Anda di halaman 1dari 6

JCONES Vol. 3, No.

1 (2014) 120-125

Journal of Control and Network Systems


Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING GABAH DENGAN


PENGENDALI SUHU DAN KELEMBABAN RUANG BERBASIS
ARDUINO UNO R3
Ebiet Van Heriyanto1) Harianto2) Pauladie Susanto3)
Program Studi/Jurusan Sistem Komputer
STMIK STIKOM Surabaya
Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298
Email: 1)evangokile@gmail.com, 2)hari@stikom.edu, 3)pauladie@stikom.edu

Abstract: One of the constraints faced by farmers in post-harvest rice processing is the drying
process . This is due to the drying of grain in the traditional way , ie with grain drying in the sun by
placing it on a tarp . Obstacles arise during the rainy season , because the grain will be dried longer and
this can lead to insect or fungal attack . In this thesis project created a prototype grain dryers that are
expected
to
help
solve
the
problems
on
grain
drying
process.
This system uses an Arduino Uno R3 . In the control of temperature and humidity and use the heater
actuators , blowers , and motors . This system requires a drying time of 175 minutes to dry the moisture
content of wet rice 5kg reached 19.2 % RH and humidity drying chamber at 13 % RH . Reading error
rate of 11.5 % RH humidity , so the DHT21 sensor accuracy rate reaches 88.5 % RH . Temperature
reading error rate of 5:05 C , sehinggan DHT21 sensor accuracy rate reaches 94.95 C. Thus , the
expected prototype grain dryers can be applied in real life with a more economical source of energy that
could help rice farmers .
Keywords: Grain Dryer, Temperature, Humidity, Arduino Uno R3, Sensor DHT21
Pada saat ini masih banyak petani di
Indonesia
terutama
petani
padi
masih
menggunakan
cara
konvensional
dalam
memanfaatkan hasil paska panen. Hal ini dapat
dilihat dalam pengolahan paska panen dilakukan
dengan cara menjemur padi di tempat terbuka
menggunakan bantuan dari sinar matahari dengan
waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan
pada waktu pengeringan juga sangat tergantung
pada kondisi cuaca. Padahal suhu panas dari sinar
matahari tidak selalu stabil atau berubah-ubah,
maka perlu adanya inovasi untuk mengefisienkan
proses pengeringan dengan cara yang modern dan
efisien. Sehingga dapat memanfaatkan hasil
paska panen dengan mudah, efisien dan tidak
tergantung pada cuaca (waktu).
Untuk
mempersingkat
waktu
pengeringan, dibutuhkan sumber panas lain yang
dapat diatur temperaturnya. Salah satu solusinya
adalah menggunakan panas dari heater yang
mengalir ke seluruh permukaan tabung pengering
dibantu sirkulasi udara oleh exhaust dan blower
serta sistem pengadukan yang benar membuat

padi cepat kering. Penggunaan motor dc sebagai


pengaduk untuk memutar padi di dalam tabung
dan menggunakan relay untuk mengatur
tengangan heater. Dalam tugas akhir ini penulis
merancang suatu peralatan elektronik yang
mempunyai kemampuan untuk mengeringkan
padi secara otomatis, menggunakan Arduino Uno
R3. Dengan sensor temperatur dan kelembaban
berupa DHT21. Sensor tersebut digunakan untuk
mengontrol suhu ruang pengering, sehingga suhu
pengeringan tidak melebihi ambang batas suhu
aman dan dapat mempercepat proses pengeringan
padi 1.43% dibanding proses pengeringan
konvensional menggunakan sinar matahari.
(Petruzella, Frank D,2002)
Secara nasional kehilangan hasil pasca
panen masih sangat tinggi. Menurut data BPS
(Badan Pusat Statistik) tahun 1994/1995, tingkat
kehilangan hasil paska panen padi mencapai
20,51%. Pada umumnya kadar air padi basah
(baru dipanen) masih cukup tinggi. Pada tingkat
kadar air tersebut, padi tidak aman disimpan
karena sangat mudah terserang jamur. Sehingga
Ebiet Van Heriyanto, Harianto, Pauladie Susanto
JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 120

