BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1.
Agustus 1950, maka dengan Undang-undang No: 11 tahun 1950 Negara bagian Sumatera
Selatan dinyatakan bubar dan dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
No: 3 tahun 1950, daerah Sumatera Selatan menjadi Propinsi di dalam Negara Republik
Indonesia dan Undang-undang Darurat No: 4 tahun 1956 tentang pembentukan daerah
otonomi Kabupaten dilingkungan daerah Propinsi Sumatera Selatan dan sesuai pula
dengan Ketetapan Gubernur Propinsi Sumatera Selatan tanggal 20 Maret 1950
No.Gb/100/1950 tentang batas-batas daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu, maka
Kabupaten ini dinamakan Kabupaten Ogan Komering Ulu yang beribu kota di Baturaja.
Setelah tumbangnya rezim Orde Baru pada Tahun 1998, dimulailah babak baru
tata pemerintahan di Indonesia, dimana era ini lebih dikenal dengan masa reformasi. Sesuai
dengan semangat reformasi maka untuk efektifitas jalannya pemerintahan terjadilah
pemekaran wilayah di seluruh wilayah Indonesia, dari Desa hingga Provinsi, tak terkecuali
di Kabupaten Ogan Komering Ulu.Dimulai pemekaran kecamatan dari 14 kecamatan induk
dimekarkan hingga menjadi 29 kecamatan. Dan puncaknya pada akhir Tahun 2003 yang
lalu dengan Undang-Undang Nomor: 37 Tahun 2003 Kabupaten Ogan Komering Ulu
dimekarkan menjadi 3 (tiga) Kabupaten. Yaitu Kabupaten OKU, Kabupaten OKU Timur dan
OKU Selatan. Saat ini Kabupaten OKU hanya terdiri dari 12 kecamatan dan 140 Desa dan
14 Kelurahan, dengan Ibukota Kabupaten di Kota Baturaja.
Dalam konstelasi wilayah Provinsi Sumatera Selatan, maka Kabupaten Ogan
Komering Ulu terletak pada bagian wilayah selatan Provinsi Sumatera Selatan yang
berbatasan Langsung dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Muara Enim.
Kabupaten Ogan Komering Ulu ini terletak pada wilayah yang strategis karena dilalui oleh
jaringan jalan Trans Sumatera ( Jalur Tengah) yang menghubungkan akses kota-kota di
Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa.
Nama DAS
Luas (Ha)
13,675.98
4,562.43
271,349.87
Adapun secara administrasi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu memiliki batas-batas
sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Kecamatan Rambang Lubai, Kabupaten
Muara Enim dan ..........................................Kecamatan Muara Kuang, Kabupaten Ogan
Ilir
Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Kecamatan Martapura dan Kecamatan
Madang Suku II, ..........................................Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan Kecamatan Simpang dan Kecamatan
Buay Pemaca, ..........................................Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Kecamatan Simpang dan Kecamatan
Buay Pemaca, ..........................................Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013 terdiri dari 12 kecamatan dan 143
desa dan 14 Kelurahan, dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Lengkiti dengan luas
wilayah 700,00Km atau 19,35 % dari total luas wilayah kabupaten, sementara itu
Kecamatan Pengandonan memiliki luas wilayah terkecil diantara kecamatan lainnya dengan
luas 9.479Km atau hanya 2,62 % dari luas total wilayah Kabupaten.
Tabel 2.2: Nama, Luas Wilayah Per-Kecamatan Dan Jumlah Kelurahan
Nama Kecamatan
Jumlah
Desa
Jumlah
Kelurahan
Administrasi
(Ha)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Lengkiti
Sosoh Buay Rayap
Pengandonan
Semidang Aji
Ulu Ogan
Muara Jaya
Peninjauan
Lubuk Batang
Sinar peninjauan
Baturaja Timur
Lubuk Raja
Baturaja Barat
21
11
12
21
7
7
24
15
6
4
5
7
140
Desa
9
5
70.000
26.064
9.479
46.753
23.600
29.800
45.369
50.722
19.000
14.887
12.600
13.486
19.35
7.20
2.62
12.92
6.52
8.24
12.54
14.02
5.25
4.12
3.48
3.73
14
Kelurahan
361.760
100
Terbangun
(Ha)
(%) thd
total
70.000 4.03
26.064 11.75
9.479 3.31
46.753 11.39
23.600 4.83
29.800 5.8
45.369 0.84
50.722 0.55
19.000 0.51
14.887 1.42
12.600 2.64
13.486 1.3
361.760
daerah
100
ha.
