98 77 1 SM PDF
98 77 1 SM PDF
Diterbitkan Oleh
Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan
varietas
ji kering
2OA8
gan dan
Oleh:
er petak
ABSTRAK
an untuk
L) tergolong
sayuran kacang-
tensitasd
frg2rl yang cukup penting, mempunyai nilai gizi tinggi, barryak disukai
fu mxldah pembudidayaannya. Permintaan buncis dari pasar swalayan tidak
sistem
trya berupa polong muda dengan ukuran maksimal, akan tetapi polongdmg muda benrktran kecil atail disebut jtrga "baby bunci$" (Ruknrana,
mf5)" Produksi polong sangat ditentukan tersedianyanya unsure hara fosfat
furugtumbuh
tanaman.
terhadap
Produksi
.
Vol.
11
ir ppuk fosfat
yaitu
yaitu 20 x 40 cm, 20 x 50 cm
x6O cm.
bobot basah
paniang tanaman,
junlah
bobot
kering
brangkasan/tanaman,
jumlah polong/tanaman,
panjang
polong /tanaman,
wnrr*
mr
buncis dar,i pasar swalayan di kota-kota besar tidak hranya berupa polo*g
muda dengan ukuran maksimal, akan tetapi polong-polong muda berukuran
alu tanaman
ing,
karena
dan mudah
nber protein
s meningkat
vegetarian.
digalakkan
en
tersebut
orang.
konsumsi
pita. Angka
BJruran yang
hon, bayan4
ryabila unsur hara yang diperlukan bagi kebutuhan tanaman tidak cukup
Grsedia. Tersedianya unsur hara bagi tanaman dapat diusahakan dengan jalan
lrcmupukan. Unsur hara merupakan salah satu faldor yang dapat
nempengaruhi tingkat produktivitas suatu tanaman (Setianingsih dkk.,
us3).
Pemupukan merupakan salah satu komponen yang
komoditc
dan vitami
buncis
hmak, 7
besi, 630
t'9
eram
enelitian
fidi
cukup
FBfan
bamping
lrus sesuai 4 trangkah tepat yaitu : tr) tepaf jenis, 2) tepat junrlah,
raktu, dan 4) tepat cara.
3)
ke
tajam
cra
rangat
19e5)
ah
Himnya
&up
dapat
qrak perarran
tidak
nt permirmm
lebih optimal
penyakit dapat
'fud,lsri
fti&afryK'4zrh4
'rzcrs
8n
nn-
Penelitian
ini
tanaman baby buncis terhadap pemtrerian pupuk fosfat dan dosis yang
jarak tanam yang tepat, dan interaksi antara pemberian dosis pupuk
dan perlakuan jalak tanam terhadap portumbuhan dan produksi tanama+r
buncis.
mi rLrsi,s 162
FSqha
,ffiunnryfiaqa perfumbuhan
rtan prod
dengan perana
enzimatis yang sangat
penting
meagembang dan memanj
Yd **n
lAF
METODE PENELITIAN
3 bulan, yaitu
trStr-rrosflt memegaag
paaaan
lang te{gantung pda fosfm
450 kg SP-36/ha atau 0, 54, 108, dan 162 kg P2O5/ha. Faktor keduaj
ta*arrr terdiri atas 3 taraf, yaitu 2O x M ern, 2O x 50 crn, dan 20 x
36
percobaan..
uji
dical
kg pzOs/ha aan S+ ki
19E6) meayard;an
bah*z
&
fosf;
ATP {adenosine trifosfar}
dft
tmsfer energi pada rea
frbohidral oleh karena iur
ad
lm
&
p
F@mbuhtu akar, baang *
{Fcrra qptimal,
akibahra
m*fu @?*
Erfradap
30
asimilar lang c
mempunlai babot rtrn
I
perfumh-ttlLlrittttt
mening**[apro
t
Biofarm, Vol.IV/ No. 2, OldoberfrOS
t
i
I
btuk
bruh
ilosis
pr
tanaman,
bobot polong per petak . Hasil tertinggi dicapai pada dosis 108 kg P2O5/ha
spon
Lepat,
Fosfat
'baby
@a
0 kg PzO:/ha
landar
ti
Sarief (1989)
&nfa* 5shgai or.to-fosfat rnernegang peranan penting dalarn kebanyakan
c&i enzimatis yang tergantung pada fosfatase . Hal ini karena fosfat
mlrpakan bagian dari inti sel yang sangat penting dalam pembelahan sel
dapat
adalah
ha
50
tl4trq
*an
fqFletl
%ierl
ih makin banyak asimilat
besar,
an Praduksi
&n minglwkan
fuumesis
&lnamail.
Jugrhh
polong per
funlutarc
hamm
60 cm) mempunyai populasi tanaman per satuan luas yang lebih sedikit
24 tananran per petak, dibanding jarak tanam 20 x 50 cm dan 20 x 4O
masing-masing dengan populasi per petak 30 dan 36 tanaman, sehi
persaingan untuk mendapatkan ruang tumbuh, cahaya matahari, unsur
penl,erap
ihrah,
&Mm
frft
ps.
15-47 a
Pjl,t
t&
20::
at!
