Kharisma Adi N (1405015073) PBSB-2
Kharisma Adi N (1405015073) PBSB-2
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah: Ekonomi Islam
Dosen Pengampu: Taufiq Hidayat, Lc., MIS.
Disusun oleh:
Kharisma Adi Nuramalia
1405015073
PBSB-2
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
akan
membantu
menjaga
atau
mengembalikan
atau
Islam
juga
terdapat
kebijakan-kebijakan
ekonomi.
fiskal
adalah
suatu
kebijakan
yang
diambil
oleh
tujuan
dari
kebijakan-kebijakan
tersebut
ialah
untuk
adanya
hal-hal
yang
diperbolehkan
dalam
ekonomi
RUMUSAN MASALAH
2
ada
dalam
kebijakan
moneter
Moneter menurut bahasa berasal dari kata latin yaitu moneta yang
artinya uang. Sedangkan menurut istilah moneter adalah segala
aktifitas yang berkaitan dengan arus keuangan, baik teori-teori
tentang uang, pengelolaan, kebijakan, instrumen maupun institusi
yang menjadikan uang sebagai objek aktifitasnya. Jadi, Kebijakan
moneter adalah suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah
untuk memperbaiki keadaan perekonomian melalui pengaturan
jumlah uang yang beredar.
Jumlah uang yang beredar dalam analisis ekonomi makro memiliki
pengaruh penting terhadap tingkat output perekonomian, juga
terhadap stabilitas harga-harga. Uang beredar yang terlalu tinggi
tanpa disertai kegiatan produksi yang seimbang akan ditandai
dengan naiknya tingkat harga-harga pada seluruh barang dalam
perekonomian atau dikenal dengan istilah inflasi.
Kebijakan moneter dalam perekonomian modern dilakukan melalui
berbagai instrumen, yaitu operasi pasar terbuka (open market
operation), penentuan tingkat bunga, ataupun penentuan besarnya
cadangan wajib dalam sektor perbankan. Ada instrumen lain yang
digunakan
oleh
pemerintah
selaku
3
pengelola
moneter,
yaitu
kemampuan
mengendalikan
ekonomi
inflasi2.
Jika
untuk
yang
terus
dilakukan
tumbuh
adalah
(reserve
requirement)
c. Mengubah tingkat bunga (discount rate)
2. Kebijakan moneter yang bersifat kualitatif
a. Pengawasan pinjaman secara selektif yaitu menentukan jenisjenis pinjaman mana yang harus dikurangi atau digalakkan
b. Pembujukan moral, yaitu bank sentral mengimbau serta
membujuk kepada bank-bank untuk melakukan suatu hal
yang diarahkan, misalnya pada saat terlalu banyak jumlah
uang beredar, bank sentral bisa membujuk kepada bank untuk
mengurangi penyaluran kreditnya
Banyak faktor yang mempengaruhi pemerintah dan sistem bank
dalam menentukan jumlah penawaran uang pada suatu waktu
tertentu.
Tingkat
bunga
tidak
mempunyai
peranan
dalam
permintaan
uang
tersebut
kepada
tujuan
yang
penting
dan
uang
yang
menganggur
(idle
fund),
sehingga
menurun.
Karena
besarnya
tingkat
actual
return
ini
tidak
mengalokasikan
untuk
apa
dana
pinjaman
tersebut
Dan
apabila
itu
terjadi,
kebijakan
yang
akan
ditempuh
digunakan
(dues
of
idle
fund).
Kebijakan
ini
akan
kerja
dan
akan
terealisasikan
ketika
pinjam-meminjam.