Hidromorf Kelabu seluas 74.250 Ha
Latosol Merah Kekuningan Batuan Induk Andesit Tua Seluas 54.868 Ha.
Asosiasi Podsolik Coklat Kekuningan dan Podsolik Seluas 48.322 Ha.
Asosiasi Podsolik Merah Kekuningan dan Podsolik Coklat Kekuningan
Page | II - 6
Page | II - 7
2.2
DEMOGRAFI
2.2.1
2.2.2
Perencanaan diarahkan untuk manusia, sehingga kegiatan perencanaan harus didasarkan pada
manusia atau penduduk di wilayah perencanaan. Perencanaan dimaksudkan untuk permasalahan yang
ada dan untuk mendapatkan keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang. Untuk itu pengetahuan
tentang kondisi sekarang maupun kondisi yang akan datang diperlukan sebagai dasar menentukan
tindakan yang direncanakan.
Salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian dalam proses pembangunan adalah
masalah kependudukan yang mencakup jumlah, komposisi, distribusi dan kepadatan serta struktur
penduduk. Jumlah struktur yang besar dapat menjadi modal bila kualitasnya baik, namun sebaliknya
penduduk yang besar juga dapat menjadi beban pembangunan bila kualitasnya rendah. Aspek-aspek
kependudukan mempunyai pengaruh timbal balik dengan pertumbuhan dan perkembangan sosialekonomi suatu wilayah.
Estimasi jumlah penduduk pada Tahun 2011 akan berjumlah 308.081 jiwa dengan kepadatan
rata-rata adalah 64 Jiwa/Km2 dan perkiraan pada Tahun 2030 jumlah penduduk akan mencapai 405.124
jiwa dengan kepadatan rata-rata 84 jiwa/km2.
penduduk terbesar diakhir Tahun perencanaan terdapat diwilayah Kecamatan Baturaja Timur 89.148 Jiwa
dengan kepadatan 1.202 jiwa/km2 dan terendah adalah Kecamatan Muara Jaya yaitu 9.048 jiwa denga
kepadatan 20 jiwa/km2. Dengan demikian pada wilayah dengan kepadatan penduduk tertinggi diperlukan
pengaturan dan distribusi untuk dapat mengurangi tingkat kepedatan penduduk serta tetap perlu diatur
mengingat sebagian besar Kabupaten Ogan Komering Ulu ini terletak ada daerah aliran sungai
(sempadan sungai) memiliki fungsi kawasan sebagai fungsi perlindung setempat dan kawasan lindung.
Grafik 2.2
Rencana Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2011-2031
Laju pertumbuhan penduduk selama 7 tahun terakhir (20112012) tercatat semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya pembangunan yang giat dilaksanakan. Laju pertumbuhan penduduk dari
tahun 2011 2012 adalah sebesar 8,65% yang berarti mengalami pertumbuhan 1,58% per tahunnya.
2.2.3
Pengembangan sistem perkotaan, rencana dan pengelolaan ruang wilayah Kabupaten Ogan
Komering Ulu, pelayanan prasarana dan sarana serta pengembangan ekonomi di Kabupaten Ogan
Komering Ulu, disesuaikan dengan kondisi perkembangan wilayah, kegiatan serta proyeksi
perkembangan penduduk di tiap-tiap kecamatan. Hasil analisis/proyeksi perkembangan penduduk
menunjukkan bahwa pada Tahun 2011 jumlah penduduk sebesar 308.081 Jiwa dan perkembangan
Tahun 2031 mencapai 405.124 jiwa (dalam kurun dua puluh Tahun). Perkembangan sebesar jumlah
tersebut sangat dipengaruhi oleh rata-rata pertumbuh dan penduduk setiap Tahunnya yaitu sebesar 1.21
%/perTahun. Hasil estimasi tersebut diatas juga menunjukkan bahwa jumlah penduduk paling tinggi
terdapat di wilayah Kecamatan Baturaja Timur yaitu sebesar 89.148 Jiwa dan terkecil adalah Kecamatan
Muara Jaya 9.048 Jiwa.
