Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

Praktikum yang telah dilakukan yaitu mengenai pengenalan zat


anorganik dengan identifikasi unsur alumunium dan magnesium pada
sampel tanah dan daun. Selain itu dilakukan juga identifikasi pada sampel
yang lainnya seperti NaCl, CaCO3, tanaman, air sumur, dan susu bubuk
instan. Prosedur pertama yang dilakukan yaitu perlakuan terhadap
sampel . Sampel tanah kebun, NaCl, CaCO 3, dan susu bubuk instan
diletakkan dalam cawan porselen yang sebelumnya telah dioven dan
diketahui berat cawan porselen tersebut. Penggunaan cawan porselen
yang telah dipanaskan sehari sebelum praktikum bertujuan agar cawan
bebas dari zat pengotor atsiri, sedangkan berat cawan porselen akan
digunakan dalam penentuan kadar air yang hilang dan kadar zat organik
yang hilang pada sampel. Setelah semua sampel berada pada cawan ,
maka perlakuan selanjutnya yaitu dipanaskan pada suhu 105 oC selama
satu jam dan pada 200oC satu jam. Pada sampel tanaman dilakukan
pemotongan kecil kecil pada unsur tanaman seperti batang, daun, akar
dan bunga. Hal ini bertujuan agar sampel lebih mudah dimasukkan
kedalam cawan porselen dan lebih baik lagi dalam penguapan airnya,
karena semakin luas permukaan sampel maka akan semakin banyak zat
atsiri atau air yang menguap. Sebelum pemanasan dan sesudah
pemanasan dilakukan penimbangan kembali pada cawan porselen. Hasil
penimbangan setelah pemanasan terjadi penurunan berat sampel jika
dibandingkan dengan berat sebelum pemanasan, ini dikarenakan zat
atsiri atau kandungan air dalam sampel telah menguap. Pada pemanasan
200oC lebih besar nilai pengurangannya dibandingkan dengan pemanasan
105oC. Hal ini karena titik didih zat atau senyawa itu berbeda beda
dimana pada pemanasan 105oC lebih sedikit yang menguap dibandingkan
pada suhu 200oC. Pada sampel tanaman terjadi perubahan warna pada
sampel, yaitu dari warna asli akar coklat tua, daun hijau, batang hijau
kecoklatan, bunga putih dengan kelopak hijau semuanya berubah
menjadi kehitaman. Hal ini dikarenakan pemanasan yang mengakibatkan
senyawa dalam sampel bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan
karbon berwarna hitam. Semua ini membuktikan bahwa dalam tumbuhan
lebih banyak mengandung zat organik yang mudah terbakar dan zat
anorganik tidak mudah terbakar.
Dari data yang didapat dengan penimbangan cawan + sampel
sebelum dan sesudah pemanasan dapat kita cari % kadar air yang hilang
dan % kadar zat organik yang hilang. Kadar air yang hilang didapat
dengan menghitung selisih berat setelah pemanasan dengan berat
sebelum pemanasan pada suhu 105 oC dibagi dengan berat awal.
Sehingga diperoleh % kadar air yang hilang dari sampel tanah 3,2 % ;
NaCl 28,8 % ; CaCO3 8,2 % ; susu bubuk 1,2 % ; akar tumbuhan 31,424
% ; daun 14,532 % ; bunga 13,324 % dan batang 15,6 % . Jika dilihat dari

