Anda di halaman 1dari 7

Sejarah Perjalanan Hidup Nabi Muhammad SAW

Sejarah Nabi Muhammad Nabi Muhammad adalah Nabi Allah atau Rasul yang terakhir,
pembawa ajarah islam. Menurut sejarah biografi tradisional Muslimnya (dalam bahasa Arab disebut
sirah), beliau lahir pada tahun gajah yaitu sekitar 20 April 570/571, di Mekkah (Makkah) dan
wafat pada 8 Juni 632 di Madinah. Ketika Muhammad masih dalam kandungan ibunya (Aminah
Binti Wahab) ayahnya (Abdullah) meninggal dunia dalam perjalanan dagang di Yatsrib. Pada usia
enam tahun, ibu Muhammad (Aminah) meninggal dunia sepulang dari kepergiannya ke Yatsrib
(Madinah) untuk mengunjungi keluarganya dan ziarah ke makam ayahnya. Setelah ibunya
meninggal, Muhammad di rawat oleh kakeknya yaitu Abdul Muththalib, dan selepas kakeknya
meninggal, beliau dijaga/dirawat oleh pamannya yang bernama Abu Thalib. Nabi Muhammad
merupakan salah satu Nabi Ulul Azmi
Sebelum masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua julukan dari para kaum Quraisy yaitu AlAmin yang artinya orang yang dapat dipercaya dan As-Saadiq yang artinya yang benar. Setelah
masa kenabian para sahabatnya memanggilnya dengan gelar Rasul All?h, kemudian
menambahkan kalimat Shalallaahu Alayhi Wasallam yang berarti semoga Allah memberi
kebahagiaan dan keselamatan kepadanya; sering disingkat S.A.W atau SAW) setelah
namanya (Muhammad SAW).
Dalam Buku The 100, karya Michael H. Hart, menetapkan Muhammad sebagai tokoh paling
berpengaruh sepanjang sejarah kehidupan manusia. Menurut Hart, Muhammad adalah satusatunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal agama maupun hal
duniawi. Dia memimpin bangsa yang awalnya terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa
maju yang bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi di medan pertempuran.
Pesan Sponsor

Sebagaimana tercantum dalam Wikipedia, ada beberapa hal yang dapat


mengenai sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW, diantaranya:
1.
Kelahiran
Nabi
2.
Berkenalan
dengan
3.
Nabi
Muhammad
Memperoleh
4.
Kerasulan
Nabi
5.
Nabi
Muhammad
Mendapatkan
6.
Nabi
Muhammad
Hijrah
ke
7.
Penaklukkan
8.
Mukjizat
Nabi
9.
Ciri-ciri
dan
Fisik
Nabi

