Pada saat kampanye berlangsung calon dari parpol tertentu seringkali mengumbar janji-janji
serta visi misi yang membuat masyarakat memilih calon tersebut. Tapi hal ini tidak sejalan
dengan apa yang terealisasi dalam sistem pemerintahan yang terjadi. Kondisi ini lah yang
membuat jumlah suara golput akan pemilu semakin tinggi. Karena faktor individu seseorang
yang dahulunya pernah menaruh janji kepada masyarakat tersebut akan mewujudkan apa yang
di impikan, tapi hal itu tidak terlaksana dan tidak adanya perubahan yang detail. Ketidak ada
perubahan inilah yang membuat masyarakat kecewa dan berfikir bahwa tidak ada perubahan
apabila dia menggunakan hak suaranya pada pemilihan. Mungkin jika alasannya karena kecewa
terhadap pemerintahan yang ada akan menjadi persoalan tersendiri, sebaiknya para calon
dalam berkampanye tidak hanya menyerukan tentang visi misi yang di bawa, tapi harus
memberikan jaminan bagaimana jika program yang disampaikan dalam kampanye tidak berjalan
(pertanggung jawaban moral seorang pemimpin kepada rakyat) sehingga masyarakat tidak
terkecewakan.
Agar jumlah suara golput berkurang pentingnya dilakukan pemahaman tentang pentingnya
pemilu menjadi pekerjaan rumah bersama, sebaiknya pemerintah sebagai pihak penyelenggara
dari pemilihan menggandeng semua elemen masyarakat untuk mensosialisasikan hal tersebut
karena demokrasi adalah dari,oleh dan untuk rakyat. Serta pemahaman mengapa visi misi
tersebut tidak terlaksana agar tidak ada yang merasa di rugikan.
yang menolak untuk memilih. Alasan mengapa seseorang menjadi apatis adalah karena
ekonomi, karena tidak tahu, dank arena malas.
Salah satu alasan yang menyebabkan sikap apatis pada masyarakat umumnya adalah adanya
anggapan pada individu dan masyarakat bahwa partisipasi poitik adalah hal yang sia-sia. Hal ini
seringkali dikaitkan bahwa dengan pemilu dan aktivitas pemilih tidak akan berdampak lebih baik
pada diri pemilih.
kata
popularitas
=>
lebih
banyak
digunakan
dengan
hal-hal
yang
Citra di dalam politik sebenarnya lebih dari sekedar strategi untuk menampilkan kandidat kepada para pemilih.
Tetapi juga berkaitan dengan kesan yang dimiliki oleh pemilih baik yang diyakini sebagai hal yang benar atau
tidak. Artinya, citra lebih dari sekedar pesan yang dibuat oleh kandidat ataupun gambaran yang dibuat oleh
pemilih, tetapi citra merupakan negosiasi, evaluasi dan konstruksi oleh kandidat dan pemilih dalam sebuah
usaha bersama.
b.
c.
Kampanye interpersonal
Seperti pada kampanye yang dilakukan oleh media massa, melakukan kampanye pada tingkat interpersonal
melibatkan baik komunikasi tatap muka maupun komunikasi berperntara. Kita tidak boleh mengabaikan banyak
pertemuan yang dilakukan oleh kandidat dengan pers sebagai cara melakukan percakapan informal
interpersonal.
Kampanye organisasi
Dalam kampanye untuk pejabat tinggi negara bagian dan fideral, berbagai organisasi turut serta.
Akibat komunikasi persuasif dalam kampanye politik
Apa yang ditulis oleh Blumer, apapun pengaruh yang diberikan oleh penyajian media massa, bergantung
pada cara orang menerima dan menegani penyjian itu. Pengamatan yang sama berlaku bagi media intepersonal
dan media organisasi. Apa yang diperhitungkan orang dari penyajian media dan bagaimana orang
mengunakannya dalam menyusun citra politik adalah hal yang perlu kita ketahui, tetapi hampir tidak kita
ketahui, dalam hubunganya dengan konsekuensi komunikasi persuasif.
Dalam jangka pendek, orang memang belajar tentang politik selama kampanye pemilihan; mereka
memperoleh informasi baik mengenai kandidat maupun mengenai masalah yang dikemukakannya melalui
penyajian media. Dalam jangka yang lebih panjang diantara pemilihan-pemilihan, penyajian media
mendapatkan pokok-pokok masalah dalam agenda debat didepan umum, menyaring pandangan berbagai
komunikator politik mengenai keadaan segala sesuatu dan bagaimana seharusnya, dan menyajikan gambaran
berperantara, tangan kedua tentang peristiwa-peristiwa politik.
DISTORSI
Pertama, distorsi bahasa sebagai topeng
Distorsi adalah pemutar balikan fakta, dan distorsi masih bisa diperbaiki
Noise adalah gangguan yang tidak bisa diperkirakan
Jadi distorsi adalah pemutar balikan fakta terhadap suatu informasi untuk memperoleh keuntungan
Distorsi dalam kompol ada 4
-
distorsi bahasa sebagai topeng , yaitu bahasa yang menampilkan sesuatu lain dari yang
dimaksudkan atau berbeda dengan situasi sebenarnya
distorsi bahasa sebagai proyek lupa, yaitu lupa sebagai sesuatu yang dimanipulasikan untuk
mengalihkan sesuatu
distorsi bahasa sebagai representasi, yaitu distorsi ini terjadi bila kita melukiskan sesuatu
tidak sebagaimana mestinya
distorsi bahasa sebagai ideology, yaitu distorsi yang paling berbahaya karena
distorsi ini merubah pandangan dan perilaku orang yang dipengaruhi
cemungut ea