah responden mempunyai citra tubuh negatif sebanyak 9

responden (30%). Remaja putri kelas 11 dengan gambaran Citra tubuh positif

memunjukan bahwa siswa tersebut menilai kondisi tubuh mereka sudah baik dan

mampu menerimanya. Dilihat dari hasil kuesionare dapat disimpulkan sebagian

besar remaja putri yang mengalami citra tubuh positif puas dengan kondisi

bagian tubuhnya meliputi tubuh bagian atas, tengah serah bawah. Sedangkan

remaja putri yang mengalami gambaran citra tubuh negatif, remaja tersebut

mengalami ketidakpuasan terhadap kondisi fisik serta bentuk tubuhnya meliputi

tubuh bagian atas, tengah serta bawah.

Sesuai dengan penelitian Toniro (2014), di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, didapatkan hasil gambaran

citra tubuh yang positif sebanyak 31 orang (81.4%) dan 7 orang memiliki

gambaran citra tubuh negatif dari total 38 orang (100%). Gambaran Citra tubuh

positif yang dialami oleh mahasiswa yang mengalami obesitas menunjukan

bahwa mahasiswa tersebut mampu menerima kondisi tubuhnya. Penerimaan

terhadap kondisi tubuhnya juga dipengaruhi oleh presepsi individu mahasiswa.


Toniro juga berpendapat gambaran citra tubuh mahasiswa yang positif, hal ini

dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Pendidikan merupakan faktor

penunjang dari suatu pola pikir dan cara pandang karena pada dasarnya

pendidikan dapat merubah pola pikir dan cara berpikir seseorang.

Berdasarkan ke dua penelitian di atas dapat disimpulkan, bahwa sebagian

besar responden memiliki gambaran citra tubuh positif. Disamping itu kedua

penelian juga memiliki perbedaan, penelitian Toniro penelitian di lakukan pada

mahasiswa di univ Muhammadiyah Yogyakarta sedangkan pada penelitian ini di

lakukan pada siswi kelas 11 di SMA Negeri 1 Kepanjen, serta jumlah responden

juga berbeda. Di dapatkan hasil sebagian besar remaja putri kelas 11 mengalami

citra tubuh positif sebesar 70% dengan 21 responden, serta kurang dari setengah

responden mempunyai citra tubuh negatif sebanyak 9 responden (30%). Citra

tubuh positif pada remaja menunjukan bahwa remaja putri kelas 11 tersebut

sudah menilai kondisi tubuh mereka sudah baik dan mampu menerima nya.

Dilihat darihasil kuesionare dapat di simpulkan sebagian besar remaja putri yang

mengalami Citra tubuh positif puas dengan kondisi tubunya.

4.2.3 Menganalisis Hubungan Obesitas Dengan Citra Tubuh Pada Remaja

Putri Kelas 11 Di SMA Negeri 1 Kepanjen Kab Malang

Berdasarkan hasil Dari uji statistik pada tabel 4.6 dengan menggunakan

uji Spearman Rank (Rho) dijelaskan bahwa terdapat 30 responden yang mengisi

kuesioner. Didapatkan taraf signifikan (nilai p-value) 0,003. Karena nilai p-value

0,003 lebih kecil dari level alfa (0,05), maka Ho ditolak dan H1 diterima sehingga
ada hubungan antara obesitas dengan Citra tubuh pada remaja putri kelas 11 di

SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang. Menurut Sugiono (2006) dari hasil

tersebut mempunyai arti bahwa terdapat korelasi antara obesitas dengan cira tubuh

pada remaja putri. Sehingga hipotesis penelitian ini diterima yaitu ada hubungan

antara obesitas dengan citra tubuh remaja putri.

Berdasarkan data penelitian ini, siswi kelas 11 yang menjadi responden

sebagian besar di kategorikan pre-obese. Suandi (2004) mengatakan obesitas

merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh

melebihi kebutuhannya sehingga terdapat penimbunan lemak yang berlebihan

dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Menurut Vivi (2004) menjelaskan

dampak obesitas antara lain, gangguan psikososial, rasa rendah diri, depresif dan

menarik diri dari lingkungan. Hal ini karena anak yang mengalami obesitas

sering menjadi korban bahan olok-olokan teman main dan teman sekolah. Dapat

pula karena ketidakmampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau kegiatan

terutama olahraga akibat adanya hambatan pergerakan oleh obesitasnya. Pada

penelitian ini siswi yang mengalami obesitas mengalami permasalahan pada

citra tubuh nya.