Grafik 2.3
ReRencana Pengembangan Jumlah Penduduk
Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2011 2031
didapatkan perkiraan jumlah penduduk 679. 984 jiwa. Jumlah penduduk tertinggi pada tahun
2017 terdapat pada Kecamatan Baturaja Timur dengan jumlah penduduk 59.663 jiwa
sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat pada Kecamatan Muara Jaya dengan jumlah
penduduk yaitu 12.328 jiwa. Jumlah penduduk dan pendapatan 3-5 Tahun terakhir dapat dilihat
pada tabel 2.3
Page | II - 12
P0 ( 1 + 0,015)n
n =
Ket :
n
Po
r
n
=
=
=
=
Page | II - 13
KEUANGAN DAERAH
Dalam Perencanaan Anggaran dan Belanja Negara, pemerintah menganut prinsip anggaran
berimbang dan dinamis. Jumlah penerimaan daerah untuk pembangunan daerah baik yang
bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, Penerimaan dari Pemerintah dan Pemerintah
Provinsi sangat menentukan kinerja Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Perkembangan APBD Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009 sampai Tahun 2013 tampak
pada Tabel 2.5.
2.3.1
Page | II - 15
Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009 2013
Page | II - 16
Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009 - 2013
2.3.2
Tabel 2.8 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2008 - 2013
Sumber : OKU Dalam Angka Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013
2.4
minyak dan gas, batubara, bahan galiannya lainnya dengan tetap memeperhatikan
kelestarian lingkungan.
5. Pengembangan energi alternatif dengan memanfaatkan potensi tenaga gas, tenaga uap, tenaga
air, panas bumi dan mikrohidro untuk pengembangan listrik serta memberikan kontribusi terhadap
energi nasional di Provinsi Sumatera Selatan.
6. Pengembangan sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis agro dan industri hasil tambang
sesuai keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna, terpadu
dan ramah lingkungan;
7. Pembangunan prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak dasar dan
dalam rangka pewujudan tujuan penataan ruang yang berimbang dan berbasis konservasi serta
mitigasi bencana
8. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara
9. Mempertahan kawasan pertahanan dan keamanan diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini
sebagai obyek meliter tempat pendidikan dan latihan meliter khususnya TNI Angkatan Darat.
2.4.2 STRATEGI PENATAAN RUANG
Beberapa Kebijakan dalam penataan ruang yang ditetapkan di Kabupaten OKU
dapat
perlindungan setempat
masyarakat;
c. meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian kerusakan dan pencemaran
lingkungan;
d. meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber daya keanekaragaman hayati;
e. menggalang kerjasama regional, nasional dan internasional dalam rangka pemulihan fungsi
kawasan lindung terutama hutan lindung dan fungsi sub DAS Ogan, Lematang, dan Komering;
dan
f. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
2. Strategi untuk Pengembangan berbagai bentuk pemanfaatan sumber daya alam yang berbasis
konservasi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui :
a. mengembangkan energi alternatif sebagai sumber listrik, seperti pembangkit listrik tenaga gas,
tenaga uap, mikro hidro, surya, panas bumi, air dan lain-lain;
b. mengembangkan kegiatan konservasi yang bernilai lingkungan dan sekaligus juga bernilai
sosial-ekonomi, seperti hutan kemasyarakatan dan
rakyat; dan
c. meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pemanfaatan sumber energi yang terbarukan
(renewable energy).
3. Strategi dalam rangka Peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi, ektensifikasi lahan
dan modernisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan dilakukan melalui :
a. Meningkatkan produktivitas hasil perkebunan, pertanian dan kehutanan melalui intensifikasi dan
ektensifikasi lahan.
b. Memanfaatkan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi peningkatan kualitas lingkungan
dan peningkatan pendapatan masyarakat.
c. Meningkatkan teknologi pertanian, termasuk perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan
sehingga terjadi peningkatan produksi dengan kualitas yang lebih baik dan bernilai ekonomi
tinggi
d. Meningkatkan pemasaran hasil pertanian melalui peningkatan sumber daya manusia dan
kelembagaan serta fasilitasi sertifikasi yang dibutuhkan
4. Strategi yang perlu diterapkan dalam kerangka Pengembangan pertambangan sektor dengan
pemanfaatan dan eksploitasi sumberdaya alam adalah :
a.
c. Mengembangkan industri pengolahan hasil kegiatan agro sesuai komoditas unggulan kawasan
dan kebutuhan pasar;
d.
program dan membangun berbagai perangkat keras dan lunak untuk mitigasi
berbagai bencana alam, seperti gempa, longsor, banjir, kebakaran hutan dan ancaman lainnya.
