12 Bab Ii Jilid
12 Bab Ii Jilid
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian Lahan
Lahan merupakan material dasar dari suatu lingkungan yang diartikan
berbeda. data penginderaan jauh sepert citra satelit, radar, dan foto udara sangat
berguna dalam pengamatan perubahan penggunaan lahan.
Perubahan fungsi lahan atau pergeseraan fungsi lahan adalah lahan yang
mengalami peralihan pemanfaatan misalnya pertanian yang disebabkan oleh
perubahan pola pemanfaatan lahan, faktor lain yang mempengaruhi adalah sarana
dan prasarana terhadap perkembangan kawasan (Husin dalam Rahayu 2010:16).
Haeruddin dalam Rahayu (2010) mengemukakan masalah lahan di
indonesia yaitu :
1.
2.
3.
Terdesaknya lahan pertania yang relatif subur oleh jenis penggunaan lahan
non pertanian di daerah perkotaan.
Perubahan penggunaan lahan yang cepat merupakan kenyataan banyak
kawasan.
Selain
itu,
Haeruddin
dalam
Rahayu
(2010)
2.
3.
Terdesaknya lahan pertanian yang relatif subur oleh jenis penggunaan lahan
non pertanian di daerah perkotaan.
Perubahan penggunaan lahan yang cepat merupakan kenyataan banyak
kota utama, kondisi topografi, kondisi hidrigrafi dan rencana tata ruang
wilayah yang berlaku.
2.
Invasi, terjadinya serbuan fungsi baru yang lebih besar dari tahap penetrasi
tetapi belum mendominasi fungsi utama, yang pada umumnya terjadi di
pinggiran kota meruapakn penggunaan lahan non urban menjadi
penggunaan lahan urban.
3.
Suksesi, terjadinya pergantian sama sekali dari fungsi lama ke fungsi baru.
4.
C.
2.
Menurut
Hermawan
(2012),
Faktor
yang
mendorong
perubahan
Wijaya dan Susilo (2013) mengatakan bahwa terdapat dua jenis faktor yang
mempengaruhi perkembangan lahan terbangun yakni faktor pendorong dan
faktor penghambat. Faktor pendorong berupa jarak terhadap pusat kegiatan,
10
jarak terhadap pusat industri, jarak terhadap pusat ekonomi, jarak terhadap
pusat kegiatan, jarak terhadap jalan utama, jarak terhadap jalan non utama
dan jarak terhadap lahan terbangun eksisting.
Sedangkan faktor
5.
6.
11
8.
9.
perkotaan :
1.
Faktor geografis
Menurut Zulkaidi dalam Rahayu (2010), Hidup dan matinya suatu kota
tidak lepas dari faktor ini, karena menyangkut sumber alam dan potensi
yang terdapat dalam lingkungan kota. Faktor geografis yang dimaksud,
karena berada dipersimpangan jalan, menyebabkan kota berkembang
dengan baik.
2.
Topografi
Menurut
Yunus
dalam
Rahayu (2010),
Salah satu
faktor
yang
datar dan bukan sebaliknya pada wilayah dengan kondisi topografi yang
tidak begitu datar. walaupun demikian, bukan berarti pada wilayah dengan
topografi yang tidak datar tidak terdapat permukiman atau perkembangan
fisik kota lainnya tetapi jika dibandingkan dengan daerah yang bertopografi
datar, perkembangannya tidak signifikan dari waktu ke waktu. Hoyt dalam
teori sektor menyatakan bahwa daerah permukiman yang bernilai sewa
tinggi cenderung berkembang ke arah bagian-bagian dari kota yang terbuka
untuk pengembangan lebih lanjut open country dan tidak terdappat
penghalang fisikal baik alami maupun artifisial, stabilitas tanahnya tinggi,
topografinya relatif datar atau mempunyai kemiringan yang kecil, air
tnahnya relatif dangkal, relief mikronya tidak menyulitkan untuk
pembangunan.
3.
4.
