Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

APLIKASI TEKNOLOGI NUKLIR


Teknik Radiografi Sinar-X pada Sampel Plat Besi

Disusun Oleh:
Kelompok

:1

Prodi

: Teknokimia Nuklir

Rekan kerja

: Ari Nurul Pangestu


Arif Fajar Kurniawan
Avrillya Linda Gayatri
Fikri Ahmad F.
Hera Herdiyanti
Moch. Reza Pachlevi
Rikh Galatia
Siva Fauziah
Suci Sujiani

Asisten Praktikum

: Drs. Djoko Marjanto

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2016

TEKNIK RADIOGRAFI DENGAN SUMBER RADIASI


TEKNIK RADIOGRAFI SINAR-X PADA SAMPEL PLAT BESI
I. TUJUAN
1.

Membuat gambar radiografi lasan besi bentuk plat yang sensitivitasnya sesuai dengan
standard, dengan menggunakan Radiasi dari Pesawat sinar-X.

2.

Menentukan jenis dan lokasi cacat lasan dari radiograp yang dihasilkan.

3.

Menyiapkan film yang siap dipakai dalam radiografi (Loading Film).

4.

Melakukan proses film yang telah dilakukan penyinaran radiografi sesuai dengan
prosedur standart.

5.

Mengukur densitas film serta menentukan sensitifitas radiograp yang telah dihasilkan.

II. DASAR TEORI


Pemeriksaan tak merusak dalam menentukan kualitas suatu sistem dapat dilakukan baik
dengan metode teknik nuklir maupun non-nuklir. Radiasi berdaya tembus tinggi dapat
dipakai untuk melakukan pemeriksaan bahan tanpa merusak bahan yang diperiksa (non
destructive testing). Teknik pemeriksaan dengan radiasi ini disebut juga radiografi industri.
Uji tak merusak ini biasanya memanfaatkan radiasi jenis foton berdaya tembus tinggi, baik
berupa sinar gamma yang dipancarkan oleh radioisotop maupun sinar-X dari suatu pesawat.
Sifat dari radiasi itu sendiri adalah sebagian diserap dan sebagian diteruskan oleh bahan
yang diperiksa. Oleh sebab itu, radiasi akan mengalami pelemahan di dalam bahan. Tingkat
pelemahannya bergantung pada tebal bagian bahan yang menyerap radiasi.
Prinsip dasar dalam uji tak merusak ini adalah bahwa radiasi akan menembus benda yang
diperiksa, namun karena adanya cacat dalam bahan maka banyaknya radiasi yang diserap
oleh bagian-bagian pada bahan tidak sama. Dengan memanfaatkan sifat interaksi antara
radiasi foton dengan bahan seperti ini, maka radiasi dapat dimanfaatkan untuk memeriksa
cacat yang ada di dalam bahan. Rongga maupun retak sekecil apapun dapat dideteksi dengan
teknik radiografi ini.

Radiografi dapat dilakukan dengan sumber radiasi yang berupa sinar-x maupun sinar
gamma. Radiasi yang berasal dari suatu pesawat sinar-X dengan focal spot f menembus
benda uji (speciment) dengan tebal t. Didalam benda uji, radiasi akan terserap bervariasi
tergantung pada tebal dan kerapatan bagian benda uji. Bagian yang lebih tripis dan kerapatan
yang lebih kecil akan menghasilkan akumulasipaparan yang ditransmisikan yang lebih
banyak, sebagai contoh defect gas inclusion.Apabila sinar yang ditransmisikan ini
diproyeksikan ke film radiografi, maka dengan reaksi photokimia, bagian bagian ini akan
menjadi lebih hitam dibanding bagian sekelilingnya.
Bayangan yang terbentuk pada film radiografi bersifat diperbesar dan membentuk
kekaburan atau pnumbra ( unsharpness geometry, U g), karena sinar yang datang bersifat
divergen dan sumber radiasi mempunyai dimensi f. Agar perbesaran dan penumbra
bayangan tidak terlalu besar, maka harus diperhatikan hubungan jarak sumber radiasi dengan
film (source to film distance, SFD), dimensi sumber f dan tebal benda uji t, dengan
asumsi film dipasang menempel pada benda uji.
Film radiografi yang sudah diproses di ruang gelap atau disebut radiograp, dikatakan
mempunyai kualitas baik bila film tersebut dapat mendeteksi cacat yang dimensinya tertentu
sesuai dengan standard yang dinginkan atau lebih kecil. Radiograp yang dapat mendeteksi
cacatdengan ukuran relatif kecil dikatakan mempunyai sensitifitas eadiografi tinggi.
Sensitifitas radiografi absolut dinyatakan dalam mm, sedang sensitivitas relatif dinyatakan
dalam %.Skema proses radiografi dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Proses radiografi, penyinaran radiasi pada benda uji dan film