agar aman disimpan, padi perlu dikeringkan


hingga mencapai kadar air keseimbangan, yaitu
sekitar 14%. Hal ini sesuai dengan pedoman
pengolahan hasil paska panen padi yaitu hasil
tanaman padi yang telah dilepas dari tangkainya
dengan cara perontokkan, dikeringkan, dan
dibersihkan yang memiliki kadar air maksimum
14%. Oleh karena itu dalam keadaan ini
dibutuhkan proses pengeringan dengan waktu
yang relatif lebih cepat dengan kadar air yang
merata. Dibutuhkan pemanas untuk mengatur
suhu panas yang digunakan sebagai mesin
pengering padi yang dapat dikontrol dan diatur
secara otomatis untuk mempermudah dalam
pemakaian alat tersebut. Dalam suatu proses
pengeringan dengan sumber panas buatan yang
dapat diatur untuk mencapai panas yang konstan.
Suhu ruang mempengaruhi kelembaban
benih melalui penguapan. Ketika suhu meningkat
maka cairan air akan menguap dari benih.
Absorpsi dan desorpsi (pengeluaran) air
dipengaruhi oleh benih atau ukuran buah, dan
struktur buah atau kulit benih. Benih dan buah
kecil menyerap atau melepaskan air lebih cepat
dari pada yang lebih besar, karena luas
permukaanya relatif besar dibanding volumenya,
dan jarak bagi perpindahan air lebih pendek.
Anatomi benih akan menentukan seberapa cepat
air dapat berpindah dari bagian dalam ke bagian
luar selama proses pengeringan. Struktur yang
tebal atau padat akan menghambat pergerakan
air. (Budi utomo : Ekologi Benih, 2006).

METODE
Penelitian yang dilakukan ini menitik
beratkan pada pengukuran suhu dan kelembaban
pada ruang pengering menggunakan sensor
DHT21. Kelembaban dan suhu dalam ruang
pengering nantinya mempengaruhi kelembaban
pada gabah.
Penelitian yang dilakukan dapat
dijelaskan dengan lebih baik melalui blok
diagram seperti yang terlihat pada Gambar 1.

Alat pengering gabah ini menggunakan


Arduino Uno R3 sebagai kontrol dari sistem.
Relay digunakan untuk mengatur arus on-off
pada heater dan motor pengaduk. DHT21 akan
mendeteksi suhu dan kelembaban ruang
pengering, sementara kipas blower bekerja untuk
mengalirkan udara panas dari heater keseluruh
ruang pengering. DHT21 secara kontinyu
memantau suhu dan kelembaban ruangan, jika
kelembaban telah mencapai titik set poin, maka
mikrokontroler mengirimkan perintah untuk
mematikan blower, heater, dan motor pengaduk,
dan ketiga komponen ini akan bekerja lagi ketika
kelembaban ruangan yang dipantau berada diatas
set poin.
Cara Kerja Sistem Secara Keseluruhan
Sistem ini bekerja dengan menerima data
temperatur dan kelembaban dari sensor DHT21.
Data dari sensor ini digunakan sebagai parameter
untuk menggerakan aktuator heater, blower, dan
pengaduk. Data ini kemudian ditampilkan oleh
LCD sebagai informasi kondisi kelembaban dan
temperatur ruang pengering. Heater dan blower
digunakan untuk menurunkan kelembaban dan
meningkatkan temperartur pada ruangan. Dengan
meningkatnya
temperatur
ruangan
maka
temperatur gabah juga akan naik sehingga
menyebabkan kelembaban pada gabah akan
berkurang. Pengaduk pada sistem ini digunakan
agar gabah dapat kering secara merata.
Perancangan Hardware
Perancangan hardware terbagi menjadi
rangkaian relay, rangkaian lcd, rangkaian driver
motor, heater, blower, pengaduk, sensor suhu dan
kelembaban dht21, arduino uno r3, dan platform
pengering gabah.
Rangkaian Relay
Relay merupakan saklar remote listrik yang
memungkinkan pengguna arus kecil seperti
Arduino Uno R3, mengontrol arus yang lebih
besar seperti heater. Karena heater yang
digunakan adalah heater AC maka diperlukan
relay sebagai saklar yang dapat dikontrol oleh
Arduino Uno R3. Namun relay belum dapat
dikontrol oleh Arduino Uno R3 secara langsung,
karena arus output Arduino Uno R3 sangat kecil
sehingga diperlukan rangkaian tambahan, berikut
rangkaian relay.

Gambar 1. Blok Diagram Sistem

Ebiet Van Heriyanto, Harianto, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 121

Rangkaian Driver Motor


Output Arduino Uno R3 memiliki arus
yang lemah sehingga tidak dapat menggerakan
motor, agar dapat menggerakan motor Arduino
Uno R3 memerlukan rangkaian driver motor.
Rangkaian driver motor merupakan bagian
penting dalam penggerakan aktuator. Aktuator
yang digerakan dengan driver motor yakni
blower.