6. Strategi yang perlu diambil untuk Mempertahan Kawasan Pertahanan dan Keamanan sebagai
Obyek Militer tempat pendidkan dan latihan milieter khusus TNI agkatan darat melalui:
a. mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan;
b. mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan disekitar kawasan pertahanan
dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya;
c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun disekitar
kawasan pertahanan dan keamanan sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan;
yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain dihubungkan oleh
sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi.
Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial ekonomi masyarakat di
wilayah kabupaten, yang dapat terdiri atas :
1. PKN yang berada di wilayah kabupaten;
2. PKW yang berada di wilayah kabupaten;
3. PKL yang berada di wilayah kabupaten;
4. PKLp yang berada di wilayah kabupaten
5. PKSN yang berada di wilayah kabupaten; dan
6. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada
pemerintah daerah kabupaten, yaitu:
a. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang memiliki skala pelayanan kegiatan skala kecamatan
atau beberapa desa; dan
b. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala antar desa.
Sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten meliputi sistem prasarana transportasi, energi,
telekomunikasi, dan sumber daya air yang mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsi
kegiatan yang ada di wilayah kabupaten. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten berfungsi :
1.
Sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang memberikan layanan
bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan disekitarnya yang berada dalam wilayah
kabupaten; dan
2. Sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang yang menunjang keterkaitannya serta
memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada
pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada.
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :
1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;kebutuhan pengembangan dan
pelayanan wilayah kabupaten dalam rangka mendukung kegiatan sosial ekonomi;
2. Daya dukung dan daya tampung wilayah kabupaten; dan
3. Ketentuan peraturan perundang-undangan.
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria :
a. Mengakomodasi rencana struktur ruang nasional,rencana struktur ruang wilayah provinsi, dan
memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;
b. Jelas, realistis dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah
kabupaten bersangkutan;
Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL
promosi (dengan notasi PKLp);
b.
Pusat kegiatan yang dapat dipromosikan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan
kawasan (PPK); dan
c.
d.
2.4.4
wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruanguntuk fungsi lindung dan rencana
peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi :
1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan
pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten;
2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua
puluh tahun; dan
4. Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten.
2)
3)
Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: kawasan
suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan
suaka margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau,
taman nasional dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman
wisata alam laut, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;
4)
5)
2)
3)
5)
6)
7)
8)
9)
B.
Peninjauan, Baturaja Timur, Baturaja Barat, Lubuk Batang, Sosoh Buay Rayap, Samidang Aji,
Ulu Ogan dan Lengkiti dengan jenis komoditi karet, sawit. Khusus kopi dan lada pada
umumnya terdapat di wilayah Kecamatan Ulu Ogan, Lengkiti, Muara Jaya, Pengandonan,
Sososh Buay Rayap dan Semdiang Aji. Arahan pengembangan kawasan perkebunan rakyat
mencapai luas 191.379 Ha dan perkebunan swasta dengan luas 52.334 Ha.
..............................5. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan hutan produksi diwilayah kabupaten Ogan Komering Ulu ini adalah
kawasan Hutan Produksi yang diperuntukkan bagi hutan produksi dimana ekploitasinya dapat
dilakukan dengan tebang pilih atau tebang habis dan tanam.
Arahan pengembangan kawasan hutan produksi tetap bertujuan untuk meningkatkan daya
guna dan berhasil guna pemanfaatan sumberdaya alam dengan tetap menjaga kelestarian
lingkungan hidup. Kawasan peruntukan Hutan produksi dibagi menjadi Kawasan Hutan
Produksi Tetap dan Kawasan hutan Produksi terbatas.
Kriteria kawasan budidaya hutan produksi :
Kawasan hutan dengan faktor kelas lereng, jenis tanah, curah hujan.
budidaya meliputi alur Sungai Ogan yang melintasi ketiga wilayah kecamatan serta sentrasentra lahan-lahan pertanian atau juga kolam-kolam ikan.
