Anda di halaman 1dari 11

Khotbah Eksposisi

1 PETRUS 2:4-5
Pdt. Budi Asali, M.Div.

Ay 4: Dan datanglah kepadaNya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh
manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.

1)

Dan datanglah kepadaNya.

a) Sebetulnya ini bukan merupakan suatu perintah.


NASB: And coming to Him as to a living stone (= Dan datang kepadaNya
seperti kepada suatu batu yang hidup).
Kata Yunani yang digunakan adalah suatu participle (kata kerja + ing); jadi
sebetulnya ay 4 bukanlah suatu perintah!

b) Kata coming ini merupakan present participle (= participle bentuk present),


dan Pulpit Commentary mengatakan (hal 69) bahwa ini menunjukkan bahwa
orang kristen datang kepada Kristus bukan sekali untuk selamanya, tetapi terus
menerus.
Sejalan dengan itu, Alexander Nisbet mengatakan (hal 66) bahwa kata-kata
coming to Christ yang biasanya berarti percaya kepada Kristus di sini
ditekankan untuk orang-orang yang sudah percaya, dan karena itu ini berarti
bahwa orang kristen harus terus menerus datang kepada Kristus untuk
memperbaharui / memperkuat iman mereka.

c) Calvin menghubungkan ay 3 (yang berbicara tentang kebaikan Allah) dengan


ay 4 (yang berbicara tentang datang kepada Yesus), dan berkata: Peter
connects an access to God with the taste of his goodness (= Petrus
menghubungkan jalan masuk kepada Allah dengan mengecap kebaikan Tuhan)
- hal 64.
Memang hanya orang-orang yang sudah datang kepada Allah melalui
Kristuslah yang betul-betul bisa merasakan bahwa Allah itu baik.

2)

batu yang hidup itu.


Ini jelas menunjuk kepada Kristus. Ia disebut sebagai batu, karena Petrus ingin
Kristus menjadi fondasi dalam kehidupan kita.
Bandingkan dengan:

Mat 21:42 - Kata Yesus kepada mereka: Belum pernahkah kamu baca dalam
Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi
batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata
kita.

Maz 118:22-23 - (22) Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah
menjadi batu penjuru. (23) Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan
ajaib di mata kita.

Kis 4:11 - Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan yaitu kamu sendiri -, namun ia telah menjadi batu penjuru.

Yes 28:16 - sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Sesungguhnya, Aku
meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu
penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan
gelisah!.

3) yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat
Allah.

a) Kata dihormat dalam ay 4b seharusnya adalah precious (= berharga).

b) Bagian ini ditambahkan karena banyak orang yang menolak dan menganggap
rendah Kristus. Ini tidak boleh menyebabkan kita meniru orang banyak itu,
karena Allah telah memilih Kristus dan menganggapNya berharga.

c) Bagian ini menunjukkan bahwa penilaian manusia dan penilaian Allah bukan
hanya sering berbeda, tetapi bahkan sering bertentangan. Karena itu, hatihatilah dalam menilai, baik tentang diri Kristus sendiri, maupun tentang gereja,
pendeta / pengkhotbah, aliran, buku, orang Kristen, dan sebagainya.
Bdk. Luk 16:15b - Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.

Makin saudara belajar dan mengerti tentang Firman Tuhan, makin mirip
penilaian saudara dengan penilaian Allah!

Ay 5: Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan
suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan
rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

1)

batu hidup.
Tadi dalam ay 4 istilah batu yang hidup menunjuk kepada Kristus. Sekarang
orang Kristen disebut batu yang hidup, karena persatuan mereka dengan Kristus.

2) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan
suatu rumah rohani.

a) Terjemahan bagian ini: kalimat perintah atau kalimat positif?

Dalam Kitab Suci Indonesia ini berbentuk sebagai suatu perintah, tetapi dalam
KJV tidak.
KJV: Ye also, as lively stones, are built up a spiritual house (= Kamu juga,
sebagai batu-batu yang hidup, dibangun menjadi suatu rumah rohani).
Calvin mengatakan bahwa ay 5 bisa diterjemahkan dalam bentuk kalimat
positif (seperti KJV), tetapi bisa juga sebagai kalimat perintah. Pulpit
Commentary (hal 69) lebih memilih untuk menterjemahkan sebagai perintah
(seperti Kitab Suci Indonesia).

