A.
Definisi Hipertiroid
Hipertiroid adalah keadaan dimana hormon tiroid yang diproduksi di tubuh berelebihan
atau dengan kata lain bahwa aktivitas kelenjar tiroid berlebihan. Sedangkan tirotoksikosis
keracunan akibat kadar hormon tiroid yang tinggi di dalam aliran darah apapun
penyebabnya. 2
B.
Etiologi Hipertiroid
Struma adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid.
Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh kurangnya diet iodium yang
dibutuhkan untuk produksi hormon tiroid. Terjadinya pembesaran kelenjar tiroid
dikarenakan sebagai usaha meningkatkan hormon yang dihasilkan. Adanya struma atau
pembesaran kelenjar tiroid dapat oleh karena ukuran sel-selnya bertambah besar atau oleh
karena volume jaringan kelenjar dan sekitarnya yang bertambah dengan pembentukan
struktur morfologi baru. Pada struma dapat terjadi hipertiroid, hipotirooid, dan eutiroid.
6. Hipertiroidisme sekunder 7
Hipertiroidisme bisa disebabkan oleh tumor hipofisa yang menghasilkan terlalu banyak
TSH, sehingga merangsang tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan.
Penyebab lainnya adalah perlawanan hipofisa terhadap hormon tiroid, sehingga kelenjar
hipofisa menghasilkan terlalu banyak TSH.
Wanita dengan mola hidatidosa (hamil anggur) juga bisa menderita hipertiroidisme
karena perangsangan yang berlebihan terhadap kelenjar tirois akibat kadar HCG (human
chorionic gonadotropin) yang tinggi dalam darah. Jika kehamilan anggur berakhir dan
HCG tidak ditemukan lagi di dalam darah, maka hipertiroidisme akan menghilang.
D.
Patofisiologi Hipertiroid
Hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) dibentuk di sel epitel (tirosit) yang
mengelilingi folikel kelenjar tiroid. Pembentukan dan pelepasan T3 dan T4 serta
pertumbuhan kelenjar tiroid dirangsang oleh tirotropin (TSH) dari hipofisis anterior.
Pelepasannya selanjutnya dirangsang oleh tirolibelin (TRH) dari hipotalamus. Stres dan
esterogen akan meningkatkan pelepasan TSH, sedangkan glukokortikoid, somastotatin,
dan dopamine akan menghambatnya.6
Efek yang umum dari hormon tiroid adalah mengaktifkan transkripsi inti sejumlah besar
gen. Oleh karena itu, di semua sel tubuh sejumlah besar enzim protein, protein struktural,
protein transpor, dan zat lainnya akan disintesis. Hasil akhirnya adalah peningkatan
menyeluruh aktivitas fungsional di seluruh tubuh. Hormon tiroid meningkatkan aktivitas
metabolik selular dengan cara meningkatkan aktivitas dan jumlah sel mitokondria, serta
meningkatkan transpor aktif ion-ion melalui membran sel. Hormon tiroid juga
mempunyai efek yang umum juga spesifik terhadap pertumbuhan. Efek yang penting dari
fungsi ini adalah meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak selama kehidupan
janin dan beberapa tahun pertama kehidupan pascalahir. Efek hormon tiroid pada
mekanisme tubuh yang spesifik meliputi peningkatan metabolisme karbohidrat dan
lemak, peningkatan kebutuhan vitamin, meningkatkan laju metabolisme basal, dan
menurunkan berat badan. Sedangkan efek pada sistem kardiovaskular meliputi
peningkatan aliran darah dan curah jantung, peningkatan frekuensi denyut jantung, dan
peningkatan kekuatan jantung. Efek lainnya antara lain peningkatan pernafasan,
peningkatan motilitas saluran cerna, efek merangsang pada sistem saraf pusat (SSP),
peningkatan fungsi otot, dan meningkatkan kecepatan sekresi sebagian besar kelenjar
endokrin lain.8
E.
Klinis Hipertiroid 6
1.
1. Tanda:
Eksoptalmus
Hiperglikemi
Denyut
jantung
Tremor tangan
2. Gejala
1. Mudah
gugup
Gangguan
Intoleransi
Diare
Nafsu
Penurunan
Mudah tersinggung
cepat
dan
dan
sering
irregular
suhu
lelah
tidur
panas
makan
berat
bertambah
badan
Angka
Tidak
+1
Tiroid teraba
+3
-3
+2
Bruit
pada+2
tiroid
Eksoptalmus +2
Retraksi
+2
palpebra
Palpebra
+1
terlambat
Hiperkinesis +4
-2
Telapak tangan+2
lembab
Nadi
-2
< 80x/menit
> 90x/menit
+3
-3
Fibrilasi atrium +4
Mudah lelah +2
Suka pana
-5
Suka dingin
+5
Keringat
banyak
Gugup
+3
+2
Tangan basah +1
Tangan panas -1
Nafsu makan+3
>>
Nafsu makan-3
<<
-2
Berat badan-3
>>
Berat badan+3
<<
Nilai:< 11 eutiroid-
11 - 18 normal
> 19 hipertiroid
G.