Faktor Fisik
a. Tumbuhnya pusat-pusat kegiatan
Pusat kegiatan baru yang terbentuk di daerah lain akan berkembang dan
meluas dengan pola tata guna tanahnya sendiri, hal ini disebabkan karena
masing-masing daerah kegiatan mempunyai latar belakang lingkungannya
sendiri. Pertumbuhan dasar tematis, pertumbuhan lateral suatu kota tipe ini
tidak mengikuti arah jalur transportasi yang ada, tetapi lebih banyak
dilatarbelakangi oleh keadaan khusus, sebagai contoh dengan didirikannya
beberapa pusat kegiatan yang berada di luar kota, seperti pariwisata,
perdagangan dan juga pendidikan sehingga akan menarik penduduk untuk
bertempat tinggal di daerah sekitarnya. Di lingkungan pusat kegiatan yang baru
ini akan timbul susasna perkotaan yang secara administratif mungkin terpish
dengan kota yang ada. Oleh karena itu, jarak atara pusat kegiatan yang baru
dengan daerah perkotaan yang lama bisa jadi tidak terlalu jauh, maka
pertumbuhan selanjutnya adalah pusat yang lama dengan pusat yang baru akan
bergabung menjadi satu (Raldi dalam Rahayu 2010:28).
b. Ketersediaan Fasilitas Dan Infrastruktur
Dalam suatu wilayah keberadaan sarana/fasilitas dan infrastruktur sangatlah
penting bagi masyarakat yang bermukim dan berkegiatan di dalamnya.
13
bergerak dari satu bagian kota ke bagian lainnya, atau sebaliknya dengan
aman, cepat dan nyaman; (2) dalam mencapai tujuan tidak dialami hambatan
dan di sepanjang lintasan dapat berhenti dengan aman. Akses juga dapat
digunakan sebagai ukuran atau pertanda keadaan perangkutan dalam kota.
Apabila akses baik, maka hubungan antarzona dalam kota dapat berjalan
dengan lancar. Ini mencerminkan keadaan perlalu-lintasan yang baik di kota
yang bersangkutan. Sebaliknya walaupun zone A dan zone B dihubungkan
oleh beberapa jalur jalan, tetapi bila untuk mencapai zone B dari zone A
diperlukan waktu sangat lama, sedangkan jarak dari zone A dengan zone B
dekat maka dapat dikatakan akses dari A ke B dikatakan rendah. Hal ini dapat
terjadi oleh karena lalu lintas antara A dan B terlalu macet atau kondisi
prasarana dan sarana lalu lintas tidak memadai atau karena sebab yang lain.
Faktor transportasi mempunyai peran yang besar terhadap perubahan
pemanfaatan lahan, khususnya pemanfaatan lahan agraris menjadi non agraris
di daerah pinggiran kota. Yang dimaksudkan dengan aksesibiltas dalam hal ini
adalah aksesibiltas fisikal. Aksesibilitas fisikal merupakan tingkat kemudahan
suatu lokasi dapat dijangkau oleh berbagai lokasi yang lain. Pengukuran
aksesibiltas fisikal dapat dilaksanankan dengan menilai prasarana dan sarana
transportasinya. semakin tinggi tingkat aksesibilitasnya, maka semakin kuat
daya tariknya sehingga perkembangan fisikalnya lebih intens bila dibandingkan
dengan daerah lain yang mempunyai pertumbuhan kota yang mengikuti
jaringan transportasi yaitu pola linear. Dalam pola linear jaringan transportasi
merupakan faktor pemicu perkembangan kota bukan hanya berupa prasarana
jalan tetapi juga termasuk sungai, garis pantai dan gunung penghalang (Yunus
dalam Rahayu 2010:30).
5. Faktor Ekonomi
a. Harga Lahan
Menurut Nurmandi dalam Yunus (1999) bahwa lahan ditentukan oleh
aksesibilitas pada jalur transportasi dan fasilitas umum, semakin baik
proksimitas atau kedekatan, semakin tinggi juga nilai jual tanah tersebut.
b. Mata Pencaharian Penduduk
15
Penulis/Sumber
Harini (2007) dalam Susilo
(2013)
2.
Hermawan (2012)
3.
4.
16
No.
Penulis/Sumber
dalam Karsidi (2004)
5.
Peruge (2013)
6.
Barlowe
(1986)
Peruge (2013:6)
dalam
7.
Silalahi
(1992)
Rahayu (2010:33)
dalam
8.
Sitorus
(1986)
Rahayu (2010)
dalam
9.
dalam
17
D.
1.
2.
Resolusi Tinggi
1)
Quickbird
Quickbird merupakan satelit resolusi tinggi dengan resolusi spasial 61
cm, mengorbit pada ketinggian 450 km. Satelit ini memiliki dua sensor
utama yaitu pankromatik dan multispektral serta 4 saluran (band).