Untuk memperoleh kualitas radiograp yang baik, dua faktor yang perlu diperhatikan
yaitu kontras dan definisi. Indikator yang menunjukkan sensitivitas radiografi adalah
bayangan penetrameter.
Bahan penetrameter adalah sama dengan bahan benda uji. Pemilihan nomor penetrameter
yang digunakan bergantung dengan % sensitivitas yang diinginkan dan tebal benda uji.
Penentuan waktu penyinaran diperoleh dari grafik exposure chart, hubungan antara mAwaktu terhadap tebal benda uji.
Radiografi

dengan

film

merupakan

cara

klasik

dalam

pembentukan

bayangan/gambar suatu benda uji. Perbedaan penyerapan radiasi yang melalui benda uji
ditentukan tebal dan kerapatan benda uji, yang selanjutnya dideteksi dan direkam dalam film
sebagai perbedaan tingkat kehitaman (densitas). Film radiografi terdiri atas bahan dasar
(base) dan emulsi tempat terjadinya interaksi radiasi pengion atau cahaya dengan bahan aktif
Kristal perak bromide dan gelatin sebagai lapisan pelindung, supercoating. Base terbuat dari
selulosa yang bersifat bening dan lentur, berfungsi untuk :
1. Memberi struktur yang kuat tempat melapisi emulsi.
2. Mempertahankan bentuk selama pemakaian dan pemrosesan film agar tidak
terjadi distorsi bayangan/gambar.
Film radiografi dikatakan baik bila parameter : densitas cukup, distorsi minimal, definisi
tajam serta kontras yang tinggi dapat terpenuhi, sehingga film akan mampu mendekteksi
diskontinyuitas yang kecil. Dalam teknik radiografi pemilihan film tergantung pada benda
uji tebal dan jenis material, serta kualitas yang diinginkan.
Film radiografi industri, tersedia dalam beberapa macam kemasan, antara lain :
1. Film lembaran : kemasan yang banyak dijumpai. Setiap lembar film diapit
dengan kertas pelindung yang memisahkan film yang satu dengan yang lain.
Film dikemas dalam kotak karton yang kedap cahaya.
2. Kemasan Amplop : film yang telah dikemas dalam amplop kertas kedap cahaya.
Dalam penggunaannya film tidak perlu dikeluarkan dari amplop sehingga
meniadakan waktu loading dan terhindar dari debu dan noda jari tangan.
3. Kemasan amplop dengan screen timbal oksida : film ini sudah dilengkapi
dengan screen timbal oksida yang mengapitnya dan terbungkus dalam amplop
kertas, sehingga terjadi kontak yang baik antara film dengan screen.

4. Kemasan Roll : film ini memiliki bentuk panjang yang sangat ekonomis untuk
radiografi las melingkar.
Film harus ditangani dengan hati-hati untuk menghidarkan regangan atau
tegangan fisik pada film akibat tekanan, bengkokan, lipatan atau gesekan kontaminasi
bahan kimia atau tersentuh jari basahyang mengakibatkan cacat film atau artifac.
Radiografi dapat diterima sebagai alat uji tak rusak (UTR) harus memiliki kualitas yang
baik dan bebas dari cacat film.
Tabel T-276

Tabel ASME Sec V, T 233

Grafik Penentuan lama Penyinaran

Tabel T-285 Geometric Unsharpness Limitations

Grafik Lama Perendaman

Analisis bahan dengan cara tak merusak yang banyak dijumpai dalam bidang
industri dan hasilnya dapat diperoleh dalam waktu singkat adalah teknik fluorescensi

sinar X, karena peralatannya mudah dibawa ke lapangan dan hasilnya segera dapat
diketahui.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
1) Proteksi radiasi :
a.

Monitor radiasi personil Dosimeter saku (pen dose), Film Badge/TLD badge;

b.

Surveymeter;

c.

Tanda radiasi dan tali kuning;

d.

Long tang dan lembar timbal.