Citra tubuh adalah presepsi pada dirinya dan reaksi lain terhadap

penampilannya (Asmadi, 2005). Citra tubuh membentuk presepsi seseorang

tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mecakup

perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh

pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh resepsi

dari pandangan orang lain (Potter & Perry, 2005).


Gangguan citra tubuh adalah seseorang yang mempunyai gangguan bentuk

tubuh atau dapat juga meliputi suatu bagian tubuh yang berubah secara

signifikan dalam bentuk struktur yang disebabkan oleh rasa trauma atau

penyakit. Beberapa individu sering menyatakan perasaan ketidak berdayaan,

keputusasaan, dan kelemahan terhadap kondisi fisiknya (Kozier, 2004). Dari

penelitan di atas didapatkan remaja putri kelas 11 yang mengalami obesitas

mempuyai citra tubuh positif, dikarenakan remaja putri mampu menerima

kondisi tubuhnya yang mengalami obesitas .

Sejalan dengan penelitian Putri (2012) dengan judul hubungan obesitas

dengan gambaran citra tubuh pada mahasiswa fakultas ilmu pengetahuan budaya

universitas indonesia. Penelitian dilakukan di FIB UI dengan jumlah Responden

107 , rentang usia responden 18 25 tahun. Menggunakan uji t Test didapatkan

hasil nilai p < 0.05 yaitu 0.039, maka dari itu terjadi hubungan yang signifikan

antara obesitas dengan gambaran citra tubuh. Untuk gambaran citra tubuh

mahasiswa sebanyak 55 responden (53,4%) masuk dalam klasifikasi citra tubuh

negatif dan sebanyak 48 responden (46,6%) masuk dalam klasifikasi citra tubuh

positif.

Dari ke dua penelitian dapat disimpulkan bahwa obesitas memiliki

hubungan erat dengan gambaran cirta tubuh pada responden. Perbedaan dari

penelitan di atas adalah : usia responden, jumlah responden, tempat penelitian,

serta rumus untuk mengetahui hubungan variabel yang diteliti. Akan tetapi

keduanya memiliki kesamaan dalam hasil akhir yaitu ada hubungan antara

obesitas dengan citra tubuh.


4.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian tentang hubungan obesitas dengan Citra tubuh pada remaja putri

kelas 11 di SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang memiliki beberapa

keterbatasan yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian adalah :


Keterbatasan waktu
Keterbatasan waktu penelitian yang hanya 90 menit untuk

pengisian kuesionare
Jumlah responden
Pada penelitian ini responden yang digunakan oleh peneliti

sebanyak 30 responden.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beberapa kesimpulan antara

lain:

Hasil pengukuran obesitas pada remaja putri kelas 11 di SMA Negeri 1

Kepanjen di dapatkan hasil sebagian besar responden dalam kategori

pre-obese sebanyak 21 responden (70%) dan kurang dari setengah

responden dalam kategori obese sebanyak 9 responden (30%).

Pengkategorian dalam menentukan obesitas dilakukan dengan cara

pengukuran IMT (index masa tubuh). Menurut WHO (2000) (dalam

Sugondo, 2006) obesitas dapat diklasifikasikan berdasarkan nilai IMT.


Dikatakan pre-obese bila nilai IMT nya adalah 25,0-29,9 dan obese bila

nilai IMT 30,0.

Didapatkan gambaran citra tubuh pada remaja putri kelas 11 di SMA

Negeri 1 Kepanjen bahwa sebagian besar responden mempunyai citra

tubuh positif sebanyak 21 responden (70,0 %), Serta kurang dari

setengah responden mempunyai citra tubuh negatif sebanyak 9

responden (30%). Remaja putri kelas 11 dengan gambaran citra tubuh

positif memunjukan bahwa siswa tersebut menilai kondisi tubuh

mereka sudah baik dan mampu menerimanya. Dilihat dari hasil

kuesionare dapat disimpulkan sebagian besar remaja putri yang

mengalami citra tubuh positif puas dengan kondisi bagian tubuhnya

meliputi tubuh bagian atas, tengah serah bawah. Sedangkan remaja

putri yang mengalami gambaran citra tubuh negatif, remaja tersebut

mengalami ketidakpuasan terhadap kondisi fisik serta bentuk tubuhnya

meliputi tubuh bagian atas, tengah serta bawah.

