Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

A. Judul Percobaan : Destilasi


B. Tujuan
: 1. Memisahkan dan memurnikan zat cair
2. Menentukan titik didih zat cair
C. Kajian Teori
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Dimana zat yang mempunyai titik didih lebih rendah akan menguap lebih
dulu,kemudian uap tadi akan mengalami proses pendinginan pada kondensor. Didalam
kondensor akan terjadi proses perubahan fasa, uap akan berubah menjadi fasa cair yang akan
mengalir keluar sebagai distilat. Titik didih air murni adalah 100 C
Pada proses destilasi terjadi perubahan wujud dari cair ke uap hasil pemanasan
berdasarkan titik didihnya. Kemudian uap tersebut di dinginkan dan terjadi proses
pengembunan sehingga memperoleh cairan murni ( destilat ). Metode ini merupakan
termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada
teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.
Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Pada operasi distilasi, terjadinya pemisahan didasarkan pada gejala bahwa bila
campuran cair ada dalam keadaan setimbang dengan uapnya,komposisi uap dan cairan
berbeda. Uap akan mengandung lebih banyak komponen yang lebih mudah menguap,
sedangkan cairan akan mengandung lebih sedikit komponen yang mudah menguap. Bila uap
dipisahkan dari cairan, maka uap tersebut dikondensasikan, selanjutnya akan didapatkan
cairan yang berbeda dari cairan yang pertama,dengan lebih banyak komponen yang mudah
menguap dibandingkan dengan cairan yang tidak teruapkan. Bila kemudian cairan dari
kondensasi uap tersebut diuapkan lagi sebagian,akan didapatkan uap dengan kadar komponen
yang lebih mudah menguap lebih tinggi.
Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan
terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat.
Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik
didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan
pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan
hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu.
D. Rancangan Percobaan
1.
Gambar-gambar percobaan

Gambar 4.61 destilasi

Gambar 4.62 destilasi

Gambar 4.64 aquades + AgNO3


2. Alat dan Bahan
a. Alat-alat
Labu distilasi 250 mL
Pendingin ( kondensor )
Termometer
Labu erlenmeyer 100 mL
Gelas kimia 400 mL

Gambar 4.63 destilat + AgNO3

Gambar 4.65 NaCl + AgNO3

Batu didih
Pembakar dan kasa
Klem dan statif

b. Bahan
NaCl padat
AgNO3 0.1 M
Aquades
3..
Langkah-langkah percobaan
1. Menyiapkan alat destilasi dan memastikan alat dalam kondisi bersih dan terpasang denagan
baik.
2. Memasukkan batu didih ke dalam labu destilasi.
3. Mencampur NaCl dengan aquades sampai terbentuk larutan homogen.
4. Menuangkan larutan NaCl ke labu destilasi yang telah berisis batu didih.
5. Menjalankan air melalui kondensor.
6. Menjalankan labu destilasi dan mengamati kenaikan temperatur.
7. Menghentikan percobaan jika suhu telah konstan dan telah mendapat destilat sebanyak 10
ml.
8. Menguji hasil destilat dengan menammbahkan AgNO3.
9. Menguji larutan NaCl dengan menambahkan AgNO3
10. Menambahkan AgNO3 pada Aquades

ALUR KERJA

1 gram NaCl + 100 mL aquades

Alat distilasi dipersiapkan


Alat-alat destilasi disusun seperti pada gambar 4.60
Batu didih dimasukan ke dalam labu distilasi
NaCl + H2O dicampur
Di masukkan larutan NaCl ke labu distilasi yang sudah ada batu didihnya
Air dijalankan melalui kondensor
Labu distilasi dipanaskan dan diamati kenaikan temperaturnya
Peraturan dihentikan jika shu telah konstan dan telah di dapatkan distilat sebanyal 10 mL

NaCl

Pembuktian
Air murni + AgNO3

Diamati dan dicatat perubahannya


Air murni

NaCl + AgNO3

H2O (air murni)

Diamati dan dicatat perubahannya

NaNO3 + AgCl
Aquades + AgNO3

Diamati dan dicatat perubahannya


AgNO3

E. Hasil pengamatan:
No

Zat / larutan

Warna zat / larutan


Sebelum
AgNO3

1.

diberi Setelah
AgNO3

2.