18
2)
Worldview
Worldview adalah satelit yang memiliki resolusi spasial yang tinggi
GeoEye
GeoEye merupakan satelit pengamat bumi yang diluncurkan pada 6
september 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini
mampu memetakan gambar dengan resolusi yang sangat tinggi. GeoEye
juga merupkan satelit yang dikomersialkan dengan pencitraan gambar
tertinggi yang ada di orbit bumi.
4)
Ikonos
Ikonos merupakan satelit resolusi spasial tinggi yang merekam data
Resolusi Menengah
1)
19
2)
Serikat pada ketinggian 705 km di atas ekuator dengan periode orbit setiap
99 menit, dapat mencapai lokasi yang sama setiap 16 hari. Sejak tahun 2013
Landsat telah meluncurkan landsat 8 yang melengkapi landsat sebelumnya.
Landsat memiliki resolusi 30 m dan ukuran citra hasil perekaman berukuran
185 km x 185 km (1 scene).
3)
Alos
Alos merupakan citra yang dikembangkan oleh Jepang. Citra Alos ini
beberapa sensor yakni VNIR, SWIR dan TIR. Satelit ini memiliki
ketinggian orbit 707 km dengan sudut inklinasi 98,2 derajat.
c.
Resolusi Rendah
1)
20
terjadi, adalah dengan cara menginterpretasi dua citra yang berbeda waktu
perekamannya (multitemporal).
Citra satelit merupakan data yang diperoleh dari proses penginderaan jauh.
Terdapat beberapa jenis citra yang bisa dihasilkan. Penggunaan citra tersebut akan
dilakukan sesuai kebutuhan dan tujuan, misalnya untuk melihat penggunaan lahan
bisa digunakan citra landsat.
Citra landsat merupakan citra yang dibuat dari land satellite yang semula
disebut Earth Resources Technology Satellite (ERTS) yang mengorbit di
ketinggian 920 km. Citra satelit Landsat Thematic Mapper (TM ) mempunyai
resolusi 30 x 30 meter (satu pixel=pixel element) artinya objek yang ukurannya
lebih kecil dari 30 m tidak dapat dikenali (tidak tampak) dalam citra, sehingga
lahan sawah yang ukurannya kurang dari 30x30 meter tidak akan tampak/dikenali
pada citra satelit.
Beberapa keuntungan menggunakan citra Land Sattelite (Landsat) :
a.
b.
d.
Keseragaman waktu, landsat yang melewati daerah yang sama dalam jam
yang sama memungkinkan ketelitian dalam menilai erosi tanah, perubahan
daerah basah, pelaksanaan irigasi, monitoring berbagai produksi agraris dsb.
e.
f.
Penginderaan
multispektral,
dengan
cara
ini
dapat
meningkatkan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Kedua landsat ini digabungkan sehingga saling melengkapi, hal ini dikarenakan
ada beberapa kelebihan dan kekurangan di kedua landsat tersebut. Misalnya
dibandingkan versi-versi sebelumnya, landsat 8 memiliki beberapa keunggulan
khususnya terkait spesifikasi band-band yang dimiliki maupun panjang rentang
spektrum gelombang elektromagnetik yang ditangkap. Sebagaimana telah
diketahui, warna objek pada citra tersusun atas 3 warna dasar, yaitu Red, Green
dan Blue (RGB). Dengan makin banyaknya band sebagai penyusun RGB
komposit, maka warna-warna objek menjadi lebih bervariasi.
Berikut perbedaan berupa kelebihan dan kekurangan antara landsat 7 dan
landsat 8.
Tabel 2.
Perbedaan Band pada Landsat 7 dan Landsat 8
Landsat 7
Band Name
Landsat 8
Resolusi
(m)
Band Name
Resolusi
(m)
Band 1 Coastal
30
Band 1 Blue
30
Band 2 Blue
30
Band 2 Green
30
Band 3 Green
30
Band 3 Red
30
Band 4 Red
30
Band 4 NIR
30
Band 5 NIR
30
Band 5 SWIR 1
30
Band 6 SWIR 1
30
22
Landsat 7
Landsat 8
Band Name
Resolusi
(m)
Band Name
Resolusi
(m)
Band 7 SWIR 2
30
Band 7 SWIR 2
30
Band 8 Pan
15
Band 8 Pan
15
Band 9 Cirrus
30
Band 10 TIRS 1
100
Band 11 TIRS 2
100
Band 6 TIR
30/60
Tabel 3.
