Anda di halaman 1dari 10

Aset Tetap(PSAK 16 revisi 2011)

PENDAHULUAN
Secara umum perbedaan antara ED PSAK 16 (revisi 2011): Aset Tetap dengan PSAK 16
(2007): Aset Tetap adalah sebagai berikut:

PERIHAL

ED PSAK 16

PSAK 16

(revisi 2011)

(revisi 2007

Menambahkan pengecualian
ruang lingkup untuk:Aa. aset
tetap diklasifkasikan sebagai
dimiliki untuk dijual sesuai
dengan PSAK 58 (revisi 2009):
Aset Tidak Lancar yang
Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan
Bb. pengakuan dan
pengukuran aset eksplorasi
dan evaluasi (Lihat PSAK 64:
Aktivitas Eksplorasi dan
Evaluasi Pada Pertambangan
Sumber Daya Mineral)

Hanya mengatur pengecualian


ruang lingkup untuk untuk hak
penambangan dan reservasi
tambang, seperti minyak, gas
alam, dan sumber daya alam
Pengecualian terhadap ruang
sejenis yang tidak dapat
lingkup
diperbarui
Ruang lingkup mencakup
properti yang dibangun atau
Tidak mengatur lagi mengenai dikembangkan untuk
properti investasi yang sedang digunakan di masa depan
Ruang lingkup
dibangun atau dikembangkan. sebagai properti investasi.
Pengakuan aset tetap yang
berasal dari hibah pemerintah
mempunyai syarat bahwa:a.
Tidak mengatur syarat
entitas telah memenuhi
pengakuan aset tetap yang
kondisi atau prasyarat hibah
berasal dari hibah. Hanya
tersebut;
mengatur nilai tercatat aset
b. hibah akan diperoleh.
tetap yang dapat dikurangi
Hibah Pemerintah
dari hibah pemerintah.
Pengaturan aset tetap yang
tersedia untuk dijual dihapus
karena sudah diatur dalam
PSAK 58 (revisi 2009): Aset
Tidak Lancar yang Dimiliki
Mengatur perlakuan akuntansi
Aset tetap yang tersedia untukuntuk Dijual dan Operasi yang terhadap suatu aset tetap
dijual
Dihentikan.
yang tersedia untuk dijual
Depresiasi atas tanah
Menjelaskan bahwa pada
Perlakuan akuntansi untuk
umumnya tanah memiliki
tanah yang diperoleh dengan
umur ekonomis tidak terbatas Hak Guna Usaha, Hak Guna
sehingga tidak disusutkan,
Bangunan dan lainnya
kecuali entitas meyakini umur mengacu pada PSAK 47:
ekonomis tanah
Tanah.
terbatas.Perlakuan akuntansi
tanah yang diperoleh dengan
Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan dan lainnya
mengacu pada ISAK 25: Hak

Atas Tanah
Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, agar pengguna
laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas di aset tetap,
dan perubahan dalam investasi tersebut. Isu utama dalam akuntansi aset tetap adalah
pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi
penurunan nilai atas aset tetap.
Istilah istilah yang sering digunakan dalam pernyataan dalam PSAK 16 ini adalah :
1. Aset tetap adalah aset berwujud yang:
a)
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
b)

diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

1. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat
perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan
ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam
PSAK lain, misalnya PSAK 53 (revisi 2010): Pembayaran Berbasis Saham.
2. Jumlah tercatat adalah nilai aset yang diakui setelah dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
3. Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual dan nilai pakainya.
4. Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang
merupakan pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya.
5. Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas entitas yang diharapkan
timbul dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset
tersebut pada akhir umur manfaatnya atau yang diharapkan terjadi saat
penyelesaian liabilitas.
6. Nilai residu aset adalah jumlah estimasian yang dapat diperoleh entitas saat ini
dari pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah
mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya.
7. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara
pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu
transaksi dengan wajar.
8. Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu
aset selama umur manfaatnya.
9. Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah
tercatat suatu aset atas jumlah terpulihkannya.
10. Umur manfaatadalah:
A. periode suatu aset yang diharapkan dapat digunakan oleh entitas, atau
B. jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari
suatu aset oleh entitas.
PENGAKUAN
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
1. kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari
aset tersebut; dan
2. biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Suku cadang dan peralatan pemeliharaan (service equipment) biasanya dicatat sebagai
persediaan dan diakui dalam laba rugi pada saat dikonsumsi. Namun demikian, suku
cadang utama dan peralatan siap pakai memenuhi kriteria aset tetap ketika entitas
memperkirakan akan menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu periode. Sama
halnya jika suku cadang dan peralatan pemeliharaan yang hanya bisa digunakan untuk
suatu aset tetap tertentu, hal ini juga dicatat sebagai aset tetap.