Larutan NaCl 1 gr + Tidak berwarna


100 ml H2O
Distilat
Tidak berwarna

3.

Aquades

Tidak berwarna

4.

AgNO3

Tidak berwarna

Putih keruh

Suhu awal larutan NaCl 1 gr + 100 ml H2O = 32 C

Suhu akhir ketika larutan NaCl mendidih = 100 C

F. ANALISIS DATA

diberi
Endapan putih

Jernih,
agak Tidak ada endapan
keruh sedikit
Tidak berwarna
Tidak ada endapan

REAKSI :
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
NaCl (s) + H2O (l) NaCl (aq)
AgNO3(l) + H2O (l) AgNO3 (aq)

Endapan

Dalam percobaaan destilasi ini dilakukan pemisahan secara penguapan pada


larutan NaCl. Karena titik didih air lebih rendah daripada garam maka yang keluar sebagai
distilat adalah air ( H2O). Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum
Dalton. Hukum Raolut secara umum didefinisikan sebagai fugasitas dari tiap komponen
dalam larutan yang sama dengan hasil kali fugasitasnya dalam keadaan murni pada
temperatur dan tekanan yang sama serta fraksi molnya dalam larutan tersebut. Tekanan uap
parsial dari sebuah komponen di dalam campuran adalah sama dengan tekanan uap
komponen tersebut dalam keadaan murni pada suhu tertentu. Larutan NaCl, aqudes, dan
distilat diuji kemurniannya dengan AgNO 3 maka warna aquades tetap jernih., warna larutan
NaCl menjadi putih keruh dan terdapat endapan berwarna putih, sedangkan distilat menjadi
berwarna jernih tetapi agak sedikit keruh tanpa adanya endapan. Berdasarkan teori distilat
yang di uji dengan AgNO3warnanya tetap jernih, tetapi pada percobaan kami distilat yang
ditetesi dengan AgNO3 warnanya berubah menjadi sedikit keruh. Air yang mengalir pada pipa
destilasi berfungsi untuk mendinginkan uap air hasil destilasi yang keluar melalui pipa
destilasi agar berubah menjadi embun dan dapat menetes ke dalam gelas kimia.
G. DISKUSI
Pada saat percobaan, terjadi kesalahan pada hasil destilat dan aquades yang telah
diberi AgNO3. hasilnya jernih tetapi agak keruh sedikit, yang seharusnya hasilnya harus
jernih. Ini di karenakan alat yang kami gunakan kurang bersih.
H. KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan, kami memisahkan air (H 2O) dan NaCl dari larutan
NaCl. Maka dihasilkan larutan dengan kadar NaCl yang lebih rendah daripada sebelum
destilasi. Titik didih larutan NaCl adalah 100 C
I. JAWABAN PERTANYAAN
Apa sebab aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran destilat?
Arah aliran air dibuat berlawanan arah dengan aliran destilat supaya seluruh ruang di
selang kondensor penuh terisi oleh air. Apabila air diisi searah dengan aliran destilat, ruangan
di selang kondensor tidak akan terisi penuh karena air yang masuk bisa langsung keluar
sebelum selang terisi penuh. Hal ini dimaksudkan agar suhu larutan menjadi tinggi dan
tekanannya juga menjadi tinggi, sehingga uap yang dihasilkan banyak. Uap tersebut akan
didinginkan dan berubah menjadi distilat. Jika uap yang dihasilkan banyak, maka jumlah
distilat yang dihasilkan pun juga banyak.