JO-)I
21.00 b
6:t .*
CO2 dan air lebih kecil, maka individu tanaman dapat memanfaatkan
f,_05
4-63
3.00
fuprt-atrrolagdiikn
* :
trji B\=TpadaM:
Babeda s*.rgrir
nryE&
rq*r&m
qx
batxa pe
sepefii baf
n4mif
fu fi dalam jumlah
fumssis r*ne,man yanl
fl'frfoggn akae m@i
flnrsita dm C-meu
ao melipnni
pcrmrmbuhan msd
efu
d +rftuke kabd
Angka-angka dalam kolom dan perlakuan yang diikuti dengan hurufl'ang sama
tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5 o/o.
* : Berbedanyata *t : Berbedasangatnyata ns: Tidakberbedanr.m.
unsur hara, sinar matahari, CO2, air dan ruang tumbuh maliii
Sebaliknya makin lebar jarak tanam, populasi per satuan luas maki
32
h"r!.- fu*kl*n
enltuFsfu da'
l[fr
fu fi
ffi
".u
;ry
effiqa
a*a
n+ffi rlilitl#
bE
*mtonrryffi_ ph
Biofarm, Vol.lVlNo.
Oktober 2008
Fruh
Eputi
L per
pertumbuhan tanaman.
capai
tiikuti
endah
Tabel 2. Angka
lebar
t
baby
Perlakuan
;(20 x
tyaitu
4$ em
hinger
Jumlah
polong per
Panjang
polong per
Bobol
Bobot
polong per
tanaman
tanarnan
tananan
polong per
petak
(buah)
(cm)
(e)
ke)
-Berbedanyata
:r*
3,38 a
4,07 b
5,10 c
4,37 b
18,03 **
3,05
4,63
0,49
menuniukkan
Tidakberbedanyata
\7t t
Ll1
Bre c
DJD
efi
3.F
{63
lr
fu
sel
pmbelahan
bbel 3 dan
yang lebih banyak sehingga apabila jumlah per tanaman dikalikan den
populasi tanaman rnaka bobot polong per petak r*enjadi letrih
Karnomo dkk (i990) menyatakan bahwa jarak tanam (plant spactng)
ppulasi tararlarl
1-ang lebft
podufci per individu rrneman
rrr
:qtasan
per
!f,trplw*n
ini
per
dan Yoseph, (1974) yang mengatakan bahwa bobot polong
polong per
ditentukan oleh jumlah rumpun per petak dan bobot
jumlah rumpun per petak ditentukan oleh jarak tanam' Sedangkan
antar ta*aman
polong per tanaman ditenhrkan otreh tingkat persaingan
tumbuh' Tingkat
mendapatkan cahaya, air' unsur hara' dan ruang
unsur hara dan ruang
antar tanaman dalam mendapatkan cahaya, air'
juga dipengaruhi oleh jarak tanam sehingga makin rapat ixak tanam"
berpengaruh te
besar populasi tanaman per petak maka akan
demikian dapat di
nreninglr*tnya bobot pol'ong per petak' Dengan
yang paling rapat
bahwa 20 x 40 cm merupakan jarak tanam
banyak' sehingga t
mempunyai populasi per satuan luas yang lebih
jumlah poptrlasi pcr
hasil individu bobot polong per rumpun dikalikan
r.?n.pman (htr
Pamj*ng
fFnernen
fuefu
darrt
cm)
i-f,t:? a
169it ab
I&r.Jt b
7-i.07 i
35jr
j&?6 b
Ir-Ef *
6:i **
3-+1
3-+{
5.:
5.?l
'1*9.*
y2
fuperiahanlrugdin
qm
k:
tndasarltan uji
Fdt&*nE
rye
{tilSn0} mmryuakan ba
@
M
&
sslu*m iuas
lAng
$ilrilih.*fo r*rremn
@sehfi dq
nb
Pengaruh Interaksi
WrtlrySrperak i
1mE lefrffi bm*r
terdapa I
Hasil penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa
terhadap bobot p
antara jarak tanam dengan dosis pupuk fosfat
jarak tanam ?0 I
petak, interaksi terbaik dicapai pada kombinasi
terendah pada
dengan dosis pupuk fosfat 108 kg P2O5/ha dan
Perbedaan sangei
tanam 20 x 50 cm dengan dosis 0 kg P2O5/ha'
disebabkanadanyasalingnrendukungantarajarakta*amyangJ:l"l.ll
34
profulisi pc
ppenak-
,ffimr*
3mg opti
mqrnmrmenrb:mk:m
t1l'ltffipr
pq.
*rfu
mer
trC ,*ml um
@'fim ..lFffiEq
mmmmmgm,@men
n,
Umm*es
1.
2.
3.
ptlp*
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, N. 1994. Dasar-dqsm llmu Tanah' Universitas Lampung'
*,
l-
K;lrr
pen@t
W*dat, Kesubun
Td
fcid Je*
fu
9$. Bqeor
t"IS.
ttlE-_
Kf,SIMPULAII
Jenderal Soedirsraa.
Tawn
*te*A
!.' ktr_tPtsseotzs
IJIIISOED. purwokerto
l@Efi@ pengelotmt t
atan dengan
a buah Yang
ili, 1985)
nraka Proses
pembentukan
labolisme ini
i-f
C'V'
Pustaka
Buana. Bandung
,
yaitu
I ini di
uhan
intesis
mbtrhan
, polong
Tasah.IPB, Bogor
il yang di
hasil
diamati,
apai Padai
k tanam ?0
ktanam
sis
PuPdr
dari Tiga
Balai
hns. Yoglrakarta.
Yoseph. 1974. Soil and Crop Prodrrction in he Humid Tropics
Edition), Oxford University Press. London