Entitas harus mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap semua biaya
perolehan aset tetap pada saat terjadinya. Biaya-biaya tersebut termasuk biaya awal
untuk memperoleh atau mengkonstruksi aset tetap dan biaya-biaya selanjutnya yang
timbul untuk menambah, mengganti, atau memperbaikinya.
BIAYA PEROLEHAN AWAL
Aset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Perolehan aset
tetap semacam itu, walaupun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomik
masa depan dari suatu aset tetap yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk
memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset lain yang terkait. Dalam keadaan
ini, perolehan aset tetap semacam itu memenuhi kualifkasi untuk diakui sebagai aset,
karena aset tersebut memungkinkan entitas memperoleh manfaat ekonomik masa depan
yang lebih besar dari aset-aset terkait dibandingkan dengan manfaat ekonomik yang
dihasilkan seandainya aset tersebut tidak diperoleh. Sebagai contoh, pabrik kimia
mungkin menerapkan proses penanganan kimiawi yang baru dalam rangka memenuhi
ketentuan lingkungan yang berlaku untuk produksi dan penyimpanan zat kimiawi
berbahaya; perbaikan pabrik yang terkait diakui sebagai aset karena tanpa perbaikan
tersebut entitas tidak dapat memproduksi dan menjual zat-zat kimiawi. Namun demikian,
jumlah tercatat aset tersebut dan aset lain yang terkait harus di-review untuk menguji
apakah telah terjadi penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan
Nilai Aset.
BIAYA BIAYA SETELAH PEROLEHAN AWAL
Sesuai dengan prinsip pengakuan, entitas tidak boleh mengakui biaya perawatan seharihari aset tetap sebagai bagian dari aset bersangkutan. Biaya-biaya ini diakui dalam laba
rugi saat terjadinya. Biaya perawatan sehari-hari terutama terdiri atas biaya tenaga kerja
dan bahan habis pakai (consumables) termasuk di dalamnya suku cadang kecil.
Pengeluaran-pengeluaran untuk hal tersebut sering disebut biaya pemeliharaan dan
perbaikan aset tetap.
Bagian-bagian tertentu aset tetap mungkin perlu diganti secara periodik. Contoh, tungku
pembakaran perlu diganti lapisannya setelah digunakan sekian jam, demikian juga
interior pesawat terbang seperti tempat duduk dan dapur perlu diperbarui beberapa kali
sepanjang umur rangka pesawat. Entitas dapat juga memperoleh komponen aset tetap
tertentu untuk melakukan penggantian yang tidak terlalu sering dilakukan, seperti
mengganti dinding interior suatu bangunan, atau melakukan suatu penggantian yang
tidak berulang.
Sesuai dengan prinsip pengakuan, entitas mengakui biaya penggantian komponen suatu
aset dalam jumlah tercatat aset saat biaya itu terjadi jika pengeluaran tersebut
memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset. Jumlah tercatat komponen yang
diganti tersebut tidak lagi diakui apabila telah memenuhi ketentuan penghentian
pengakuan.
Agar aset tetap dapat beroperasi secara berkelanjutan, perlu dilakukan inspeksi teratur
terlepas apakah ada komponen yang diganti. Dalam setiap inspeksi yang signifkan,
biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian
apabila memenuhi kriteria pengakuan. Sisa jumlah tercatat biaya inspeksi yang
terdahulu, jika ada (yang dibedakan dari komponen fsiknya), dihentikan pengakuannya.
Hal ini terjadi terlepas apakah biaya inspeksi terdahulu teridentifkasi dalam transaksi
perolehan atau konstruksi aset tetap tersebut. Jika diperlukan, estimasi biaya inspeksi
sejenis yang akan dilakukan di masa depan dapat digunakan sebagai indikasi biaya
inspeksi saat aset tersebut diperoleh atau dibangun.
PENGAKUAN AWAL
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifkasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya
harus diukur sebesar biaya perolehan.