Sedangkan
satu-satunya
hasil
didapat.
dikalikan
Kondisi
dengan
ini
dapat
keuntungan
memungkinkan
aktual
yang
terciptanya
membayar
tambahan
bagi
hasil
sesuai
dengan
a. Bahwa
penawaran
uang
(Ms)
mengikuti
besarnya
MD
ditentukan
melalui
shuratic
process
(proses
Muhammad
Anwar
(dalam
Tamanni,
2002)
melihat
pengeluaran
seignorage
fiat
money
kepada
9
telah
pemerintah,
secara
dan
langsung
proses
ini
Bank
sentral
harus
diizinkan
meningkatkan
pendapatan melalui7:
1. Biaya
pelayanan
yang
dibebankan
atas
pemerintah,
bank
komersial, dan lembaga-lembaga keuangan lainnya bagi jasajasa yang telah diberikan mereka, dan
2. Investasi cadangan statuta yang dipertahankan oleh bank
komersial
3. Hak untuk memperoleh sebagian pendapatan yang didapatkan
dari pinjaman mudharabah kepada bank komersial.
2.4Kebijakan Moneter dan Bank Sentral pada Masa Islam Klasik
Pada dasarnya kebijakan moneter merupakan kebijakan untuk mengelola permintaan
dan penawaran uang di pasar sehingga kondusif bagi pembangunan 8. Pasa masa Islam
awal telah dikenal sebuah lembaga yang bernama Bait al Mall yang berperan serupa
dengan bank sentral yang dikenal masa kini. Bait al Maal atau Baitul Maal
merupakan suatu badan keuangan nasional yang memiliki cabang-cabang di seluruh
negeri islam, di mana ia menjalankan hampir semua fungsi dari bank sentral masa
kini, misalnya menerbitkan uang dan menjaga stabilitas nilainya.
Konsep Baitul Maal mendasarkan ajaran Islam di mana Allah adalah pencipta alam
semesta
ini,
sementara
manusia
hanyalah
pemegang
kepercayaan
untuk
7 M. Umer Chapra, Sistem Moneter Islam, Terjemahan dari Toward Just Monetary System,
diterjemahkan Ikhwan Abidin Basri, Jakarta: Gema Insani Press, 2000, h. 106-107.
merata.
Stabilitas nilai mata uang untuk memungkinkan alat tukar sebagai suatu
unit yang dapat diandalkan, standar yang adil bagi pembayaran masa
depan, serta penyimpanan nilai yang stabil.
12
ekonomi
(fiskal
dan
moneter)
dengan
mencoba
diterapkan
di
negara-negara
muslim.
Instrumen
yang
seirama
terhadap
permintaan riil
sosio-ekonomi
masyarakat
Islam
lainnya.
Terhadap
ekonomi
nasional.
(M) sesuai
Termasuk
dengan
yang
harus
pertumbuhan
ekonomi
yang
memadai
dan
tersebut. Target ekonomi nasional sebaiknya tidak diubahubah, kecuali terjadi gejolak ekonomi, domestik, maupun
eksternal.
2. Saham publik terhadap deposito unjuk (Uang Giral)
Sebagian uang giral bank komersial, sampai ukuran
tertentu, misalnya 25 persen, harus dialihkan kepada
pemerintah
untuk
membiayai
proyek-proyek
yang
diterapkan
dalam
kondisi
itu.
Ini
merupakan
pemerintah
untuk
melakukan
ekspansi
basis
deposito
unjuk
yang
dimobilisasi
kepada
Bank
sentral
harus
menanggung
ongkos
seperti
pemerintah
menanggung
ongkos
akan
pribadi.
Hal
ini
dapat
dicapai
dengan
menjamin bahwa:
- Alokasi kredit akan menimbulkan suatu produksi dan
distribusi optimal bagi barang dan jasa yang diperlukan
-
serta
memberikan
tindakan-tindakan
saran
yang
kepada
mereka
diperlukan
untuk
dan
instrumen-instrumen
mengenai
kebijakan
instrumen-instrumen
langsung
seperti
tingkat
suku
yang
digunakan
oleh
Bank
dan
pergudangan,
- profesional, pengrajin,dan bisnis keluarga ukuran kecil,
- perumahan rakyat,
- investasi pada pasar saham resmi Khartoum.
