Anda di halaman 1dari 2

DASAR-DASAR AUDIT LAPORAN KEUANGAN

1. Akuntansi dan Pengauditan


Laporan keuangan dihasilkan dari proses pengukuran dan penilaian atas
peristiwa-peristiwa bisnis (transaksi) dan melaporkan dan mengungkapkan
hasil peristiwa bisnis itu dalam bentuk laporan keuangan. Transaksi bisnis
yang dicatat di bukti transaksi dicatat ke jurnal, kemudian dipos ke buku
besar dan buku pembantu. Selanjutnya data dari buku besar diiktisarkan
di neraca saldo untuk dilakukan penyesuaian dan koreksi atas kesalahan,
Untuk pemenuhan pelaporan, Laporan keuangan disusun berlandaskan
prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum, sehingga laporan
keuangan yang dihasilkan memiliki makna untuk membantu pengguna
laporan keuangan membuat keputusan. Perlu diingat bahwa laporan
keuangan banyak dipengaruhi estimasi dan pertimbangan professional.
Laporan keuangan dikomunikasikan kepada beragam pihak yang
membutuhkan informasi dari laporan keuangan. Laporan Keuangan dan
sistem yang menghasilkan laporan keuangan merupakan tanggungjawab
manajemen.
Audit merupakan proses yang sistematis untuk mengumpulkan bukti yang
objektif atas asersi manajemen di laporan keuangan. Audit dilakukan
sesuai dengan Standar Auditing yang ada di Buku Standar Profesional
Akuntan PublikSPAP). Aktivitas audit dimulai dengan memahami bisnis dan
industry klien. Pemahaman atas bisnis dan industry klien diperlukan untuk
memahami proses bisnis klien dan lingkungan yang melingkupinya.
Berdasarkan pemahaman ini, auditor mengumpulkan bukti-bukti terkait
asersi manajemen di laporan keuangan. Pengumpulan bukti didasarkan
pada program audit dan prosedur audit yang dirancang oleh auditor.
Bukti-bukti yang dikumpulkan melalui prosedur audit merupakan basis
auditor untuk menentukan apakah laporan keuangan disusun sesuai
dengan PABU. Berdasarkan pemahaman dan keyakinan auditor atas bukti
audit dan prosedur yang dilakukan, auditor menerbitkan opini atas laporan
keuangan klien apakah telah sesuai dengan PABU. Pada akhir audit,
auditor memberikan laporan auditor independen kepada pihak atau klien
yang menugaskan dan memberikan memberikan rekomendasi tambahan
kepada manajemen atau dewan direksi.
Informasi laporan keuangan harus bisa diverifikasi. Laporan keuangan
harus didukung oleh bukti-bukti yang menunjukkan nilai moneter yang
tertera di laporan keuangan. Auditor bisa melakukan audit apabila
memeroleh keyakinan bahwa laporan keuangan bisa diverifikasi ke buktibukti yang mendukung informasi di Laporan Keuangan. Dalam
menentukan apakah Laporan Keuangan bisa diverifikasi atau tidak, harus
juga disadari bahwa beberapa akun di laporan keuangan tidak memiliki
bukti otentik karena didasarkan pada estimasi dan pertimbangan.
Misalnya: akun akumulasi penyusutan dihasilkan dari setimasi atas umur
ekonomi dan nilai sisa serta pertimbangan professional dalam memilih
metode penyusutan. Dalam hal ini, verifikasi dilakukan atas kewajaran
melakukan estimasi dan pertimbangan serta konsistensi dalam
menggunakannya.

Meskipun laporan keuangan harus bisa diverifikasi, perlu disadari juga


bahwa laporan keuangan tidak bisa dikatakan benar atau salah. Hal ini
disebabkan laporan keuangan banyak menggunakan estimasi dan
pertimbangan serta bisa saja terjadi kesalahan manusiawi dalam
pencatatan transaksi. Untuk itulah, konsep penyajian wajar (fair
presentasion) digunakan untuk menilai laporan keuangan. Berapa batas
[enyajian wajar? Untuk itu ditetapkan batas materialitas, yaitu suatu
jumlah atau batas kesalahan yang bisa ditolerir yang tidak terlalu
memengaruhi kandungan informasi laporan keuangan bagi pihak-pihak
yang menggunakan laporan keuangan hasil audit.

Anda mungkin juga menyukai