Komponen Biaya Perolehan


Biaya perolehan aset tetap meliputi:
(a) harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh
dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain;
(b) biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke
lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi
manajemen;
(c) estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi
aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena
entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk
menghasilkan persediaan.
Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:
(a) biaya imbalan kerja (seperti didefnisikan dalam PSAK 24 (revisi 2010): Imbalan Kerja)
yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset tetap;
(b) biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
(c) biaya handling dan penyerahan awal;
(d) biaya perakitan dan instalasi;
(e) biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil
bersih penjualan produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut
(misalnya, contoh produk dihasilkan dari peralatan yang sedang diuji); dan
(f) komisi professional.
Contoh biaya-biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap adalah:
(a) biaya pembukaan fasilitas baru;
(b) biaya pengenalan produk baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi);
(c) biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru (termasuk
biaya pelatihan staf); dan
(d) administrasi dan biaya overhead umum lainnya.
Pengakuan terhadap biaya-biaya dalam jumlah tercatat suatu aset tetap dihentikan
ketika aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap
digunakan sesuai dengan intensi manajemen. Oleh karena itu, biaya pemakaian dan
pengembangan aset tidak dimasukkan ke dalam jumlah tercatat aset tersebut. Sebagai
contoh, biaya-biaya berikut ini tidak termasuk di dalam jumlah tercatat suatu aset tetap:
1. biaya-biaya yang terjadi ketika suatu aset telah mampu beroperasi sesuai dengan
intensi manajemen namun belum dipakai atau masih beroperasi di bawah
kapasitas penuhnya;
2. kerugian awal operasi, seperti ketika permintaan terhadap keluaran (output)
masih rendah; dan
3. biaya relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh operasi entitas.
Biaya perolehan suatu aset yang dibangun sendiri ditentukan dengan menggunakan
prinsip yang sama sebagaimana perolehan aset dengan pembelian. Jika entitas membuat
aset serupa untuk dijual dalam usaha normal, biaya perolehan aset biasanya sama
dengan biaya pembangunan aset untuk dijual (lihat PSAK 14 (revisi 2008): Persediaan).

Oleh karena itu, dalam menetapkan biaya perolehan maka setiap laba internal
dieliminasi. Demikian pula jumlah abnormal yang terjadi dalam pemakaian bahan baku,
tenaga kerja, atau sumber daya lain dalam proses konstruksi aset yang dibangun sendiri
tidak termasuk biaya perolehan aset. PSAK 26 (revisi 2008): Biaya Pinjaman menetapkan
kriteria yang harus dipenuhi sebelum biaya bunga dapat diakui sebagai suatu komponen
biaya perolehan aset tetap
Pengukuran Biaya Perolehan
Biaya perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunai yang diakui pada saat
terjadinya. Jika pembayaran suatu aset ditangguhkan hingga melampaui jangka waktu
kredit normal, perbedaan antara nilai tunai dengan pembayaran total diakui sebagai
beban bunga selama periode kredit kecuali dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26 (revisi
2008): Biaya Pinjaman.
Satu atau lebih aset tetap mungkin diperoleh dalam pertukaran aset nonmoneter, atau
kombinasi aset moneter dan nonmoneter. Pembahasan berikut mengacu pada
pertukaran satu aset nonmoneter dengan aset nonmoneter lainnya, tetapi hal ini juga
berlaku untuk semua pertukaran yang dijelaskan dalam kalimat sebelumnya. Biaya
perolehan dari suatu aset tetap diukur pada nilai wajar kecuali:
1. transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau
2. nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara
andal.
Aset yang diperoleh diukur dengan cara seperti di atas bahkan jika entitas tidak dapat
dengan segera menghentikan pengakuan aset yang diserahkan. Jika aset yang diperoleh
tidak dapat diukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur dengan jumlah
tercatat dari aset yang diserahkan
Entitas menentukan apakah suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial
atau tidak dengan mempertimbangkan sejauh mana arus kas masa depan diharapkan
dapat berubah sebagai akibat dari transaksi tersebut.
Suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial jika:
1. konfgurasi (contohnya risiko, waktu, dan jumlah) arus kas atas aset yang diterima
berbeda dari konf gurasi dari aset yang diserahkan; ataU
2. nilai spesifk entitas dari i bagian operasi i entitas yang dipengaruhi oleh
perubahan transaksi sebagai akibat dari pertukaran; dan
3. selisih di (a) atau (b) adalah relatif signif kan terhadap nilai wajar dari aset yang
dipertukarkan.
Untuk tujuan menentukan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi komersial,
nilai spesifk entitas dari bagian operasi entitas yang dipengaruhi oleh transaksi
mencerminkan arus kas setelah pajak. Hasil analisis ini dapat menjadi jelas tanpa entitas
melakukan perhitungan lebih rinci.
Nilai wajar aset dapat diukur secara andal meskipun tidak ada transaksi pasar yang
sejenis, jika:
1. variabilitas rentang estimasi nilai wajar yang masuk akal (wajar) untuk aset
tersebut tidak signifkan; atau
2. probabilitas dari berbagai estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara
rasional dan digunakan dalam mengestimasi nilai wajar.
Jika entitas dapat menentukan nilai wajar secara andal, baik dari aset yang diterima atau
diserahkan, maka nilai wajar dari aset yang diserahkan digunakan untuk mengukur biaya
perolehan dari aset yang diterima kecuali jika nilai wajar aset yang diterima lebih jelas.