Perbedaan Kombinasi Band pada Landsat 7 dan Landsat 8
Kombinasi Band
Gambar
Warna
Landsat 5 dan 7
Landsat 8
Color Infrared:
4, 3, 2
5, 4, 3
Natural Color:
3, 2, 1
4, 3, 2
False Color:
5, 4, 3
6, 5, 4
False Color:
7, 5, 3
7, 6, 4
23
Kombinasi Band
Gambar
Warna
False Color:
Landsat 5 dan 7
Landsat 8
7, 4, 2
7, 5, 3
Sumber : USGS
Pada penelitian ini hanya terfokus pada dua jenis penggunaan lahan saja
yakni objek lahan terbangun dan lahan tidak terbangun (vegetasi) . Oleh karena
itu, untuk membedakan lahan terbangun dan bukan lahan terbangun dilakukan
interpretasi citra satelit. Interpretasi citra dilakukan dengan
menggunakan 2
komposit band baik dari citra landsat 7 maupun citra landsat 8 yakni true colour
dan false colour dengan asumsi warna yang berbeda. Berikut perbedaan secara
sistematis warna yang akan dihasilkan dari komposit band citra landsat:
Tabel 4.
Perbedaan Warna Komposit Band
Objek Lahan
terbangun
Objek Jalan
Tidak dapat
dibedakan/tersamarkan
dengan objek lahan
terbangun.
Sumber :
satelit.html
4.
http://reizapcd.blogspot.com/2012/04/kombinasi-band-dalam-citra-
dengan maksud mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.
Proses interpretasi penggunaan lahan dapat diklasifikasikan menurut USGS tahun
1972. Sistem ini dapat digunakan untuk citra dengan resolusi tinggi dengan skala
menengah (1:25.000 dan 1:10.000) seperti SPOT dan Quickbird. Penggunaan
24
Tabel 5.
Klasifikasi lahan menurut Anderson, 1976 :
Kelas Penggunaan Lahan
dalam penelitian
Lahan terbangun
Agriculture Land
Rangeland
Forest Land
Water
Wetland
Barren Land
Tundra
Perennial Snow
Perkotaan atau
lahan terbangun
Tingkat II
1. Permukiman
2. Perdagangan dan jasa
3. Industri
4. Transportasi, komunikasi dan umum
5. Kompleks industry dan perdagangan
6. Kekotaan campuran atau lahan bangunan
7. Kekotaan atau lahan bangunan lainnya
2.
Lahan pertanian
25
Tingkat I
Tingkat II
3. Tempat penggembalaan terkurung
4. Lahan pertanian lainnya
3.
Lahan peternakan
4.
Lahan hutan
5.
Air
6.
Lahan basah
7.
Lahan gundul
8.
Padang lumut
9.
Es atau salju
abadi
26
E.
2.
lebar/jarak masing-masing sisi dari suatu susunan sel (w). wj adalah lebar
dari sisi ke-j dari suatu susunan sel, dimana j = 1,2,3,...n (banyaknya sel) j.
3.
lebar dari tetangga terdekat suatu sel (d). (d)j adalah jarak tetangga terdekat
sepanjang sisi ke-J dari suatu susunan sel j.
4.
5.
27
Selain itu, menurut Liu (2009), cellular automata terdiri atas lima elemen
dasar pembentuknya, yaitu :
1.
Sel (The Cell), yaitu satuan spasial dasar dalam sebuah ruang selular. Sel-sel
dalam sebuah cellular automaton tersusun dalam sebuah mozaik spasial.
Gridiron dua dimensi adalah bentuk yang paling umum dari sebuah cellular
automata yang digunakan dalam pemodelan pertumbuhan kota dan
perubahan guna lahan. Bagaimanapun juga, susunan lain seperti cellular
automata satu dimensi juga dikembangkan untuk menggambarkan objek
linear seperti pemodelan lalu lintas kota.
2.
Keadaan (The State), menetapkan attributes dari sebuah sistem. Tiap sel
hanya dapat memiliki satu state dari sekumpulan states dalam satu waktu.
