Bahan:
- 2sdm beras
- 1 potong dadu (kurleb 2x2cm) labu siam.
- 1 paha ayam
Cara buat:
1. Pertama membuat kaldu dengan merebus paha ayam dengan 3 gelas air sampai
mendidih. Lalu buang airnya.
2. Rebus kembali ayam dengan 3 gelas air, tambahkan seledri yang diikat, bawang
daun (cincang kasar) dan 2 siung bawang putih (digeprek). Rebus dengan api kecil
hingga air bersisa 2 gelas. Sisihkan kaldu. (Kaldu bisa disimpan di ice cube dan
dibekukan untuk digunakan sampai 1 minggu ke depan)
3. Masak beras dengan 3 gelas air sampai mendidih. Kecilkan api. Sesekali aduk.
4. Jika bubur hampir matang masukan potongan labu yang sudah dicincang. Aduk.
5. Setelah matang. Angkat. Tunggu agak dingin.
6. Tambahkan ayam yang sudah dicincang dan air kaldu 2-3 sdm. Blender. Siap
disajikan
Cara membuat:
1. Masak beras dengan air sampai menjadi bubur
2. masukan brokoli dan tomat ke dalam bubur yang hampir matang.
3. Bubur yang telah matang ditambahkan telur dan kaldu. Blender. Siap disajikan.
*kaldu bisa di skip atau diganti air biasa untuk mengatur kekentalan.
Bubur Nasi ati bayam (6m+)
Kyaaa... Ini menu tinggi zat besi. Konon katanya bayi asi berpotensi ADB (anemia
defisiensi besi) atau kekurangan zat besi. Waaah kalo gitu asi bukan yang terbaik
dong? Eitsss... asi tetap makanan terbaik dan paling ramah buat pencernaan bayi
looh. Semua nutrisi dalam asi bisa diterima oleh tubuh bayi.
Wokey... Ini dia resepnya.
Bahan:
2sdm beras
1 potong dadu ati ayam. Rebus dengan daun salam dan sereh supaya wangi
4lembar bayam (ambil daunnya saja) dicincang kasar.
Cara membuat:
1. Cuci beras sampai bersih. Masak beras dengan 3 gelas air hingga mendidih.
2. Setelah mendidih kecilkan api. Aduk sesekali hingga airnya menyusut dan
mengental.
3. Masukkan bayam yang sudah dicincang ke dalam bubur yang hampir matang.
4. Setelah matang tambahkan ati ayam yang sudah direbus tadi.
5. Haluskan bubur. Lumatkan dengan blender atau saringan kawat.
Kukus ubi dan pir bersamaan. Saring/lumatkan di saringan kawat. Aduk rata.
Sajikan.
Sayur Pokcoy Saus Jagung (7m+)
Bahan:
3sdm beras, masak jadi bubur. Sisihkan.
2 ruas wortel, parut.
1 buah jagung manis, parut.
2 lbr daun pokcoy, ambil daunnya
1 potong tulang ayam
1 batang sereh, geprek.
1 lebar daun salam
1 siung bawang putih, geprek.
Cara membuat:
1. Rebus ayam sampai mendidih. Buang airnya.
2. Rebus kembali ayam dengan sereh, daun salam dan bawang putih dengan api
kecil sampai mendidih.
3. Masukkan jagung, wortel dan daun pokcoy yang sudah dicincang halus. Aduk
aduk sampai matang. Angkat.
4. Haluskan bersama bubur. Sajikan.
Bubur Ikan Merah
Ini dia meni double proteinnya Aysel
Bahan:
4sdm beras, dimasak menjadi bubur
1 genggam kacang merah
1 potong ikan patin
5 kuntum brokoli
1 siung bawang putih, geprek
1 batang seledri
1 lembar daun salam
1 batang serai, cuci bersih, geprek
Cara membuat:
1. Rebus ikan patin dengan daun salam dan serai sampai matang. Matikan kompor.
Sisihkan
2. Rebus kacang merah sampai empuk. Tambahkan seledri dan brokoli, masak
sampai brokoli empuk.
3. Haluskan dengan bubur. Sajikan.
Aysel sudah 8m, sudah saatnya perlu cemilan disamping makanan utamanya. Ini pertama
bunda buatkan camilan untuk Aysel. Lumayan sukses. Rasanya gurih mirip egg roll,
langsung lumer di mulut, cocok buat Aysel yang belum punya gigi.
2010 untuk panduan pemberian makan bagi bayi dan anak, yang dikenal dengan
prinsip AFATVAH :
AGE : MP-ASI diberikan saat bayi berusia 6 bulan berdasarkan kesiapan pencernaan bayi.
Resiko pemberian mp-asi dini sebelum usia 6 bulan akan dibahas tersendiri (Catatan: Bagi
beberapa bayi ada kemungkinan pemberian MP-ASI lebih awal dari 6 bulan jika ditemukan
indikasi-indikasi tertentu. Konsultasikan pada DSA anak). Pemberian MP-ASI telat bulan dapat
menyebabkan bayi tidak mendapat cukup nutrisi, sehingga mengalami defisiensi zat besi,
tumbuh kembang yang terlambat.