kita

pelajari

Muhammad
Khadijah
Gelar
Muhammad
Pengikut
Madinah
Mekah
Muhammad
Muhammad

10.
Pernikahan
Nabi
11. Perbedaan Nabi Muhammad dengan Nabi dan Rasul Terdahulu

Muhammad

Sejarah
Nabi
Muhammad
1.
Kelahiran
Nabi
Muhammad
Para penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir di Tahun Gajah,
yaitu tahun 570 M. Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat
yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni,
maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah, meninggal dalam perjalanan dagang di Yatsrib,
ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan
biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.
Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib
(Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam
perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa
yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana. Setelah ibunya meninggal,
Muhammad dijaga oleh kakeknya, Abd al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh
pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala kambing-kambingnya disekitar
Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah,
Libanon dan Palestina).
Hampir semua ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Muhammad lahir di bulan Rabiulawal,
kendati mereka berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di kalangan Syiah, sesuai dengan arahan
para Imam yang merupakan keturunan langsung Muhammad, menyatakan bahwa ia lahir pada
hari Jumat, 17 Rabiulawal; sedangkan kalangan Sunni percaya bahwa ia lahir pada hari Senin, 12
Rabiulawal atau (2 Agustus 570M).
2.
Berkenalan
dengan
Khadijah
Ketika Muhammad mencapai usia remaja dan berkembang menjadi seorang yang dewasa, ia mulai
mempelajari ilmu bela diri dan memanah, begitupula dengan ilmu untuk menambah
keterampilannya dalam berdagang. Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukan dan dianggap
sebagai salah satu pendapatan yang stabil. Muhammad menemani pamannya berdagang ke arah
Utara dan secepatnya tentang kejujuran dan sifat dapat dipercaya Muhammad dalam membawa
bisnis perdagangan telah meluas, membuatnya dipercaya sebagai agen penjual perantara barang
dagangan penduduk Mekkah.
Seseorang yang telah mendengar tentang anak muda yang sangat dipercaya dengan adalah
seorang janda yang bernama Khadijah. Ia adalah seseorang yang memiliki status tinggi di suku
Arab dan Khadijah sering pula mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok daerah di tanah
Arab. Reputasi Muhammad membuatnya terpesona sehingga membuat Khadijah memintanya
untuk membawa serta barang-barang dagangannya dalam perdagangan. Muhammad dijanjikan
olehnya akan dibayar dua kali lipat dan Khadijah sangat terkesan dengan sekembalinya
Muhammad dengan keuntungan yang lebih dari biasanya.
Akhirnya, Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah kemudian mereka menikah. Pada saat itu
Muhammad berusia 25 tahun sedangkan Khadijah mendekati umur 40 tahun, tetapi ia masih
memiliki kecantikan yang menawan. Perbedaan umur yang sangat jauh dan status janda yang
dimiliki oleh Khadijah, tidak menjadi halangan bagi mereka, karena pada saat itu suku Quraisy
memiliki adat dan budaya yang lebih menekankan perkawinan dengan gadis ketimbang janda.
Walaupun harta kekayaan mereka semakin bertambah, Muhammad tetap sebagai orang yang
memiliki gaya hidup sederhana, ia lebih memilih untuk mendistribusikan keuangannya kepada halhal yang lebih penting.
3.
Nabi
Muhammad
Memperoleh
Gelar
Ketika Muhammad berumur 35 tahun, ia bersatu dengan orang-orang Quraisy dalam perbaikan
Kabah. Ia pula yang memberi keputusan di antara mereka tentang peletakan Hajar al-Aswad di

