Adanya Masyarakat Ekonomi Asean, seluruh Negara di Asean dituntut untuk
mempunyai kualitas pendidikan yang bagus dan berkualitas dengan indicator
dapat menciptakan SDM yang terampil, mempuni dan professiona. Pemerintah dalam hal membuat kebijakan telah membuat peraturan perundang-undangan untuk menciptakan SDM sesuai kebutuhan dalam menghadapi MEA. Peraturan tersebut seperti Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pendidikan Tinggi. Pada pasal 1, angka 18 disebutkan bahwa standard pendidikan tinggi nasional meliputi standar nasional pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Standar spesifik yang diatur dipasal lain seperti pendidikan jarak jauh (Pasal 31 ayat 3), kurikulum (Pasal 35 ayat 2, Pasal 36), penjaminan mutu (Pasal 52), beberapa acuan standar pendidikan tinggi (Pasal 54), akreditasi (Pasal 55 dan 56 ayat 4), pengangkatan dosen (Pasal 71), akuntabilitas (Pasal 78 ayat 2), standar satuan biaya PTN (Pasal 88), dan penjaminan mutu di mana standar nasional pendidikan tinggi digunakan sebagai standar minimum perguruan tinggi (penjelasan Pasal 63 huruf d).
Berdasrkan Human Developmen Reports, Indonesia menempati peringkat 110 dengan
Human Develpmen Index (HDI) 0.684, Jauh tertinggal dari 3 negara Asean lainya yaitu Singapura, Malaysia, dan Thailand. Singapure berada diperingat 11 dengan Human Developmen Index (HDI) 0.912, Malaysia diperingkat 62 dengan Human Develpmen Index (HDI) 0,778, dam Thailand diperingkat 93 dengan Human Develpmen Index (HDI) 0.726 Pasal 1, angka 18, undangundang tersebut mendefinisikan tentang standar pendidikan tinggi yang. Kemudian yang secara spesifik ditegaskan harus mengikuti standar ialah