PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hukum perdata adalah peraturan-peraturan hukum mengatur hubungan
hukum antara orang yang satu dengan yang lain, yang menitikberatkan
kepentingan perorangan dan pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya kepada
orang yang berkepentingan itu sendiri. Salah satu bidang hukum yang mengatur
hak dan kewajiban yang dimiliki pada subyek hukum dan hubungan antara
subyek hukum. Hukum perdata di Indonesia didasarkan pada hukum perdata di
Belanda, khususnya hukum perdata Belanda pada masa penjajahan. Bahkan
Kitab Undang-undang
Hukum perdata Belanda sendiri disadur dari hukum perdata yang
berlaku di Perancis dengan beberapa penyesuaian. Kitab undang-undang hukum
perdata (disingkat KUHPer) terdiri dari empat bagian, salah satunya adalah
Buku II tentang kebendaan dan sekaligus yang akan menjadi tema dari
pembahasan dalam makalah ini.
Buku II tentang Kebendaan; mengatur tentang hukum benda, yaitu
hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki subyek hukum yang
berkaitan dengan benda, antara lain hak-hak kebendaan, waris dan penjaminan.
Yang dimaksud dengan benda meliputi (a) benda berwujud yang tidak bergerak
(misalnya tanah, bangunan dan kapal dengan berat tertentu), (b) benda
berwujud yang bergerak, yaitu benda berwujud lainnya selain yang dianggap
sebagai benda berwujud tidak bergerak, dan (c) benda tidak berwujud (misalnya
hak tagih atau piutang). Khusus untuk bagian tanah, sebagian ketentuanketentuannya telah dinyatakan tidak berlaku dengan di undangkannya UU
nomor 5 tahun 1960 tentang agraria. Begitu pula bagian mengenai penjaminan
dengan hipotik, telah dinyatakan tidak berlaku dengan di undangkannya UU
tentang hak tanggungan.
1.2 Rumusan Masalah
a.
1|hukum benda
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Benda
Sebelum kita mencari tau pengertian hukum benda, ada baiknya kita tau
dulu apa pengertian dari benda itu sendiri. Berikut beberapa pengertian benda
menurut KUHPer dan para ahli. Pengertian benda menurut pasal 499 KUHPer
adalah Menurut pemahaman undang-undang yang dinamakan kebendaan ialah
tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak, yang dapat dikuasai oleh hak milik.1
Dengan merujuk kepada ketentuan dalam pasal 499 KUH Perdata
tersebut, maka benda diartikan segala sesuatu yang dapat dimiliki, dihaki
atau dijadikan objek hukum oleh subjek hukum. Artinya segala sesuatu yang
dapat dimiliki atau dikuasai oleh subjek hukum, lazimnya dinamakan dengan
benda atau objek hukum. Sebaliknya bila segala sesuatu yang tidak dapat
dimiliki atau dikuasai oleh subjek berarti bukanlah termasuk benda dalam
perspektif hukum. Disini pengertian benda (zaak), tidak hanya barang (goed),
melainkan juga meliputi hak (recht).2
Sedangkan menurut Soediman Kartohadiprodjo, yang dimaksudkan
dengan benda ialah semua barang yang berwujud dan hak (kecuali hak milik).
Sementara itu Subekti mengartikan benda menjadi tiga macam, yaitu: 1) benda
(zaak) dalam arti luas adalah segala sesuatu yang dapat dihaki oleh orang, disini
benda berarti objek sebagai lawan dari subjek atau orang dalam hukum, 2)
benda dalam arti sempit adalah sebagai barang yang dapat terlihat saja, dan 3)
benda yang berarti kekayaan seseorang, yang meliputi pula barang-barang yang
tak dapat dilihat, yaitu hak-hak.3 Kemudian menurut L.J. van Apeldoorn dalam
bukunya Pengantar Ilmu Hukum yang diterjemahkan oleh Oetarid Sadino
memberikan pengertian benda dalam arti yuridis ialah sesuatu yang merupakan
objek hukum, yaitu sesuatu yang hakikatnya diberikan oleh hukum objektif.
Berdasarkan beberapa pengertian
pengertian benda dalam arti luas dan sempit. Dalam arti luas benda dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menjadi objek hukum atau dapat
1 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Permata Press: Jakarta, 2010, hal
146.