tempatnya. Saat itu ia sangat masyhur di antara kaumnya dengan sifat-sifatnya yang terpuji.
Kaumnya sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang artinya orang
yang dapat dipercaya.
Diriwayatkan pula bahwa Muhammad percaya sepenuhnya dengan ke-Esaan Tuhan. Ia hidup
dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Ia menyayangi
orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha
menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang biasa di kalangan bangsa Arab
pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain,
sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq yang memiliki arti yang benar.
4.
Kerasulan
Nabi
Muhammad
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan
dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua Hira sebuah
gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur.
Ia bisa berhari-hari bertafakur dan beribadah disana dan sikapnya itu dianggap sangat
bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut dan di sinilah ia sering berpikir
dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.
Pada suatu malam sekitar tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611, ketika Muhammad sedang
bertafakur di Gua Hira, Malaikat Jibril mendatanginya. Jibril membangkitkannya dan
menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Ia diminta membaca. Ia menjawab, Saya tidak bisa
membaca. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya
tetap sama. Akhirnya, Jibril berkata:
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis,
membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Al-Alaq 96: 1-5)
Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika itu ia berusia 40 tahun 6
bulan 8 hari menurut perhitungan tahun kamariah (penanggalan berdasarkan bulan), atau 39
tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun syamsiah (penanggalan berdasarkan matahari).
Setelah pengalaman luar biasa di Gua Hira tersebut, dengan rasa ketakutan dan cemas
Muhammad pulang ke rumah dan berseru pada Khadijah untuk menyelimutinya, karena ia
merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara bergantian. Setelah hal itu lewat, ia
menceritakan
pengalamannya
kepada
sang
istri.
Untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad mendatangi saudara
sepupunya, yaitu Waraqah bin Naufal, yang banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari
kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Muhammad, Waraqah pun
berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan
bahwa An-Nms al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan
bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.
Wahyu turun kepadanya secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Wahyu tersebut
telah diturunkan menurut urutan yang diberikan Muhammad, dan dikumpulkan dalam kitab
bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al- Qur??n (bacaan). Kebanyakan ayat-ayatnya
mempunyai arti yang jelas, sedangkan sebagiannya diterjemahkan dan dihubungkan dengan ayatayat yang lain. Sebagian ayat-ayat adapula yang diterjemahkan oleh Muhammad sendiri melalui
percakapan, tindakan dan persetujuannya, yang terkenal dengan nama As-Sunnah. Al-Quran dan
As-Sunnah digabungkan bersama merupakan panduan dan cara hidup bagi mereka yang
menyerahkan diri kepada Allah, yaitu penganut agama Islam.
5.
Nabi
Muhammad
Mendapatkan
Pengikut
Selama tiga tahun pertama, Muhammad hanya menyebarkan agama terbatas kepada temanteman dekat dan kerabatnya. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran
Muhammad adalah para anggota keluarganya serta golongan masyarakat awam, antara lain
Khadijah, Ali, Zaid bin Haritsah dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Muhammad