Arahan pengembangan kawasan perikanan bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan
hasil guna pemanfaatan ruang dan sumberdaya untuk budidaya perikanan dengan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan.
Kriteria kawasan budidaya perikanan adalah :
dapat memberikan
Page | II - 30
Page | II - 31
Secara umum kondisi sosial budaya di Kabupaten OKU menunjukan bahwa Pendidikan
merupakan salah satu kebutuhan dasar penduduk, dengan tingkat pendidikan penduduk yang
makin meningkat dan berkualitas maka dapat diharapkan kualitas kehidupan masyarakat juga
akan membaik. Bagi Pemerintah keuntungan yang diperoleh melalui investasidi bidang
pendidikan antara lain bahwa pendidikan merupakan salah satu cara memerangi kemiskinan,
mengurangi ketimpangan pendapatan dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Untuk itu
sarana dan prasarana pendidikan yang semakin bermutu dan menyebar ke seluruh
daerah/kecamatan harus pula diupayakan realisasinya, seperti pengadaan gedung sekolah dan
penambahan serta perbaikan mutu tenaga pengajar / guru.
Gambar 2.4
Persentase Penduduk Miskin Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan, 2011
dibandingkan dengan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten OKU sendiri
termasuk kabupaten dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Pada Tahun 2011, dari 15 kabupaten/kota
yang ada di Sumatera Selatan, Kabupaten OKU berada pada posisi ketiga tertinggi dalam hal persentase
penduduk miskin ( 16,51%), hanya lebih rendah dengan Kabupaten Banyuasin yang berada di posisi
tertinggi kedua dengan persentase kemiskinan (17,80 %) dan berada di posisi tertinggi pertama
Kabupaten Musi Rawas yaitu (19,26%).
Kondisi Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar penduduk, dengan tingkat
pendidikan penduduk yang makin meningkat dan berkualitas maka dapat diharapkan kualitas
kehidupan masyarakatjuga akan membaik. Bagi Pemerintah keuntungan yang diperoleh melalui
investasidi bidang pendidikan antara lain bahwapendidikan merupakan salah satu
caramemerangi kemiskinan, mengurangi ketimpangan pendapatan dan meningkatkan
produktivitas tenaga kerja. Untuk itu saranadan prasarana pendidikan yang semakin bermutu dan
menyebar ke seluruh daerah/kecamatan harus pula diupayakan realisasinya, seperti pengadaan
gedung sekolah dan penambahan serta perbaikan mutu tenaga pengajar / guru.
Jumlah sekolah dasar yang ada baik sekolah dasar negeri maupun swasta di
Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2012 berjumlah 200 unit. Sedangkan jumlah Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) adalah sekolah negeri berjumlah 29 unit yang tersebar di
seluruh kecamatan dan sekolah swasta berjumlah 2 unit, dengan jumlah ruang belajar 289
ruangan untuk negeri dan 16 ruangan untuk swasta. Jumlah murid SLTP negeri seluruhnya
berjumlah 9 151 murid dan SLTP swasta berjumlah 415 murid. Sehingga jumlah seluruh murid
yang mengikuti program pemerintah wajib belajar sembilan tahun(SD sampai SLTP) berjumlah
41 473 murid.
Sekolah Menengah Umum (SMU) yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu yaitu
berjumlah 62 unit SLTA dan sederajat baik negeri maupun swasta. Jumlah murid SMU baik
negeri maupun swasta seluruhnya berjumlah 12 807 murid.
Gambar 2.
Jumlah Murid dan Guru SD, SLTP dan SLTA di Ogan Komering Ulu, Tahun 2012
Tabel 2.9 : Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Ogan Komering Ulu
( Di Data Setiap Kecamatan yang ada)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Lengkiti
Sosoh BuayRayap
Pengandonan
Semidang Aji
Ulu Ogan
Muara Jaya
Peninjauan
Lubuk Batang
Sinar peninjauan
Baturaja Timur
Lubuk Raja
Baturaja Barat
Jumlah
SD
23
9
6
20
4
5
28
20
11
36
15
22
SLTP
6
2
3
3
1
1
8
4
5
13
5
4
199
55
Umum
SMA
3
1
2
2
1
2
1
1
11
3
3
30
SMK
1
8
1
-
MI
1
1
2
3
3
2
4
3
Agama
MTs
1
2
3
1
2
3
MA
2
1
1
1
2
-
10
19
12
2.5.2
bulan di bawah garis kemiskinan. Pada tahun 2011 garis kemiskinan di Kabupaten Ogan
Komering Ulu sebesar 25,289. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ogan Komering Ulu setiap
tahun cenderung fluktuatif, namun tren persentase penduduk miskin semakin menurun.