J. DAFTAR PUSTAKA

www.google.com//gambar-rangkaian-destilasi//
Tim kimia dasar.2009.penuntun pratikum kimia dasar 1

destilasi

Destilasi adalah cara pemisahan zat cair dari campurannya berdasarkan


perbedaan titik didih atau berdasarkan kemapuan zat untuk menguap. Dimana
zat cair dipanaskan hingga titik didihnya, serta mengalirkan uap ke dalam alat
pendingin (kondensor) dan mengumpulkan hasil pengembunan sebagai zat cair.
Pada kondensor digunakan air yang mengalir sebagai pendingin. Air pada
kondensor dialirkan dari bawah ke atas, hal ini bertujuan supaya air tersebut
dapat mengisi seluruh bagian pada kondensor sehingga akan dihasilkan proses
pendinginan yang sempurna. Saat suhu dipanaskan, cairan yang titik didihnya
lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Uap ini akan dialirkan dan kemudian
didinginkan sehingga kembali menjadi cairan yang ditampung pada wadah
terpisah. Zat yang titik didihnya lebih tinggi masih tertinggal pada wadah
semula. Prinsip dari destilasi adalah penguapan dan pengembunan kembali
uapnya dari tekanan dan suhu tertentu. Tujuan dari destilasi adalah pemurnian
zat cair pada titik didihnya dan memisahkan cairan dari zat padat. Uap yang
dikeluarkan dari campuran disebut sebagai uap bebas. Kondensat yang jatuh
sebagai destilat dan bagian cair yang tidak menguap sebagai residu. Apabila
yang diinginkan adalah bagian bagian campurannya yang tidak teruapkan dan
bukan destilatnya maka proses tersebut dinamakan pengentalan dengan
evaporasi. Destilasi adalah sebuah aplikasi yang mengikuti prinsip-prinsip Jika
suatu zat dalam larutan tidak sama-sama menguap, maka uap larutan akan
mempunyai komponen yang berbeda dengan larutanaslinya. Jika salah satu zat
menguap dan yang lain tidak, pemisahan dapat terjadi sempurna. Tetapi jika
kedua zat menguap tetapi tidak sama, maka pemisahnya hanya akan terjadi
sebagian, akan tetapi destilat atau produk akan menjadi kaya pada suatu
komponen dari pada larutan aslinya.
Destilasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Destilasi biasa, umumnya dengan menaikkan suhu. Tekanan uapnya diatas
cairan atau tekanan atmosfer (titik didih normal)
2. Destilasi vakum, cairan diuapkan pada tekanan rendah, jauh dibawah titik
didih dan mudah terurai.
3. Destilasi bertingkat atau destilasi terfraksi yaitu proses yang komponenkomponennya secara bertingkat diuapkan dan diembunkan. Penyulingan
Terfraksi berbeda dari distilasi biasa, karena ada kolom fraksinasi di mana ada
proses refluks. Refluk proses penyulingan dilakukan untuk pemisahan campuran

