Anda di halaman 1dari 7

Download

6 partikel cairan lebih besar dari pada gaya kohesi antara partikel cairan itu sendiri.
Tegangan adhesi merupakan fungsi tegangan permukaan setiap fasa didalam batuan sehingga
wettabiliti berhubungan dengan sifat interaksi (gaya tarik menarik) antara batuan dengan
fasa fluidanya. 6.
Tekanan Kapiler (Pc) Tekanan kapiler pada batuan berpori didefinisikan sebagai perbedaan
tekanan antara fluida yang membasahi batuan dengan fluida yang bersifat tidak membasahi
batuan jika didalam batuan tersebut terdapat dua atau lebih fasa fluida yang tidak bercampur
dalam kondisi statis.

7
BAB II
PENGUKURAN POROSITAS
2.1
Tujuan
1.
Mengetahui pengertian porositas. 2.
Mengetahui jenis-jenis porositas. 3.
Mengetahui pengukuran volume pori (Vp), Volume butir (Vg), Volume total (Vb) dengan
menggunakan metode cara menimbang dan
Mercury Injection Pump.
2.2
Teori Dasar
Porositas didefinisikan sebagai fraksi atau persen dari volume ruang pori-pori terhadap
volume total batuan
(bulk volume)
, dengan
simbol . Porositas juga dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang
menunjukkan besar rongga dalam batuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya suatu
porositas adalah:
1.
Sudut kemiringan batuan 2.
Bentuk butiran 3.
Cara susunannya 4.

Lingkungan pengendapan 5.
Ukuran butiran batuan 6.
Komposisi mineral pembentuk batuan Berdasarkan struktur pori, porositas dibagi menjadi
Porositas antar butiran (intergranular dan intragranular
porosity
) dan Porositas rekahan
(fracture porosity).
Menurut proses geologinya, porositas diklasifikasikan menjadi 2, yaitu Porositas Primer dan
Porositas Sekunder. 1.
Porositas Primer merupakan porositas yang terjadi bersamaan atau segera setelah proses
pengendapan batuan. Jenis batuan
7

8 sedimen yang mempunyai porositas primer adalah batuan konglomerat, batu pasir dan
karbonat. 2.
Porositas Sekunder adalah porositas yang terjadi setelah proses pengendapan batuan (batuan
sedimen terbentuk), antara lain akibat aksi pelarutan air tanah atau akibat rekahan. Sedangkan
porositas sekunder sendiri, dibagi menjadi 3, yaitu: 1.
Porositas larutan, yaitu ruang pori-pori yang terbentuk karena adanya proses pelarutan
batuan. 2.
Rekahan, celah, kekar, yaitu ruang pori-pori yang terbentuk karena adanya kerusakan struktur
batuan sebagai akibat dari variasi beban seperti lipatan, sesar atau patahan. Porositas jenis ini
sulit untuk dievaluasi atau ditentukan secara kualitatif karena bentuknya tidak teratur. 3.
Dolomitisasi, dalam proses ini batuan gamping (CaCO
3
) ditransformasikan menjadi dolomite (CaMg(CO
3
)
2
) atau menurut reaksi kimia : 2CaCO
3
+ MgCl
2


CaMg(CO
3
)
2
+ CaCl
2
. Menurut para ahli batuan gamping yang terdolomitisasi mempunyai porositas yang lebih
besar dari batuan gampingnya sendiri. Berdasarkan komunikasi antar pori dan dilihat dari
sudut teknik reservoirnya , porositas dibagi menjadi 2, yaitu Porositas Absolut
dan Porositas Efektif
.
1.
Porositas Absolut Porositas absolut adalah perbandingan antara volume seluruh pori (poripori total) terhadap volume total batuan (bulk volume) yang dinyatakan dalam persen, jika
dirumuskan :

Dimana: Vp = volume pori-pori batuan, cm


3
Vb = volume bulk (total) batuan, cm
3

9 Vg = volume butiran, cm
3
abs

= porositas absolute, %
2.
Porositas Efektif
Porositas efektif adalah perbandingan antara volume pori-pori yang berhubungan terhadap
volume total batuan

(bulk volume)
yang dinyatakan dalam persen, jika dirumuskan :

Dimana:
eff

= porositas efektif, %
Gambar 2.1 Porositas Efektif
Selain menggunakan rumus yang telah dituliskan sebelumnya, porositas efektif juga dapat
ditentukan dengan : 1.
Menimbang Volume total batuan (Vb) =
kerosin.
23
J BW W

Volume butiran (Vg) =


kerosin.
21
J BW W

Volume pori (Vp) =


kerosin.
13
J BW W

10 Porositas efektif (
eff

)=
100%
xb a t u a n t o t a l Volume poriVolume
=
100%kerosin.Wkerosin.
2313
x J BW J BW W

2.
Mercury Injection Pump
a.
Penentuan volume pycnometer : Vol. pycnometer kosong = vol awal skala

vol akhir skala Vol. pycnometer + core = vol awal skala

vol akhir skala terisi core. b.


Penentuan volume bulk batuan : Vol. bulk batuan = (vol picnometer kosong)

(vol picnometer + core) c.


Penentuan volume pori : Vol pori = vol awal skala

vol akhir skala Dalam usaha mencari batasan atau kisaran harga porositas batuan,
Slitcher
&

Graton
serta
Fraser
mencoba menghitung porositas batuan pada berbagai bidang bulatan dengan susunan batuan
yang seragam. Unit cell batuan yang distudi terdiri atas 2
pack
dalam bentuk kubus dan jajaran genjang (rombohedron). Porositas dengan bentuk kubus
ternyata mempunyai porositas sebesar ....., sedangkan porositas pada bidang jajaran genjang
(rombohedron) yang tidak teratur mempunyai harga porositas sebesar ......

Anda mungkin juga menyukai