d. Marjin keuntungan minimum murabahah 10%-50%
e. Penyertaan
minimum
nasabah
untuk
perjanjian
musyarakah
sebagi
alat
untuk
mengatur
jumlah
gagal sebelumnya
Seluruh kerdit harus dipastikan memenuhi ketentuan
syariah
g. Foreign Exchange Operation sebagai alat Bank Sentral
Sudan untuk menjaga stabilitas nilai tukar uang (bukan
untuk fungsi kontrol likuiditas)
h. Open Market Operation dengan menggunakan instrumen
- Central Bank Musharaka Certificate (CMC)
- Government Musharaka Certificate (GMC)
i. Ijarah Certfificate (Sukuk). Sukuk ini merepresentasikan
tiga perjanjian dasar:
- Perjanjian pembelian aset
16
Perjanjian sewa-menyewa
Perjanjian penujalan aset
2. Iran
Iran adalah satu-satunya negara yang menerapkan sistem
perekonomian
pemikiran
dengan
ekonomi
mengacu
Islam
kepada
Mazhab
pemikiran
Iqtishaduna.
teori
Banyak
ini
tidak
digunakan
seluas
konvensional.
Antar
bank
Syariah
18
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang diambil oleh
yang
bertujuan
untuk
mempengaruhi
jumlah
pemerintah,
juga
lembaga
19
finansial,
dan
pendidik
jaminan
membiayai
bagi
sumber
pengeluarannya.
pendapatan
Bank
sentral
independen
harus
untuk
diizinkan
memperoleh
dari
sebagian
pinjaman
pendapatan
mudharabah
kepada
yang
bank
komersial.
Kebijakan moneter dan peran Bank Sentral pada masa Islam klasik:
a. Bait al Maal al Khas
b. Bait al Maal
c. Bait al Maal al Muslimin
Kebijakan moneter dalam perspektif modern
Umer Capra menyebutkan tujuan utama dan fungsi kebijakan moneter dalam
kerangka ekonomi yang Islami adalah untuk mencapai :
a. Kesejahteraan ekonomi yang diperluas dengan kesempatan kerja penuh
dan laju pertumbuhan ekonomi yang optimal.
b. Keadilan sosial ekonomi dan distribusi kekayaan, serta pendapatan yang
merata.
c. Stabilitas nilai mata uang untuk memungkinkan alat tukar sebagai suatu
unit yang dapat diandalkan, standar yang adil bagi pembayaran masa
depan, serta penyimpanan nilai yang stabil.
d. Mobilitas dana tabungan investasi untuk pembangunan ekonomi dalam
suatu cara yang adil sehingga pengembalian keuntungan dapat dijamin
bagi semua pihak yang bersangkutan.
e. semua bentuk pelayanan yang efektif yang secara normal diharapkam dari
sistem perbankan.
Alat kebijakan moneter menurut Chapra:
20
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Arif, M. Nur Rianto, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, Solo: PT. Era Adicitra
Intermedia, 2011.
Al-Qur'an dan Terjemahannya, Departemen Agama, Semarang: Toha
Putera, 1989.
Chapra, M. Umer, Sistem Moneter Islam, Terjemahan dari Toward Just
Monetary System, diterjemahkan Ikhwan Abidin Basri, Jakarta: Gema
Insani Press, 2000.
Chapra, M. Umer, Alquran: Menuju Sistem Moneter yang Adil. Yogyakarta:
Dana Bhakti Prima Yasa, 1997.
Karim, Adiwarman A., Ekonomi Makro Islami, Jakarta: Rajawali Pers, 2007.
Nasution, Mustafa Edwin, Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2006.
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi,
Jakarta: LPFE UI, 2008.
http://akuntansicash.blogspot.com/2014/11/kebijakanmoneter-danekonomi-islam.html diakses pada tanggal 12 Juni 2015 pukul 15.00
WIB.
21