Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pinjam meminjam merupakan hal yang sangat lazim terjadi di sekitar kita.
Pinjam meminjam dapat dilakukan oleh semua kalangan dan semua tingkatan
usia. Hal ini sudah menjadi budaya dan kebiasaan di masyarakat. Contoh kecil
saja seperti pelajar yang saling meminjam alat tulis. Bahkan banyak juga yang
melakukan peminjaman besar seperti meminjam uang ataupun mobil. Ironisnya,
ada banyak orang yang bahkan kita sendiri lupa mengembalikannya. Jika tidak
diingatkan, entah kapan barang itu akan dikembalikan. Saat kita memerlukan
barang tersebut, kita baru mencarinya. Tak jarang kita menjadi emosi bila tidak
menemukannya. Padahal kita lupa bahwa barang itu sedang dipinjam oleh orang
lain.
Bagaimana cara kita menghadapi orang yang suka meminjam barang?
Bagaimana meminta barang yang dipinjam? Oleh karena fenomena ini sangat
sering terjadi pada keseharian kita, itulah mengapa kami tertarik untuk
mengangkatnya dalam makalah kami. Walaupun kelihatannya sepele, namun
apabila tidak dipraktikan dengan benar nantinya juga akan menimbulkan kerugian
bagi kita maupun orang lain. Melalui makalah ini, kami akan menjelaskan
mengenai etika dalam pinjam meminjam.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apakah pengertian dari etika?
b) Apakah pengertian dari etika pinjam meminjam?
c) Bagaimana menghadapi teman yang suka meminjam?
d) Bagaimana cara menagih barang yang dipinjam orang lain?
e) Bagaimana tanggung jawab kita terhadap barang pinjaman?
1.3 Tujuan
a) Untuk memahami pengertian dari etika
b) Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari etika pinjam meminjam
c) Untuk mengetahui cara menghadapi teman yang suka meminjam

d) Untuk mengetahui cara menagih barang yang kita pinjamkan kepada orang
lain
e) Untuk mengetahui dan memahami tanggung jawab terhadap barang yang kita
pinjam

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika
Kata etika seringkali disebut pula dengan kata etik, atau ethics (bahasa
Inggris). Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin
Ethicos yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang
asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat.
Kemudian lambat laun pengertian ini berubah, bahwa etika adalah suatu ilmu
yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang
dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (1988), etika dirumuskan dalam tiga arti, yaitu;
Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan

kewajiban moral (akhlak).


Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.

2.2 Pengertian Etika Pinjam Meminjam


Pinjam meminjam adalah suatu bentuk dari tolong menolong. Pinjam
meminjam merupakan kegiatan memberikan manfaat dari suatu barang kepada
orang lain yang membutuhkan atau tidak memiliki barang tersebut tanpa ada
imbalan. Kegiatan ini sangatlah lazim dilakukan dan sudah menjadi kebiasaan
dalam kehidupan orang banyak. Adapun syarat melakukan kegiatan pinjam
meminjam, antara lain :
a) Orang yang memberi pinjaman rela meminjamkan barangnya
b) Peminjam mampu memenuhi kewajibannya, diantaranya: mengembalikan
tepat waktu, mengganti apabila rusak atau hilang, dan merawat barang
pinjaman dengan baik.
c) Barang yang dipinjam dikembalikan setelah selesai dimanfaatkan peminjam
2.3 Cara Menghadapi Teman yang Suka Meminjam

Kadang kita dibuat jengkel oleh teman yang suka meminjam barang atau
peralatan perkuliahan/kerja kita. Entah itu bolpoin, kalkulator, dan sebagainya.
Pada dunia kerja, sering kita temui fenomena dimana atasan meminjam barang
atau peralatan kerja pada bawahannya. Sebagai bawahan, sebaiknya kita
merelakan barang yang telah dipinjam atasan kita selama masih dalam batas
wajar. Kecuali barang yang berharga seperti kalkulator. Bila yang dipinjam
adalah barang-barang bernilai kecil seperti bolpoin, penghapus, dan seterusnya
kita biarkan saja. Kita bisa meminta peralatan kantor lagi kepada bagian
penyedia barang.
Lain halnya bila keadaan ini terjadi di lingkungan perkuliahan seperti di kelas.
Saat teman sekelas hendak meminjam barang kita, entah dengan suka rela
ataupun terpaksa kita akan meminjamkannya. Hal ini dikarenakan kita tidak
ingin mengecewakan teman kita atau takut bila dianggap pelit.
Dalam kasus seperti ini, kita memiliki hak untuk tidak meminjamkannya. Kita
bisa membuat alasan jika barang yang hendak dipinjam itu sedang kita gunakan.
Atau bila tetap merasa tidak enak hati, kita bisa meminjamkannya namun harus
ingat untuk menagihnya agar peminjam tidak lupa.
Barang-barang lain yang sering menjadi incaran untuk dipinjam antar teman
perempuan adalah kosmetik. Misalnya: bedak atau lipstik. Sebaiknya kita tidak
meminjamkan peralatan kecantikan karena sifatnya yang sangat pribadi. Si
peminjam seharusnya tahu diri. Lipstick ataupun bedak nantinya akan langsung
menyentuh kulit si pemakainya. Kita kadang risih jika harus bergantian dengan
orang lain. Belum tentu juga, jenis kulit kita sama dengan orang tersebut.
Andaikan terpaksa harus dipikirkan caranya. Salah satu caranya adalah setelah
peralatan dikembalikan, kita harus membersihkan terlebih dulu peralatan
kosmetik sebelum menggunankannnya.
2.4 Cara Menagih Barang yang Dipinjam Orang
Celakanya, setiap kali kita meminjaminya barang, ia lupa mengembalikannya.
Jika ingatpun, barang yang dipinjamnya telah berubah bentuk. Kondisinya sudah
tidak sama lagi dengan ketika ia meminjamnya.
4