Biaya perolehan aset tetap yang dicatat oleh lessee dalam sewa pembiayaan ditentukan
sesuai dengan PSAK 30 (revisi 2011): Sewa. Nilai tercatat aset tetap dapat dikurangi
dengan hibah pemerintah sesuai dengan PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah dan
Pengungkapan Bantuan Pemerintah.
Pengukuran setelah pengakuan awal
Entitas memilih model biaya dalam paragraf 30 atau model revaluasi dalam paragraf 31
sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh
aset tetap dalam kelompok yang sama.
1. 1.
Model Biaya
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.
1. 2.
Model Revaluasi
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal
harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal
revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk
memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang
ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan.
Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan
oleh penilai yang memiliki kualifkasi profesional berdasarkan bukti pasar. Nilai wajar
pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.
Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai wajar karena sifat dari
aset tetap yang khusus dan jarang diperjual-belikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis
yang berkelanjutan, maka entitas mungkin perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan
pendekatan penghasilan atau biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated
replacement cost approach).
Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu aset tetap yang
direvaluasi. Jika nilai wajar dari aset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah
tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan. Beberapa aset tetap mengalami
perubahan nilai wajar secara signifkan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara
tahunan. Revaluasi tahunan seperti itu tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai
wajar tidak signifkan. Namun demikian, aset tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap
tiga atau lima tahun sekali. Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka akumulasi penyusutan
pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan salah satu cara berikut ini:
1. disajikan kembali secara porposional dengan perubahan dalam jumlah tercatat
bruto aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah
revaluasiannya. Metode ini sering digunakan apabila aset direvaluasi dengan cara
memberi indeks untuk menentukan biaya pengganti yang telah disusutkan.
2. dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelah
eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode
ini sering digunakan untuk bangunan.
Jumlah penyesuaian yang timbul dari penyajian kembali atau eliminasi akumulasi
penyusutan membentuk bagian dari kenaikan atau penurunan dalam jumlah tercatat
yang ditentukan
Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok
yang sama harusdirevaluasi.
Suatu kelompok aset tetap adalah pengelompokkan aset yang memiliki sifat dan
kegunaan yang serupa dalam operasi normal entitas. Berikut adalah contoh dari
kelompok aset yang terpisah :
1. tanah;
2. tanah dan bangunan;
3. mesin;
4. kapal;