Analisis tentang hubungan obesitas dengan citra tubuh remaja putri

kelas 11 di SMA Negeri 1 Kepanjen, didapatkan nilai signifikan (nilai

p-value) 0,003. Karena nilai p-value 0,003 lebih kecil dari level alfa

(0,05), maka Ho ditolak dan H1 diterima sehingga ada hubungan yang

signifikan antara obesitas dengan citra tubuh remaja putri kelas 11 di

SMA Negeri 1 Kepanjen. Dari penghitungan IMT didapatkan 21 remaja

putri mengalami pre-obese dan 9 remaja putri mengalami obese. Serta

dari penghitungan kuesionare didapatkan 21 siswi mempunyai

gambaran citra tubuh positif, dimana remaja putri puas dengan bagian
tubunya seperti ; Tubuh bagian atas, tengah serta bawah. 9 siswi lainnya

mempunyai gambaran citra tubuh negatif dimana remaja putri belum

mampu menerima kondisi fisiknya, serta tidak puas dengan bagian

tubuhnya seperti tubuh bagian atas, tengah dan bawah.

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Bagi pendidikan keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan untuk

perkembangan ilmu keperawanan, khusunya keperawatan jiwa dan nantinya

dapat menambah wawasan pengetahuan tentang obesitas dan citra tubuh

pada remaja putri.

2. Bagi sekolah

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kejadian

obesitas pada remaja putri kelas 11 di SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten

Malang, serta gambaran citra tubuh siswi yang mengalami obesitas

sehingga dapat dijadikan acuan bagi pihak sekolah serta pelayanan

kesehatan untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan karena

obesitas siswi.

3. Bagi siswi

Diharapkan agar siswi yang mengalami kelebihan berat badan

memperhatikan pola makan dan gaya hidup karena obesitas dapat


menimbulkan penyakit. Oleh karena itu, penerimaan citra tubuh pada siswi

akan mencegah rasa minder dan meningkatkan kepercayaan diri.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan agar kedepannya peneliti perlu melakukan penelitian dengan

mengunakan metode yang lain dan memiliki sampel yang lebih banyak

sehingga validitas dapat dijamin serta mampu mengembangkan penelitian

ini agar lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2005. Konsep Dassar Keperawatan. Jakarta EGC

Budiarto, Eko. 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta : EGC

Brooker, C. 2005. Ensiklopedia Keperawatan (Churchill Livingstones Mini


Encyclopaedia of Nursing First Edition). Jakarta: Anggota IKAPI

Cash, T, F, 2000. Body image assassment: manual and questionnaires. Available


from The authors web sitat http://www.body-image.com

Coleman, J.C. (1984). Abnormal Psycology and modem Life. Illionis: Scott,
Foresman and Company.

Dahlan, M.Sopiyudin. 2009. Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran


dan Kesehatan. Jakarta : Sagung Seto

Damayanti & Iskandar, 2012, Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika


Aditama.
Damayanti, Ariny Dwi. 2012. Analisis Karakteristik Wisatawan Dan Persepsi
Wisatawan Mengenai Fasilitas Wisata Di Kampung Batu Malakasari
Kab Bandung.S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia

Ekawati, Alon. 2014. Hubungan Obesitas Dengan Citra Tubuh pada Mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan di STIkes Aisyiyah Yogyakarta.
Skripsi Stikes Aisyiyah Yogyakarta

Guyton and Hall. 2007. Bahan Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Hidayat, A.Aziz Alimul. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik


Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika

Hurlock, E.B. 1973. Adolescent Development. Tokyo; McGraw-Hill.