mengumumkan secara terbuka agama Islam. Banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti Abu Bakar,
Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidah bin Harits, Amr bin Nufail
masuk Islam dan bergabung membela Muhammad. Kesemua pemeluk Islam pertama itu disebut
dengan As-Sabiqun al-Awwalun.
Akibat halangan dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah, sebagian orang Islam disiksa, dianiaya,
disingkirkan dan diasingkan. Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pengikutnya membuat
lahirnya ide berhijrah (pindah) ke Habsyah. Negus, raja Habsyah, memperbolehkan orang-orang
Islam berhijrah ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah.
Muhammad sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Madinah, kota yang berjarak sekitar 200 mil (320
km) di sebelah Utara Mekkah.
6.
Nabi
Muhammad
Hijrah
ke
Madinah
Di Mekkah terdapat Kabah yang telah dibangun oleh Nabi Ibrahim. Masyarakat jahiliyah Arab dari
berbagai suku berziarah ke Kabah dalam suatu kegiatan tahunan, dan mereka menjalankan
berbagai tradisi keagamaan mereka dalam kunjungan tersebut. Muhammad mengambil peluang ini
untuk menyebarkan Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan seruannya ialah sekumpulan
orang dari Yathrib (dikemudian hari berganti nama menjadi Madinah). Mereka menemui
Muhammad dan beberapa orang Islam dari Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah secara
sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk melindungi Islam,
Rasulullah
(Muhammad)
dan
orang-orang
Islam
Mekkah.
Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Mekkah. Mereka
menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu
pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka
mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yathrib. Muhammad akhirnya setuju
untuk berhijrah ke kota itu.
Mengetahui bahwa banyak masyarakat Islam berniat meninggalkan Mekkah, masyarakat jahiliyah
Mekkah berusaha menghalang-halanginya, karena beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah ke
Yathrib, orang-orang Islam akan mendapat peluang untuk mengembangkan agama mereka ke
daerah-daerah yang lain. Setelah berlangsung selama kurang lebih dua bulan, masyarakat Islam
dari Mekkah pada akhirnya berhasil sampai dengan selamat ke Yathrib, yang kemudian dikenal
sebagai Madinah atau Madinatun Nabi (kota Nabi).
Di Madinah, pemerintahan (kalifah) Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad. Umat Islam
bebas beribadah (salat) dan bermasyarakat di Madinah. Quraish Makkah yang mengetahui hal ini
kemudian melancarkan beberapa serangan ke Madinah, akan tetapi semuanya dapat diatasi oleh
umat Islam. Satu perjanjian damai kemudian dibuat dengan pihak Quraish. Walaupun demikian,
perjanjian itu kemudian diingkari oleh pihak Quraish dengan cara menyerang sekutu umat Islam.
7.
Penaklukan
Mekkah
Pada tahun ke-8 setelah berhijrah ke Madinah, Muhammad berangkat kembali ke Makkah dengan
pasukan Islam sebanyak 10.000 orang. Penduduk Makkah yang khawatir kemudian setuju untuk
menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat Muhammad kembali pada tahun
berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ia kembali maka ia
menaklukkan Mekkah secara damai. Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji,
memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling Kabah, dan kemudian memberikan amnesti
umum dan menegakkan peraturan agama Islam di kota Mekkah.
8.
Mukjizat
Nabi
Muhammad
Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan irhasat (pertanda) akan datangnya
seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab suci
ajaran samawi, kemudian dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa didalam kandungan, masa
kecil dan remaja. Kemudian Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama kenabiannya.
Dalam syariat Islam, mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Quran, karena pada masa itu
bangsa Arab memiliki kebudayaan sastra yang cukup tinggi dan Muhammad sendiri adalah orang

