Anda di halaman 1dari 2

IPPHO SANTOSA: Memotivasi dengan Otak

Kanan
Banyak dari kita semua telah mengetahui keberadaan otak kanan dan otak kiri.
Keduanya memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Otak kiri beroperasi di bidang penalaran
logis, strategis dan matematis. Sedangkan otak kanan bergerak di bidang intuisi,
estetika, emosi, gambaran holistik.

Bagaimanakah otak kanan memainkan perannya dalam kesuksesan bisnis? Ippho


Santosa, motivator yang sekaligus juga pakar otak kanan, memberikan jawabannya
bagi Anda.

Saya berasal dari keluarga yang sangat sederhana, kata Ippho Santosa kepada
EXCELLENT BUSINESS MAGZ ketika mengawali obrolan via surat elektronik.
Kesederhanaan tersebut ia gambarkan dengan pengalamannya berjualan menjajakan
barang dagangannya. Pernah pada satu ketika Ippho mengalami pengalaman yang
tidak mengenakkan, ia diludahi oleh orang lain ketika berjualan. Ia juga penah
mengalami dua hari tidak makan. Kondisi tersebut memaksa Ippho untuk mampu
bertahan hidup. Ia pernah berbisnis donat, soto, gado-gado dan bakso.
Terlahir sebagai anak dari sebuah keluarga pas-pasan yang menempati rumah
kontrakan di Dumai, Riau, Ippho menyaksikan sang ibu yang setiap hari bekerja dan
pulang dengan menggunakan becak selama 10 tahun. Kemudian Ippho dan keluarga
pindah ke kota lain di Kepulauan Riau. Di tempat baru itu, mereka tinggal di sebuah
rumah tipe 21, rumah yang kecil bagi sebuah keluarga yang beranggotakan 6 orang.
Perjalanan hidup Ippho berubah dari waktu ke waktu. Ketika masih bersekolah tingkat
Sekolah Dasar, Ippho sering sekali sakit. Bahkan, ia pernah tidak masuk sekolah selama

1 bulan lantaran sakit. Kondisi fisik yang lemah masih lekat pada dirinya hingga tingkat
SMU. Anda tentu sulit membayangkan seorang anak laki-laki menginjak dewasa yang
mudah pingsan ketika upacara sekolah. Tapi percayalah bahwa hal ini betul-betul
dialami sendiri oleh Ippho yang kini tidak pernah mengalami sakit parah.
Dari segi kehidupan sosial, Ippho pernah mengidap kekuperan yang sangat parah
semasa kelas 1 SMU. Pada saat itu ia tidak berani tampil di hadapan kelasnya. Selain
itu, Ippho remaja sangat lemah di pelajaran bahasa Inggris. Tentunya hal ini juga
berperan dalam faktor ketidakpercayaan diri di antara teman-temannya.
Sekarang? Ia berpengalaman menjadi penterjemah untuk proyek Perserikatan Bangsa
Bangsa dan menjadi dosen kelas internasional. Bahkan, Ippho yang mengaku tidak
memahami tangga nada ini pernah mengarang sebuah lagu yang liriknya berbahasa
Inggris. Kehidupan sosialnya berubah drastis. Lihat saja jumlah followers-nya lebih dari
112.000 orang di twitter.

Anda mungkin juga menyukai