Arti yang manapun yang diambil, menurut Calvin ini tetap merupakan suatu
dorongan untuk menyerahkan diri kita bagi pembangunan rumah rohani bagi
Allah.

Calvin: as it is true that each one is a temple in which God dwells by his
Spirit, so all ought to be so fitted together, that they may form one universal
temple. This is the case when every one, content with his own measure, keeps
himself within the limits of his own duty; all have, however, something to do
with regard to others (= sebagaimana memang benar bahwa setiap orang
adalah Bait dimana Allah tinggal oleh RohNya, demikian juga semua harus
mencocokkan diri bersama-sama sehingga mereka membentuk satu Bait yang
bersifat universal. Ini yang terjadi pada saat setiap orang, puas dengan
takarannya, menjaga dirinya sendiri dalam batasan kewajibannya sendiri; tetapi
semua mempunyai sesuatu untuk dilakukan berkenaan dengan orang-orang
lain) - hal 64-65.

Jadi jelas bahwa setiap orang kristen harus melakukan pelayanan. Tidak ada
orang kristen yang boleh puas dengan datang ke gereja sekali seminggu tanpa
mempunyai pelayanan apapun. Tetapi dalam melakukan pelayanan, orang
kristen tidak boleh melebihi takarannya sendiri. Mungkin kata-kata ini
didasarkan atas kata-kata Paulus dalam Ro 12:3 - Berdasarkan kasih karunia
yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu:
Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut
kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu

menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu
masing-masing.

Apa yang dimaksud oleh Paulus dengan kata-kata itu? Maksudnya adalah:

1. Jangan melakukan pelayanan dimana saudara tidak mempunyai karunia.


Misalnya: banyak orang menjadi pengkhotbah tetapi sama sekali tidak
mempunyai karunia berkhotbah. Ini yang dimaksud dengan memikir lebih
tinggi dari yang seharusnya. Ini berlaku juga untuk semua pelayanan yang
lain.
Bdk. Ro 12:4-8 - (4) Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai
banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang
sama, (5) demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam
Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap
yang lain. (6) Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan
menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu
adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
(7) Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk
mengajar, baiklah kita mengajar; (8) jika karunia untuk menasihati, baiklah
kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia
melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan,
hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan
kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

2. Jangan melakukan pelayanan terlalu banyak sehingga saudara tidak mampu


melakukannya. Perlu diingat bahwa setan selalu menggoda kita dengan 2
extrim. Kalau ia tidak bisa menjatuhkan seseorang ke extrim kiri maka ia
akan berusaha untuk menjatuhkannya ke extrim kanan. Dalam hal ini, ia
sering menggoda supaya orang kristen tidak melayani. Tetapi kalau ia tidak
berhasil dengan cara itu, maka ia akan menggoda supaya orang itu
melakukan pelayanan begitu banyak sehingga semua menjadi kacau balau,
dan pelayanan yang satu dilakukan dengan mengorbankan pelayanan yang
lain. Karena itu, jangan menerima seadanya tawaran pelayanan, itu
bukannya rajin / bersemangat dalam pelayanan, tetapi bodoh! Gumulkan

pelayanan yang mana yang Tuhan inginkan bagi saudara, dan lakukanlah
dengan segenap pikiran dan kekuatan saudara!

b) Hubungan manusia dengan bangunan.