2) Radiografi :
a.

Pesawat Sinar-X dan kelengkapannya (Panel kontrol dan lampu tanda Radiasi);

b.

Penetrameter;

c.

Sigmat;

d.

Fasilitas ruang gelap dan kelengkapannya ( densitometer, viewer ).

2. Bahan
1) Film radiografi;
2) Larutan proses film (developer, stop bath, fixer, air);
3) Benda uji plat
4) Lakban
IV. CARA KERJA
Persiapan sebelum penyinaran
Lakukan pengukuran dimensi dan tebal benda uji dan hitung:
1. Teknik penyinaran.
2. Tentukan tegangan kerja pesawat sinar-X yang akan digunakan.
3. Jarak sumber ke fiflm SFD
4. Penetrameter dan shim yang digunakan

Penetrameter yang sesuai standart yang digunakan.

Penempatan penetrameter, kearah sumber (source side) dan di dekat film


(film side).

Benda Uji (Plat)

1. Tentukan teknik penyinaran yang sesuai dengan kurva penyinaran, hitung waktu
penyinaran (Wp). Kurva penyinaran (Exposure Chart) adalah tebal bahan(mm) vs
paparan (mA.menit).
2. Set up penyinaran.
Diusahakan specimen dan film melekat/kontak.
Catatan : SFD jarak sumber film
t

tebal las + tebal plat

3. Lakukan set up specimen, pemasangan penetrameter, kode film sesuai ketentuan.


4. Beritau asisten atau yang terkait bahwa set up benda uji telah sesuai dan siap untuk
diradiografi.
5. Lakukan langkah intruksi kerja praktikum radiografi.
6. Rapikan dan bersihkan lokasi praktikum.
7. Lakukan proses film dan evaluasi film ditempat yang telah disediakan.
Cara Kerja:
a. Pemasangan Film (Loading Film)

Nyalakan lampu penerangan dan bersihkan ruangan proses film.

Siapkan film radiografi (masih dalam kemasan), screen Film, kaset dan lakban
pada meja loading.

Pastikan kaset tidak rusak dan screen dalam kondisi bersih dan baik.

Atur dan ingat susunan peralatan tersebut (Film,Screen,kaset,lakban) sehingga


mudah diambil dalam kondisi gelap.

Matikan lampu penerangan dan gunakan lampu intensitas rendah (safe light).

Biarkan mata menyesuaikan selama beberapa menit.

Keluarkan film dari kemasan dan amplop pengbungkus, ambil selapis film.

Lepaskan kertas pengapit pelan-pelan, ambil filmnya.

Tempatkan film diantara screen Pb (atas dan bawah), kemudian masukkan


film yang berscreen dalam kaset dengan mulut saling menutup.

Untuk mencegah kebocoran, lakban ujung kasetnya.

Tutup kembali amplop film dan masukkan dalam kemasan kardusnya.

Nyalakan lampu penerang, lalu rapid an bersihkan meja loading dari sampah

b. Pembongkaran film (Unloading Film) dan Proses Film

Bawa kaset film yang telah diradiografi keruang proses film. Nyalakan lampu
penerangan ruang proses film.

Aduk larutan developer dan fixer (masing-masing larutan punya pengaduk


dan jangan dicampur), kemudian ukur temperature larutan developernya.

Dari pengukuran temperature tersebut lihat dalam table (lampiran 3.1), waktu
yang diperlukan untuk pengembangan film developer.

Bersihkan tangan, siapkan hanger kering pada meja loading dengan mulut
bagian depan.

Matikan lampu penerangan dan gunakan lampu intensitas rendah (safelight).

Biarkan mata menyesuaikan selama beberapa menit.

Buka lakban penutup kaset film, keluarkan screen dan filn dari kaset.

Ambil film, pegang bagian tepi dan pasan pada hanger.

Masukkan hanger dan film pada larutan developer untuk proses


pengembangan film dengan waktu yang telah ditentukan, sambil diagitasi
(naik turun).

Selesai waktu pengembangan, tiriskan sebentar kemudian masukkan dalam


stop bath untuk menghentikan prose pegembangan film, kira-kira setengah
waktu developer. Dalam stop bath agitasi tetap dilakukan.

Selesai waktu stop bath,tiriskan sebentar, kemudian masukkan dalam fixer


untuk penetapan bayangan pada film, dengan waktu kira-kira 2 kali waktu
developer dan lakukan agitasi. Pada keadaan di fixer, lampu penerangan boleh
dinyalakan.