Gambar 2.Rangkaian Relay


Transistor bipolar adalah komponen
yang bekerja berdasarkan ada-tidaknya arus
pemicuan pada kaki Basisnya. Pada aplikasi
driver relay, transistor bekerja sebagai saklar
yang pada saat tidak menerima arus pemicuan,
maka transistor akan berada pada posisi cut-off
dan tidak menghantarkan arus, Ic=0. Dan saat
kaki basis menerima arus pemicuan, maka
transistor akan berubah ke keadaan saturasi dan
menghantarkan arus. Pada Gambar 2 terdapat 2
buah transistor jenis NPN yang disusun secara
Darlington. Transistor ini berfungsi sebagai
saklar elektronik yang akan mengalirkan arus jika
terdapat arus bias pada kaki basisnya dan akan
menyumbat arus jika tidak terdapat arus bias pada
kaki basisnya.
Rangkaian Lcd
LCD merupakan media tampilan yang
menggunakan kristal cair sebagai media untuk
merefleksikan cahaya. LCD digunakan untuk
memonitor keadaan suhu dan kelembaban ruang
pengering gabah, dengan menampilkan nilai dari
temperature dan umidity. LCD dihubungkan pada
PORTD arduino. Gambar 3 menunjukkan
rangkaian LCD.

Gambar 4. Rangkaian Driver Motor


Pada Gambar 4 terdapat 2 buah diode
bridge yang digunakan untuk melindungi
tegangan dan arus yang dihasilkan oleh kumparan
pada motor DC. Diode ini nantinya akan
melindungi IC L293 agar tidak rusak, jika tidak
dipasang diode bridge maka IC L293 akan rusak.
Heater
Sistem ini menggunakan heater untuk
menaikan nilai suhu ruangan pada pengering.
Heater yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan arus AC, sehingga diperlukan relay
untuk mengontrol heater dengan Arduino Uno
R3.
Blower
Sistem ini menggunakan blower yang
diletakkan didepan heater bertujuan untuk
mempercepat proses pengeringan gabah, dan
menurunkan kelembaban ruangan. Blower yang
digunakan pada penelitian ini menggunakan arus
DC 24 volt. Blower ini nantinya akan diatur
kecepatanya oleh Arduino Uno R3 menggunakan
motor driver.
Pengaduk
Sistem ini menggunakan pengaduk
untuk membantu proses pengeringan gabah,
gabah yang berada diruang pengering nantinya
akan diputar secara kontinyu menggunakan motor
dc 12 volt yang sudah dipasang gearbox untuk
membantu meringankan beban kerja dari motor
pengaduk.
Sensor Suhu Dan Kelembaban DHT21

Gambar 3. Rangkaian LCD

Ebiet Van Heriyanto, Harianto, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 122

Sistem ini menggunakan sensor DHT21


untuk pembacaan suhu dan kelembaban ruang
pengering gabah.
Arduino Uno R3
Arduino pada sistem ini digunakan
untuk mengontrol keseluruhan sistem. Pada
arduino uno r3 menggunakan ATmega328
sebagai microcontrollerrnya.
Platform Pengering Gabah
Platform pengering gabah ini dibuat
dengan ukuran 100x70 dengan panjang 100 cm,
lebar 70 cm, dan tinggi 70 cm, untuk tempat
pengering gabah menggunakan diameter 50 cm
dan panjang 60 cm.alat pengering gabah ini
mampu menampung 50 kg gabah. Platform
pengering gabah ini dilengkapi pengaduk dengan
menggunakan motor dc 12v yang berfungi untuk
mempercepat
proses
pengeringan
gabah.
Platform pengering gabah ditunjukan pada
Gambar 5.

Gambar 6. flowchart sistem pengering gabah

Gambar 5. Platform Pengering Gabah.


Perancangan Program
Perancangan
program
secara
keseluruhan yakni perancangan program arduino
uno r3. Perancangan secara keseluruhan bisa
dilihat lebih jelas melalui flowchart pada Gambar
6.