Hurlock, Elizabeth, B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan


Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan Istiwidayanti & Soedjarno).
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Indika, Kinanti. 2010. Gambaran Citra Tubuh pada Remaja yang Obesitas.
fakultas psikologi Universitas Sumatra Utara Skripsi.

Kamila, Aulia. 2014. Body Image pada Cover Dancer Boyband dan Girlband
Korea (studi deskriptif pada remaja cover dancer di kota Bandung)
Universitas pendidikan Indonesia.

Kemenkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar.

Kozier. 2004. Fundamental of nursing: concepts, process and practice. New


Jersey: Pearson prentice hall.

Kussoy, Karina; dkk. 2013. Prevalensi Obesitas Pada Remaja Di Kabupaten


Minahasa volume 1 no 2.

Lestari, Devi & Rahmawati, Ade. 2010. Hubungan penerimaan diri dengan
kompetisi sosial pada remaja obesitas. Fakultas Psikologi Universitas
Sumatra Utara. Skripsi

Maentiningsih. 2008. Hubungan antara secure attachment dengan motivasi


berprestasi pada remaja. Fakultas psikologi universitas Gunadarma jurnal.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis
edisi 3. Jakarta : Salemba Medika

Prameswari, Sorga Perucha Iful; dkk. 2013. Hubungan Obesitas Dengan


Citra Diri Dan Harga Diri Pada Remaja Putri Di Kelurahan
Jomblang Kecamatan Candisari Semarang volume 1 no 1.

Pratiwi, N. 2008. Citra Tubuh pada Remaja Putri melakukan Suntik Kurus.
Universitas Gunadarma Skripsi.

Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2. Alih Bahasa : Renata
Komalasari,dkk. Jakarta: EGC.

Potter, P.A, & Perry, A.G. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan (Monica
Ester, Devi Yulianti & Intan Parulian, Penerjemah.). EGC

Putri, Rosiana. 2012. Hubungan Obesitas dengan Gambaran Citra Tubuh pada
Mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
(FIB UI) skripsi.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2000. Psikologi Remaja. Cetakan kelima. Jakarta:


PT. Rajagrafindo Persada

Segura, Natalia Rojas. 2009. Attitudes Towards Body Size And Physical
Appereance Among Colombian And American College Students : A Multi-
Cultural Study, PhD, tesis

Seawell, A. H. & Danorf-Burg, S, 2005. Body Images and Sexuality in Women

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahan. Jakarta : CV


Sagung Seto

Suandi. 2004. Obesitas Pada Remaja dalam Tumbuh Kembang Remaja dan
Permasalahan, Soetjiningsih. Jakarta : CV Sagung Seto

Sudikno;Sandjaja. 2005. Prevalensi Gizi Lebih dan Obesitas Penduduk Dewasa


di Indonesia.

Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sugondo, sidartawan. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Obesitas. Jilid III
Edisi IV. Editor: Sudoyo, Aru W.,dkk. Jakarta: Pusat penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

Tarwoto & Wartonah. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan, Edisi 3., Jakarta: Salemba Medika.
Tiara, Cikita. 2014. Citra Tubuh dan Bentuk Tubuh Perempuan Ideal.

Toniro, Iwan. 2014. Gambaran Citra Tubuh pada Mahasiswa Obesitas di


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah
Yogyakarta.

Vivi. 2004. Obesitas pada anak. http://www.sinarharapan.co.id

Wald & Alvaro. 2004. Changes in the Physical Appearance of the Body Image.
Jounal Psychology and Psychiatry. Vol. 39

WHO (World Health Organization) . 2013. World Health Statistics 2013.

WHO, IOTF. 2000. The Asia Pacific perspective: redefining obesity and Ita
treatment. Melbourne, Health Communication Australia.

World Healt Organization, 2010. Obesity and Overweight. Online


(http://www.who.int/dietphysicalactivity/publication/fact/obesity/en/html)

Wijayanti, Dewi Nur. 2013. Analisis Faktor Penyebab Obesitas Dan Cara
Mengatasi Obesitas Pada Remaja Putri Studi Kasus Pada Siswi Sma
Negeri 3 Temanggung skripsi.