Selesai waktu fixer, tiriskan sebentar, kemudian masukkan dalam air untuk
pencucian film.

Lakukan pencucian film dengan air kran, sambil digosok dengan jari sehingga
fim tidak licin (peret).

Bilas dengan drying agent, bila tidak tersedia dapat digubahkan atau diberi
sedikit sampo, kemudian dilakukan pengeringan.

c. Pembacaan Film

Siapkan viewer dan densitometer.

Nyalakan viewer dan atur kuat penerangannya.

Pasang film hasil radiografi yang telah kering, perhatikan bentuk bayangan
radioagraf.

Amati bayangan penetrameter, amati kawat terkecil pad alas yang tampak
dalam radiograf.

Dengan densitometer, ukur desitas pad alas di sekitar kawat terkecil yang
manpak sbagai densitas penetrameter (Dp)

Ukur densitas pada base material sebagai densitas material.

Ukur densitas pada las pada kondisi paling terang dan gelap

Amati cacat yang tergambar dalam radiograf, tentukan jenisnya.

Bila pengamatan telah selesai, matikan densitometer dan viewer.

Rapi dan bersihkan ruang baa film tersebut.

V. DATA PENGAMATAN
1. Material
Bahan
: Besi
Bentuk
: Plat
2. Pengukuran parameter
t
: t Reinforcement + t nom
= 0.2 cm + 1.21 cm
= 1.41 cm
= 14.1 mm
kV
: 140 kV
Waktu penyinaran : 2.5 menit
Jenis penny
: penny B
3. Sumber
Jenis
: X-Ray
Merk
: Lorad
Arus
: 5 mA
kV max
: 250 kV
kV min
: 110 kV
Focal spot
: 2 mm
4. Film
Jenis
: AGFA D7
Screen
- Depan
: 0,125 mm (Pb)
- Belakang : 0,125 mm (Pb)
5. Pembacaan film

Densitas las
Densitas penny

: 1.93 ; 2.05 ; 2.18


: 2.03

VI.
PERHITUNGAN
1. Penentuan parameter
Diketahui:
t
: t Reinforcement + t nom
= 0.2 cm + 1.21 cm
= 1.41 cm = 14.1 mm
Untuk plat menggunakan teknik pengukuran Single Wall Single Image (SWSI).
a. Penentuan kV penyinaran
Penentuan kV menurut IIW:
kV = A + Bx
Keteranagan:
A, B = konstanta ( berdasarkan tebal, menurut jenis bahan )
x
= t
x = 14.1 mm

Tabel 1. Konstanta untuk Besi


Tebal (mm)
0,5 < x 5
5 < x 50

kV

Besi (Fe)
A
40
75

B
10
4,5

= A + Bx
= 75 + 4,5 ( 14.1 )
= 138.45 kV
= ~140 kV

Pada pesawat sinar-X tidak terdapat KV dengan besar 138.45 kV, maka dibulatkan
keatas menjadi 140 kV.

b. Penentuan waktu penyinaran

Grafik Tebal Material (mm) vs mA-menit

Dari kurva penyinaran (Exposure Chart) di atas, maka untuk kV = 140 kV


diperoleh persamaan :
Log y = 0,08435x + 0,20019
Dimana, x = 14.1 mm
Maka,
Log y

= 0,08435x + 0,20019

Log y

= 0,08435 (14.1) + 0,20019

Log y

= 1.3895

= 24.52 mA.menit

Sehingga waktu Grafik

=
1) SFD

4.904 menit

= 500 mm

2) SFD Grafik

= 700 mm

3) Waktu Penyinaran (Wp)