Blok Baca Sensor


Blok ini berisi tentang proses
pembacaan nilai sensor DHT21 dengan
menggunakan fungsi print_dht21. PORT yang
dibaca dalam proses ini adalah PORTD.
Blok

Perhitungan
Nilai
Suhu
Dan
Kelembaban
Perhitungan nilai suhu dan kelembaban
untuk sensor DHT21 telah terdapat di dalam
library Arduino. Proses perhitungan sensor
DHT21 (ambil dari datasheet)
Blok PWM Blower
Blok PWM merupakan blok untuk
mengatur kecepatan putaran blower. Jika
kelembaban mendekati target yang diharapkan
maka kipas akan menjadi pelan seiring penurunan
kelembaban.
Penampil Suhu Dan Kelembaban
Blok tampil data berisi tentang proses
penampilan data yang telah tersimpan dalam
variable temp dan hum. LCD yang digunakan
pada proses penampilan data adalah LCD dengan

Ebiet Van Heriyanto, Harianto, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 123

ukuran 16x2
komunikasi I2c.

yang

sudah

menngunakan

Prosedur Evaluasi
1.
Pengujian Arduino Uno R3
Pengujian sistem arduino uno r3 dilakukan
dengan memprogram sistem arduino uno r3 untuk
membuat Pin.4 menjadi nilai positif negative 0
dan 1 yang diulang-ulang dengan delay
100ms.kemudian Pin.4 akan diukur dengan
avometer.
2.

Pengujian LCD
Pengujian LCD menggunakan arduino uno
r3 sebagai alat untuk memerintahkan LCD
menampilkan beberapa karakter. Pada pengujian
LCD ini arduino uno r3 diberi program untuk
menampilkan karakter pada tiap baris.
3.
Pengujian
Sensor
Temperatur
dan
Kelembaban
Pengujian
sensor
temperatur
dan
kelembaban dilakukan dengan membandingkan
sensor DHT21 dengan hygrometer digital.
Masukkan probe sensor DHT21 dan hygrometer
digital ke dalam ruang pengering gabah.
Nyalakan pemanas pada ruang pengering dan
amati perubahan pada hygrometer digital dan
LCD yang menampilkan nilai DHT21, kemudian
catat perbandingan perubahan suhu dan
kelembabannya.
4.

Pengujian Blower
Pengujian blower dilakukan dengan
menyalakan pemanas pada ruang pengering
gabah sehinnga temperatur pada ruang pengering
meningkat. Pada pengujian ini, kecepatan blower
akan diatur menggunakan PWM.
Ketika
kelembaban tinggi blower akan berputar cepati
dan kelembaban mencapai 10%Rh blower akan
berhenti.
5.

Pengujian Heater
Pengujian heater dilakukan dengan cara
memberikan catu daya 220 volt AC dari listrik
PLN, kemudian dihubungkan dengan relay yang
sudah diprogram pada arduino uno r3.
6.

Pengujian Pengaduk
Pengujian pengaduk dilakukan dengan cara
memberikan catu daya dari power supply untuk
memutar motor DC 12 volt yang sudah dipasang
gearbox sehinnga putaran pengaduk lebih ringan.

7.

Pengujian Sistem Secara Keseluruhan


Pengujian sistem menggunakan 5kg gabah
basah dimasukkan kedalam ruang pengering,
pengambilan data dilakukan setiap 25 menit
untuk mendapatkan nilai kelembaban ruang dan
kelembaban gabah. pengukuran nilai suhu dan
kelembaban ruang diamati sampai proses selesai.
Pada proses ini akan diukur seberapa cepat sistem
dapat menurunkan kelembaban ruang pengering
mencapai 10% RH.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berikut ini adalah hasil dan pembahasan
dari rancang bangun alat pengering gabah dengan
pengendali suhu dan ruang berbasis arduino uno
yang telah selesai dibuat :
Pengujian Sistem Keseluruan
Pengujian sistem menggunakan 5kg
gabah basah dimasukkan kedalam ruang
pengering, pengambilan data dilakukan setiap 25
menit untuk mendapatkan nilai kelembaban ruang
dan kelembaban gabah. pengukuran nilai suhu
dan kelembaban ruang diamati sampai proses
selesai. Pada proses ini akan diukur seberapa
cepat sistem dapat menurunkan kelembaban
ruang pengering mencapai 10% RH.
Tujuan
Pengujian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
kemampuan
sistem
dalam
mengontrol kelembaban ruang pengering dan
seberapa cepat sistem dapat menurunkan
kelembaban gabah.
Alat yang Digunakan
1. Arduino Uno R3
2. Catu daya
3. LCD
4. Hygrometer
5. Sensor suhu dan kelembaban DHT21
7. Stopwatch
8. Perangkat Lunak (Arduino IDE)
9. heater
10. blower
10. PC / Laptop
11. Kabel USB Board Arduino Uno
12. Driver Motor
13. Rangkaian Relay
14. Miniatur Pengering Gabah
Prosedur Pengujian
1.
Download Program ke Arduino Uno R3
(Program sistem keseluruhan dapat dilihat
pada Lampiran)
Ebiet Van Heriyanto, Harianto, Pauladie Susanto
JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 124

2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.