5. pesawat udara;
6. kendaraan bermotor;
7. perabotan; dan
8. peralatan kantor.
Aset-aset dalam suatu kelompok aset tetap harus direvaluasi secara bersamaan untuk
menghindari revaluasi aset secara selektif dan bercampurnya biaya perolehan dan nilai
lainnya pada saat yang berbeda-beda. Namun, suatu kelompok aset dapat direvaluasi
secara bergantian (rolling basis) sepanjang revaluasi dari kelompok aset tersebut dapat
diselesaikan secara lengkap dalam waktu yang singkat dan sepanjang revaluasi
dimutakhirkan.
Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut diakui
dalam pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian
surplus revaluasi. Namun, kenaikan tersebut harus diakui dalam laba rugi hingga sebesar
jumlah penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laba
rugi.
Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, maka penurunan tersebut diakui dalam
laba rugi. Namun, penurunan nilai tercatat diakui dalam pendapatan komprehensif lain
selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk aset
tersebut. Penurunan nilai yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain mengurangi
akumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi.
Jika entitas mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke modelrevaluasi dalam
pengukuran aset tetap maka perubahan tersebut berlaku prospektif.
PENYUSUTAN
Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifkan terhadap
total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah.
Entitas mengalokasikan jumlah pengakuan awal aset pada bagian aset tetap yang
signifkan dan menyusutkan secara terpisah setiap bagian tersebut. Misalnya, adalah
tepat untuk menyusutkan secara terpisah antara badan pesawat dan mesin pada
pesawat terbang, baik yang dimiliki sendiri maupun yang berasal dari sewa pembiayaan.
Sama halnya, jika entitas memperoleh aset tetap yang disewakan dalam sewa operasi,
maka entitas sebagai lessor mungkin akan lebih tepat untuk menyusutkan secara
terpisah jumlah yang terefleksikan dalam biaya perolehan aset tersebut yang dapat
diatribusikan langsung kepada ketentuan sewa, baik yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan secara relatif terhadap kondisi pasar.
Suatu bagian yang signifkan dari aset tetap mungkin memiliki umur manfaat dan
metode penyusutan yang sama dengan umur manfaat dan metode penyusutan bagian
signifkan lainnya dari aset tersebut. Bagian-bagian tersebut dapat dikelompokkan
menjadi satu dalam menentukan beban penyusutan. Sepanjang entitas menyusutkan
secara terpisah beberapa bagian dari aset tetap, maka entitas juga menyusutkan secara
terpisah bagian yang tersisa.
Bagian yang tersisa terdiri atas bagian yang tidak signifkan secara individual. Jika entitas
memiliki ekspektasi bervariasi untuk bagian tersebut, maka teknik penaksiran tertentu
diperlukan untuk menentukan penyusutan bagian yang tersisa sehingga mampu
mencerminkan pola penggunaan dan atau umur manfaat dari bagian tersebut. Entitas
dapat juga memilih untuk menyusutkan secara terpisah bagian dari aset yang biaya
perolehannya tidak signifkan terhadap total biaya perolehan
aset tersebut.Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laba rugi
kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya.
Beban penyusutan untuk setiap periode biasanya diakui dalam laba rugi. Namun,
manfaat ekonomik di masa depan dari suatu aset adalah untuk menghasilkan aset
lainnya. Dalam hal ini, beban penyusutan merupakan bagian dari biaya perolehan aset
lain dan dimasukkan dalam jumlah tercatatnya. Misalnya, penyusutan pabrik dan
peralatan dimasukkan dalam biaya konversi dari persediaan (lihat PSAK 14 (revisi
2008): Persediaan). Sama halnya, penyusutan aset tetap untuk aktivitas pengembangan