Wp

x Wp grafik

x 4.904 menit

= 2.5 menit
c. Penentuan Penetrameter

Penetrameter
Rentang tebal (in)
Sisi sumber
Sisi film
No. IQI No. IQI No. IQI No. IQI
Lubang Kawat Lubang Kawat
Sampai/termasuk 0,25 in.
12
5
10
4
Lebih 0.25 hingga 0.375
15
6
12
5
Lebih 0.375 hingga 0.50
17
7
15
6
Lebih 0.50 hingga 0.75
20
8
17
7
Lebih 0.75 hingga 1.00
25
9
20
8
Lebih 1.00 hingga 1.50
30
10
25
9
Lebih 1.50 hingga 2.00
35
11
30
10
Lebih 2.00 hingga 2.50
40
12
35
11
Lebih 2.50 hingga 4.00
50
13
40
12
Lebih 4.00 hingga 6.00
60
14
50
13
Lebih 6.00 hingga 8.00
80
16
60
14
Lebih 8.00 hingga 10.00
100
17
80
16
Lebih 10.00 hingga 12.00
120
18
100
17
Lebih 12.00 hingga 16.00
160
20
120
18
Lebih 16.00 hingga 20.00
200
21
160
20
Pada praktikum digunakan sisi sumber (source side) dan berdasarkan tabel diatas
maka rentang tebal spesimen 0,50 < x < 0.75 inchi maka no kawat yang digunakan
adalah 8 sehingga berdasarkan tabel di bawah ini :

Maka kawat yang digunakan adalah ASTM set A dan kawat yang diharapkan muncul
adalah 4 kawat dengan diameter kawat terkecil adalah 0,41 mm.
Penetrameter yang digunakan :

Kawat

Source Side

Penetrameter jenis B

2. Proses pencucian film


Waktu pencucian film ditentukan dengan grafik normal development berdasarkan suhu
larutan developer.

Suhu larutan developer (T)

= 77oF

Dari grafik tersebut diperoleh waktu pencelupan pada larutan developer adalah selama 2
menit 45 detik.
Perbandingan waktu pencelupan pada masing-masing larutan pencuci adalah sebagai
berikut :
Developer

2 menit 45 detik

Stop Bath

Fixer

Washer

2t

1 menit 23 detik

1 menit 23 detik

5 menit 30 detik

3. Pembacaan Radiograph
Perhitungan Densitas dan Sensitifitas

Densitas las
Densitas penny
Variasi densitas
VDmax

=
=

: 1.93 ; 2,05 ; 2.18


: 2,03

x 100%

= 7.39 %

VDmin

x 100%

x 100%

= -4.93 %

Sensitifitas

Sensitifitas

x 100%

=
= 12.5 %
Dari hasil perhitungan diperoleh :
VD maksimum
= 7.39 %
VD minimum
= -4.93 %

VD maksimum 30% (diterima)


VD minimum -15% (diterima)

Nilai Ug
Unsharpness geometry (Ug) untuk plat :

T-285 Geometric Unsharpness Limitations

Berdasarkan percobaan, diperoleh Ug < Ug max (0,041 mm < 0,51 mm), maka nilai
tersebut dikatakan dapat diterima.
Dari keseluruhan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :
No.

Parameter

ASME V, Article

Hasil

Ket

1
2
3
5
6

Ug
Sensitivitas
Variasi densitas
Artifact
Penetrameter

Max 0,02 (0,51 mm)


Tidak lebih dari 20%
-15% s/d +30%
Tidak ada
No.8 set B, 4 kawat

0,041 mm
12.5 %
-4.93 % s/d 7.39 %
Tidak ada
6 kawat

Diterima
Diterima
Diterima
Diterima
Diterima

VI. Pembahasan
Praktikum teknik radiografi industri ini bertujuan untuk untuk membuat gambar
radiografi besi las-lasan yang berbentuk plat dengan hasil yang diharapkan sesuai standar,
untuk menentukan lokasi cacat las.
Pada teknik radiografi dengan benda berbentuk plat, penyinaran dilakukan tanpa
pergeseran seperti pada pipa. Sehingga focal spot langsung diarahkan tegak lurus terhadap
benda yang akan diuji. Sebelum melakukan penembakan terhadap benda harus dilakukan
penentuan terhadap jenis penny yang akan dilakukan. Penetuan dilakukan berdasarkan tebal
material yang selanjutnya dicocokan dengan tabel standar. Hasil yang didapatkan, penny yang
digunakan adalah jenis kawat ASTM set B dengan jumlah kawat yang diharapkan muncul
adalah 4 kawat. Dari pengamatan hasil praktikum, kawat yang muncul berjumlah 6 kawat ini
menandakan sensitivitas yang baik.
Saat praktikum pesawat sinar-x yang digunakan adalah pesawat sinar-x merk LORAD.
Dipilih pesawat sinar-x merk LORAD karena tegangan yang akan digunakan adalah 140 kV
dan pesawat sinar-x jenis ini mampu beroperasi dengan baik pada tegangan yang cukup
tinggi. Pemilihan pesawat sinar-x ini menjadi sangat penting karena sangat berpengaruh
terhadap kualitas gambar yang didapatkan. Selain pemilihan pesawat sinar-x faktor lain yang
dapat memperngaruhi kualitas gambar adalah proses loading dan pencucian film. Loading
film harus dilakukan pada ruangan gelap untuk mencegah terbakarnya film yang akan
digunakan. Untuk pencucian, yang sangat mempengaruhi adalah kualitas larutan developer
yang digunakan dan waktu pencelupan. Larutan developer yang akan digunakan harus dicek
terlebih dahulu densitasnya, bisa digunakan apabila densitas film yang dihasilkan setelah
dicelupkan kurang lebih 30 menit berada pada kisaran 4-5. Waktu pencelupan bisa ditentukan
dengan melihat tabel hubungan suhu dan waktu pencelupan. Saat praktikum diketahui suhu
larutan developer adalah 77OF dan waktu pendelupan 2 menit 45 detik.
Densitas dari film berkaitan dengan tingkat kehitaman film tersebut. Semakin tinggi
nilai densitas maka semakin tinggi pula tingkat kehitamannya. Dari hasil pengamatan film