yang buta huruf, yang diyakini oleh umat muslim mustahil dikarang olehnya. Selain itu,
Muhammad juga diyakini pula oleh umat Islam pernah membelah bulan pada masa penyebaran
Islam di Mekkah dan melakukan Isra dan Miraj dalam waktu tidak sampai satu hari. Kemampuan
lain yang dimiliki Muhammad adalah kecerdasannya mengenai ilmu ketauhidan.
9.
Fisik
dan
ciri-ciri
Muhammad
Berikut adalah penggambaran sosok Muhammad dari salah satu istinya yaitu Aisyah, sepupunya Ali
bin Abi Thalib, para sahabatnya, serta orang terakhir yang masih hidup yang kala itu sempat
melihat sosoknya secara langsung, yaitu Abu Taufik.
Aisyah dan Ali bin Abi Thalib telah merincikan ciri-ciri fisik dan penampilan keseharian Muhammad,
di antaranya adalah rambut ikal berwarna sedikit kemerahan, terurai hingga bahu. Kulitnya putih
kemerah-merahan, wajahnya cenderung bulat dengan sepasang matanya hitam dan bulu mata
yang panjang. Tidak berkumis dan berjanggut sepanjang sekepalan telapak tangannya.
Tulang kepala besar dan bahunya lebar. Tubuhnya tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu
pendek, berpostur kekar sangat indah dan pas dikalangan kaumnya. Bulu badannya halus
memanjang dari pusar hingga dada. Jemari tangan dan kaki tebal dan lentik memanjang.
Apabila berjalan cenderung cepat dan tidak pernah menancapkan kedua telapak kakinya, beliau
melangkah dengan cepat dan pasti. Apabila menoleh, ia menolehkan wajah dan badannya secara
bersamaan. Di antara kedua bahunya terdapat tanda kenabian dan memang ia adalah penutup
para nabi. Ia adalah orang yang paling dermawan, paling berlapang dada, paling jujur ucapannya,
paling bertanggung jawab dan paling baik pergaulannya. Siapa saja yang bergaul dengannya pasti
akan menyukainya.
Setiap orang yang bertemu Muhammad pasti akan berkata, Aku tidak pernah melihat orang yang
sepertinya, baik sebelum maupun sesudahnya. Begitulah Muhammad di mata khalayak, akhlaknya
yang
sangat
mulia
digambarkan
dalam
salah
satu
ayat
Al-Quran:
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (Al-Qalam: 4)
Dalam hadits riwayat Bukhari, Muhammad digambarkan sebagai orang yang berkulit putih dan
berjenggot hitam dengan uban.
Dalam satu hadits diterangkan mengenai corak fisik Muhammad, yaitu ia bertubuh sedang,
kulitnya berwarna cerah tidak terlalu putih dan tidak pula hitam. Rambutnya berombak. Ketika
Muhammad wafat uban yang tumbuh di rambut dan janggutnya masih sedikit.
Anas juga mengatakan bahwa Muhammad memiliki tinggi sedang, tidak tinggi sekali ataupun
pendek, tegap. Bila ia berjalan sangat gesit dengan tubuh condong sedikit kedepan.
Baraa bin Aazib mengatakan bahwa Muhammad memiliki tinggi yang sedang, dengan tulang
pundak bidang. Rambutnya cukup tebal, panjang sampai batas telinga.
Ali bin Abi Thalib meriwayatkan bahwa Muhammad tidaklah tinggi dan juga pendek. Telapak
tangan dan kaki beliau padat berisi. Ia memiliki kepala yang agak besar dan kuat. Bulu-bulu halus
tumbuh di dadanya dan terus kebawah sampai pusar. Jika berjalan, melangkahnya seolah-olah
seperti turun (meloncat) dari suatu ketinggian. Ditambahkan pula bahwa Ali belum pernah melihat
orang sepertinya di antara sahabatnya sesudah wwafatnya Muhammad.
Ali menambahkan bahwa Muhammad memiliki rambut lurus sedikit berombak. Tidak gemuk dan
tidak terlalu besar, berperawak baik dan tegak. Warna kulit cerah, matanya hitam dengan bulu
mata yang panjang. Persendian tulang yang kuat dada, tangan dan kakinya kekar. Tidak memiliki
bulu yang tebal tetapi hanya tipis dari dada sampai pusarnya. Jika berbicara dengan seseorang,
maka ia akan menghadapkan wajahnya keorang tersebut dengan penuh perhatian. Diantara
bahunya ada tanda kenabian. Muhammad orang yan baik hatinya dan paling jujur, orang yang
paling dirindukan dan sebaik-baiknya keturunan. Siapa saja yang mendekati dan bergaul
dengannya maka akan langsung merasa terhormat, khidmat, menghargai dan mencintainya.