Penatalaksanaan
Tujuan terapi hipertiroidisme adalah mengurangi sekresi kelenjar tiroid. Sasaran terapi
dengan menekan produksi hormon tiroid atau merusak jaringan kelenjar (dengan yodium
radioaktif atau pengangkatan kelenjar). 9
Adapun penatalaksanaan terapi hipertiroidisme meliputi terapi nonfarmakologi dan terapi
farmakologi. Terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan:
1. Diet yang diberikan harus tinggi kalori, yaitu memberikan kalori 2600-3000
kalori per hari baik dari makanan maupun dari suplemen.
2. Konsumsi protein harus tinggi yaitu 100-125 gr (2,5 gr/kg berat badan) per hari
untuk mengatasi proses pemecahan protein jaringan seperti susu dan telur.
3. Olah raga secara teratur.
4. Mengurangi rokok, alkohol dan kafein yang dapat meningkatkan kadar
metabolisme.
Penatalaksanaan hipertiroidisme secara farmakologi menggunakan kelompok: obat
antitiroid, penghambat transport iodida (-adrenergik-antagonis), dan bahan yang
mengandung iodida yang menekan fungsi kelenjar tiroid.
Adapun obat-obat yang temasuk obat antitiroid adalah Propiltiourasil, Methimazole,
Karbimazol, dan Tiamazol. Obat anti tiroid bekerja dengan menghambat sintesis hormon
tiroid dan menghambat konversi T4 menjadi T3.1
H.
Komplikasi
Krisis tiroid merupakan komplikasi hipertiroidisme yang jarang terjadi tetapi berpotensi
fatal. Krisis tiroid harus dikenali dan ditangani berdasarkan manifestasi klinis karena
konfirmasi laboratoris seringkali tidak dapat dilakukan dalam rentang waktu yang cukup
cepat. Pasien biasanya memperlihatkan keadaan hipermetabolik yang ditandai oleh
demam tinggi, takikardi, mual, muntah, agitasi, dan psikosis. Pada fase lanjut, pasien
dapat jatuh dalam keadaan stupor atau komatose yang disertai dengan hipotensi.
Krisis tiroid timbul saat terjadi dekompensasi sel-sel tubuh dalam merespon hormon
tiroid yang menyebabkan hipermetabolisme berat yang melibatkan banyak sistem organ
dan merupakan bentuk paling berat dari tirotoksikosis. Gambaran klinis berkaitan dengan
pengaruh hormon tiroid yang semakin menguat seiring meningkatnya pelepasan hormon
tiroid (dengan/tanpa peningkatan sintesisnya) atau meningkatnya intake hormon tiroid
oleh sel-sel tubuh. Pada derajat tertentu, respon sel terhadap hormon ini sudah terlalu
tinggi untuk bertahannya nyawa pasien dan menyebabkan kematian. 14 Diduga bahwa
hormon tiroid dapat meningkatkan kepadatan reseptor beta, cyclic adenosine
monophosphate, dan penurunan kepadatan reseptor alfa. Kadar plasma dan kecepatan
ekskresi urin epinefrin maupun norepinefrin normal pada pasien tirotoksikosis.
Pada pemeriksaan fisik, ditemukan demam dengan temperatur konsisten melebihi 38,5oC.
Pasien bahkan dapat mengalami hiperpireksia hingga melebihi 41oC dan keringat
berlebih. Tanda-tanda kardiovaskular yang ditemukan antara lain hipertensi dengan
tekanan nadi yang melebar atau hipotensi pada fase berikutnya dan disertai syok.
Takikardi terjadi tidak bersesuaian dengan demam. Tanda-tanda gagal jantung antara lain
aritmia (paling banyak supraventrikular, seperti fibrilasi atrium, tetapi takikardi
ventrikular juga dapat terjadi). Sedangkan tanda-tanda neurologik mencakup agitasi dan
kebingungan, hiperrefleksia dan tanda piramidal transien, tremor, kejang, dan koma.
Tanda-tanda tirotoksikosis mencakup tanda orbital dan goiter.14 sehinggadapat
disimpulkan bahwa kecurigaan akan terjadi krisis tiroid apabila terdapat trias krisis tiroid,
yaitu menghebatnya tanda tirokotoksikosis, kesadaran menurun, dan hipertermia.