Wilkonson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis


NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC

Yundarini, Ni Made Candra. 2014. Hubungan antara Citra Tubuh dengan


perilaku Makan pada remaja putri di sma dwijendra Denpasar. Skripsi
Univ Udayana.
Lampiran 1

Perihal : Permohonan Ijin Responden

LEMBAR INFORMED CONSENT

Dengan hormat,

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir Program Studi S1 Keperawatan

STIKES Kepanjen Pemerintah Kabupaten Malang, saya :

Nama : SUTRISNO NOVIANTONO

NIM : 12.20.035

Semester : VIII (delapan)


Bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul Hubungan Obesitas

dengan Citra Tubuh pada Remaja Putri kelas 11 di SMA Negeri 1 Kepanjen

Kabupaten Malang. Untuk kelancaran penelitian ini, saya mengharapkan

partisipasi saudari dengan menjawab pertanyaan yang diberikan. Penelitian ini

menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas sebagai responden.

Hormat Saya,

Peneliti

Sutrisno Noviantono
NIM 12.20.035

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang maksud dan tujuan serta

manfaat dari melaksanakan penelitian, saudara :

Nama : ...................................................................... (Inisial/dua huruf

depan)

Dengan ini menyatakan (bersedia / tidak bersedia *) untuk menjadi

responden dalam penelitian ini yang berjudul Hubungan Obesitas dengan Citra

Tubuh pada Remaja Putri kelas 11 di SMA Negeri 1 Kepanjen Kabupaten


Malang. Demikian persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan tanpa

paksaan dari pihak manapun, dengan catatan sewaktu-waktu merasa dirugikan

dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan ini.

Malang,...........................2016

Responden

(.............................................)
Tanpa nama terang

Keterangan :

*) coret yang tidak perlu

Lampiran 3
LEMBAR KUESIONER
Hubungan Obesitas dengan Citra Tubuh pada remaja putri kelas 11 di SMA
Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang

A. DATA UMUM
Cara pengisian : Isi dan berikan tanda checklist ( ) pada kotak yang sesuai
dengan identitas anda.

1. Nama anak (inisial/dua huruf depan) : ..................................................


2. usia :
15 tahun
16 tahun
17 tahun
3. Tinggi Badan : ...................................... cm
4. Berat Badan : ...................................... kg

B. DATA KHUSUS

Petunjuk mengerjakan :
Untuk no 1-57
1) Bacalah tiap pertanyaan dengan benar dan teliti.
2) Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dengan memberi

tanda checklist () pada jawaban yang telah disediakan.


3) Mohon jawaban diisi sendiri sesuai dengan kondisi yang anda alami demi

tercapainya hasil yang diharapkan.

Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak setuju

No Pernyataan SS S R TS STS
1. Sebelum saya pergi keluar, saya
memperhatikan penampilan saya
2. Saya berhati-hati dalam membeli pakaian
agar penampilan saya terlihat menarik
3. Saya akan lulus tes kebugaran

4. Hal ini penting bahwa saya memiliki


kekuatan fisik lebih.
5. Tubuhku menarik secara seksual.

6. Saya tidak terlibat dalam program latihan


rutin.
7. Saya memperhatikan kesehatan saya.

8. Saya tahu banyak tentang hal-hal yang


mempengaruhi kesehatan fisik saya.
9. Saya telah sengaja mengembangkan gaya
hidup sehat.
10. Saya sangat cemas dengan bertambahnya
lemak tubuh saya
11. Saya suka penampilan saya apa adanya.

12. Saya melihat penampilan saya dicermin


kapan saja saya bisa.
13. Sebelum pergi keluar, saya biasanya
menghabiskan banyak waktu untuk bersiap
siap.
14. Ketahanan fisik saya baik.

15. Berpartisipasi dalam berolahraga tidak


penting bagi saya.
16. Saya tidak aktif melakukan hal-hal yang
membuat tetap fit secara fisik.
17. Kesehatan saya naik dan turun secara tidak
teratur.
18 Kesehatan yang baik adalah salah satu hal
yang paling penting dalam hidup saya.
19. Saya tidak melakukan apa pun yang saya
tahu mungkin mengancam kesehatan saya.
20. Saya sangat sadar perubahan kecil dalam
berat badan saya.
21. Kebanyakan orang akan menganggap saya
berpenampilan menarik.
22 Adalah penting bahwa saya selalu terlihat
baik.
23 Saya sangat sedikit menggunakan produk
perawatan.
24 Saya mudah belajar keterampilan fisik.
25 Menjadi sehat secara fisik tidak menjadi
prioritas yang kuat dalam hidup saya.