FREQUENCY : frekuensi pemberian makan.
seterusnya usia 6-9 bulan diberikan 2-3 kali makan sehari ditambah 1-2 x cemilan;
Di awal mp-asi berikan sebanyak 2-3 sdm dewasa per porsi makan;
usia 6-9 bulan bertahap mulai dari 3 sdm dewasa hingga 125 ml per porsi makan;
usia 9-12 bulan bertahap dari 125 ml hingga 250 ml per porsi makan.
TEXTURE : tekstur makanan, berdasarkan panduan WHO terbaru ini bayi langsung diberi
puree/bubur halus (lembut) tapi semi kental. Patokan kekentalan dilihat dari makanan yang tidak
langsung tumpah ketika sendok dibalik. Kekentalan berbanding lurus dengan banyaknya asupan
kalori dan nutrisi.
Setelah mulai makan beberapa minggu sampai usia 9 bulan, tekstur lebih kental berupa
bubur saring yang lebih bertekstur daripada bubur halus/lembut.
Mulai usia 9 bulan sudah bisa makanan yang dicincang halus, tidak keras dan mudah
dijumput oleh anak.
Diharapkan mulai usia 1 tahun anak sudah bisa makan makanan keluarga.
VARIETY: variasi keberagaman makanan diberikan sejak awal pemberian MP-ASI terdiri dari
karbohidrat, protein nabati (kacang-kacangan), protein hewani, sayuran dan buah, serta sumber
lemak tambahan. Keberagaman makanan diperlukan untuk keseimbangan antara masukan dan
kebutuhan gizi karena tidak ada 1 jenis makanan yang memiliki semua unsur gizi yang
dibutuhkan. Dengan mengonsumsi makanan yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis
makanan yang satu akan dilengkapi oleh zat gizi jenis makanan lainnya, sehingga diperoleh
masukan zat gizi yang seimbang.
Untuk perkenalan awal MP-ASI, paling lama 2 minggu pertama disarankan dikenalkan bubur
dan pure buah tunggal (dari satu jenis bahan) dengan frekuensi makan 1-2 kali sehari. Masa
pengenalan ini digunakan untuk pengenalan variasi sumber karbohidrat, sayuran dan buah.
Paling telat minggu ketiga sudah harus dikenalkan aneka protein, baik protein hewani maupun
protein nabati, dan sumber lemak tambahan dalam bentuk bubur halus/saring yang diberikan
bersama dengan karbohidrat dan sayuran dengan frekuensi makan 2-3 kali sehari dan mulai
dikenalkan 1 kali cemilan/makanan selingan.
Prinsip variasi keberagaman ini menjadi dasar atau panduan menyusun menu harian, untuk
mudahnya mari kita sebut sebagai panduan 4 bintang yang harus memenuhi tiga fungsi makanan
(disebut juga sebagai tri guna makanan : zat tenaga, zat pembentuk dan zat pengatur). Selalu
sertakan 1 bahan makanan dari setiap kelompok jenis makanan (kelompok bintang) dalam menu
harian MP-ASI dan makanan keluarga yang terdiri dari :
* Sumber hewani sebagai sumber pembentuk sel tubuh dan sumber zat besi (memenuhi
fungsi zat pembentuk)
*** Kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati dan mineral zat besi (memenuhi
fungsi zat pengatur)
**** Sumber vitamin A dari sayuran dan buah (memenuhi fungsi zat pengatur)
***** Lengkapi dengan unsur penunjang yaitu sumber lemak tambahan untuk menambah
kalori
Terkait dengan keberagaman bahan makanan, jika orang tua memiliki riwayat alergi terhadap
makanan tertentu, ada baiknya melakukan tunggu 2-3 hari saat mengenalkan makanan baru
pada bayi, khususnya makanan pemicu alergi pada orangtuanya. Jika tidak ada riwayat alergi
dalam keluarga, disarankan memberikan variasi makanan setiap harinya agar anak mendapatkan
variasi nutrisi sejak awal pemberian mp-asi.
Makanan pemicu alergi pada umumnya : telur, ikan laut, kacang-kacangan, beberapa buahbuahan golongan berry, tomat, jeruk dan jambu biji.
ACTIVE/RESPONSIVE : saat memberi makan, respon anak dengan senyum, jaga kontak mata,
kata-kata positif yang menyemangati. Beri makanan lunak yang bisa dipegang untuk merangsang
anak aktif makan sendiri.
HYGIENE : menyiapkan dan memasak makanan secara higienis. Pastikan makanan bebas
patogen, tidak mengandung racun/bahan kimia berbahaya, cuci bersih, masak dan simpan dengan
baik, cuci tangan ibu dan bayi sebelum makan.