2 Rahmadi Usman, Hukum Kebendaan, Sinar Grafika: Jakarta, 2011, hal 49
3Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Intermasa: Jakarta: 1979, hlm. 50
2|hukum benda
Demikian
pula
sebelumnya
dikemukakan
Prof.
Soediman
6. Barang-barang yang dapat dibagi dan barang-barang yang tidak dapat dibagi
C. Pembedaan Antara Benda bergerak dan Benda tidak bergerak
Pembedaan antara benda bergerak dengan benda tidak bergerak ini
penting karena adanya ketentuan-ketentuan hukum yang berbeda antara benda
tidak bergerak dan bergerak yang berkaitan dengan:
a.
b. Levering (Penyerahan)
benda bergerak dapat dilakukan dengan penyerahan nyata. Sedangkan
penyerahan benda tidak bergerak harus dengan balik nama, misalnya
penyerahan ha milik atas tanah harus balik nama di Kantor Pertanahan.
c.
d. Bezwaring (pembebanan)
pembebanan (bezwaring) terhadap benda bergerak dilakukan dengan
gadai, sedang bezwaring terhadap benda tidak bergerak harus dilakukan dengan
hipotik (dalam hal benda tidak bergerak selain tanah dan dengan hak
tanggungan apabila pembebanan atas tanah.
D. Hak Kebendaan
Yang dimaksud dengan hak kebendaan adalah hak mutlak atas sesuatu
benda dimana hak itu memberikan kekuasaan langsung terhadap suatu benda
dan dapat dipertahankan terhadap siapapun juga. Hak kebendaan ini merupakan
salah satu jenis dari hak keperdataan, jadi di samping hak kebendaan masih ada
hak-hak keperdataan yang lain, gambaran selengkapnya hak keperdataan adalah
sebagai berikut:
Hak perdata ada 2 macam:
4|hukum benda
Hak relatif adalah hak yang memberikan wewenang atau kekuasaan kepada
orang
tertentu
untuk
menuntut
orang
lain
guna
berbuat/tidak
5|hukum benda
6 Ibid, hal,10
6|hukum benda
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengertian benda dalam arti luas dan sempit. Dalam arti luas benda
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menjadi objek hukum atau
dapat dihaki oleh orang menurut hukum serta mempunyai nilai ekonomis.
Sedangkan bila diartikan dalam pengertian sempit, maka pengertian benda
disini terbatas hanya pada segala sesuatu yang berwujud, yaitu barang-barang
yang dapat ditangkap oleh panca indera. Bahwa hukum benda atau hukum
kebendaaan adalah serangkaian ketentuan hukum yang mengatur hubungan
hukum secara langsung antara sesseorang dengan benda, yang melahirkan
berbagai hak kebendaan.7
Menurut KUH Perdata, benda dapat dibedakan menjadi beberapa macam
sebagai berikut:
1. Barang-barang berwujud dan barang-barang tidak berwujud
2. Barang-barang bergerak dan barang-barang tidak bergerak
3. Barang-barang yang dapat dipakai habis dan barang-barang yang tidak dipakai
habis
4. Barang-barang yang sudah ada dan barang-barang yang masih akan ada baik
secara absolut maupun secara relatif.
5. Barang-barang dalam perdagangan dan barang-barang diluar perdagangan
6. Barang-barang yang dapat dibagi dan barang-barang yang tidak dapat dibagi.
Pembedaan antara benda bergerak dengan benda tidak bergerak ini penting
karena adanya ketentuan-ketentuan hukum yang berbeda antara benda tidak
bergerak dan bergerak yang berkaitan dengan:
a.
b. Levering (Penyerahan)
c.
d. Bezwaring (pembebanan)
7 http://wathon22.blogspot.co.id/2014/10/makalah-hukum-perdata-tentang-hukum.html
7|hukum benda
DAFTAR PUSTAKA
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Permata Press: Jakarta, 2010
Komariah, Hukum Perdata, Umm Press: Malang, 2013
Jimmy P, M. Marwan Kamus Hukum, Reality Publisher: Jakarta, 2009
Usman, Rahmadi, Hukum Kebendaan, Sinar Grafika: Jakarta, 2011
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Intermasa: Jakarta: 1979
http://wathon22.blogspot.co.id/2014/10/makalah-hukum-perdata-tentanghukum.html
8|hukum benda