Adam Clarke: what analogy is there between the stones of a building and a
multitude of human beings? ... This point will receive the fullest illustration if
we have recourse to the Hebrew: in this language, tyb BEITH signifies both a
house and a family; Nb BEN a son; tb BATH a daughter; and Nbx EBEN a
stone. Of all these nouns, hnb BANAH, he built, is, I believe, the common root.
Now as tyb BEITH, a house, is built of Mynbx ABANIM, stones, hence hnb
BANAH, he built, is a proper radix for both stones and building; and as tyb
BEITH, a family or household (Psa. 68:6) is constituted or made up of Mynb
BANIM, sons, and tvnb BANOTH, daughters, hence the same root BANAH,
he built, is common to all; for sons and daughters build up or constitute a
family, as stones do a building [= analogi apa yang ada antara batu-batu dari
suatu bangunan dan sekelompok orang banyak? ... Hal ini akan mendapatkan
penjelasan penuh jika kita membahas bahasa Ibraninya: dalam bahasa ini, tyb
BEITH bisa berarti sebuah rumah dan suatu keluarga; Nb BEN seorang
anak laki-laki; tb BATH seorang anak perempuan; dan Nbx EBEN sebuah
batu. Saya percaya bahwa semua kata benda ini mempunyai akar kata yang
sama, yaitu hnb BANAH, ia membangun. Karena tyb BEITH, sebuah
rumah, dibangun dari Mynbx ABANIM, batu-batu, maka hnb BANAH,
ia membangun, merupakan akar yang benar dari batu-batu dan bangunan;
dan karena tyb BEITH, suatu keluarga atau rumah tangga (Maz 68:7) terdiri
dari / dibentuk oleh Mynb BANIM, anak-anak laki-laki, dan tvnb
BANOTH, anak-anak perempuan, maka BANAH, ia membangun,
merupakan akar kata yang sama dari semua; karena anak-anak laki-laki dan
anak-anak perempuan membangun atau membentuk suatu keluarga, seperti
batu-batu membangun atau membentuk suatu bangunan] - hal 851.
Catatan:

kata Ibrani tyb membacanya bukan BEITH, tetapi BAYIT.

BANIM adalah bentuk jamak dari BEN.

BANOTH adalah bentuk jamak dari BATH.

ABANIM adalah bentuk jamak dari EBEN.

Psalm 68:6a (KJV): God setteth the solitary in families (= Allah


menaruh orang yang sendirian dalam keluarga-keluarga).

c) Ini mengharuskan orang kristen bersekutu dan bersatu dengan orang kristen
yang lain. Tidak ada orang kristen yang boleh hidup dan melayani sendirian.

Barclay: Clearly that means that Christianity is community; the individual


Christian finds his true place only when he is built into that edifice. Solitary
religion is ruled out as an impossibility (= Jelas bahwa itu berarti bahwa
kekristenan merupakan suatu masyarakat / persekutuan; seorang individu
kristen mendapatkan tempatnya yang benar hanya pada saat ia dibangun
menjadi Bait itu. Agama yang menyendiri dikesampingkan sebagai suatu
kemustahilan) - hal 195.

Barclay mengutip Cranfield: The free-lance Christian, who would be a


Christian but is too superior to belong to the visible Church upon earth in one
of its forms, is simply a contradiction in terms (= Orang Kristen yang freelance / tak terikat, yang mau menjadi orang kristen tetapi terlalu sombong
untuk masuk ke dalam Gereja yang kelihatan di atas bumi dalam salah satu
bentuknya, merupakan suatu istilah yang kontradiksi) - hal 195.

Barclay: So long as a brick lies by itself it is useless; it becomes of use only


when it is incorporated into a building. So it is with the individual Christian. To
realize his destiny he must not remain alone, but must be built into the fabric of
the Church (= Selama suatu batu bata berada sendirian maka ia tidak berguna;
ia hanya berguna pada waktu ia dimasukkan / digabungkan ke dalam suatu
bangunan. Demikian juga dengan individu kristen. Untuk mewujudkan
tujuannya ia tidak boleh tinggal sendirian, tetapi harus dibangun menjadi
susunan dari Gereja) - hal 196.

d)

Kita harus membangun dan mempedulikan Gereja universal, baik secara


keseluruhan maupun setiap anggota-anggotanya.

Alexander Nisbet: Every particular believer should esteem himself a part of


the church universal which makes up one house to God, ... and so should seek
the good thereof, ... and sympathise with the suffering of the whole, or any
member thereof, 1Cor. 12:25,26, seeing they are built up (to wit, in the
universal church with the rest of the members thereof) a spiritual house [=
Setiap orang percaya harus menganggap dirinya sendiri sebagian dari Gereja
universal yang membentuk suatu rumah bagi Allah, ... dan harus mengusahakan
kebaikan darinya, ... dan bersimpati dengan penderitaan dari seluruhnya atau
dari setiap anggotanya, 1Kor 12:25,26, mengingat bahwa mereka dibangun
(yaitu, dalam Gereja universal bersama-sama dengan semua anggotaanggotanya yang lain) menjadi suatu rumah rohani] - hal 69-70.

