Anda di halaman 1dari 2

Sudahkah Guru Sejahtera?

Semua orang tentunya mengenal sosok guru. Guru dikenal sebagai


pahlawan tanpa tanda jasa karena mereka rela mengorbankan waktu dan
pikiran juga tenaga untuk memberikan bekal ilmu kepada para peserta didiknya.
Tidak hanya bekal ilmu saja. Seorang guru juga harus mampu membentuk
karakter para peserta didik. Hal ini menunjukan betapa pentingnya peran
seorang guru dalah kehidupan setiap orang. Namun apakah kerja keras mereka
sudah ditunjang dengan kehidupan yang sejahtera?
Sayangnya jawaban dari pertanyaan tersebut adalah belum. Belum
semua guru dapat merasakan kehidupan yang sejahtera. Hal ini diungkapkan
Anies Baswedan pada upacara peringatan Hari Guru tanggal 25 November 2014
silam. Masih banyak guru-guru yang digaji dibawah UMK. Bahkan masih ada
guru yang menerima gaji sebesar 150 ribu rupiah per bulan. Hal ini menunjukan
masih kurangnya perhatian terhadap kesejahteraan guru. Dengan jam kerja
yang begitu padat juga kewajiban yang begitu besar, rasanya tidak adil bila
mereka belum bisa merasakan hidup yang sejahtera. Padahal kesejahteraan
mereka merupakan salah satu komponen penting agar sistem pendidikan bisa
berjalan dengan lancar.
Bukan hanya dari segi ekonomi, kesejahteraan sosial guru pun semakin
terancam. Akhir-akhir ini sering kita dengar kasus-kasus pemukulan dan pidana
yang menimpa guru-guru di Indonesia. Cara mereka mengajar dianggap sebagai
tindak kekerasan terhadap peserta didik. Hal ini menunjukan bahwa pandangan
masyarakat terhadap guru sudah tidak sama lagi. Guru sudah tidak dihormati
seperti dahulu. Padahal pemberian hukuman bagi peserta didik yang melakukan
kesalahan adalah hal yang wajar bila dilakukan dalam batas normal. Karena
seorang guru juga memiliki kewajiban untuk membantu membentuk karakter
peserta didiknya. Jika peserta didik melakukan perbuatan yang melanggar
aturan maka wajar saja jika dia mendapat sanksi sesuai dengan aturan sekolah
yang berlaku.
Melihat semakin terancamnya kesejahteraan guru ini seharusnya
membuat kita cemas. Mereka adalah tombak utama sistem pendidikan. Jika
kesejahteraan ini mengganggu kinerja mereka maka semua pihak akan
dirugikan. Kualitas pendidikan akan menurun dan pembentukan karakter anak
yang baik akan semakin berkurang. Hal ini berarti Indonesia akan memiliki
penerus-penerus bangsa yang tidak kompeten baik dari segi intelektual maupun
dari segi mental. Kekacauan ini jelas harus kita hindari.
Kita harus mulai bertindak. Hal yang paling mudah yang bisa kita lakukan
adalah mengembalikan rasa hormat terhadap guru. Jasa mereka yang begitu
besar bagi kita harusnya membuat kita menyadari pentingnya kehadiran
mereka dan lebih menghormati segala tindakan yang mereka lakukan atas dasar
pendidikan asalkan tidak menyalahi aturan. Kita harus menyadari bahwa
pembentukan karakter anak yang paling utama adalah dari lingkungan keluarga.
Pembentukan karakter yang dilakukan di sekolah hanyalah sebagai pelengkap
bagi perkembangan seorang anak. Oleh karena itu jika ada karakter yang buruk
harus dideteksi dan diperbaiki sejak dini agar terbentuk pribadi-pribadi dengan
karakter yang baik.

Kesejahteraan guru dari segi ekonomi haruslah melalui program-program


pemerintah. Pemerintah diharapkan bisa membuat program-program yang
dapat mensejahterakan guru-guru di Indonesia. Karena kesejahteraan guru akan
ikut andil dalam meningkatnya kualitas pendidikan di Indonesia. Meningkatnya
kualitas pendidikan tentu akan sangat berguna bagi bangsa dan negara ini. Para
penerus bangsa yang terbentuk akan memiliki kemampuan dan karakter yang
kuat, sehingga akan mendorong bangsa ini menjadi lebih maju.

Anda mungkin juga menyukai