Hubungkan power supply pada stop kontak.


Hubungkan heater dengan stop kontak.
Masukkan gabah basah 5 kg ke dalam ruang
pengering.
Aktfikan stopwatch.
Amati pergerakan kecepatan blower dan
panas dari heater.
Amati perubahan suhu dan kelembaban
ruang setelah sistem dinyalakan.
Catat waktu yang diperlukan untuk
merunkunkan kadar air ruang pengering
gabah mencapai kelembaban 10% RH.

Hasil Pengujian Sistem Keseluruhan


Tabel 1. Hasil pengujian kelembaban ruang
pengering dan kelembaban gabah

No

Kelembaban
Gabah
Menit
%RH

Ruang
%RH

94.0

84.3

25

52.0

26.5

50

52.0

26.5

75

40.0

31.3

100

38.0

19.0

125

35.0

28.2

150

19.2

18.0

175

19.2

13.0

Berdasarkan table 1 diatas dibutuhkan


waktu pengeringan 175 menit untuk menurunkan
kelembaban ruang menjadi 13 %RH dan
kelembaban gabah mencapai 19.2 %RH. Pada
sistem ini tidak dapat mencapai kelembaban
gabah 14 %RH terjadi karena uap air tidak dapat
keluar dari tabung pengering sehingga harus
ditambahkan exhaust atau blower untuk
mengeluarkan kelembaban pada ruang pengering
gabah.

KESIMPULAN
Setelah melalui beberapa proses perencanaan,
pembuatan dan pengujian alat serta dari data yang
didapat dari perencanaan dan pembuatan maka
dapat disimpulkan:
1. Tingkat kesalahan pembacaan kelembaban
sebesar 11,5 %RH, sehingga tingkat akurasi
sensor DHT21 mencapai 88,5 %RH dan
Tingkat kesalahan pembacaan suhu sebesar

5.05 C, sehinggan tingkat akurasi sensor


DHT21 mencapai 94.95 C.
2. Dibutuhkan waktu pengeringan 175 menit
untuk menurunkan kelembaban ruang
menjadi 13 %RH dan kelembaban gabah
mencapai 19.2 %RH. Pada sistem ini tidak
dapat mencapai kelembaban gabah 14 %RH
terjadi karena uap air tidak dapat keluar dari
tabung
pengering
sehingga
harus
ditambahkan exhaust atau blower untuk
mengeluarkan kelembaban pada ruang
pengering gabah.

DAFTAR PUSTAKA
A.A.K., 2006, Budidaya Tanaman Padi, Kanisius,
Yogyakarta.
Adimas Radix & Teguh Hidayat Iskandar. 2010.
RANCANG BANGUN MESIN
PENGERING
PADI
BERBASIS
MIKROKONTROLER MCS-51.Stikom
Surabaya.
Arduino.cc. 2013. Software Arduino IDE,
[online]
(http://arduino.cc/en/main/software,
diakses tanggal 22 November 2013)
Arduino.cc. 2013. Arduino Program DHT21,
[online], (http://
arduino.cc/Main/DHTLib, diakses
tanggal 22 November 2013)
Bambang S. dkk. 2007. Deskrispsi Varietas Padi,
Balai Besar Penelitian Tanaman padi,
Subang.
Banzi, M. 2009. Getting Started with Arduino.
America: O'Reilly.
Brooker, D. B. 1973. Drying Cereal Gram. The
AVI
Publishing
Company,
Inc.
Westport. Connecticut.
Brubaker, J. E. dan Pos, J. Determining The
Static Coefficient of Friction of Grains
on Structural Surface. Trans. New York.
Petruzella. Frank D. 2002. ELEKTRONIC
INDUSTRI. Yogyakarta: ANDY
Yogyakarta.
Sant, Hary. 2013. Cara Kerja Relay. (online).
(http://www.elangsakti.com/
2013/03/pengertian-fungsi-prinsip-dancara.html, diakses 12 Desember 2013).
Vishay. 2002. 16 x 2 LCD Character. (online).
(http://www.engineersgarage.
com/sites/default/files/LCD%2016x2.pd
f, diakses 12 desember 2013).

Ebiet Van Heriyanto, Harianto, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 125

Anda mungkin juga menyukai