26 Saya melakukan hal-hal untuk


meningkatkan kekuatan fisik saya.
27 Saya jarang sakit secara fisik.
28 Saya menerima keadaan kesehatan saya apa
adanya.
29 Saya sering membaca buku-buku dan
majalah yang berhubungan dengan
kesehatan.
30 Saya suka penampilan saya tanpa pakaian.
31 Saya sadar jika dandanan saya tidak benar.
32 Saya biasanya memakai apapun yang
berguna tanpa peduli bagaimana
tampilannya
33 Saya buruk dalam melakukan olahraga fisik
atau permainan.
34 Saya jarang berpikir tentang keterampilan
atletik saya.
35 Saya berolaraga untuk meningkatkan
stamina fisik saya.
36 Dari hari ke hari, saya tidak pernah tahu
bagaimana tubuh saya akan merasa.
37 Jika saya sakit, saya tidak terlalu
memperhatikan gejala saya.
38 Saya tidak membuat upaya khusus untuk
makan diet seimbang dan bergizi.
39 Saya suka pakaian yang pas untuk saya.
40 Saya tidak peduli apa yang orang pikirkan
tentang penampilan saya.
41 Saya berhati-hati dengan perawatan rambut
saya.
42 Saya tidak suka tubuh saya.
43 Saya tidak peduli untuk meningkatkan
kemampuan saya dalam kegiatan fisik.
44 Saya mencoba untuk menjadi aktif secara
fisik.
45 Saya sering merasa rentan terhadap
penyakit.
46 Saya memperhatikan tubuh saya untuk
setiap tanda-tanda penyakit.
47 Jika saya pergi saat pilek atau flu, aku
hanya mengabaikannya dan berjalan seperti
biasa.
48 Saya tidak menarik secara fisik.
49 Saya tidak pernah berpikir tentang
penampilan saya.
50 Saya selalu berusaha untuk meningkatkan
penampilan fisik saya.
51 Saya sangat menyerasikan ( contoh:
Pakaian)
52 Saya tahu banyak tentang kebugaran fisik.
53 Saya bermain olahraga secara teratur
sepanjang tahun.
54 Saya orang yang sehat secara fisik.
55 Saya sangat menyadari perubahan kecil
dalam kesehatan fisik saya.
56 Pada tanda pertama dari penyakit, saya
mencari saran medis.
57 Saya sedang diet untuk menurunkan berat
badan.

Jawablah pertanyaan no 58 60 dengan cara menyilang ( X ) pada jawaban yang


anda anggap sesuai.

58. Saya telah mencoba untuk menurunkan berat badan dengan berpuasa atau
melakukan diet ketat.
1. Tidak pernah ( Dalam 1 bulan tidak pernah sama sekali)
2. Jarang (2x dalam 1 bulan )
3. Terkadang (4x dalam 1 bulan )
4. Sering ( 8x dalam 1 bulan)
5. Sangat Sering ( > 8x dalam 1 bulan)
59. Saya pikir saya:
1. Sangat kurus ( BB < 41 kg, TB 155 cm)
2. Agak kurus ( BB 41 45 kg , TB 155cm )
3. Berat normal ( BB 46 51 kg, TB 155cm )
4. Agak Kegemukan (BB 52 56 kg, 155 cm )
5. Sangat Kegemukan (BB > 56 kg, 155 cm )
60. Dari menatapku, kebanyakan orang lain akan berpikir saya:
1. Sangat kurus ( BB < 41 kg, TB 155 cm)
2. Agak kurus ( BB 41 45 kg , TB 155cm )
3. Berat normal ( BB 46 51 kg, TB 155cm )
4. Agak Kegemukan (BB 52 56 kg, 155 cm )
5. Sangat Kegemukan (BB > 56 kg, 155 cm )
Untuk no 61 69 berikan tanda checklist ( ) pada kolom yang disediakan yang
anda anggap sesuai
Keterangan
SP : Sangat puas.
P : Puas.
B : Biasa.
TP : Tidak Puas.
STP : Sangat Tidak Puas.