etanol-air dapat terjadi dengan baik. Fungsi kolom fraksinasi sehingga kontak
antara cairan dengan uap sedikit lebih lama. Sehingga komponen yang lebih
ringan dengan titik didih yang lebih rendah bendungan akan terus menguap ke
kondensor. Lebih komponen Sedangkankan distilat bersat akan kembali menjadi
labu. Destilasi ini biasanya digunakan untuk memisahkan campuran zat cair
yang mempunyai perbedaan titik didih tidak berbeda banyak. Distilasi jenis ini
dapat digunakan untuk memisahkan zat yang mempunyai rentang perbedaan
titik didih hingga di bawah 300C. Destilasi ini juga dilaksanakan pada tekanan
tetap. Pada percobaan yang dilakukan sample yang digunakan adalah campuran
air dan etanol. Campuran ini bersifat azeotrof karena kedua larutan tersebut
mempunyai titik didih yang hampir sama sehingga akan sulit untuk dipisahkan
antara zat yang satu dengan zat yang lainnya. hal ini dikarenakan pada saat
penampungan distilat akan sulit diidentifikasi pergantian fraksinya karena titik
didihnya berdekatan (hampir sama) akibatnya ditilat yang tertampung menjadi
tidak murni. Belum lagi jika pada sample (campuran air dan etanol) tersebut
terdapat pengotor yang mempunyai titik didih yang hamper sama dengan
sample yang dapat mengakibatkan distilat menjadi tidak murni.
4. Destilasi azeotrop yaitu destilasi dengan menguapkan zat cair tanpa
perubahan komposisi.
Jadi ada perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap, dan hal ini
merupakan syarat utama supaya pemisahan dengan distilasi dapat dilakukan.
Kalau komposisi fase uap sama dengan komposisi fase cair, maka pemisahan
dengan jalan distilasi tidak dapat dilakukan. Destilasi sering digunakan dalam
proses isolasi komponen, pemekatan larutan, dan juga pemurnian komponen
cair.
Pada percobaan distilasi rangkaian alat juga perlu diperhatikan, pastikan
antara sambungan bagian yang satu dengan sambungan bagian yang lainnya
tidak terjadi kebocoran. Karena apabila terjadi kebocoran distilat yang terbentuk
menjadi lebih sedikit karena ada sebagian uap yang keluar dari rangkaian ditilasi
Labu distilasi tidak hanya di isi dengan sample (air dan etanol) tetapi
ditambahkan juga batu didih yang akan mencegah terjadinya proses bumping
pada saat pemanasan. Pada saat labu distilasi dipanaskan maka akan terbentuk
gelembung-gelembung udara yang besar, dengan adanya batu didih maka
gelembung-gelembung udara tadi diserap oleh pori-pori batu didih dan
dikeluarkan kembali dalam bentuk gelembung udara yang lebih kecil sehingga
dapat mencegah terjadinya ledakan pada labu distilasi.

I. DAFTAR PUSTAKA
Hiyu.Destilasi, Penyulingan.2010.Diakses pada 24 Maret
2011.http://catetankuliah.blogspot.com/2010/11/destilasi-atau penyulinganadalah-cara.html

Putri,Nurwulan Fiona.Pengertian Destilasi.2010.Diakses pada 24 Maret


2011. http://nurwulanfionaputri.blogspot.com/2010/08/pengertian-distilasi.html
Azizah,Utiya,dkk.2009.Panduan Praktikum Kimia Analitik II. Surabaya:Jurusan
Kimia Unesa.
Riarai.Destilasi.2009.Diakses pada 24 Maret
2011.http://tutorialkuliah.onsugar.com/Tugas-Kuliah-Tentang-Distilasi 13748367

i.
ii.

i.

JUDUL PERCOBAAAN : Distilasi


HARI/TANGGAL PERCOBAAN : Senin,8 Oktober
2012
SELESAIN PERCOBAAN : 8 Oktober 2012

TUJUAN PERCOBAAN : 1. Memisahkan dan


memurnikan zat cair
ii. menentukan titik didih zat cair
iii. TINJAUAN PUSTAKA
Distilasi atau penyulingan adalah suatu
metode pemisahan bahan kimiaberdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam
penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap
ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia
jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan
pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing
komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi
didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.

Bagan perlengkapan distilasi di laboratorium

Distilasi pertama kali ditemukan oleh


kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang akhirnya
perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan
akan spritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah
menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari
Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat
tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4.
Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli
kimia Islampada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama
oleh Al-Razi pada pemisahanalkohol menjadi senyawa yang
relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi
semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala
mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud. Tulisan
oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih dikenal
dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang
dapat terbakar. Ia juga telah menemukan banyak peralatan dan
proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai sampai saat kini.
Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh AlKindi (801-873).
Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah
pemisahanminyak mentah menjadi bagian-bagian untuk
penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit listrik,