mungkin dimasukkan dalam biaya perolehan aset takberwujud yang diakui sesuai
dengan PSAK 19 (revisi 2010):Aset Takberwujud.
Jumlah Tersusutkan dan Periode Penyusutan
Jumlah tersusutkan dari suatu aset dialokasikan secara sistematis sepanjang umur
manfaatnya
Nilai residu dan umur manfaat setiap aset tetap di-review minimum setiap akhir tahun
buku dan apabila ternyata hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya maka
perbedaan tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan
PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan.
Penyusutan diakui walaupun nilai wajar aset melebihi jumlah tercatatnya, sepanjang nilai
residu aset tidak melebihi jumlah tercatatnya. Perbaikan dan pemeliharaan aset tidak
meniadakan keharusan untuk menyusutkan asset
Jumlah tersusutkan suatu aset ditentukan setelah mengurangi nilai residualnya. Dalam
praktik, nilai residu aset terkadang tidak signifkan sehingga tidak material dalam
penghitungan jumlah tersusutkan.
Nilai residu aset dapat meningkat ke suatu jumlah yang setara atau lebih besar dari
jumlah tercatatnya. Jika hal tersebut terjadi, maka beban penyusutan aset tersebut
adalah nol, hingga nilai residu selanjutnya berkurang menjadi lebih rendah dari jumlah
tercatatnya
Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan, misalnya pada
saat aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap
digunakan sesuai dengan intensi manajemen. Penyusutan aset dihentikan lebih awal
ketika aset tersebut diklasifkasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual (atau aset tersebut
termasuk dalam kelompok aset lepasan yang diklasifkasikan sebagai dimiliki untuk
dijual) sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual
dan Operasi yang Dihentikan dan pada saat aset tersebut dilepaskan. Oleh sebab itu
depresiasi tidak dihentikan pengakuannya ketika aset tidak digunakan atau dihentikan
penggunaannya kecuali telah habis disusutkan. Namun, apabila metode penyusutan
yang digunakan adalah usage method (seperti unit of production method) maka beban
penyusutan menjadi nol bila tidak ada produksi.
Manfaat ekonomi masa depan melekat pada aset yang dikonsumsi oleh entitas terutama
melalui penggunaan aset itu sendiri. Namun, beberapa faktor lain seperti keusangan
teknis, keusangan komersial dan keausan selama aset tersebut tidak terpakai, sering
mengakibatkan menurunnya manfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari aset tersebut.
Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas, seluruh faktor berikut ini diperhitungkan dalam
menentukan umur manfaat dari setiap aset:
1. ekspektasi daya pakai dari aset. Daya pakai atau daya guna tersebut dinilai
dengan merujuk pada ekspektasi kapasitas aset atau keluaran fsik dari aset;
2. ekspektasi tingkat keausan fsik, yang tergantung pada faktor pengoperasian aset
tersebut seperti jumlah penggiliran (shift) penggunaan aset dan program
pemeliharaan aset dan perawatannya, serta perawatan dan pemeliharaan aset
pada saat aset tersebut tidak digunakan (menganggur);
3. keusangan teknis dan keusangan komersial yang diakibatkan oleh perubahan
atau peningkatan produksi, atau karena perubahan permintaan pasar atas produk
atau jasa yang dihasilkan oleh aset tersebut; dan
4. pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum atau peraturan tertentu,
seperti berakhirnya waktu penggunaan sehubungan dengan sewa.
Umur manfaat aset ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan oleh entitas.
Kebijakan manajemen aset suatu entitas dapat meliputi pelepasan aset yang

bersangkutan setelah jangka waktu tertentu atau setelah pemanfaatan sejumlah proporsi
tertentu dari manfaat ekonomik masa depan yang melekat pada aset. Oleh karena itu,
umur manfaat dari suatu aset dapat lebih pendek dari umur manfaat dari aset tersebut.
Estimasi umur manfaat suatu aset merupakan hal yang membutuhkan pertimbangan
berdasarkan pengalaman entitas terhadap aset yang serupa.
Tanah dan bangunan merupakan aset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat terpisah
meskipun keduanya diperoleh sekaligus. Pada umumnya tanah memiliki umur manfaat
tidak terbatas sehingga tidak disusutkan, kecuali entitas meyakini umur manfaat tanah
terbatas misalnya tanah yang ditambang dan tanah digunakan untuk tempat
pembuangan akhir*. Bangunan memiliki umur manfaat terbatas sehingga merupakan
aset yang disusutkan. Peningkatan nilai tanah dengan bangunan diatasnya tidak
memengaruhi penentuan jumlah yang dapat disusutkan dari bangunan tersebut. Jika
biaya perolehan tanah yang di dalamnya termasuk biaya untuk membongkar,
memindahkan dan memugar, dan manfaat yang diperoleh dari pembongkaran,
pemindahan dan pemugaran tersebut terbatas, maka biaya tersebut harus disusutkan
selama periode manfaat yang diperolehnya.
Dalam beberapa kasus, tanah itu sendiri memiliki umur manfaat yang terbatas, dalam
hal ini disusutkan dengan cara yang mencerminkan manfaat yang diperoleh dari tanah
tersebut.
Metode Penyusutan
Metode penyusutan yang digunakan mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat
ekonomik masa depan dari aset oleh entitas. Metode penyusutan yang digunakan untuk
aset di-review minimum setiap akhir tahun buku dan, apabila terjadi perubahan yang
signifkan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan dari aset
tersebut, maka metode penyusutan diubah untuk mencerminkan perubahan pola
tersebut. Perubahan metode penyusutan diperlakukan sebagai perubahan estimasi
akuntansi sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi dan Kesalahan.
Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang
disusutkan secara sistematis dari suatu aset selama umur manfaatnya. Metode tersebut
antara lain metode garis lurus (straight line method), metode saldo menurun
(diminishing balance method), dan metode jumlah unit (sum of the unit method). Metode
garis lurus menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur manfaat aset jika nilai
residunya tidak berubah. Metode saldo menurun menghasilkan pembebanan yang
menurun selama umur manfaat aset. Metode jumlah unit menghasilkan pembebanan
berdasarkan pada penggunaan atau output yang diharapkan dari suatu aset. Metode
penyusutan aset dipilih berdasarkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa
depan dari aset dan diterapkan secara konsisten dari periode ke periode kecuali ada
perubahan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset
tersebut.
PENURUNAN NLAI
Dalam menentukan apakah suatu aset tetap mengalami penurunan nilai, entitas
menerapkan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset. Pernyataan tersebut
menjelaskan bagaimana entitas me-review jumlah tercatat asetnya, bagaimana
menentukan jumlah terpulihkan dari aset dan kapan mengakui atau membalik rugi
penurunan nilai.
Kompensasi untuk Penurunan Nilai
Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang
atau dihentikan dimasukkan dalam laba rugi pada saat kompensasi diakui menjadi
piutang.
Penurunan nilai atau kerugian aset tetap, klaim atas atau pembayaran kompensasi dari
pihak ketiga dan pembelian atau konstruksi selanjutnya atas penggantian aset adalah