No Pertanyaan SP P B TP STP
61 Wajah (bentuk wajah, kulit)
62 Rambut (warna, ketebalan, tekstur)
63 Tubuh bagian Bawah (pantat, pinggul,
paha, kaki)
64 Tubuh bagian tenggah (pinggang, perut)
65 Tubuh bagaikan atas (dada atau
payudara, bahu, lengan)
66 Bentuk Otot
67 Berat
68 Tinggi
69 Seluruh tubuh saya

Lampiran 4
Kisi-kisi kuesioner dan Kunci Jawaban

Hubungan Obesitas dengan Citra Tubuh pada remaja putri kelas 11 di SMA
Negeri 1 Kepanjen Kabupaten Malang

No Indikator Favourable (+) Unfavourable (-) Jawaban


1. Appearance Evaluation 1,2,4,11,12,13,14, 25,40,48 Pernyataan
(Evaluasi Penampilan) 20,21,22 favourable (+)
27,39,41,50,53,55 Sangat Setuju :
2. Appearance Orientation 3, 6,17,18,23,33,34, 5
(Orientasi Penampilan) 5,7,8,9,24,26,29,44, 43,47,49, Setuju : 4
45,51,54,56 Ragu-ragu : 3
3. Body Area Satisfaction 28, 30, 31, 32, 42, Tidak Setuju : 2
(Kepuasan Terhadap 46,61,62,63,64,65,66 Sangat Tidak
Bagian Tubuh) Setuju : 1
4. Overweight Preoccupation 10, 35, 52,57,58 15,16,19,36,37,38,
(Kecemasan Menjadi Sangat puas : 5
Gemuk) Puas : 4
5. Self-Classified Weight 67,68,69 59,60 Biasa : 3
(Pengkategorian Ukuran Tidak Puas : 2
Tubuh) Sangat Tidak
Puas : 1

Pernyataan
Unfavourable
(-)
Sangat Tidak
Setuju : 5
Tidak Setuju : 4
Ragu-ragu : 3
Setuju : 2
Sangat setuju:1

Sangat Tidak
Puas : 5
Tidak Puas : 4
Biasa : 3
Puas : 2
Sangat puas : 1

Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASI

Pengukuran IMT

No Nama Usia Tinggi Badan Berat Badan


AR 17 Tahun 69 150
1
ZA 16 Tahun 70 155
2
A 16 Tahun 60 145
3
Z 17 Tahun 65 145
4
A 17 Tahun 65 150
5
PT 17 Tahun 60 154
6
DA 17 Tahun 62 150
7
AN 17 Tahun 70 150
8
P 16 Tahun 67 150
9
D 16 Tahun 68 155
10
M 17 Tahun 78 160
11
PA 17 Tahun 68 155
12
RZ 15 Tahun 67 150
13
R 16 Tahun 65 150
14
AJ 17 Tahun 65 155
15
R 17 Tahun 60 145
16
E 17 Tahun 69 150
17
TT 17 Tahun 65 152
18
N 17 Tahun 65 153
19
FZ 16 Tahun 65 150
20
B 17 Tahun 80 160
21
AKM 16 Tahun 67 160
22
ZA 16 Tahun 63 135
23
A 16 Tahun 65 155
24
RN 16 Tahun 58 150
25
LD 17 Tahun 70 150
26
N 17 Tahun 75 160
27
N 17 Tahun 68 152
28
A 17 Tahun 67 150
29
C 17 Tahun 80 160
30
Lampiran 7

Lembar Hasil Uji Statistik Spearman Rank (Rho)

Nonparametric Correlations

Correlations

klasifikasi_imt citra_tubuh

Spearman's rho klasifikasi_imt Correlation Coefficient 1,000 ,524**

Sig. (2-tailed) . ,003

N 30 30

citra_tubuh Correlation Coefficient ,524** 1,000

Sig. (2-tailed) ,003 .

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Lembar Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Usia_responden ,395 30 ,000 ,669 30 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Anda mungkin juga menyukai