pemanas. Udara didistilasi menjadi komponen-komponen


seperti oksigen untuk penggunaan medis dan heliumuntuk
pengisi balon.[4] Distilasi juga telah digunakan sejak lama
untukpemekatan alkohol dengan penerapan panas terhadap
larutan hasilfermentasi untuk menghasilkan minuman
suling.
Ada 4 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi
sederhana, distilasi fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum.
Selain itu ada puladistilasi ekstraktif dan
distilasi azeotropic homogenous, distilasi dengan
menggunakan garam berion, distilasi pressure-swing,
serta distilasi reaktif.
i. Distilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan
titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen
bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang
titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain
perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini
dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana
digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
2.

Distilasi Fraksionisasi

Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponenkomponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat digunakan untuk
campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 C dan
bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.
Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industriminyak
mentah, untuk memisahkan komponen-komponen
dalam minyak mentah

Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah


adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara
bertahap dengan suhuyang berbeda-beda pada setiap platnya.
Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk
pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin
ke atas, semakin tidak volatil cairannya.
3.

Distilasi Uap

Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang


memiliki titik didih mencapai 200 C atau lebih. Distilasi uap
dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati
100 C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap
atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah
dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari
masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap
dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di
semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari
distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam
seperti minyak eucalyptus darieucalyptus, minyak sitrus dari
lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari
tumbuhan.
Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam
campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap
dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan
akhirnya masuk ke labu distilat.
4.

Distilasi Vakum

Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin


didistilasi tidak stabil, dengan pengertian
dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya
atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 C. Metode
distilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih

yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin,


karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air.
Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum
atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan
pada sistem distilasi ini.

i. ALAT dan BAHAN


Alat :
i. Labu destilasi 250 ml
ii. Pendingin
iii. Termometer
iv. Gelas kimia 100 ml
v. Gelas kimia 400 ml
vi. Batu didih
vii. Bunsen
viii. Pembakar spiritus
ix. Kasa seng
x. Tabung reaksi
xi. Spatula
xii. Kaca arloji
xiii. Plastisin
Bahan :
i. NaCl Padat (1 gram)

(1 buah)
(1 buah)
(1 buah)
(1 buah)
(1 buah)
(3 buah)
(1 buah)
(1 buah)
(1 buah)
(3 buah)
(1 buah)
(1 buah)

ii.
iii.

AgNO31M (2 tetes)
Aquades (100 ml )
CARA KERJA

1 gram NaCl + Aquades 10 ml


Dimasukan ke dalam gelas kimia
Larutan NaCl
Dimasukkan beberapa batu didih kedalam labu

distilasi
Larutan dimasukkan
Air dijalankan melalui alat pendingin
Dipanaskan labu distilasi sampai larutan mendidih
Diamati kenaikan temperature pada termometer

Distilat 10 ml
Distilasi dihentikan
Di tambahkan AgNO3 0,1 M
NaCl
H2O
Ditambahkan
Ditambahkan

larutan

AgNO3 0,1 M
M
Hasil 2
Hasil 3

AgNO3 0,1
Hasil 1

Hasil Pengamatan
HASIL PENGAMATAN
Hasil
Pengamatan

Prosedur Percobaan
1.
1 gr NaCl + 100 ml
Aquades
Dimasukkan dalam
gelas kimia.
Larutan NaCl
1.Dimassukkan beberapa
butir batu didih ke dalam
labu distilasi.
2.Larutan dimasukkan.
3.Air dijalankan melalui

Sebel
um di
beri
AgNO3
1.
Tidak
berwarna
.

Sesud
ah di
beri
Dugaa
AgNO n atau
Reaksi Kesimpulan
3
Putih
keruh
.

1.
NaCl
padat
1gr +
Jernih 100
,agak ml H2O
2.
sediki 2.
Tidak t
Distila
berkeruh si
warna .
.
3.
Tidak Aquad
3.
beres
Tidak warna
ber4.

