Anda di halaman 1dari 2

Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari

fakta tersebut.

Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.


Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau
menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
Contoh : Kamu ini budek atau tuli? Bertelinga kok tidak mendengar
Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun
sebenarnya keduanya benar.
Contoh : Hatinya sunyi tinggal di kota Jakarta yang ramai.
Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting
meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
Contoh : Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri
urusan pribadi seseorang.
Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting
menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
Contoh : Para bupati, para camat, dan para kepala desa.
Metonimia adalah sebuah majas yang menggunakan sepatah-dua patah kata yang merupakan
merek, macam atau lainnya yang merupakan satu kesatuan dari sebuah kata.
Contoh : Karena sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru.(Rokok merek Djarum)

Contoh

majas

sinekdoke

pars

pro

tato

antara

lain

sebagai

berikut:

Hari ini saya belum melihat batang hidung Andi, entah kemana ia pergi. Padahal saya membutuhan bantuannya
saat ini. Kata batang hidung merupakan unsur sebagian yang mewakili keseluruhan tubuh Andi.
Sebagai seorang sales barang-barang elektronik, ia memilih penjualan dengan gaya pintu ke pintu. Sulit
memang tapi katanya hasilnya lebih baik. Kata pintu merupakan unsur sebagian yang mewakili keseluruhan
rumah
dari
pembeli.
Contoh

majas

sinekdoke

totem

pro

parte

antara

lain

sebagai

berikut:

Indonesia berkompetisi melawan Thailand besok siang, jangan sampai terlewatkan. Kata Indonesia juga
Thailand menunjuk pada keseluruhan rakyat kedua Negara tersebut meski pada faktanya yang bermain tentu
hanya beberapa atlet yang berasal dari Negara tersebut. Hal ini menujukkan pola keselurhan yang menyatakan
sebagian.
Budi yang budiman itu memang idola pemuda. Kata pemuda di sini menujuk semua orang yang berusia
muda, meski pada faktanya si Budi ini hanya disukai beberapa pemuda saja.
Perempuan Korea memang cantik dan rupawan. Tak ada yang meragukan hal tersebut. Kata perempuan
korea menunjuk pada seluruh wanita di korea meski pada faktanya tidak semua wanita korea cantik dan
rupawan tetapi kata perempuan korea ini menunjuk pada sebagian wanita di sana yang cantik.
Indonesia telah menyetujui kesepakatan mengenai ekspor tebu ke Negara Malaysia. Kata
Indonesia ini sini menunjuk pada pemerintah Indonesia, pola ini merupakan keseluruhan yang
menyatakan sebagian.
Anggota legislatif di negeri ini doyan korupsi! Kata anggota legislatif menunjuk pada
keseluruhan anggota Dewan perwakilan Rakyat, meski pada faktanya tidak semua dari mereka
terbukti koruptor.
Yogyakarta memang kota yang sangat ramah. Kata Yogyakarta menunjuk pada semua rakyat
di kota tersebut meski harus diakui pasti tidak semua manusia di sana ramah pada orang lain.
Wanita selalu menyukai pria romantic dengan badan atletis. Kata wanita menggambarkan
keseluruhan makhluk berjenis kelamin perempuan meski pada faktanya yang dimaksud adalah
sebagian, sebab tidak mungkin semua wanita di bumi ini menyukai tipe pria yang sama, bukan?
Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.

Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang
lebih pantas atau dianggap halus.
Contoh: Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?

Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur
tersebut seharusnya ada.
Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
Contoh : Dengar Daku Dadaku Disapu
1. Majas asonansi: sejenis gaya bahasa yang berjudul perulangan vokal pada suatu/beberapa
kata. Contoh: Segala api ada menekan dada, mati api didalam hati, harum sekuntum bunga
rahasia, dengan hitam kelam
Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
Contoh : Engkau dijual engkau dibaca
2. Majas anafora: gaya bahasa yang merupakan perulangan kata pertama pada setiap
baris/kalimat. Contoh: kucari kau dlm toko-toko, kucari kau krn cemas krn sayang, kucari kau
karena sayang krn bimbang, kucari kau krn kaya mesti diganyang
3. Majas simploke: gaya bahasa berupa perulangan awal dan akhir beberapa baris. Contoh: Ada
selusin gelas ditumpuk ke atas, tak pecah.

Anda mungkin juga menyukai