State bisa merupakan jumlah yang menunjukkan sebuah sifat. Dalam sebuah
model cellular automata perkotaan, state dari suatu sel dapat mewakili tipe
penggunaan lahan atau tutupan lahan, seperti urban atau rural, atau beberapa
tipe guna lahan yang spesifik; atau bisa juga digunakan untuk mewakili
cirilain dari suatu kawasan urban, seperti category sosial dari penduduk.
3.
von
Neumann
Neighbourhood
(4
sel)
dan
Moore
5.
28
i j, j-1
i-1, j
i-1,j+1
I, j -1
(i, j)
(i,j+1)
I+1, j-1
I+1, j
I+1, j+1
29
Neighborhood
Neighborhood
Central cell
Central cell
Bentuk Square
Bentuk Hexagonal
Keadaan
suatu
cellular
Gambar 2. Ilustrasi dari ukuran filter, (a) Filter 3x3, (b) Filter 5x5, (c) Filter 7x7, (d) Filter
Oktogonal 5x5, (3)Filter Oktogonal 7x7, (f) Filter Cros 4 tetangga terdekat. (Sumber: Jensen
1996waktu
dalam Peruge,
2013) dimana nilai variabel sel
automata bekerja dengan tahapan
yang diskrit,
automata sepenuhnya dipengaruhi oleh variabel yang dimiliki tiap sel. Cellular
30
1.
Geometri
Geometri adalah bentuk sel serta bentuk sistem yang disusun oleh sel-sel
State set
State set adalah himpunan keadaan atau status yang dapat dimiliki oleh
masing-masing sel cellula automata tersebut. status ini daat berupa angka maupun
sifat tertentu. Misalnya jika masing-masing sel merepresentasikan bagian suatu
hutan maka status dapat merepresentasikan misalnya jumlah binatang pada
masing-masing lokasi atau jenis pohon-pohon yang tumbuh disana. state set
haruslah berhingga (finite, terbatas) dan terhitung (countable, diskrit).
31
3.
Neighbourhood
Neighbourhood atau tetangga adalah sel-sel yang dapat mempengaruhi
status suatu sel pada cellular automata. Umumnya neighbourhood suatu sel hanya
meliputi sel-sel yang berada disekitarnya (jari-jari neighbourhood r, tidak besar).
Berdasarkan strukturnya, ada banyak macam neighbourhood yang telah dikenal
secara umum, antara lain untuk geometri dua dimensi.
a.
r=1
Inti sel
Moore Neighbourhood
Model ini dikembangkan oleh Edward F. Moore yang merupakan pelopor
teori cellular automata. Moore Neighborhood adalah konsep yang umum dan
popular digunakan. Pada proses simulasi dalam tingkat piksel, keaadaan suatu
piksel akan dipengaruhi keadaan piksel-piksel disekitrnya.
Moore Neighborhood adalah suatu bujur sangkar sederhana (biasanya
berukuran 3x3 piksel) yang digunakan untuk mendefinisikan satu set sel disekitar
satu sel (x0,y0). Biasanya digambarkan seperti arah mata angin. Jumlah sel yang
terdapat dalam cakupan area r, moore neighborhood adalah bujursangkar yang
jumlah selnya ganjil yakni 1, 9, 25, 49, 81 ....., (2r+1)2. r adalah jumlah sel yang
berada pada sel inti. Berikut gambar moore neighbourhood.
N = ( U (utara), TL (Timur laut), T (Timur), TG (Tenggara), S (Selatan, BD
(Barat Daya), B (Barat), BL (Barat Laut) ), r =1
32
Margolus Neighbourhood
Empat buah sel bergabung membentuk satu blok. neighbourhood suatu sel
adalah sel-sel lain yang berada pada blok yang sama dengan sel tersebut. Pada
setiap time-stepi, masing-masing blok berpindah secara diagonal sehingga blok
suatu sel berubah-ubah sesuai dengan genap atau ganjilnya time-step.
Pada gambar di bawah, sel-sel yang dikelilingi oleh kotak bergaris tebal
berada pada blok yang sama.
time-step 2k
time-step 2k+1
Fungsi Transisi
Fungsi transisi adalah aturan yang menentukan bagaimana status suatu sel
33
5.
F.