Tabel 2.10
Nama Kecamatan
Baturaja Barat
Baturaja Timur
Lubuk Raja
Lengkiti
Pengandonan
Ulu Ogan
Semidang Aji
Peninjauan
10
Sinar Peninjauan
11
Lubuk Batang
12
Muara Jaya
Jumlah
keluarga miskin (KK)
2,459
4,579
1,655
1,385
2,706
910
1,442
3,163
1,309
1,309
Jumlah
3,598
774
25,289
Sumber : OKU Dalam Angka Kab. OKU Tahun 2012, data diolah
2.5.3
untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan sangat
berperan sebagai media penularan penyakit di antara anggota keluarga dan tetangga sekitarnya.
Salah satu ukuran yang digunakan untuk menilai kesehatan perumahan diantaranya adalah luas
lantai rumah/tempat tinggal. Luas lantai rumah tempat tinggal selain digunakan sebagai indikator
untuk menilai kemampuan sosial masyarakat, secara tidak langsung juga dikaitkan dengan
ssitem kesehatan lingkungan keluarga dan tempat tinggal (perumahan). Luas lantai erat
kaitannya dengan tingkat kepadatan hunian atau rata-rata luas runag untuk setiap anggota
keluarga. Menururt Kementerian Kesehatan, sebuah rumah dikategorikan sebagai rumah rumah
sehat apabila luas lantai hunian yang ditempati minimal 8 meter persegi per orang. Sedangkan
menurut Badan Kesehatan Dunia (Word Health Organization/WHO), sebuah rumah dikatakan
sehat dan layak huni apabila luas lantai hunian per kapita minimal 10 meter persegi.
No
Baturaja Barat
Baturaja Timur
Lubuk Raja
Lengkiti
Pengandonan
Ulu Ogan
Semidang Aji
Peninjauan
10
Sinar Peninjauan
11
Lubuk Batang
12
Muara Jaya
Jumlah
6.215
21.014
4.275
2.750
4.816
1.701
1.578
4.762
8.143
5.027
5.402
1.165
66.848
Sumber : Dinas PU CK, Pengairan & Tata Ruang Kab.OKU Tahun 2011
2.6.
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten OKU yang telah dicapai pada saat ini
merupakan refleksi dari keberhasilan pelaksanaan tata pemerintahannya. Keberhasilan pelaksanaan
pemerintahan dapat tergambar dari kemampuan dan kualitas aparatur pemerintah, dengan sarana dan
prasarana yang digunakan dan kemampuan keuangan daerah dalam usahanya melakukan pembangunan
dan melakukan pelayanan kepada masyarakat.
Dengan telah ditetapkannya Undang-undang No. 22 tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah
dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom,
maka untuk menunjang pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Ogan
Komering Ulu melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah telah menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten
Ogan Komering Ulu sehingga Bupati akan dibantu dengan struktur organisasi sebagai berikut:
DINAS
KESEHATAN
BAPPEDA
Bidang
Ekonomi &
Infrastruktur
Bidang
Pendidikan &
Sosial
Bidang
Pemberantas
an Penyakit &
Penyehatan
Lingkungan
Bidang
Budaya,
SDA & LH
DINAS PU CIPTA
KARYA
BADAN
PERTAMANAN
& KEBERSIHAN
KOTA
BADAN
LINGKUNGAN
HIDUP
DINAS
PENDIDIKAN
NASIONAL
Bidang
Pengelolaan
Sampah
Bidang
Pengendalian
& AMDAL
Bidang
Program
Bidang
Keciptakaryaa
n
Bidang
Program &
Pengendalian
Teknis
Bidang
Pengelolaa
n Data
Keterangan :
Mandat Tupoksi Langsung
(Stakeholder Utama)
Mandat Tupoksi Tidak Langsung
(Stakeholder Mitra)
BPKAD
Bidang
Pengelola
Keuangan
BADAN
PEMBERDAYA
AN
MASYARAKAT
&
PEMERINTAHA
N DESA
Bidang
Ketahanan
Masyarakat