Hind bin Abi Halah mendapat cerita dari Hasan bin Ali mengatakan bahwa Muhammad memiliki
pribadi mulia dan sangat agung jika orang melihatnya. Wajahnya bercahaya seperti bulan
purnama. Ia sedikit lebih tinggi dari rata-rata orang tapi lebih pendek dari orang yang jangkung.
Kepalanya lebih besar dari rata-rata orang dan rambutnya agak keriting (berombak) agak panjang
hingga mencapai kuping dan dibelah tengah. Kulit berwarna cerah dahinya agak lebar. Alis
matanya melengkung hitam dan tebal, di antara alisnya nampak urat darah halus yang berdenyut
bila sedang emosi.
Hidungnya agak melengkung dan mengkilap jika terkena cahaya serta tampak agak menonjol jika
pertama kali melihatnya padahal sebenarnya tidak. Berjanggut tipit tapi penuh rata sampai pipi.
Mulutnya sedang, giginya putih cemerlang dan agak renggang. Pundaknya bagus dan kokoh,
seperti dicor perak. Anggota tubuh lainnya normal dan proporsional. Dada dan pinggangnya
seimbang dengan ukurannya. Tulang belikatnya cukup lebar, bagian-bagian tubuhnya tidak
tertutup bulu lebat, bersih dan bercahaya. Kecuali bulu halus yang tumbuh dari dada hingga pusar.
Lengan dan dada bagian atas berbulu. Pergelangan tangannya cukup panjang, telapak tangannya
agak lebar serta tangan dan kakinya berisi, jari-jari tangan dan kaki cukup langsing. Jika berjalan
agak condong kedepan melangkah dengan anggun serta berjalan dengan cepat dan sering melihat
kebawah dari pada keatas. Jika berhadapan dengan orang maka ia memandang orang itu dengan
penuh perhatian dan tidak pernah melototi seseorang dan pandangannya menyejukkan. Selalu
berjalan agak dibelakang, terutama jika saat melakukan perjalanan jarak jauh dan ia selalu
menyapa orang lain terlebih dahulu.
Dari kisah Jabir bin Samurah meriwayatkan bahwa Muhammad memiliki mulut yang agak lebar, di
matanya terlihat juga garis-garis merahnya, serta tumitnya langsing. Jabir (ra) juga meriwayatkan
bahwa ia berkesempatan melihat Muhammad di bawah sinar rembulan, ia juga memperhatikan
pula rembulan tersebut, baginya Muhammad lebih indah dari rembulan tersebut.
Abu Ishaq mengemukakan bahwa, Baraa bin Aazib pernah berkata, bahwa rona Muhammad lebih
mirip purnama yang cerah.
Abu Hurairah mengatakan bahwa Muhammad sangatlah rupawan, seperti dibentuk dari perak.
Rambutnya cenderung berombak dan Abu Hurairah belum pernah melihat orang yang lebih baik
dari dan lebih tampan dari Muhammad, rona mukanya secemerlang matahari dan tidak pernah
melihat orang yang secepatnya. Seolah-olah tanah digulung oleh langkah-langkah Muhammad jika
sedang berjalan. Dikatakan jika Abu Hurairah dan yang lainnya berusaha mengimbangi jalannya
Muhammad dan nampak ia seperti berjalan santai saja.
Jabir bin Abdullah mengatakan, Muhammad pernah bersabda bahwa ia pernah menyaksikan
gambaran tentang para nabi. Diantaranya adalah Musa berperawakan langsing seperti orang-orang
dari Suku Shannah, dan melihat Isa yang mirip salah seorang sahabatnya yang bernama Urwah
bin Masud dan ketika melihat Ibrahim dikatakan sangat mirip dengan dirinya sendiri
(Muhammad), kemudian Muhammad juga mengatakan bahwa ia pernah melihat Malaikat Jibril
yang
mirip
dengan
Dehya
Kalbi.[24]
Said al Jahiri mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Taufik berkata bahwa pada saat ini
tidak ada lagi yang masih hidup orang yang pernah melihat secara langsung Muhammad kecuali
dirinya sendiri dan Muhammad memiliki roman muka sangat cerah dan perawakanna sangat baik.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa gigi depan Muhammad agak renggang tidak terlalu rapat dan jika
bericara nampak putih berkilau.
10.
Pernikahan
Nabi
Muhammad
Selama hidupnya Muhammad menikahi 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaan pendapat
mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yang berlangsung selama 25
tahun hingga Khadijah wafat. Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia, sehingga saat
meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib pamannya)
disebut sebagai tahun kesedihan.

Sepeninggal Khadijah, Muhammad disarankan oleh Khawla binti Hakim, bahwa sebaiknya ia
menikahi Sawda binti Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar, dimana Muhammad
akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu Muhammad tercatat menikahi beberapa wanita
lagi sehingga mencapai total sebelas orang, dimana sembilan di antaranya masih hidup
sepeninggal Muhammad.
Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito berpendapat bahwa sebagian besar perkawinan itu
dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik (sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan
penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih susah untuk menikah karena budaya yang
menekankan perkawinan dengan perawan).
11.
Perbedaan
dengan
nabi
dan
rasul
terdahulu
Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad diutus Allah untuk
menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia (QS. 34 : 28), sedangkan nabi dan rasul sebelumnya
hanya diutus untuk umatnya masing-masing (QS 10:47, 23:44) seperti halnya Nabi Musa yang
diutus Allah kepada kaum Bani Israil.
Sedangkan persamaannya dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan
Tauhid, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah atau diibadahi itu hanyalah Allah (QS
21:25).

Feb

Anda mungkin juga menyukai