1.Larutan
NaCl
ditambahka
n dengan
AgNO3warna
nya berubah
dari tidak
berwarna
menjadi
putih keruh.
2. Larutan
distilat
ditambah
dengan
AgNO3 .

alat pendingin.
4.Dipanaskan labu
distilasi sampai larutan
mendidih.
5.Diamati kenaikkan
temperatur pada
ter
mometer.
2.
Larutan
distilat
Nacl

H2O
10 ml

Ditambah
1.distilasi
di Ditambah
AgNO3 0,1
M
hentikan.
AgNO3
2.ditambah
0,1 M
AgNO3
Hasil 1
Hasil 3

0,1 M
Hasil 2

warna .
.

4.
Tidak
berwarna
.
Suhu
awal
= 34
C
Suhu
akhir
= 50
C
55 C

AgNO3(
aq)

3. Aquades
ditambah
dengan
AgNO3 .

Hasil pengamatan
i. ANALISI DATA
Pada praktikum kali ini, kelompok kami melakukan percobaan
pemisahan larutan NaCl yang dibuat dari 1 gr NaCl padat dan 100
ml H2O. Dalam percobaan ini kami menggunakan distilasi
sederhana untuk memisahkan larutan NaCl. Proses pertama
diawali dengan memasukkan batu didih ke dalam labu distilasi
setelah itu larutan NaCl dimasukkan. Setelah bahan sudah siap
mulai merangkai labu distilasi dan pendingin (kondensor).
Setelah semua alat terangkai dengan benar, air dialirkan ke dalam
pendingin. Labu distilasi yang sudah terisi larutan NaCl dipanaskan
dengan Bunsen sampai mendidih dan suhu menunjukkan 1000 C.
Dalam percobaan ini, kelompok kami tidak mendapatkan distilat
karena saat memanaskan labu distilasi Bunsen tidak bekerja
dengan baik, api yang keluar tidak stabil dan sering padam
sehingga kami hanya melakukan percobaan sampai suhu akhir uap
50-550 C.
Persamaan reaksi :
NaCl(S) + H2O

NaCl(aq)

i. PEMBAHASAN
Pada percobaan distilasi menggunakan larutan NaCl menghasilkan
distilat (10ml). Kemudian distilat tersebut diberi larutan
AgNO3, larutan jernih tidak ada endapan. Pada H2O yang diberi
AgNO3 menghasilkan larutan yang jernih tidak ada endapan.
Larutan NaCl yang diberi AgNO3 menghasilkan endapan putih.
Tetapi pada percobaan yang kami lakukan hasilnya belum sesuai
dengan dasar teori. Pada percobaan bunsen tidak bekerja secara

optimal. Hal ini mengakibatkan larutan tidak mencapai titik didihnya


sehingga tidak memperoleh distilat.
i. KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahawa dari
distilasi dapat dihasilkan pelarut yang lebih murni dari larutan NaCl.
Hal itu terjadi karena perbedaan titik didih dari masing-masing zat.
Zat yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Tetapi
kelompok kami tidak menghasilkan distilat.
i.
ii.

JAWABAN PERTANYAAN
Apa sebabnya aliran didalam pendingin dibuat
berlawanan arah dengan aliran destilat?
Jawab
Agar air mengisi penuh kondensor pendingin dan tidak
menimbulkan gelembung, sehingga dapat memperoleh distilat yang
sempurna. Selain itu agar mempercepat proses pendinginan.
DAFTAR PUSTAKA
Amaria.2012.Petunjuk Praktikum Kimia Dasar.Jurusan
Kimia.Surabaya:Unesa University Press.
Sugiarto,Bambang.dkk.2010.Kimia Dasar untuk Pendidikan
Sains.Surabaya:UNESA University Press
Sudarmo,Unggul.2010.Kimia.Surakarta:Phibeta

Anda mungkin juga menyukai