hasil kadar air yang hilang dapat disimpulkan bahwa yang memiliki kadar
air terbesar adalah akar tumbuhan yaitu sebesar 31,424% sedangkan
kadar air yang paling sedikit adalah susu bubuk sebesar 1,2 %. Persen
kadar air yang hilang ini menunjukkan bahwa kandungan air pada sampel
telah hilang sebesar % tersebut. Pemanasan sampai 105 oC hanya dapat
menghilangkan kandungan atsiri atau kandungan air dalam sampel.
Sedangkan pada pemanasan 200oC akan menghilangkan kandungan air
dan zat organik dalam sampel. Namun hasil yang didapat pada % kadar
zat organik yang hilang tidak masuk akal, disebabkan oleh kesalahan
dalam perlakuan sampel dimana sampel dan cawan yang digunakan pada
pemanasan 105oC dan 200oC berbeda yang seharusnya menggunakan
sampel dan cawan yang sama. Dengan begitu pada pemanasan 200 oC
hanya dapat ditentukan % kadar air + zat organik yang hilang. Adapun
hasil dari % kadar air + zat organik yang hilang dengan menggunakan
data 200oC yaitu susu bubuk 19,8 % ; tanah kebun 27,32 % ; NaCl 0,2 % ;
CaCO3 36,8 % ; akar 24,788 % ; batang 9,8 % ; daun 12 % dan bunga
10,092 %.
Pada destilasi air sumur hanya dilakukan pada suhu 105 oC dimana
volume sebelum distilasi yaitu sebanyak 125 ml. Distilasi dilakukan
hingga volumenya volume cawan porselen, dan volume setelah distilasi
yaitu sebanyak 30 ml. Perlakuan pada air sumur hampir sama pada
perlakuan sebelumnya, cawan porselen yang telah berisi sampel air
sumur dipanaskan kembali pada suhu 105 oC yang kemudian ditimbang
kembali. Berat sampel sesudah lebih kecil dibandingkan berat sampel
setelah pemanasan hal ini dikarenakan penguapan yang telah terjadi.
Dari data yang didapat kan bahwa %kadar air yang hilang pada sampel
air sumur sebesar 45,9 %.
Identifikasi alumunium dalam sampel tanah yang telah dikeringkan,
dilakukan dengan penambahan NaOH terlebih dahulu untuk melarutkan
sampel. Zat anorganik dalam sampel dapat larut dengan air dan pelarut
organik sedangkan zat organik hanya dapat larut dalam pelarut organik.
Dalam perlakuaannya penambahan NaOH berlebih dilakukan yang
bertujuan untuk lebih melarutkan atau agar tanah melarut seluruhnya
tanpa meninggalkan endapan atau padatannya. Penambahan NaOH
berlebih ini juga menghasilkan natrium aluminat dalam larutan. Kemudian
larutan ditambahkan H2SO4 yang bertujuan untuk menetralkan larutan
yang dalam keadaan basa. Selain itu asam sulfat juga berperan untuk
menghidrolisis senyawa kompleks yang terkandung dalam tanah.
Penghidrolisisan ini dilakukan agar dalam larutan semua nya melarut.
Setelah penambahan dengan asam sulfat larutan memiliki pH 7dengan
larutan berwarna coklat kekuningan dan agak keruh. Keruh ini
menandakan adanya padatan yang terkandung dalam larutan sampel.
Untuk lebih memudahkan dalam menganalisis larutan, maka larutan