Ada cara yang cukup sederhana untuk menghadapi teman yang bertindak
demikian. Tiapa kali teman kita ingin meminjam barang kita, jangan lupa untuk
menyampaikan bahwa kita pun sangat membutuhkan barang itu. Mintalah juga
agar ia mengembalikannya segera setelah menggunakannya. Jika ia lupa
mengembalikan sesuai waktu, kita harus mengingatkannya. Karena ada banyak
orang yang sering lupa mengembalikan. Hal ini etis karena barang yang dipinjam
berharga bagi kita. Gunakan kata-kata yang baik saat menagihnya. Contohnya:
Maaf, apa barang yang Anda pinjam sudah selesai digunakan? Jika sudah,
bisakah saya mengambilnya karena saya sedang membutuhkannya sekarang.
atau Penggaris yang Anda pinjam tadi, saya akan menggunakannya juga.
Bisakah Anda tolong mengembalikannya?
Pinjam meminjam uang antar karyawan juga sudah biasa. Namun yang sering
kali membuat hubungan persahabatan tidak nyaman adalah jika si peminjam lupa
mengembalikan dan orang yang meninjamkan sungkan untuk menagihnya.
Karena itu kita perlu menerapkan budaya malu. Artinya, jika kita meminjam
uang kepada salah seorang rekan kerja kita, sebaiknya kita segera
mengembalikannya. Karena bisa mendatangkan hubungan yang kurang baik jika
kita meminjam uang dari teman, lebih baik kita meminjam uang ke bagian
keuangan (cash bon).
Kebanyakan perusahaan memberikan fasilitas kepada karyawannya untuk
meminjam uang dengan atau bahkan tanpa bunga. Meskipun dalam jumlah
sedikit, sebaiknya jangan meminjam uang kepada teman. Apalagi kita tidak tahu
mungkin saja dia memiliki banyak kebutuhan. Jika kita memberinya pinjaman,
itu sama saja dengan kita tidak mendidiknya untuk mengelola uang dengan baik.
Salah satu situasi yang dapat kita gunakan untuk menagih pinjaman teman
adalah saat gajian. Pada saat itu, teman kita tentu sedang bahagia dan suasana
hatinya senang. Akan jauh berbeda tanggapannya, jika anda menagihnya saat
akhir bulan. Tentu ia akan balik memarahi kita karena suasana hatinya sedang
tidak senang. Bila kita berani meminjamkan uang, kita harus bersedia menerima
resikonya. Tapi risiko bisa diminimalkan apabila kita berani menagih
5

barang/uang yang kita pinjamkan karena itu sudah merupakan hak kita dan
menjadi tanggung jawab dari si peminjam.
2.5 Tanggung Jawab terhadap Barang yang Dipinjam
Tanggung jawab berkaitan dengan penyebab. Yang bertanggung jawab
hanya yang menyebabkan atau yang melakukan tindakan. Tanggung jawab
menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus Bahasa
Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab,mananggung segala
sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya (Sumber:
http://kbbi.web.id/tanggung%20jawab, diakses pada Minggu, 19 September 2016
pukul 20.15 WITA).
Suatu saat, barang yang kita pinjam bisa saja hilang atau rusak. Apa yang
harus kita lakukan bila terjadi hal demikian? Tentu saja kita harus bertanggung
jawab atas barang tersebut. Demikian pula bila teman kita menghilangkan atau
merusak barang yang ia pinjam.
Apabila barang yang hilang merupakan inventaris kelas atau kantor yang
dipercayakan kepada kita lalu teman kita yang menghilangkan dan merusaknya.
Tentu yang bertanggung jawab adalah diri kita sendiri karena kita telah diberi
kepercayaan tapi melalaikannya. Diluar itu, kita tetap harus meminta teman kita
untuk bertanggung jawab juga.
Pola pikir kita yang menganggap barang pinjaman bukanlah milik kita akan
membuat rasa tanggung jawab dalam menjaga barang tersebut berkurang. Untuk
itu dalam hal pinjam meminjam, kita sebagai peminjam harus menerapkan sense
of belonging atau rasa memiliki terhadap barang yang dipinjam. Hal ini akan
membuat peminjam lebih menghargai dan menjaga barang pinjamannya seperti
barang miliknya sendiri. Akibatnya, risiko kehilangan ataupun kerusakan dapat
diminimalkan dan juga menambah rasa saling percaya antara teman kelas
ataupun rekan kerja untuk meminjamkan barangnya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam hal pinjam meminjam ini kita harus menerapkan budaya malu.
Peminjam itu memiliki beban, yaitu mengembalikan. Ada baiknya ketika kita
memutuskan untuk meminjam, kita tidak bersikap egois. Misalnya: kita terpaksa
meminjam mobil seseorang. Kita harus punya alasan kuat bahwa kita meminjam
bahwa kita meminjam mobil untuk mengantar saudara yang sakit. Yang harus
senantiasa diingat adalah kita harus memiliki sense of belonging.
3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca agar dapat menerapkan etika pinjam meminjam
dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk menghindari timbulnya kesalahpahaman
dan kerugian dari pihak yang meminjam ataupun yang meminjami.

Anda mungkin juga menyukai