Disusun Oleh:
PUTRINDA ELLANIKA KUSWANDA
10711176
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
PUSKESMAS MUNTILAN 1
MAGELANG
2016
Stase
: IKM
NIM:10711176
Identitas Pasien
Nama / Inisial
: Ny. S
No RM
:-
Umur
: 42 tahun
Jenis kelamin
: Wanita
Diagnosis/ kasus
juga tidak memiliki jamban. Alasan Ny. S buang air besar di sungai adalah karena tidak mempunyai
jamban di rumahnya. Hal inilah yang menjadi motivasi Ny. S untuk buang air besar di sungai, selain karena
lebih dekat dari rumah, Ny.S juga tidak merasakan efek negatif dari perbuatannya tersebut. Beliau juga
merasa tidak nyaman jika harus menggunakan kamar mandi tetangga untuk buang air besar setiap
harinya.
Buang air besar sembangan adalah membuang air besar secara sembarangan atau
di sembarang tempat dan membiarkan fesesnya di tempat terbuka. Dari pendekatan
Psikologis Lingkungan yang menganalisis hubungan atara perilaku manusia dan aspek
lingkungan sosiofisik, maka jelaslah bahwa psikologi lingkungan adalah pendekatan yang
paling tepat digunakan dalam menjelaskan maupun menganalisis antara gejala hubungan
dan keterkaitan antara manusia dan masalah lingkungan yang ditimbulkan dari perbuatan
manusia tersebut (Wibowo, 2009). Salah satu fenomena yang sering terjadi di masyarakat
khususnya masyarakat di desa Ngawen dalam hubungannya antara perilaku masyarakatnya
dengan lingkungan di sekitarnya adalah kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS)
yang dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di dekat dengan sungai. Kebiasaan BABS di
sungai ini merupakan salah satu penyebab terjadinya diare, yang dampaknya dari penyakit
tersebut sangat berdampak negatif bagi anak-anak khususnya.
Dari behaviorisme, yang diawali oleh John B. Watson, et al., perilaku manusia buakn
dikendalikan oleh faktor dari dalam (alam bawah sadar), namun juga dapat dipengaruhi oleh
faktor dari luar, yaitu lingkungan. Bagi penganut behaviorisme, mereka tidak mempersoalkan
apakah manusia itu baik atau buruk, rasional atau emosional. Behaviorisme hanya ingin
mengetahui sebagaimana perilaku individu dikendalikan oleh faktor-faktor dari lingkungan.
Menurut teori ini, individu bersifat seperti plastik, mudah dibentuk menjadi apapun, dan
berperilaku sesuai dengan lingkungan yang dialaminya. Oleh karena itu, respon dan perilaku
individu dalam situasi tertentu sangat dipengaruhi oleh stimuli yang diterimanya dari
lingkungannya (Basuki, 2008).
Menurut teori behaviorisme, prinsip pendekatan ini adalah perilaku suatu individu
akan terbentuk melalui kebiasaan, selain itu perilaku yang nantinya akan mendapatkan
hadiah akan cenderung diulangi, dan perilaku yang mendatangkan hukuman akan
cenderung dihindari oleh individu tersebut. Dari pandangan teori ini, perilaku buang air besar
sembarangan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat di desa Ngawen merupakan
perilaku pembiasaan yang dibentuk oleh lingkungan. Dimungkinkan, pengalaman buang air
besar tersebut selama ini tidak mendapatkan sanksi atau hukuman, sehingga tidak ada efek
jera. Sebaliknya, yang mereka dapatkan justru mendapatkan keuntungan dengan mereka
buang air besar sembarangan di sungai, yaitu feses yang sekiranya jika dibuang dijamban
akan memenuhi jamban, dengan dibuang disungai dirasa lebih praktis untuk
membersihkannya.
Perilaku buang air besar sembarangan ini mungkin dapat dikembalikan lagi menjadi
perilaku buang air besar pada tempatnya (jamban) dari segi psikologi behavioristik. Hal ini
Ngawen yang tidak memiliki jamban yang buang air besar di sungai, namun ada sebagian
warga yang memiliki jamban juga masih buang air besar di sungai. Alasan warga tersebut
buang air besar di sungai adalah karena takut septic tank rumahnya penuh. Padahal jelas
bahwa warga tersebut mempunyai fasilitas untuk buang air besar. Sesungguhnya ada
beberapa tempat yang harus dijaga dari kotoran manusia karena merupakan suatu fasilitas
yang dipakai dan merupakan tempat aktifitas banyak warga, dan Allah melaknat orang yang
mengotori semua tempat umum yang dimanfaatkan oleh manusia. Rasulullah bersabda:
:
Waspadallah perbuatan-perbuatan yang bisa mendatangkan laknat:buang air di sumber
mata air yang mengalir, tengah jalan, dan naungan (manusia). [HR.Abu Dawud, dan Ibnu
Majah]
Dari hadis di atas, terdapat tiga tempat yang tidak boleh digunakan untuk buang air, yaitu
sumber mata air mengalir, tengah jalan, dan naungan atau tempat berteduh. Artinya sendiri
adalah kita tidak boleh membuang kotoran termasuk buang air besar baik secara langsung
maupun secara tidak langsung. Jika seseorang membuang kotoran di hulu sungai, maka
yang akan mendapat akibatnya (risiko penyakit) adalah orang di sepanjang aliran sungai
tersebut yang memanfaatkan air sungai tersebut untuk kebutuhan sehari-harinya.
Sesungguhnya ada beberapa masalah yang ditimbulkan dari buang air besar
sembarangan ini. Diantaranya adalah beberapa warga yang tinggal di sekitar sungai
mengeluhkan bau busuk yang berasal dari sungai, selain itu masalah kesehatan juga tidak
kalah pentingnya. Banyak penyakit berbasis lingkungan khususnya yang berkaitan dengan
air (related-water borne diseases) seperti demam berdarah, diare, cacingan dan polio yang
sebagian besar prevalensinya masih besar di Indonesia, sedangkan untuk desa Plosogede
khususnya, penyakit diare angka prevalensinya juga masih cukup tinggi. Hal ini berarti
bahwa buang air besar sembarangan banyak mendatangkan akibat-akibat buruk bagi orang
lain.
Islam sendiri telah menerapkan adab untuk buang air yang sesuai dengan syariat.
Berikut adalah adab yang diajarkan oleh Rasulullah dalam melakukan buang air besar
maupun buang air kecil (Tamam, 2010):
1. Jangan menampakkan aurat kepada orang lain ketika buang air.
2. Masuklah ke dalam jamban mendahulukan kaki kiri, keluar kaki sebelah kanan.
.,
...
TTD Dokter Pembimbing
DAFTAR PUSTAKA
Andika, Boni., 2011. Millenium Development Goals (MDGs) dalam
Pengentasan Kemiskinan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Apriatman, Nur., 2011. Stop Buang Air Besar Sembarangan Community
LED Total Sanitation. WASPOLA Facility, Jakarta.
H. Zaini Dahlan (penerjemah),1999, Quran Karim dan Terjemahan
Artinya, UII Press, Yogyakarta
Hasibuan, Rio Batarada, 2010. Perilaku Masyarakat Tentang Buang Air
Besar Sembarangan Pada Desa Yang Diberi Dan Tidak Diberi
Intervensi
Gerakan
Sanitasi
Total
Berbasis Masyarakat Di
Badrul.,
2012.
Tuntunan
Buang
Air
Menurut
Islam.
Bali.
Institut
Teknologi
Sepuluh
Nopember,