yang sudah dicuci, diketahui densitas film pada bagian lasan adalah 1.93 ; 2,05 ; 2.18 dan
densitas film pada bagian penny adalah 2,03. Hasil yang didapatkan sudah sesuai, karena
syarat untuk hasil radiografi untuk plat bisa diterima densitasnya berada pada kisaran 1,8-4
selain itu densitas penny pun sudah berada diantara nilai-nilai densitas las.
Pada lasan bahan pipa yang digunakan dalam percobaan diketahui terdapat cacat antara
lain porosity yang berbentuk elongated cavities dan rounded shape. Porosity atau Porositas
merupakan cacat las berupa lubang-lubang halus atau pori-pori yang biasanya terbentuk di
dalam logam las akibat terperangkapnya gas yang terjadi ketika proses pengelasan. Penyebab
utama dari porositi adalah kontaminasi atmosfir, oksidasi yang tinggi pada permukaan benda
kerja, kurangnya paduan oksidasi pada elektroda, gas pelindung yang digunakan tidak sesuai,
benda kerja basah, dan terdapat karat. Kontaminasi atmosfir dapat diakibatkan oleh ;
Kurangnya aliran gas pelindung, aliran gas pelindung yang berlebihan, adanya kerusakan
pada peralatan gas plindung, dan adanya angin pada tempat kerja.
Selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap nilai denitas maksimal, densitas
minimal, sensitivitas nilai Ug. Didapatkan hasil sebagai berikut:
No.
1

Parameter
Ug

Sensitivitas

Variasi
densitas
Artifact
Penetrameter

5
6

ASME V, Article
Max 0,02 (0,51
mm)
Tidak lebih dari
20%
-15% s/d +30%

Hasil
0,041 mm

Ket
Diterima

12.5 %

Diterima

-4.93 % s/d 7.39


%
Tidak ada
6 kawat

Diterima

Tidak ada
Diterima
No.8 set B, 4
Diterima
kawat
Dengan memperhatikan hasil perhitungan pada tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa film
dapat diterima dan hasil pembacaannya dapat dipertanggung jawabkan.
VII.

Kesimpulan
1. Radiografi dapat dilakukan dengan sumber radiasi yang berupa sinar-x
maupun sinar gamma. Radiasi yang berasal dari suatu pesawat sinar-X
dengan focal spot f menembus benda uji (speciment) dengan tebal t.
Didalam benda uji, radiasi akan terserap bervariasi tergantung pada tebal dan
kerapatan bagian benda uji.

2. Densitas penny sesuai teori dari hasil praktikum yang didapatkan yaitu
diantara densitas minumam dan maksimum dari densitas las.
3. Hasil densitas dari lasan dan film dapat diterima yaitu diantara densitas 1,8-4.
4. Film hasil praktikum dapat diterima karena sesuai dengan kriteria dan batasan
yang di tentukan.

VIII. Daftar Pustaka


Marjanto, Djoko. 2016. Petunjuk Praktikum Aplikasi Teknologi Nuklir Radiografi
Sinar-X. Yogyakarta : STTN-BATAN.

Asisten,
Drs. Djoko Maryanto

Yogyakarta, 1 Juni 2016


Praktikan,

Anda mungkin juga menyukai