1. PENDAHULUAN
Fosfat merupakan salah satu bahan galian untuk pembuatan pupuk. Sekitar
90 % konsumsi fosfat dunia dipakai untuk pembuatan pupuk, dan sisanya
dipakai oleh industri detergen dan pakan ternak. Di Indonesia dalam 10
tahun terakhir ini, konsumsi fosfat untuk pupuk, antara 94-97 %.
Indonesia sebagai negara agraris perlu pasokan fosfat cukup banyak, namun
selama ini hampir seluruhnya di impor dan sampai tahun terakhir telah
mencapai di atas 2 juta ton.
Kendala utama pemasokan fosfat di dalam negeri terutama cadangan yang
sedikit dan tersebar. Dengan demikian impor fosfat masih akan tetap tinggi
apabila penyelidikan
cadangan fosfat yang baru belum menampakkan hasil.
2. GEOLOGI
2.1
Mula Jadi
Fosfat adalah suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan
fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone
phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan
kandungan P2O5.
Mula jadi batuan fosfat dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu fosfat
batuan beku-apatit (igneous phosphate), sedimen (fosfat marin), dan guano.
Endapan Fosfat Batuan Beku apatit (Primer)
Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya
terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses
pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan
batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit. Fosfat
karbonit kompleks banyak terdapat di Afrika Selatan sedangkan fosfat
dengan kandungan nefelin sienit terdapat di Kola Peninsula, Rusia;
Jacupiranga dan Araxa, Brazil; Sukulu Hill, Uganda; dan Glenover, Afrika
Selatan. Endapan fosfat primer terbatas sehingga produksi dunia dari
endapan tersebut hanya sekitar 15-20 %.
Endapan Fosfat Sedimen
Produksi fosfat dunia sebagian besar dari endapan sedimen, seperti gamping
fosfatan dan pasir fosfatan yang terdapat di pesisir kontinen bagian timur.
Misal, endapan Miosen di bagian timur Amerika Serikat mulai dari selatan
2.2 Mineralogi
Sebagian besar fosfat komersil yang berasal dari mineral apatit adalah
kalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan sebagian kecil wavellite, (fosfat
aluminium hidros). Sumber lainnya tetapi dalam jumlah sedikit berasal dari
jenis slag, guano, crandallite [CaAl 3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite
(Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat yang dimiliki adalah warna putih atau
putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H.
Cadangan
1.230.000
210.000 10.000
90.000
5.900.000 2.530.000 - 1.330.000
690.000
Total
12.000.000
Dasar
4.440.000
210.000 10.000
480.000
21.440.000
160.000
2.530.000
60.000 270.000
1.330.000
2.86.000
34.000.000
b. Kalsinasi;
Proses kalsinasi dilakukan untuk memperoleh fosfat dengan kandungan Al 2O3
+ Fe2O3 < 4 %. yang bebas dari zat-zat organik, flour, dan karbon, pada
suhu 900-950 oC.
e. Volatilisasi;
Volatilisasi dilakukan untuk membersihkan mineral fosfat dari senyawa
aluminium dan besi dengan proses reaksi kimia. Aluminium dan besi diubah
menjadi AlCl3 dan FeCl3 yang bersifat volatile dengan cara penggerusan,
pemanasan, dan pemasukan gas HCl.
f. Reduksi;
Dipakai untuk pengambilan fosfor.
g. Pencampuran (blending);
Fosfat kadar rendah dapat dimanfaatkan setelah penambahan fosfat kadar
tinggi pada rasio tertentu, sehingga dicapai kadar yang diinginkan.
h. Pelarutan/pelindihan (leaching);
Pelindihan adalah untuk mengurangi kadar MgO dalam batuan fosfat tanpa
mengurangi kadar fosfatnya. Apabila kadar MgO > 0,3 % akan timbul
kesulitan dalam pembuatan asam fosfat. Pelindihan dilakukan dengan
penambahan asam belerang, ammonium, dan SO2.
4. KEGUNAAN DAN
SPESIFIKASI
4.1 Kegunaan
Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut
dalam air, tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan
menambahkan asam (Gambar 2).
Penambahan asam fosforik akan menghasilkan triple superfosfat [TSP (044-0 sampai 0-46-0)]. TSP ditambah ammonia menghasilkan monoammonium fosfat [pupuk MAP (11-48-0)], dan diammonium fosfat [DAP
(18-46- 0)].
P2O5 total
min 26% a.b.d.k (asal berat dasar kering)
P2O5 larut dalam air min 3%
CaO
min 40%
H2O
min 20 %
Al2O3 + Fe2O3
min 3%
Kehalusan (-80 mesh) min 60%
Untuk pupuk fosfat buatan berlaku SII nomor 0029 tahun 1973, yaitu :
SSPA (single super phosphate): Fosfat larut dalam air (P2O5 min. 13 %).
DSPA (double super phosphate): Fosfat larut dalam air (P2O5 min. 38 %).
TSP (triple super phosphate) : Fosfat larut dalam asam sitrat 2 % (P 2O5
min. 43 %).
Fosfat Bakar
Berdasarkan mutu, fosfat terbagi dari 2, yaitu
Mutu I
Fosfat larut dalam asam belerang (P2O5 min. 19%);
Fosfat larut dalam asam sitrat 2 % (min. 80 % P 2O5 larut dalam asam
mineral;
Kehalusan 80 mesh min. 90 %.
Mutu II
Berikut ini merupakan persyaratan fosfat untuk pupuk yang dipakai oleh PT.
Petro Kimia Gresik, yaitu:
Fisik
Warna : Coklat
Bentuk: Butiran
Ukuran: +4 mesh maks. 0,75 %
Kimia
P2O5
CaO
: 29 - 34 %
: 48 - 54 %
H2O maks. : 3 %
F
MgO
maks.: 4 %
: 0,4 %
maks. : 0,03 %
: 4,5 - 6,0 %
SiO2
: 4,0 - 5,5 %
Al2O3 +Fe2O3 : 0,3 - 3,0 %
Konversi untuk mineral fosfat
Potas Muriate of potash = KCl
KCl = K2O x 0,61
K2O = KCl x 1,64 atau K x 1,2051
K = K2O x 1,2046
Kalsium fosfat
BPL = Bone phosphate of lime
TCP = Tricalsium phosphate
TPL = Triphosphate of lime
P
(Fetilizer)
Ekspor
2.200
1.850
2.254
11.789
13.192
3.563
5.249
1.237
859
6.169
12.875
10.167
1.566
1.175
4.280
Konsumsi
1.034.382
1.332.981
1.278.135
1.331.594
1.074.946
1.188.511
1.191.828
1.066.266
1.250.220
1.215.141
1.085.782
1.015.298
990.812
831.180
977.373
902,890
Produksi
54.037
64.448
78.391
64.965
73.034
9.724
6.384
800
1.191
445
375
505
533
752
875
860
Impor
817.571
717.571
1.195.639
1.035.831
853.611
1.181.821
1.084.468
1.047.898
1.202.471
1.125.924
985.058
843.365
940.457
809.144
967.111
738,543
5.2
Prospek Perkembangan