sampel disaring dan diambil filtratnya. Filtrat dibagi menjadi dua, dimana
pada bagian pertama filtrat ditambahkan dengan NaOH 6 M sedangkan
pada filtrat bagian dua diidentifikasi dengan penambahan NaOH 1 M.
NaOH disini digunakan sebagai indikator untuk identifikasi alumunium,
dimana hasil positifnya akan ditandai dengan adanya endapan. Hasil yang
didapat pada sampel dengan pemanasan 105o C menunjukkan hasil
positif , dimana pada filtrat ketika ditambahkan NaOH 6 M menghasilkan
larutan berwarna coklat keruh yang berarti terdapat endapan. Begitu juga
dengan hasil pada filtrat kedua yang ditambahkan NaOH 1 M
menunjukkan hasil positif dimana warna yang dihasilkan larutan ialah
coklat keruh yang menandakan adanya endapan. Selain itu , tanah kering
hasil pemanasan pada 200oC juga diidentifikasi Al seperti perlakuan
sebelumnya. Hasil yang didapat pada sampel tanah kering 200 o C, untuk
filtrat bagian pertama dan kedua menghasilkan warna larutan coklat
keruh yang menandakan adanya endapan yang berarti identifikasi
menunjukkan hasil positif.
Selain identifikasi alumunium dilakukan juga identifikasi ion Mg 2+
dengan sampel yang digunakan adalah daunyang telah dipanaskan pada
suhu 105oC dan 200oC. Identifikasi ini positif apabila terdapat endapan
Mg(OH)2 . Agar mendapatkan larutan cuplikan yang baik, zat yang akan
dianalisis terlebih dahulu harus dilarutkan dan dihomogenkan terlebih
dahulu. Pelarut yang digunakan yaitu HCl, penggunaan pelarut HCl akan
lebih cepat melarutkan sampel dan lebih baik dalam melarutkan nya jika
dibandingkan dengan air. Setelah pelarutan dilakukan , maka larutan
sampel didiamkan terlebih dahulu agar senyawa senyawa dalam sampel
dapat terlarut dengan baik oleh pelarutnya. Setelah itu dilakukan
pengenceran sekitar empat kali lipatnya volume larutan. Pengenceran ini
dilakukan dengan tujuan agar konsentrasi larutan tidak terlalu pekat,
dimana apabila larutan terlalu pekat dapat mempengaruhi reaksi
selanjutnya. Setelah pengenceran dilakukan maka perlakuan selanjutnya
yaitu larutan disaring dan diambil filtratnya. Penyaringan ini dilakukan
agar filtrat terpisah dengan residu yang dapat mengganggu dalam
identifikasinya. Filtrat diencerkan dan dinetralkan dengan NaOH. Pada
penetralan pH yang dihasilkan larutan yaitu 7 dari pH awal asam . Pada
saat penambahan NaOH terjadi pembentukan endapan yang disebabkan
oleh reaksi Mg dengan NaOH . Endapan yang terbentuk adalah Mg(OH) 2,
setelah penambahan NaOH dilakukan penambahan Na 2SO4 yang
bertujuan untuk menentukan kation anorganik Mg yang akan membentuk
endapan putih. Dari hasil yang didapatkan, sampel daun pada pemanasan
105o C menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan adanya endapan
berwarna putih, begitu juga pada sampel dengan pemanasan 200 o C
menunjukkan hasil positif karena larutan yang dihasilkan berwarna coklat
dengan endapan putih.

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa zat


anorganik berasal dari sumber daya alam mineral bukan makhluk hidup
yaitu tanah, NaCl, CaCO3 dan air sumur, sedangkan zat organik tentunya
berasal dari makhluk hidup seperti dari tanaman, semua bagian tanaman
merupakan senyawa organik. Hal ini juga dibuktikan pada saat
pemanasan dilakukan dimana sampel tanaman lebih mudah terbakar
karena mengandung karbon yang dapat bereaksi dengan oksigen
sedangkan pada sampel anorganik tidak mudah terbakar.

KESIMPULAN
- Sampel tumbuhan (akar, batang, daun dan bunga) merupakan
substansi organik , dimana dibuktikan dengan berubahnya warna
sampel menjadi kehitaman yang disebabkan karena adanya reaksi
antara karbon dengan oksigen.
- Sampel air sumur, tanah, NaCl, dan CaCO3 termasuk kedalam
substansi anorganik yang ditandai dengan sampel tidak mudah
terbakar karena tidak terjadi reaksi antara karbon dengan oksigen.
- Hasil yang didapatkan bahwa pada sampel tanah kering yang telah
dipanaskan mengandung alumunium (Al) yang ditandai dengan
adanya endapan berwarna putih pada saat sampel direaksikan dengan
NaOH.
- Hasil yang didapat untuk sampel daun positif mengandung ion Mg 2+
baik pada sampel dengan pemanasan 105 oC maupun 200oC. Hal ini
ditandai dengan adanya endapan yang terbentuk dari reaksi sampel
dengan NaOH dan Na2SO4.
- % kadar air yang hilang dari sampel tanah 3,2 % ; NaCl 28,8 % ;
CaCO3 8,2 % ; susu bubuk 1,2 % ; akar tumbuhan 31,424 % ; daun
14,532 % ; bunga 13,324 % dan batang 15,6 % . Hasil dari % kadar air
+ zat organik yang hilang yaitu susu bubuk 231,17% (19,8%) ; tanah
kebun 54,25% (27,32%) ; NaCl -13,48% (0,2%) ; CaCO 3 478,4%
(36,8%) ; akar 503,7% (24,788%) ; batang 136,255% (9,8%) ; daun
16,37% (12%) dan bunga -114,07% (10,092%). Nilai dalam kurung
adalah nilai hasil perhitungan dengan semua data yang digunakan
adalah pada saat 200o C.

Anda mungkin juga menyukai