peristiwa ekonomi yang terpisah dan dicatat secara terpisah dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. penurunan nilai aset tetap diakui sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan
Nilai Aset;
2. penghentian pengakuan aset tetap yang usang atau dilepas ditentukan sesuai
dengan Pernyataan ini;
3. kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai,
hilang atau dihentikan harus dimasukkan dalam penentuan laba rugi pada saat
kompensasi diakui pada saat menjadi piutang; dan
4. biaya perolehan aset tetap yang diperbaiki, dibeli atau dikonstruksi sebagai
penggantian ditentukan sesuai dengan Pernyataan ini.
PENGHENTIAN PENGAKUAN
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat:
1. dilepas; atau
2. ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya.
Pelepasan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara (misalnya: dijual, disewakan
berdasarkan sewa pembiayaan, atau disumbangkan). Dalam menentukan tanggal
pelepasan aset, entitas menerapkan kriteria dalam PSAK 23 (revisi
2009): Pendapatan untuk mengakui pendapatan dari penjualan barang. PSAK 30 (revisi
2011): Sewa diterapkan untuk pelepasan melalui jual dan sewa-balik.
Jika, berdasarkan prinsip pengakuan dalam paragraf 07, suatu entitas mengakui biaya
perolehan dari penggantian sebagian aset tetap dalam jumlah tercatat aset tetap
tersebut, maka selanjutnya entitas tersebut juga menghentikan pengakuan jumlah
tercatat dari bagian yang digantikan tanpa memperhatikan apakah bagian yang
digantikan telah disusutkan secara terpisah. Jika hal ini tidak praktis bagi entitas untuk
menentukan jumlah tercatat dari bagian yang digantikan, entitas dapat menggunakan
biaya perolehan dari penggantian tersebut sebagai indikasi biaya perolehan dari bagian
yang digantikan pada saat diperoleh atau dikonstruksi.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset tetap
ditentukan sebesar pendapatan antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah
tercatat dari aset tersebut.
Piutang atas pelepasan aset tetap diakui pada saat awal sebesar nilai wajarnya. Jika
pembayaran untuk hal tersebut ditangguhkan, perhitungan yang akan diterima diakui
pada saat awal sebesar nilai tunainya. Perbedaan antara jumlah nominal piutang dan
nilai tunainya diakui sebagai pendapatan bunga sesuai dengan PSAK 23 (revisi
2009): Pendapatan yang mencerminkan imbalan efektif atas piutang

Anda mungkin juga menyukai