Tetapi sekalipun kita harus menekankan gereja universal, itu tidak berarti kita
boleh mengabaikan gereja sendiri (lokal)!!! Harus ada keseimbangan!

Tetapi saya kira pada jaman sekarang ini kebanyakan hamba Tuhan / orang
Kristen tidak mempedulikan gereja Universal, dan secara egois hanya peduli
pada gerejanya masing-masing / sendiri.

3)

bagi suatu imamat kudus.

a) Di sini (dan juga dalam ay 9) gereja secara kolektif disebut sebagai imamat;
dalam kitab Wahyu (1:6; 5:10; 20:6) orang-orang Kristen secara individu
disebut sebagai imam.

b) Dalam Perjanjian Lama Israel juga disebut sebagai kerajaan imam.


Kel 19:6 - Kamu akan menjadi bagiKu kerajaan imam dan bangsa yang kudus.
Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel..

Saya tidak tahu apakah kata akan di sini harus ditekankan, dan menunjukkan
bahwa mereka belum menjadi imam, dan baru menjadi imam dalam Perjanjian
Baru / gereja?

c) Kita adalah batu-batu / bangunan, dan sekaligus imam-imam.

Pulpit Commentary: The stones in the spiritual temple are living stones; they
are also priests (= Batu-batu dalam Bait rohani adalah batu-batu yang hidup;
mereka juga adalah imam-imam) - hal 70.

Calvin menafsirkan bahwa bagian ini berarti bahwa Tuhan bukan hanya
menjadikan kita suatu rumah rohani / Bait Allah, dimana Ia tinggal dan
disembah, tetapi juga menjadikan kita sebagai imam.

Calvin: Peter mentions this double honour, in order to stimulate us more


effectually to serve and worship God (= Petrus menyebutkan kehormatan
ganda, untuk menggairahkan kita dengan lebih efektif untuk melayani dan
menyembah Allah) - hal 65.

d) Alexander Nisbet (hal 70) menekankan kata kudus dan mengatakan bahwa
sekalipun kudus itu bukanlah persyaratan yang menyebabkan kita termasuk
dalam gereja, tetapi kita harus berjuang untuk hidup kudus.

4)

untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus


berkenan kepada Allah.

a) untuk mempersembahkan persembahan rohani.


Imam harus membawa persembahan. Persembahan apa saja?

1.

Doa.
Maz 141:2 - Biarlah doaku adalah bagiMu seperti persembahan ukupan,
dan tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu
petang.

2.

Syukur.
Maz 50:14,23 - (14) Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah
dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi! ... (23) Siapa yang
mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang
jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan
kepadanya..
Ibr 13:15 - Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan
korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan
namaNya.

3.

Sedekah / bantuan kepada orang miskin.


Ibr 13:16 - Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan,
sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.

4.

Diri sendiri.
Ro 12:1 - Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku
menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu
adalah ibadahmu yang sejati.

5.

Hati yang patah dan remuk (penyesalan yang sungguh-sungguh), dan


kerendahan hati.

Maz 51:19 - Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati
yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

6.

Kebaikan terhadap orang-orang kudus.


Fil 4:18 - Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu,
malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima
kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban
yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.

b) yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.


Semua persembahan kita tidak sempurna, baik penyangkalan diri, doa,
perbuatan baik dan sebagainya. Dan semuanya hanya bisa diterima karena
Kristus.

Pulpit Commentary: Temple, priest, sacrifice - these three are the constituents
of worship, as the world knew it before Christ. ... I. Christ is the true temple;
we become a temple through him. ... II. Christ is the true priest; we are priests
through him. ... III. Christ offers and is the one sacrifice; we become
acceptable sacrifices through him (= Bait, imam, korban / persembahan ketiga hal ini merupakan unsur-unsur dari ibadah / penyembahan, seperti yang
diketahui oleh dunia sebelum Kristus. ... I. Kristus adalah Bait yang sejati; kita
menjadi suatu bait melalui Dia. ... II. Kristus adalah Imam yang sejati; kita
menjadi imam-imam melalui Dia. ... III. Kristus mempersembahkan dan adalah
korbannya; kita menjadi korban / persembahan yang bisa diterima karena Dia) hal 89-90.

Anda mungkin juga menyukai