Rantai Markov
Rantai markov adalah suatu bidang paling mendasar dari studi tentang
probabilitas, yang saat ini juga telah berkembang dalam ilmu spasial, dan saat ini
banyak diterapkan di bidang penelitian perubahan tata guna lahan (land use
change). Dalam teori probabilitas statistik, yang dianalisis dalam proses markov
adalah fenomena yang berubah terhadap waktu secara acak untuk keadaan
tertentu. (Baja, 2012). Subclass penting rantai Markov adalah fenomena yang
berjalan acak (Random walks). Teori ini dicirikan dengan proses acak, dimana
distribusi bersyarat dari apa yang terjadi pada masa yang akan datang, hanya
bergantung pada kondisi sekarang dan bukan pada masa lalu.
Rantai markov merupakan sebuah proses stokastik yang menggambarkan
peluang pencapaian sebuah keadaan dari keadaan lainnya. Istilah keadaan
merepresentasikan variabel yang perubahannya dimodelkan dalam simulasi.
Rantai markov adalah model yang umum digunakan untuk memodelkan
perubahan tata guna lahan dan tutupan lahan pada skala spasial yang beragam.
Markov chain merupakan proses acak dimana semua informasi tentang
masa depan terkandung di dalam keadaan sekarang (yaitu orang tidak perlu
memeriksa masa lalu untuk menentukan masa depan). Untuk lebih tepatnya,
proses memiliki properti markov, yang berarti bahwa bentuk kedepan hanya
bergantung pada keaadan sekarang, dan tidak bergantung pada bentuk
sebelumnya. dengan kata lain, gambaran tentang keadaan sepenuhnya menangkap
semua informasi yang dapat mempengaruhi masa depan dari proses evolusi. Suatu
markov chain merupakan proses stokastik berarti bahwa semua transisi adalah
probabilitas (ditentukan oleh kebetulan acak dan dengan demikian tidak dapat
diprediksi secara detail, meskipun mungkin diprediksi dalam sifat statistik.
Rantai Markov memiliki suatu probabilitas yang bersifat stasioner, sehingga
memungkinkan rantai markov digunakan untuk model simulasi. Probabilitas
untuk perpindahan antar keadaan pada satu rentang waktu ditampilkan dalam
34
matriks probabilitas transisi. Untuk setiap transisi yang dihasilkan rantai markov
pada rentang waktu yang sama memiliki nilai yang sama.
Penerapan rantai markov bertujuan untuk memperoleh probabilitas transisi,
Pij, merupakan besar peluang untuk berubah dari keadaan i ke keadaan j. Peluang
tersebut dapat digeneralisasi menjadi sebuah matriks persegi yang dinamakan
matriks probabilitas transisi (P).
Perubahan landscape dan proses difusi spasial dapat disimulasikan secara
linear dan stokastik. stokastik proses ditentukan oleh variabel acak, dan hanya
menerangkan terminologi probabilistik (Lambin 1994 dalam Karsidi, 2007).
secara umum, model probabilistik ini cocok untuk proses perubahan penggunaan
tanah/tutupan lahan yang memiliki hubungan yang rumit antara variabel yang
berinteraksi, serta memiliki latar belakang yang minim tentang informasi faktor
pendorong di balik terjadinya perubahan. pendekatan ini menjadi sangat populer
dalam pemodelan perubahan penggunaan tanah/tutupan lahan.
Syarat-Syarat Dalam Analisa Markov :
Untuk mendapatkan analisa rantai markov ke dalam suatu kasus, ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi, adalah sebagai berikut:
a.
Jumlah probabilitas transisi untuk suatu keadaan awal dari sistem sama
dengan 1.
b.
c.
d.
menemukan masalah yang memenuhi semua sifat yang diperlukan untuk analisa
markov, terutama persyaratan bahwa probabilitas transisi harus konstan sepanjang
waktu (probabilitas transisi adalah probabilitas yang terjadi dalam pergerakan
perpindahan kondisi dalam sistem).
35
G.
Validasi Kappa
Secara umum koefisien Cohens Kappa dapat digunakan untuk mengukur
tingkat
kesepakatan
(degree of agreement)
mengklasifikasikan objek
ke
dari dua
penilai
dalam
Tingkat Kecocokan
<0.05
Tidak Ada
0,05
Sangat jelek
0,2
Jelek
0,4
Sedang
0,55
Agak Baik
0,7
Baik
0,85
Sangat Baik
0,99
Sempurna
36
PENELITIAN TERDAHULU
37
38
39